menstruasi.
16
Bahan untuk mengidentifikasi bakteri ini dapat diperoleh dengan cara swabbing, atau langsung dari darah, pus, sputum atau likuor serebrospinal.
15
Infeksi Staphylococcus aureus disebabkan karena faktor virulensi bakteri dan juga daya tahan tubuh yang menurun. Dari faktor mikroba, bakteri Staphylococcus
aureus memiliki dinding yang tersusun dari peptidoglikan yang besar sehingga mampu bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain
itu, bakteri Staphylooccus aureus juga menghasilkan banyak toksin ekstraseluler yang berespon terhadap rangsangan lingkungan fisikokimiawi.
16
Selain dapat menyebabkan infeksi pada kulit, bakteri Staphylococcus aureus juga termasuk penyebab ISPA ke
empat yaitu 3,6 setelah Streptococcus alba 10,7, Streptococcus alfa 10,7, dan Candida 7,1.
2
2.1.3 Mekanisme Kerja Antibakteri
Antibakteri adalah suatu senyawa yang dapat membunuh atau menekan pertumbuhan bakteri, khususnya bakteri yang merugikan manusia. Berdasarkan
mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu: 1.
Menghambat metabolisme sel bakteri Mikroba membutuhkan asam folat untuk bisa bertahan hidup. Asam folat
yang dibutuhkan mikroba didapatkan dari hasil sintesis asam amino benzoat PABA. Sulfonamida adalah contoh obat yang bekerja menghambat
metabolisme akan bersaing dengan PABA yang menghasilkan analog asam folat nonfungsional sehingga pertumbuhan sel mikroba akan terhambat.
17
2. Menghambat sintesis dinding sel bakteri
Dinding sel mikroba terdiri dari peptidoglikan. Golongan antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bersifat bakterisidal karena tekanan osmotik
intra sel lebih tinggi daripada ekstra sel. Penisilin adalah obat yang bekerja menghambat reaksi pembentukan dinding sel pada tahap transpeptidasi.
17
3. Mengganggu keutuhan membran sel bakteri
Antimikroba yang mengandung senyawa amonium-kuaterner bila bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid akan dapat merusak membran sel
akibatnya protein, asam nukleat dan lain-lain akan keluar dari sel mikroba. Contoh golongan obat yang bekerja mengganggu keutuhan membran sel mikroba
adalah polimiksin. Bakteri Gram positif mengandung sedikit fosfor sehingga antimikroba polimiksin tidak efektif. Bila kandungan fosfor menurun pada
bakteri Gram negatif maka akan resisten.
17
4. Menghambat sintesis protein sel bakteri
Sel mikroba mensintesis berbagai protein di ribosom dengan bantuan tRNA dan mRNA. Setiap ribosom memiliki dua subunit yaitu ribosom 30S dan
ribosom 50S. Ribosom 30S dan ribosom 50S nantinya bersatu menjadi ribosom 70S untuk dapat mensintesis protein. Contoh obat yang berikatan dengan
komponen ribosom 30S adalah streptomisin yang menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA saat sintesis protein sehingga terjadi
pembentukan protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba. Sedangkan golongan eritromisin, linkomisin, dan kloramfenikol berikatan
dengan ribosom 50S.
17
5. Menghambat sintesis asam nukleat sel bakteri
Antimikroba yang bekerja menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba adalah rifampisin dan quinolon. Rifampisin berikatan dengan enzim polimerase-
RNA sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA sel mikroba.
17
2.1.4. Metode Pengujian Antibakteri
Uji antimikroba dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Terdapat bermacam-macam metode uji
antimikroba yang dapat dilakukan : 1. Metode Dilusi
Terdapat dua cara untuk melakukan metode ini, metode dilusi cair broth dilution dan metode dilusi padat solid dilution test.
18
,
19
Metode dilusi digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum atau konsentrasi bunuh minimum
dari antimikroba terhadap mikroba yang diujikan. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan