12
13 Kemampuan penilaian: apakah terdapat masalah ringan sampai
berat 14
Daya tarik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri
15 Kebutuhan persiapan pulang: yaitu pola aktifitas sehari-hari
termasuk minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri, pengobatan dan kesehatan serta aktifitas dalam dan luar ruangan.
2.2.2 Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien Potter Perry, 2005.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan
data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah- masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit,
selama pasien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambahmelengkapi data Potter Perry, 2005.
Tujuan pengumpulan data: 1.
Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien 2.
Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien 3.
Untuk menilai keadaan kesehatan pasien 4.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.
13
Tipe data: 1.
Data Subjektif Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.
Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu Potter Perry, 2005.
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera lihat, dengar, cium, raba selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran Potter Perry, 2005.
Analisa data pada klien dengan kebutuhan dasar
personal hygiene
:
No Masalah Keperawatan
Batasan Karakteristik
1. Defisit Perawatan diri :
Mandi
Hygiene
Ketidakmampuan untuk melakukan tugas- tugas berikut:
a Mengakses kamar mandi.
b Mengeringkan badan.
c Mengambil perlengkapan mandi.
d Mendapatkan sumber air.
e Mengatur suhu atau aliran air mandi.
f Membersihkan tubuh atau anggota badan.
Data DS :
- Klien mengatakan malas mandi. - Klien mengatakan sering gatal-gatal
pada kulitnya, malas
untuk gosok gigi dan gunting kuku. - Klien mengatakan perlengkapan mandi
seperti sabun,shampoo,handuk, di kamar mandi ruangan klien tidak ada sehingga
klien malas mandi.
14
- Klien mengatakan tidak ada pakaian ganti setelah mandi.
DO : -
Rambut klien kotor, acak- acakan, pakaian kotor.
- Mulut dan gigi bau,
Kulit
kusam dan kotor,Kuku panjang dan tidak terawat.
- Setelah mandi klien masih tampak kotor,klien tidak membersihkan anggota
badan klien,dan tidak pakai handuk,akibat dari keterbatasan
tersedianya respon keluarga dan pihak rumah sakit untuk membenahi
kebutuhan pemenuhan kebersihan diri klien.
2. Defisit Perawatan Diri :
BerpakaianBerhias Hambatan kemampuan untuk :
a Mengancingkan pakaian.
b Mengambil pakaian.
Mengenakan atau melepas bagian-bagian pakaian yang penting. Ketidakmampuan
untuk : a
Memilih pakaian. b
Mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan.
c Mengambil pakaian.
d Mengenakan pakaian pada tubuh bagian
bawah. e
Mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas.
f Mengenakan sepatu.
g Mengenakan kaus kaki.
h Melepaskan pakaian.
15
i Menggunakan alat bantu.
j Menggunakan resleting.
3. Defisit Perawatan Diri :
Makan Ketidakmampuan untuk :
a Menyuap makanan dari piring ke mulut.
b Mengunyah makanan.
c Menyelesaikan makanan.
d Meletakkan makanan ke piring.
e Memegang alat makan.
f Mengingesti makanan dengan cara yang
dapat diterima oleh masyarakat. g
Mengingesti makanan secara aman. h
Mengingesti makanan yang cukup. i
Memanipulasi makanan di mulut. j
Membuka wadah makanan. k
Mengambil cangkir atau gelas. l
Menyiapkan makanan untuk diingesti. m
Menelan makanan. n
Menggunakan alat bantu. 4.
Defisit Perawatan Diri : Eliminasi
a Ketidakmampuan melakukan
hygiene
eliminasi yang tepat. b
Ketidakmampuan menyiram kloset atau kursi buang air.
c Ketidakmampuan mencapai kloset atau
kursi buang air. d
Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi.
e Ketidakmampuan untuk duduk atau
bangun dari kloset atau kursi buang air.
16
Menurut Fitria 2010, tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah: a.
Mandi
hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaianberhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaus kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan menggunakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya kedalam mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BABBAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit
ditangani oleh klien klien bisa mengalami harga diri rendah, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, mauapun BABBAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial Fitria, 2010.
17
2.2.3 Rumusan Masalah