Pengertian Kontribusi Pengertian Anak

dengan kehidupan sehari-hari siswa seperti pertanian dan pertukangan Aiwi, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak Keluarga Petani Di Kecamatan Baruoa Kotamadya Kendari, 2004.

2.2. Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri ataupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi maupun tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Contoh lainnya adalah seseorang membayar sejumlah uang untuk dapat mengikuti kegiatan tertentu. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik itu positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun pendatang. Dengan berkontribusi berarti individu tersebut telah terintegrasi dengan komunitas dan lingkungannya. Dengan cara berkontribusi berarti individu tersebut juga berarti berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi dan perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat dan sesuai dengan kompetensi. Universitas Sumatera Utara Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan yang lainnya. http:patriotproklamasi.blogspot.com200906afiliasi-partisipasi-dan- kontribusi.html, diakses pada tanggal 6 Maret 2010 pukul 20:35 wib. Dalam penulisan ini, makna kontribusi itu adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seorang anak yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran serta dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.3. Pengertian Anak

Kedudukan anak dalam aspek sosiologis menunjukkan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara. Kedudukan anak dalam pengertian ini memposisikan anak sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari masyarakat dilingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan untuk menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala rendah. Menurut Atika, bahwa anak dalam makna sosial ini lebih mengarahkan pada perlindungan kodrati karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh seorang anak. Faktor keterbatasan kemampuan karena anak berada pada proses pertumbuhan, proses belajar, dan proses sosialisasi dari akibat usaha yang belum dewasa, disebabkan kemampuan daya nalar dan kondisi fisik dalam pertumbuhan Universitas Sumatera Utara dan mental spiritual yang berada dibawah kelompok usia orang dewasa. Huraerah, 2004. Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan No.11974 pasal 47 1 dikatakan bahwa anak adalah “seseorang yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, ada dibawah kekuasaan orangtuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya”. Dalam Undang- Undang No.4 tahun 1974 tentang kesejahteraan anak disebutkan anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Konvensi Hak Anak KHA, mendefenisikan anak secara umum sebagai yang umumnya belum mencapai 18 tahun, namun diberikan juga pengakuan terhadap batasan umur yang berbeda yang mungkin diterapkan dalm Perundangan Nasional. Namun pasal tersebut juga mengakui kemungkinan adanya perbedaan atau variasi dalam penentuan batas usia kedewasaan di dalam Perundangan Nasional dari tiap-tiap Negara peserta UNICEF, 2003 : hal 321. Di dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak UUPA, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak juga yang masih dalam kandungan UNICEF, 2003 : 23. Di dalam Keputusan Presiden No.36 Tahun 1990 tentang hak-hak anaka dinyatakan, anak-anak seperti juga halnya dengan orang dewasa memiliki hak dasar sebagai manusia. Akan tetapi karena kebutuhan-kebutuhan khusus dan kerawanannya, maka hak-hak anak perlu diperlakukan dan diperhatikan secara khusus. Universitas Sumatera Utara Adapun hak-hak pokok anak, antara lain sebagi berikut : 1. Hak untuk hidup layak Setiap anak memiliki hak untuk kehidupan yang laak dan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar mereka termasuk makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan. 2. Hak untuk berkembang Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan, bermain bebas, mengeluarkan pendapat, setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar tanpa halangan. Memilih agama, mempertahankan keyakinannya dan semua hak yang memungkinkan mereka berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya. 3. Hak untuk dilindungi Setiap anak berhak untuk dilindungi dari segala bentuk tindakan kekuatan, ketidakpedulian dan eksploitasi. 4. Hak untuk berperan serta Setiap anak berhak untuk berperan aktif dalam masyarakat dan di negaranya termasuk kebebasan untuk berperan, berinteraksi dengan orang lain dan menjadi anggota perkumpulan. 5. Hak untuk memperoleh kehidupan. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan tingkat dasar, pendidikan tingkat lanjut harus dianjurkan dan motivasi agar dapat diikuti oleh sebanyak mungkin anak Atika, 2004: 94. Universitas Sumatera Utara Dalam undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, pasal 2 dinyatakan : 1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarga maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar. 2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna. 3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan,baik semasa dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. 4. Anak berhak atas perlindungan terhadap yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar Nurdin, 1989 : 123. Pernyataan tersebut di atas menegaskan bahwa anak berhak untuk mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial anak-anak yang berkonflik dengan hukum dapat dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

2.4. Sosial