Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

(1)

KONTRIBUSI ANAK PADA SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI

SERDANG

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTAR 2010

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIA

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

YEPI WISUDASARI SASMIKA 060902014


(2)

UNIVERCITY OF NORTH SUMATERA FACULTY SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE

Name : Yepi Wisudasari Sasmika Nim : 060902014

ABSTRACT

The Contribution Of Child To The Family Social Economic At Rural Village Of Tanjung Sari Sub-dstrict Of Batang Kuis Regency Of Deli Serdang.

(Thesis consist of 6 Chapters, 83 Pages, 41 Tables, 2 Charts, Annexes and Bibliography and Another Sources from Internet).

The poor family economic condition requires the child to make charge in family economic responsibility partially and cause the child can not use his childhood age even the child encourage to be adult before the time. This is a phenomenon in Indonesia that did not only for the child in the big cities but also in the rural area. The same reason encourage the child to involved in satisfy the family economic need. The involvement of the child into the family social economic always found in the society. This has the various background. Based in the important of the development psychological care of the child and the economic capability of the society in the lower to middle class encourage the child involved in the work.

In order to get the data and required information, the research use 30 child as respondent because the population in rural village of Tanjung Sari is not more than 100 child who involved in the work, that determined by purposive sampling. This research is conducted by interview and questionnaire and field observation. The type of research is a descriptive study and the research method is descriptive qualitative method.

Based on the results of research and data analysis, it concluded that the child who involved to provide the contribution either in social or economic and they also drop out from school to help the family economic.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Yepi Wisudasari Sasmika Nim : 060902014

ABSTRAK

Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

( Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 83 Halaman, 41 Tabel, 2 Bagan, Lampiran serta Kepustakaan dan Sumber Lain yang berasal dari internet).

Kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik sering menuntut anak untuk turut serta dalam memikul beban ekonomi rumah tangga dikeluarganya dan sering anak tidak dapat merasakan masa kanak-kanaknya bahkan anak dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Hal ini menjadi salah satu fenomena yang eksis di Indonesia yang tidak hanya di alami oleh anak-anak dikota besar tetapi dipelosok desa pun anak juga mengalami hal yang serupa. Hal yang sama juga yang mendasari anak-anak ini untuk turut serta dalam memikul beban untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi di keluarga mereka. Keterlibatan anak terhadap sosial ekonomi keluarga sering kita jumpai. Hal ini tentu memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Didasari oleh pentingnya anak sebagai aset penerus bangsa, pentingnya memelihara psikologis perkembangan anak serta kemampuan perekonomian masyarakat kelas menengah kebawah yang sering mempekerjakan anaknya.

Untuk mendapatkan data serta informasi yang diperlukan peneliti menjadikan 30 anak sebagai responden karena populasi di Desa Tanjung Sari tidak lebih dari 100 anak yang ikut bekerja, yang ditentukan dengan teknik

purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara penyebaran

kuesioner, dan observasi lapangan. Dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang ikut memberikan kontribusi baik dibidang sosial maupun bidang ekonomi dan mereka juga berhenti sekolah demi ikut membantu perekonomian keluarga.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta rhido-Nya yang dilimpahkan pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi yang berjudul “Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”, dimana penyelesaian tulisan ini sangat penting karena merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dalam penulisan skripsi ini penulis merasa masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima segala saran dan kritik-kritik sehat yang sifatnya dapat membangun dalam pengembangan tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih.

Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan maupun masukannya untuk pelaksanaan penyelesaian tulisan ini. Penulis mengucapkan terima kasih khusus kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar S.Sos, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si selaku pembimbing dalam menyusun skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

4. Bapak Edi Supriatno selaku Kepala Desa Tanjung Sari yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam memperoleh data di Kantor Kepala Desa Tanjung Sari.

5. Seluruh masyarakat Desa Tanjung Sari yang mau turut serta di libatkan dalam penyelesaian skripsi penulis.

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Kasino, SH, dan Ibunda Asmilawati serta abang saya Yudi Irwanda, Kakak Saya Erianty Sasmika, dan Adik saya Frasdiana Sasmika yang telah senantiasa memberikan dukungan baik materi maupun moril selama penulis melaksanakan perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi ini.

7. Kepada Sahabat-sahabat tersayang saya Adi, Diah Minati, Dewi Mariana, dan Monica Elisa yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materi kepada penulis.

8. Kepada rekan-rekan seluruh mahasiswa Ilmu Kesejahetraan Sosial khususnya angkatan 2006 yang banyak memberikan dukungan kepada penulis.

9. Kepada Bapak Erwin D. Rawung selaku Kepala UPT II Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi.

10.Kepada Bapak Anwar Nasution selaku Penata Usaha UPT II Medan yang telah membantu dan memberikan ijin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

11.Kepada teman-teman saya di UPT II Medan yang terus memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

Medan, Desember 2010

Penulis,

(Yepi Wisudasari Sasmika)


(7)

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan penelitian ... 7


(8)

1.4. Sistematika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Pengertian Kontribusi... 13

2.3. pengertian Anak ... 14

2.4. Sosial ... 17

2.5. Ekonomi ... 20

2.6. Lingkungan Keluarga ... 23

2.7. Kerangka Pemikiran ... 24

2.8. Defenisi Konsep dan Operasional. ... 26

2.8.1 Definisi Konsep... ... 26

2.8.2 Definisi Operasional... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Tipe Penelitian ... 29

3.2. Lokasi Penelitian ... 29

3.3. Populasi Dan Sampel ... 30

3.3.1. Populasi... 30


(9)

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5. Teknik Analisa Data ... 32

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 33

4.1. Sejarah Desa Tanjung Sari ... 33

4.2. Letak Dan Batas Wilayah ... 33

4.3. Orbitasi ... 34

4.4. Keadaan Geografis ... 34

4.5. Keadaan Demografis ... 34

4.5.1. Luas Wilayah Penggunaan Lahan ... 34

4.5.2. Pembagian Wilayah dan Perangkat Desa ... 35

4.5.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah dan Jenis Kelamin ... 36

4.5.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 37

4.5.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 38

4.5.6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 39

4.5.7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa40 4.6. Sarana Dan Prasarana Kelurahan Tanjung Sari ... 41


(10)

4.6.2. Sarana Pendidikan...

... 43

4.6.3. Sarana Kesehatan... 44

4.6.4. Sarana Air Bersih... 44

4.6.5. Sarana Olah Raga... 45

4.7. Lembaga Kemasyarakatan ... . 46

4.8. Sistem Pemerintahan ...46

BAB V ANALISA DATA ... 49

5.1. Karakteristik Umum ... 49

5.1.1. Data Usia Responden... ... 50

5.1.2 Data Jenis Kelamin Responden... ... .51

5.1.3. Data Agama Responden... ... .52

5.1.4. Data Suku Responden... ... .53

5.1.5. Data Latar Belakang Pendidilkan Responden.. ... .54

5.1.6 Data Kedudukan Responden Dalam Keluarga... ..55

5.1.7. Data Pekerjaan Orang Tua Responden... ... 56


(11)

5.2. Kondisi Sosial... ... 58

5.2.1. Kondisi Rumah Responden... 58

5.2.2. Status Kepemilikan Yang Dimiliki Oleh Keluarga Responden ... 59

5.2.3. Tanggapan Responden Terhadap Aktivitas Pekerjaan Yang Dilakukan ... 60

5.2.4. Pernah Tidaknya Responden Mengikuti Kegiatan Sosial Dilingkungannya……… .... 62

5.2.5. Pernah Tidaknya Responden Menggantikan Oran Tua Mengikuti Kegiatan Sosial Dilingkungan Sekitar …. ... .63

5.2.6. Jenis Kegiatan Sosial Yang Di Ikuti Responden.. .. ... 64

5.2.7. Sering Tidaknya Responden Mengikuti Kegiatan Sosial ... 65

5.2.8. Interaksi Responden Dengan Keluarga Dan Lingkungan Sekitar Sebelum Bekerja ... 66

5.2.9. Interaksi Responden Dengan Keluarga Dan Lingkungan Sekitar Setelah Bekerja ... 67

5.2.10 Ada Tidaknya Pendidikan Lain Responden Selain Pendidikan Formal... 68


(12)

5.2.11. Pernah Tidaknya Responden Di Libatkan Dalam Pengambilan Keputusan9 Di Dalam Keluarga ... 69

5.3. Kondisi Ekonomi ... 70

5.3.1. Motif Responden Bekerja ... 70

5.3.2. Dengan Bekerja Keluarga Responden Merasa Terbantu ... 71

5.3.3.Penghasilan Yang Di Peroleh Responden Perhari ... 72

5.3.4. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Sebelum Responden Bekerja ... 73

5.3.5. Yang Memanfaatkan Penghasilan Responden ... 75

5.3.6. Pemanfaatan Penghasilan Responden ... 76

5.3.7. Kontribusi Yang Di Berikan Responden Terhadap Keluarga ... 77

5.3.8. Perubahan Kondisi Ekonomi Keluarga Sebelum Dan Setelah Responden Bekerja ... 79

5.3.9. Kondisi Ekonomi Keluarga Setelah Responden Bekerja ... 80


(13)

BAB VI PENUTUP ... 82

6.1. Kesimpulan ... 82

6.2. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Kelurahan Tanjung Sari ... 35

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Wilayah Dan Jenis Kelamin... 36

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kelurahan Tanjung Sari Berdasarkan Agama ... 37

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kelurahan Tanjung Sari Berdasarkan Umur ... 38

Tabel 4.5.Komposisi Penduduk Kelurahan Tanjung Sari Berdasarkan Pendidikan . 39

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 40

Tabel 4.7 Sarana Rumah Ibadah Kelurahan Tanjung Sari ... 42

Tabel 4.8 Sarana Pendidikan Kelurahan Tanjung Sari ... 43


(15)

Tabel 4.9 Sarana Kesehatan Kelurahan Tanjung Sari ... 44

Tabel 4.10 Sarana Air Bersih Kelurahan Tanjung Sari ... 44

Tabel 4.11 Sarana Olah Raga Kelurahan Tanjung Sari ... 45

Tabel 4.12 Lembaga Kemasyarakatan ... 46

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Agama ... 52

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku... 53

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 54

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan Dalam Keluarga ... 55


(16)

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ... 56

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Tabel 5.9 Kondisi Rumah Responden ... 58

Tabel 5.10 Status Kepemilikan Rumah Yang Di Miliki Oleh Keluarga Responden 59

Tabel 5.11 Tanggapan Responden Terhadap Aktivitas Pekerjaan Yang Di Lakukan ... 60

Tabel 5.12 Pernah Tidaknya Responden Mengikuti Kegiatan Sosial Di Lingkungannya ... 62

Tabel 5.13 Pernah Tidaknya Responden Menggantikan Orang Tua Mengikuti Kegiatan Sosial Di Lingkungannya ... 63

Tabel 5.14 Jenis Kegiatan Yang Di Ikuti Responden ... 64

Tabel 5.15 Sering Tidaknya Responden Mengikuti Kegiatan Sosial ... 65


(17)

Tabel 5.16 Interaksi Responden Dengan Keluarga Dan Lingkungan Sekitar Sebelum Bekerja ... 66

Tabel 5.17 Interaksi Responden Dengan Keluarga Dan Lingkungan Sekitar Setelah Bekerja ... ... 67

Tabel 5.18 Ada Tidaknya Pendidikan Lain Responden Selain Pendidikan Formal .. 68

Tabel 5.19 Pernah Tidaknya Responden Di Libatkan Dalam Pengambilan Keputusan Di Dalam Keluarga ... ... 69

Tabel 5.20 Motif Responden Bekerja ... ... 70

Tabel 5.21 Dengan Bekerja Keluarga Responden Merasa Terbantu ... ... 71

Tabel 5.22 Penghasilan Yang Di Peroleh Responden Perhari ... ... 72

Tabel 5.23 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Sebelum Responden Bekerja ... ... 73

Tabel 5.24 Yang MemanfaatkanPenghasilan Responden ... ... 75


(18)

Tabel 5.25 Pemanfaatan Penghasilan Responden ... ... 76

Tabel 5.26 Kontribusi Yang Di Berikan Responden Terhadap Keluarga ... ... 77

Tabel 5.27 Perubahan Kondisi Ekonomi Keluarga Sebelum Dan Sesudah Responden Bekerja ... ... 79

Tabel 5.28 Kondisi Ekonomi Keluarga Setelah Responden Bekerja ... ... 80


(19)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 26

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang ... 48


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :Kuesioner, Surat Izin Penelitian, Surat Keputusan Komisi Pembimbing Penulisan Skripsi, Berita Acara Seminar Proposal Penelitian, Surat Keterangan Penelitian Dari Kantor Kepala Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, dan Lembar Kegiatan Bimbingan Penulisan Skripsi.


(21)

UNIVERCITY OF NORTH SUMATERA FACULTY SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE

Name : Yepi Wisudasari Sasmika Nim : 060902014

ABSTRACT

The Contribution Of Child To The Family Social Economic At Rural Village Of Tanjung Sari Sub-dstrict Of Batang Kuis Regency Of Deli Serdang.

(Thesis consist of 6 Chapters, 83 Pages, 41 Tables, 2 Charts, Annexes and Bibliography and Another Sources from Internet).

The poor family economic condition requires the child to make charge in family economic responsibility partially and cause the child can not use his childhood age even the child encourage to be adult before the time. This is a phenomenon in Indonesia that did not only for the child in the big cities but also in the rural area. The same reason encourage the child to involved in satisfy the family economic need. The involvement of the child into the family social economic always found in the society. This has the various background. Based in the important of the development psychological care of the child and the economic capability of the society in the lower to middle class encourage the child involved in the work.

In order to get the data and required information, the research use 30 child as respondent because the population in rural village of Tanjung Sari is not more than 100 child who involved in the work, that determined by purposive sampling. This research is conducted by interview and questionnaire and field observation. The type of research is a descriptive study and the research method is descriptive qualitative method.

Based on the results of research and data analysis, it concluded that the child who involved to provide the contribution either in social or economic and they also drop out from school to help the family economic.


(22)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Yepi Wisudasari Sasmika Nim : 060902014

ABSTRAK

Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

( Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 83 Halaman, 41 Tabel, 2 Bagan, Lampiran serta Kepustakaan dan Sumber Lain yang berasal dari internet).

Kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik sering menuntut anak untuk turut serta dalam memikul beban ekonomi rumah tangga dikeluarganya dan sering anak tidak dapat merasakan masa kanak-kanaknya bahkan anak dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Hal ini menjadi salah satu fenomena yang eksis di Indonesia yang tidak hanya di alami oleh anak-anak dikota besar tetapi dipelosok desa pun anak juga mengalami hal yang serupa. Hal yang sama juga yang mendasari anak-anak ini untuk turut serta dalam memikul beban untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi di keluarga mereka. Keterlibatan anak terhadap sosial ekonomi keluarga sering kita jumpai. Hal ini tentu memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Didasari oleh pentingnya anak sebagai aset penerus bangsa, pentingnya memelihara psikologis perkembangan anak serta kemampuan perekonomian masyarakat kelas menengah kebawah yang sering mempekerjakan anaknya.

Untuk mendapatkan data serta informasi yang diperlukan peneliti menjadikan 30 anak sebagai responden karena populasi di Desa Tanjung Sari tidak lebih dari 100 anak yang ikut bekerja, yang ditentukan dengan teknik

purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara penyebaran

kuesioner, dan observasi lapangan. Dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang ikut memberikan kontribusi baik dibidang sosial maupun bidang ekonomi dan mereka juga berhenti sekolah demi ikut membantu perekonomian keluarga.


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat menentukan kondisi keluarga, masyarakat dan bangsa di masa depan. Dengan demikian, apabila anak hidup serba berkecukupan, baik secara fisik-organis maupun psikososialnya, maka SDM di masa depan dapat dipastikan cukup berkualitas. Manusia yang berkualitas, antara lain memiliki kriteria : cerdas, kreatif, mandiri, berakhlak mulia dan setia kawan. Hanya dengan SDM yang demikian itu suatu bangsa akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era kehidupan global.

Anak akan tumbuh dan berkembang menjadi SDM yang berkualitas, apabila berbagai kebutuhannya dapat dipenuhi dengan wajar, baik kebutuhan fisik, emosional maupun sosial. Singgih D. Gunarso (1992) membagi jenis kebutuhan dasar anak menjadi dua yaitu kebutuhan fisiologis-organis dan kebutuhan psikis dan sosial. Kebutuhan fisiologis-organis adalah kebutuhan pokok, karena terkait langsung dengan pertumbuhan fisik dan kelangsungan hidup anak. Termasuk ke dalam jenis kebutuhan ini adalah makan, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan. Apabila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan menyebabkan terjadinya gangguan pada kondisi fisik dan kesehatan anak.

Menurut S.C. Utami Munandar (1995), perkembangan kecerdasan, kreativitas dan kemandirian berkaitan erat dan saling menguatkan, yang akan menentukan kualitas manusia pembangunan di masa depan. Dengan demikian,


(24)

dampak dari tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis-organis anak ditandai dengan buruknya kualitas SDM masa depan, baik secara fisik maupun tingkat kecerdasannya.

Kemudian psikis dan sosial adalah jenis kebutuhan yang berkaitan dengan perkembangan emosional dan kepribadian anak. Termasuk ke dalam kebutuhan psikis dan sosial adalah kebutuhan kasih sayang, rasa aman, perlindungan, jauh dari perasaan takut, kecemasan, kebebasan menyatakan diri, mengadakan hubungan dengan sesama teman, pergaulan dan harga diri.

Terkait dengan konsep kebutuhan anak tersebut, Child Welfare League of

America, Standards for Child Protective Services, New York (Soetarso, 1997),

mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kesejahteraan fisik, emosional dan intelektual anak akan mengalami hambatan apabila:

a. Kekurangan gizi dan tanpa perumahan yang layak. b. Tanpa bimbingan dan asuhan.

c. Sakit dan tanpa perawatan medis yang tepat. d. Diperlakukan salah secara fisik.

e. Diperlakukan salah dan dieksploitasi secara seksual.

f. Tidak memperoleh pengalaman normal yang menumbuhkan perasaan dicintai, diinginkan, aman dan bermanfaat.

g. Terganggu secara emosional karena pertengkaran keluarga yang terus menerus, perceraian dan mempunyai orangtua yang menderita gangguan atau penyakit jiwa.

h. Dieksploitasi, bekerja berlebihan, terpengaruh oleh kondisi yang tidak sehat dan demoralisasi.


(25)

Berkaitan dengan upaya mewujudkan tumbuh kembang anak secara wajar, Konvensi Hak Anak tahun 1989 menegaskan, bahwa setiap negara perlu memiliki komitmen tinggi dalam upaya perlindungan anak. Dalam konvensi tersebut dijelaskan, termasuk ke dalam hak anak adalah hak akan kelangsungan hidup, perlindungan, pertumbuhan dan perkembangan serta berpartisipasi.

Unsur-unsur hak anak tersebut perlu dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh, karena dalam implementasinya saling terkait. Artinya, di dalam kelangsungan hidup, juga mencakup perlindungan, pengembangan dan partisipasi dan begitu seterusnya. Dalam pembahasan terdahulu, dikemukakan ada dua kategori kebutuhan anak, yaitu fisiologis-organis dan psikis-sosial. Apabila dua kategori kebutuhan tersebut dijabarkan lebih lanjut, maka akan diperoleh sejumlah hak anak yang memerlukan pemenuhan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Hak anak ini secara rinci dapat ditemukan di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, yaitu:

1. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

2. Hak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.

3. Hak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik selama dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.


(26)

4. Hak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, upaya perlindungan anak dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi sejumlah hak anak, agar terjamin kelangsungan hidupnya, terlindungi dari berbagai kondisi yang tidak menguntungkan, berkembangnya potensi diri anak dan berkembangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan menyangkut pribadi mereka. Atas dasar itu, maka upaya perlindungan anak dilaksanakan dengan berorientasi pada sejumlah unsur tersebut, agar upaya yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.

Upaya perlindungan anak dewasa ini perlu terus ditingkatkan, seiring terjadinya perkembangan masyarakat dengan segala dampaknya yang tidak menguntungkan bagi kehidupan keluarga dan anak. Meskipun belum ada data pasti tentang permasalahan anak Indonesia, namun media massa dan beberapa penelitian telah mempublikasikan kasus per kasus permasalahan yang dihadapi oleh anak, baik di dalam maupun di luar lingkungan keluarga.

Pada pasal 2 UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak menegaskan bahwa “Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, bimbingan dan kasih sayang dalam keluarga khususnya untuk perkembangan anak secara wajar dan anak juga berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya”. Oleh karena itu anak berhak untuk mendapatkan perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat perkembangan hidupnya secara wajar, tetapi kenyataannya


(27)

tidak semua anak memdapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.

Kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik sering menuntut anak untuk turut serta dalam memikul beban ekonomi rumah tangga dikeluarganya dan sering anak tidak dapat merasakan masa kanak-kanaknya bahkan anak dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Hal ini menjadi salah satu fenomena yang eksis di Indonesia yang tidak hanya di alami oleh anak-anak dikota besar tetapi dipelosok desa pun anak juga mengalami hal yang serupa. Hal yang sama juga yang mendasari anak-anak ini untuk turut serta dalam memikul beban untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi di keluarga mereka.

Jika dilihat dari data global keadaan anak-anak di Indonesia ILO (International Labour Organization) menyebutkan, jumlah pekerja anak di Indonesia ternyata masih tetap tinggi yaitu mencapai 2,6 juta jiwa. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan angka tahun 2004 sebesar 2,8 juta. Padahal undang-undang pada dasarnya melarang anak untuk bekerja. Banyaknya jumlah pekerja anak sangat dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan penduduk. Maraknya sektor perekonomian informal menjadi sebab lain yang membuat anak terdorong untuk bekerja. Selain itu,kegagalan pemerintah dalam menciptakan sistem pendidikan juga berperan menyumbang pekerja anak (http:/www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/152 tanggal 1 Maret 2010 pukul 21.30 WIB).

Hampir setiap keluarga yang mempekerjakan anaknya disebabkan karena orang tua yang bertindak sebagai pemimpin keluarga merasa kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sehingga mereka


(28)

mempekerjakan anak mereka dalam upaya peningkatan perekonomian keluarga. Ironisnya peningkatan ekonomi keluarga dijadikan faktor utama bagi keluarga tersebut sehingga mengesampingkan faktor sosial dan psikis anak mereka. Bahkan terdapat beberapa kasus orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga tersebut.

Kegiatan ekonomi merupakan yang utama dalam menjalani kehidupan tetapi bukanlah merupakan satu-satunya. Ada hal lain yang akan berdampak panjang bagi keluarga tersebut apabila meninggalkan aspek pendidikan dan sosial anak dalam perkembangannya.

Mengingat anak sebagai generasi penerus bangsa serta merupakan penggerak pembangunan sehingga dianggap sangat pentingnya penekanan untuk pembinaan anak yang sesuai dengan GBHN tahun 1993, karena masih banyaknya anak bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Oleh karena itu perlu diambil tindakan preventif (Soekirman, 1993;8). Untuk menjamin kesejahteraan anak sudah selayaknya semua lapisan masyarakat untuk bertanggung jawab, baik orang tua, pemerintah maupun lembaga sosial. Pada tahun 1979 diberlakukan Undang-undang tentang Kesejahteraan anak yang menjamin sepenuhnya hak anak, dan pada tahun 1984 melalui Keputusan Presiden No. 4 Tanggal 23 Juni sebagai ungkapan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat terhadap kesejahteraan sosial anak.

Keterlibatan anak terhadap sosial ekonomi keluarga sering kita jumpai. Hal ini tentu memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Didasari oleh pentingnya anak sebagai aset penerus bangsa, pentingnya memelihara psikologis perkembangan anak serta kemampuan perekonomian masyarakat kelas menengah


(29)

kebawah yang sering mempekerjakan anaknya. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap pekerja anak. Melalui penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian terhadap kontribusi anak pada sosial ekonomi keluarga di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat perumusan masalah adalah “Bagaimana Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kontribusi anak pada sosial ekonomi keluarga. 2. Untuk mengetahui sejauh mana anak ikut berkontribusi terhadap sosial

ekonomi keluarga.

3. Untuk mengetahui penyebab anak ikut bekerja dalam ekonomi keluarga.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara pribadi, untuk menerapkan ilmu yang diperoleh sebagai mahasiswa FISIP USU serta menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis.

2. Secara pribadi, untuk mengembangkan kemampuan berfikir penulis melalui karya ilmiah melalui penelitian ini.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut dan sebagai langkah awal untuk penelitian-penelitian berikutnya.


(30)

I.4.Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian berserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu, bagaimana pertisipasi pengamen anak dalam ekonomi rumah tangga. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana anak berpartisipasi terhadap ekonomi rumah tangga dan mengetahui penyebab anak ikut bekerja sebagai pengamen anak serta apa akibat bila anak tersebut bekerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah pengamen yang terdaftar di Kecamatan Medan Kota sebanyak 120 orang. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari populasi yaitu sebanyak 24 orang dan teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan menetapkanj kriteria-kriteria tertentu yang dijadikan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu, dalam hal ini sampelnya adalah anak-anak yang bekerja sebagai pengamen anak. Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa anak berpartisipasi aktif dalam membantu perekonomian di keluarganya tanpa harus mengabaikan waktu sekolah. (Anggraini, Partisipasi Pengamen Anak Dalam Ekonomi Rumah Tangga Di Kecamatan Medan Kota, 2005).

Bagaimana pengaruhnya kondisi sosial ekonomi orang tua siswa yang berbeda terhadap prestasi belajar Geografis dan seberapa besar pengaruh kondisi


(32)

sosial ekonomi siswa terhadap prstasi belajar Geografis. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP N I Randudongal dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar Geografi dan untuk mengetahui besarnya pengaruh latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa yang berbeda terhadap prestasi belajar Geografi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa kelas VIII SMP N 1 Randudongkal tahun pelajaran 2006/2007 yang terdiri dari dari 6 kelas dengan jumlah 240 orang tua siswa. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 48 siswa dan teknik pengambilan sampelnya menggunakan Proportional Random

Sampling, yaitu diambil 20% untuk masing-masing kelas. Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (kondisi sosial ekonomi orang tua) dan satu variabel terikat (Prestasi belajar geografi). Metode pengambilan data digunakan metode angket dan metode dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 54% responden memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua yang tergolong tinggi (baik). Pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP N 1 Randudongkal terhadap prestasi belajar geografi sebesar sebesar 55,066 signifikansi 0.000>4,05. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMP N 1 Randudongkal “diterima”. Saran yang dapat diberikan yaitu karena adanya hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar anaknya, maka bagi orang tua yang kondisi sosial ekonominya rendah atau kurang mampu dalam hal ini tingkat pendapatannya agar berusaha untuk meningkatkan pendapatannya dengan mencari pekerjaan tambahan. Bagi siswa yang berprestasi dan orang tuanya kurang mampu


(33)

diharapkan sekolah dapat memberikan beasiswa atau program orang tua asuh atau orang tua angkat yang bersedia membantu memenuhi biaya pendidikannya (Maftukhah: Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang, 2006).

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran tingkat pendidikan anak petani, cara orang tua mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan anaknya, mengetahui besarnya anak keluarga petani/buruh bangunan yang putus sekolah akibat krisis ekonomi, mengetahui tanggapan orang tua terhadap gejala putus sekolah bagi anak-anaknya, mengetahui tanggapan anak terhadap dampak krisis ekonomi pada pendidikan mereka. Penelitan ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif Populasinya adalah seluruh Kepala Keluarga Petani, sampel responden ditetapkan sebanyak 37 orang kepala keluarga petani dan 38 anak petani yang masih usia sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Data yang dikumpulkan angket, wawancara, dan pengamatan non-partisipatif, teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan Pendidikan anak petani dengan frekuensi berturut-turut sedang sekolah di SD, SLTP, menyusul sedang sekolah di SLTA, ini menunjukkan adanya kesadaran dari pihak orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya, akan tetapi ada kecenderungan orang tua lebih mengutamakan pendidikan anak pertamanya dibanding dengan anak kedua dan seterusnya. Bagi orang tua telah berusaha untuk mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan anaknya dengan mencari pekerjaan di luar pertanian dan buruh bangunan melalui berdagang kecil-kecilan, mencari kayu di hutan untuk dijual dan mendesak anak untuk sekolah sambil bekerja. Besarnya anak


(34)

putus sekolah sebanyak 26,32% masing-masing 13,16% di SD 7,89% di SLTP, dan 5,26% di SLTA Sedangkan menurut versi orang tua menyatakan bahwa sebanyak 16,22% anak pertama putus sekolah, 35,14% anak kedua, 19,23% anak ketiga, 15% anak keempat, 16,67% anak kelima. Tanggapan orang tua terhadap adanya anak yang mau berhenti sekolah adalah dengan menasehati untuk tetap sekolah, dan keinginan anak, tetapi mereka sebelumnya tidak terlebih dahulu berkonsultasi dengan gurunya. Umumnya anak berhenti sekolah/tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi disebabkan karena krisis ekonomi, ditandai dengan sering adanya keluhan anak karena biaya pendidikan terlalu tinggi. Tanggapan anak tentang keadaan keuangan (SPP, transportasi, buku, jajan, pakaian) akibat krisis ekonomi 52,63% menyatakan mengalami kekurangan, maka cara mengatasinya adalah dengan menyatakan mencari pekerjaan sambil sekolah, menyampaikan keinginan untuk berhenti sekolah kepada orang tua, membantu orang tua bekerja dan mendesak orang tua untuk berutang. Ada 36,84% anak sekolah sambil bekerja, dengan jenis pekerjaan mengamen, pedagang asongan/menjual kue, mengambil kayu di hutan, sopir/ojek dan buruh bangunan. Perlu adanya bantuan beasiswa dari Pemerintah Daerah kepada anak yang kurang mampu tampa mempertimbangkan aspek prestasi belajar siswa di sekolah, khsusnya dalam upaya pengembangan SDM sebagai pendukung pengembangan otonomi daerah. Perlu ditinjau kembali muatan lokal yang disajikan di sekolah selama ini, yang hanya diorientasikan pada pengajaran bahasa daerah, dengan memasukkan unsur lokal lainnya kepada setiap mata pelajaran yang berorientasi kepada pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) sehingga siswa tidak merasa asing dengan apa yang dipelajarinya, termasuk keterampilan yang relevan


(35)

dengan kehidupan sehari-hari siswa seperti pertanian dan pertukangan (Aiwi, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak Keluarga Petani Di Kecamatan Baruoa Kotamadya Kendari, 2004).

2.2. Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri ataupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi maupun tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Contoh lainnya adalah seseorang membayar sejumlah uang untuk dapat mengikuti kegiatan tertentu.

Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik itu positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun pendatang.

Dengan berkontribusi berarti individu tersebut telah terintegrasi dengan komunitas dan lingkungannya. Dengan cara berkontribusi berarti individu tersebut juga berarti berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi dan perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat dan sesuai dengan kompetensi.


(36)

Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan yang lainnya.

Dalam penulisan ini, makna kontribusi itu adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seorang anak yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran serta dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.3. Pengertian Anak

Kedudukan anak dalam aspek sosiologis menunjukkan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara. Kedudukan anak dalam pengertian ini memposisikan anak sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari masyarakat dilingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan untuk menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala rendah.

Menurut Atika, bahwa anak dalam makna sosial ini lebih mengarahkan pada perlindungan kodrati karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh seorang anak. Faktor keterbatasan kemampuan karena anak berada pada proses pertumbuhan, proses belajar, dan proses sosialisasi dari akibat usaha yang belum dewasa, disebabkan kemampuan daya nalar dan kondisi fisik dalam pertumbuhan


(37)

dan mental spiritual yang berada dibawah kelompok usia orang dewasa. (Huraerah, 2004).

Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan No.1/1974 pasal 47 (1) dikatakan bahwa anak adalah “seseorang yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, ada dibawah kekuasaan orangtuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya”. Dalam Undang-Undang No.4 tahun 1974 tentang kesejahteraan anak disebutkan anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah.

Konvensi Hak Anak (KHA), mendefenisikan anak secara umum sebagai yang umumnya belum mencapai 18 tahun, namun diberikan juga pengakuan terhadap batasan umur yang berbeda yang mungkin diterapkan dalm Perundangan Nasional. Namun pasal tersebut juga mengakui kemungkinan adanya perbedaan atau variasi dalam penentuan batas usia kedewasaan di dalam Perundangan Nasional dari tiap-tiap Negara peserta (UNICEF, 2003 : hal 3&21).

Di dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA), anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak juga yang masih dalam kandungan (UNICEF, 2003 : 23). Di dalam Keputusan Presiden No.36 Tahun 1990 tentang hak-hak anaka dinyatakan, anak-anak seperti juga halnya dengan orang dewasa memiliki hak dasar sebagai manusia. Akan tetapi karena kebutuhan-kebutuhan khusus dan kerawanannya, maka hak-hak anak perlu diperlakukan dan diperhatikan secara khusus.


(38)

Adapun hak-hak pokok anak, antara lain sebagi berikut : 1. Hak untuk hidup layak

Setiap anak memiliki hak untuk kehidupan yang laak dan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar mereka termasuk makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan.

2. Hak untuk berkembang

Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan, bermain bebas, mengeluarkan pendapat, setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar tanpa halangan. Memilih agama, mempertahankan keyakinannya dan semua hak yang memungkinkan mereka berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya.

3. Hak untuk dilindungi

Setiap anak berhak untuk dilindungi dari segala bentuk tindakan kekuatan, ketidakpedulian dan eksploitasi.

4. Hak untuk berperan serta

Setiap anak berhak untuk berperan aktif dalam masyarakat dan di negaranya termasuk kebebasan untuk berperan, berinteraksi dengan orang lain dan menjadi anggota perkumpulan.

5. Hak untuk memperoleh kehidupan.

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan tingkat dasar, pendidikan tingkat lanjut harus dianjurkan dan motivasi agar dapat diikuti oleh sebanyak mungkin anak (Atika, 2004: 94).


(39)

Dalam undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, pasal 2 dinyatakan :

1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarga maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.

2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.

3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan,baik semasa dalam kandungan maupun setelah dilahirkan.

4. Anak berhak atas perlindungan terhadap yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar (Nurdin, 1989 : 123).

Pernyataan tersebut di atas menegaskan bahwa anak berhak untuk mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial anak-anak yang berkonflik dengan hukum dapat dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

2.4. Sosial

Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan, teman. Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja, teman sekampung dan sebagainya. Dalam hal ini kawan adalah mereka (orang-orang) yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain (Mahadi, 1993 : 5).


(40)

Kata sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut mahluk sosial yang artinya bahwa manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya. Hal ini dapat kita lihat dari pernyataan Soedjono Soekanto, “Dalam menghadapi sekelilingnya, manusia harus hidup berkawan dengan manusia-manusia lain dan pergaulannya tadi akan mendatangkan kepuasan baginya, bila manusia hidup sendiri misalnya dikurung dalam suatu ruangan tertutup sehingga tidak mendengar suara orang lain, maka jiwanya akan rusak”.

Kegiatan yang mempertemukan manusia dengan manusia lainnya disebut situasi sosial. Situasi sosial inilah yang kemudian menimbulkan tindakan sosial. Tindakan sosial adalah prilaku yang ditunjukkan oleh manusia apabila bertemu dengan manusia lainnya. Secara sederhana memiliki arti reaksi yang ditunjukkan oleh manusia apabila bertemu dengan manusia lainnya. Tindakan sosial sangat dipengaruhi oleh perasaan atau emosi dari individu tersebut. Jadi, kegiatan sosial yang dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya sangat dipengaruhi oleh perasaan masing-masing individu tersebut.

Kegiatan sosial disebut juga interasksi sosial. Interaksi sosial adalah keadaan dimana seseorang melakukan hubungan saling berbalas respon dengan orang lain. Aktivitas interaksinya beragam, mulai dari saling melempar senyum, saling melambaikan tangan dan berjabat tangan, mengobrol, sampai bersaing dalam olahraga. Termasuk dalam interaksi sosial adalah chatting di internet dan bertelpon atau saling sms karena ada balas respon antara minimal dua orang didalamnya.


(41)

Berdasarkan sifat interaksi antara pelakunya, interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yakni interaksi yang bersifat akrab atau pribadi dan interaksi yang bersifat non-personal atau tidak akrab. Dalam interaksi sosial akrab terdapat derajat keakraban yang tinggi dan adanya ikatan erat antar pelakunya. Hal itu mencakup interaksi antara orangtua dan anaknya yang saling menyayangi, interaksi antara sepasang kekasih, interaksi antara suami dengan istri, atau interaksi antar teman dekat dan saudara.

Sebagian besar interaksi sosial manusia adalah interaksi sosial tidak akrab. Umumnya interaksi dalam situasi kerja adalah interaksi tidak akrab. Termasuk juga ketika anda mengobrol dengan orang yang baru saja anda kenal, interaksi antar sesama penonton sepakbola di stadion, interaksi dalam wawancara kerja, interaksi antara penjual dan pembeli, dan sebagainya. diakses pada tanggal 24 Desember 2010 pukul 14.00 WIB).

Dalam penelitian ini yang termasuk kategori tingkat sosial seorang anak merupakan semua faktor non ekonomis seperti interaksi antar anggota keluarga dan lingkungan sekitar, keadaan keluarga, pendidikan serta peran anak dalam membantu pengambilan keputusan dalam keluarga.


(42)

2.5. Ekonomi

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaiu “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Dalam perkembangannya terdapat dua lingkup ilmu ekonomi, yaitu:

a. Microeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai unit ekonomi. Di sini ada perusahaan dan rumah tangga.

b. Macroeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan perilaku ekonomi secara keseluruhan (economic aggregates)— akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain—dalam kerangka atau skala nasional.


(43)

Sedangkan Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague membagi ilmu ekonomi dalam 3 bagian, yaitu:

1. Descriptive Economics (Ilmu Ekonomi Deskriptif).

Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik) yang tertentu, artinya mendiskripsikan data-data yang menjelaskan berbagai fenomena dan kenyataan yang terjadi. misalnya sistem pertanian di Bali atau industri katun di India.

2. Economic Theory (Ilmu Ekonomi Teori, Teori Ekonomi Atau Analisis

Ekonomi).

Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. Teori ekonomi dibangun dengan landasan pengamatan sebab akibat berdasarkan aksi dan reaksi yang terjadi dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

3. Applied Economics (Ilmu Ekonomi Terapan)

Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.


(44)

Selain itu ada baiknya kita juga mengetahui tentang metode ekonomi, yaitu:

1. Positive economics

Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi. Ekonomi positif di bagi menjadi dua yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.

2. Normative economics

Oleh beberapa ahli dari hal ini membangun yang disebut dengan politik ekonomi (political economics). Salah satu cabangnya ekonomi kelembagaan. Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif (http://blog.ub.ac.id/elmarzuqi/2010/12/12/pengertian-ilmu-ekonomi diakses pada tanggal 24 Desember 2010 pukul 14.30 WIB).

Sesuai dengan pengertian ekonomi yaitu sebagai pengatur rumah tangga maka dalam penelitian ini ekonomi yang dimaksud adalah besarnya kontribusi anak dalam kegiatan ekonomi rumah tangga. Adapun yang dimaksud kegiatan ekonomi rumah tangga adalah segala sesuatu yang memiliki faktor ekonomis seperti pendapatan, jenis pekerjaan dan investasi.


(45)

2.6. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah daerah atau kawasan tempat suatu kelompok sosial terkecil yang terdiri dari keluarga dan anak, dimana anak memperoleh bimbingan dan latihan dari keluarga untuk mendapatkan perubahan – perubahan baru yang akan diperlukan dalam masyarakat. Di dalam keluarga anak belajar bersikap, berfikir dan bergaul dengan sesamanya. Agar anak dapat berfikir dan bergaul dengan baik diperlukan peranan keluarga untuk membimbing dan mengarahkannya demi keberhasilan pendidikan anak, karena keterkaitan anak dengan lingkungan keluarga sangatlah erat.

Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk pribadi anak. Hal tersebut sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Said yang menyatakan bahwa keluarga merupakan masyarakat pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis dari anak dan sekaligus memberikan pendidikan sehingga menghasilkan pribadi -pribadi yang dapat hidup dalam masyarakatnya sambil menerima dan mengolah serta mewariskan kebudayaannya (Joni, 1999:98).

Demikian juga pendapat dari Zakiyah Daradjat yang mengatakan bahwa pembentukan sikap, pembinaan, moral dan pribadi pada umumnya terjadi melalui pengalaman masa kecil. Pendidikan pertama adalah keluarga kemudian guru. Semua pengalaman yang akan dilalui waktu kecilnya oleh anak merupakan unsur penting dalam pribadinya.

Keharmonisan hubungan antar anggota keluarga dan keluarga dengan masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh perhatian dan kasih sayang akan membawa kepada


(46)

pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik karena ia mendapat kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang. Sebaliknya hubungan yang tidak harmonis, banyak perselisihan dan percecokan akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibekuk karena ia tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang sebab selalu terganggu oleh suasana keluarganya (Imawan, 1999:34).

Hal ini sesuai dengan pendapat seorang tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara yang mengatakan alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Oleh karena itu sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini hidup berkeluarga itu selalu dipengaruhi budi pekerti tiap-tiap manusia.

2.7. Kerangka Pemikiran

Ada banyak faktor yang menyebabkan anak mulai bekerja atau terpaksa bekerja pada usia dini. Studi tentang pekerja anak di Indonesia sebagian besar menemukan bahwa penyebab anak sampai terlibat dalam kegiatan produktif berkaitan erat dengan alasan ekonomi keluarga atau karena tekanan kemiskinan (Irwanto, 1995:44).

Kehidupan keluarga atau orang tua yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari akibat tekanan kemiskinan memaksa anak untuk turut bekerja membantu menghidupi ekonomi keluarga. Anak-anak dari keluarga miskin terutama di daerah pedesaan terpaksa harus bekerja, baik membantu pekerjaan orang tua ataupun bekerja di luar rumah.

Sementara itu tingginya biaya pendidikan di Indonesia sekarang ini menyebabkan banyak keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anaknya,


(47)

sehingga sebagian anak terpaksa putus sekolah. Bagi anak-anak sekolah, karena keadaan ekonomi keluarga serba kekurangan, memaksa mereka sekolah sambil bekerja dan kondisi tersebut pada akhirnya cenderung mengakibatkan anak berhenti sekolah.

Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak terhadap konrtibusi yang diberikan anak terhadap sosial ekonomi keluarga. Kontribusi yang diberikan dapat berupa kondisi sosial ekonomi. Dalam hal ini meliputi kondisi perumahan, kondisi pendapatan, kondisi pendidikan, dan kondisi kesehatan. Dilihat dari kondisi-kondisi tersebut maka diperlukan suatu penelitian mendalam. Sebab apabila ternyata anak tidak memberikan kontribusi maka tentunya anak tidak perlu berada di luar rumah untuk membantu perekonomian keluarga. Sebaliknya apabila ternyata anak memberikan konrtribusi dampak apakah yang diterima oleh anak apabila ia ikut dalam membantu perekonomian keluarga.


(48)

Untuk lebih memperjelas alur pemikiran dapat dilihat dari bagan dibawah ini

Bagan 2.1

2.8. Defenisi Konsep dan Operasional 2.8.1. Defenisi Konsep dan Operasional

Konsep adalah suatu makna yang berada di dalam pikiran atau didunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata (Suyanto, 2008:49).

KONTRIBUSI ANAK

SOSIAL :

- interaksi antar anggota keluarga dan lingkungan sekitar

- keadaan keluarga - pendidikan

- membantu pengambilan keputusan dalam keluarga

EKONOMI :

- memenuhi kebutuhan hidup keluarga - penambahan pendapatan keluarga - merubah ekonomi keluarga


(49)

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah,

1. Kontribusi adalah sumbangan terhadap variabel tertentu. Dalam hal ini maksud kontribusi adalah sumbangan dari anak terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

2. Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 18 tahun kebawah dan belum menikah yang membantu perekonomian keluarga.

3. Sosial adalah suatu keadaan yang diberikan seorang anak kepada keluarganya dalam bentuk kemampun menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya.

4. Ekonomi adalah suatu faktor untuk pemenuhan kebutuhan jasmaniah manusia dalam arti mencari keuntungan atau mengadakan penghematan untuk keperluan hidup.

5. Keluarga adalah suatu organisasi terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Dengan demikian dapat diambil defenisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan Kontribusi Anak pada Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang adalah suatu pengamatan terhadap sumbangan dari anak di bidang sosial dan bidang ekonomi keluarga di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.


(50)

2.8.1. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dilapangan. Oleh karena itu diperlukan operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Nawawi, 1998:120).

Dalam penelitian ini yang dilakukan dalam melihat kontribusi anak adalah dengan cara melakukan pengamatan langsung untuk melihat apakah anak memiliki kontribusi terhadap sosial ekonomi keluarganya.

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel dalam penelitian ini, maka diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Kontribusi Anak dibidang sosial :

a. Interaksi antar anggota keluarga dan lingkungan sekitar b. Keadaan keluarga

c. Pendidikan

d. Membantu pengambilan keputusan dalam keluarga 2. Kontribusi Anak dibidang ekonomi :

a. Memenuhi kebutuhan hidup keluarga b. Penambahan pendapatan keluarga c. Merubah ekonomi keluarga


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau sebagiamana adanya (Nawawi, 1998 : 63).

Dalam penelitian ini diusahakan untuk dapat mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan objek-objek penelitian dengan mengemukakan gejala-gejala secara lengkap agar jelas keadaan dan kondisi sebenarnya dari fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karena terdapatnya banyak anak yang melakukan pekerjaan dalam membantu ekonomi keluarganya dan lokasi penelitian merupakan daerah yang dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti memahami betul lokasi tersebut. Hal ini tentu akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.


(52)

3.3 Poplasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian (Nawawi, 1998 : 141).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak yang bekerja membantu perekonomian keluarga di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 30 orang anak.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil datanya dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2004:144). Teknik penarikan sampel yang diterapkan adalah purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk dijadikan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu, dalam hal ini sampelnya adalah anak-anak yang bekerja. Dari keterangan diatas, karena populasi tidak lebih dari 100 maka sampel dalam penelitian ini adalah merupakan seluruh populasi yang ada atau berjumlah 30 orang anak.


(53)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari subjek penelitian. Cara-cara yang dilakukan yaitu:

a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap segala gejala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh anak.

b. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan dialaog secara langsung dan mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini kepada responden yang telah ditetapkan.

c. Angket (Kuesioner) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar angket berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada anak yang dijadikan responden.

2. Data sekunder

Dengan cara studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, website, blog ataupun tulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.


(54)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sehingga nantinya penulis dapat mendeskripsikan informasi dan data yang diperoleh dalam penelitian, dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuesioner (angket) dan wawancara. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa.


(55)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Desa Tanjung Sari

Desa Tanjung Sari Kecamatan batang Kuis berstatus Desa / Kelurahan yang mana pemimpin Desa dijabat oleh seorang Kepala Desa yang dipilih oleh masyarakat. Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis yang memiliki wilayah dengan luas wilayah ± 734 Ha ini, terletak pada ketinggian 30 M di atas permukaan laut dan beriklim tropis. Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis memiliki penduduk sejumlah 8931 Jiwa dan 2208 Rumah Tangga. Pejabat yang pernah dan masih menjabat di Desa, yaitu :

1. Bapak S. K. Rasyim pada tahun 1948 s/d 1960

2. Bapak Nasan Sastrowaluyo pada tahun 1960 s/d 1984 3. Bapak Sarijan pada tahun 1984 s/d 1994

4. Bapak S. Mulyono pada tahun 1994 s/d 1999 5. Bapak Edy Suprianto pada tahun 1999 s/d saat ini.


(56)

4.2. Letak dan Batas Wilayah

Batas wilayah Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paya Gambar Kecamatan Batang Kuis. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sena dan Desa Tumpatan Nibung

Kecamatan Batang Kuis.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Baru Kecamatan Batang Kuis.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bakaran Batu dan Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang Kuis.

4.3. Orbitasi

Desa Tanjung Sari adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Batang Kuis yang mempunyai orbitasi sebagai berikut:

1. Jarak ke Pemerintahan kecamatan : 1 km 2. Jarak ke Pemerintahan kabupaten/kota : 17 km 3. Jarak ke bandara terdekat : 25 km 4. Jarak ke terminal terdekat : 20 km 5. Jarak ke tempat wisata terdekat : 15 km 6. Jarak ke perbatasan kabupaten : 20 km

Adapun indikator pengukuran jarak adalah dengan mengukur dengan menggunakan perjalanan darat.


(57)

4.4. Keadaan Geografis

Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis yang memiliki wilayah dengan luas wilayah ± 734 Ha ini, terletak pada ketinggian 30 M di atas permukaan laut dan beriklim tropis dengan curah hujan 1.900 mm/tahun dan suhu rata-rata harian 27º C.

4.5. Keadaan Demografis

4.5.1. Luas dan Wilayah Penggunaan Lahan

Luas keseluruhan dari Kelurahan Tanjung Sari adalah seluas 3,52 km2. Adapun Potensi luas lahan yang dimiliki oleh Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis yang digunakan penduduk untuk lokasi persawahan maupun dataran kering dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.1

Penggunaan Lahan Kelurahan Tanjung Sari

No. Tanah Berdasarkan Penggunaan Luas (Ha)

1.

2.

3.

4.

5.

Sawah tadah hujan

Tegalan/Kebun

Bangunan & Halaman

Perkebunan Besar

Kolam

55

2

17

1

2

Jumlah 77

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari 2010

Data Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar lahan di Kelurahan Tanjung Sari masih merupakan sawah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk Kelurahan Tanjung Sari hidup dari sektor pertanian.


(59)

4.5.2. Pembagian Wilayah dan Perangkat Desa

Berikut data dusun dan nama kepala dusun, antara lain:

a. Kepala Dusun I yaitu Jariman b. Kepala Dusun II yaitu Usman Selvin

c. Kepala Dusun II A yaitu Edi Hery Purwanto d. Kepala Dusun III yaitu Ngadiono

e. Kepala Dusun IV yaitu Sutiono f. Kepala Dusun V yaitu Samin g. Kepala Dusun VI yaitu Suhardi h. Kepala Dusun VII yaitu Herwanto i. Kepala Dusun VIII yaitu Asman Ym j. Kepala Dusun IX yaitu Guntur Prayetno k. Kepala Dusun X yaitu Sugeng

4.5.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Sari pada bulan Mei 2009 adalah

1. Laki-laki : 4.423 jiwa 2. Perempuan : 4.508 jiwa

Berikut data jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Sari berdasarkan wilayah dan jenis kelamin:


(60)

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk

NO DUSUN JUMLAH KK LAKI-LAKI

PEREMPUA N

L + P

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. DUSUN I DUSUN II DUSUN IIa DUSUN III DUSUN IV DUSUN V DUSUN VI DUSUN VII DUSUN VIII DUSUN IX DUSUN X 173 232 96 267 218 215 117 127 415 208 140 364 466 184 504 453 445 210 252 815 458 267 381 518 223 551 400 474 207 229 831 435 259 741 980 403 1051 849 915 413 477 1641 889 522

JUMLAH 2.208 4.423 4 508 8931


(61)

4.5.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Komposisi penduduk Kelurahan Tanjung Sari dilihat berdasarkan agama disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Komposisi Penduduk Kelurahan Tanjung Sari Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 2 3 4 5 Islam Kristen Protestan Katholik Hindu Budha 8.597 19 6 38 271 96,26 0,21 0,06 0,42 3,05

Jumlah 8.931 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari 2010

Mayoritas agama yang ada di Kelurahan Tanjung Sari adalah Islam, yaitu berjumlah 8.597 penduduk atau sebesar 96,26%. Terdapat 271 penduduk atau 3,05% yang beragama Budha. Kemudian terdapat 38 penduduk atau 0,42% yang beragama Hindu. 19 penduduk atau 0,21% yang beragama Kristen protestan dan 6 penduduk atau 0,06% yang beragama Katholik. Keanekaragaman agama ini tidak berdampak terhadap kerukunan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa rasa tenggang rasa antar agama masyarakat Kelurahan Tanjung Sari sangat baik.


(62)

4.5.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Komposisi penduduk Kelurahan Tanjung Sari berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Kelurahan Tanjung Sari Berdasarkan Umur

No Golongan umur Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6

0 – 12 Bulan

> 1 - < 5 Tahun

> 5 - < 7 Tahun

> 7 - < 15 tahun

> 15 – 56 Tahun

> 56 tahun

303 1.004 763 1.017 4.906 938 3,39 11,24 8,54 11,38 54,93 10,52

Jumlah 8.931 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Dilihat dari tabel tersebut maka terdapat 4.906 penduduk atau 54,93% yang berusia antara 15-56 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa angkatan kerja sangat tinggi di daerah ini. Terdapat 1.017 penduduk atau 11,38% penduduk yang berusia 7-15 tahun. Kemudian terdapat 1.004 penduduk atau 11,24% yang berusia 1-5 tahun. Terdapat 938 penduduk atau 10,52% yang berusia diatas 56 tahun. Kemudian, terdapat 763 penduduk atau 8,54% yag berusia 7-15 tahun.dan


(63)

4.5.6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk Kelurahan Tanjung Sari dilihat berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Komposisi Penduduk Kelurahan Tanjung Sari Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6

Tidak Tamat SD

Tamatan SD Tamatan SMP Tamatan SMA Sarjana Lain-lain 1.221 894 1.244 2.065 1.908 1.599 13,67 10,01 13,92 23,12 21,36 17,92

Jumlah 8.931 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui terdapat 2.065 penduduk atau 23,12% yang tamat SMA. Kemudian terdapat 1.908 penduduk atau 21,36% yang merupakan tamatan Sarjana yang terdiri dari tamatan D I, D II, D III, S I, dan S II. Selanjutnya, terdapat 1.599 penduduk atau 17,92% yang memiliki jenjang pendidikan yang berbeda-beda seperti tidak pernah sekolah, sekolah di madrasah maupun sekolah luar biasa maupun belum bersekolah.


(64)

Kemudian terdapat 1.244 atau 13,92% penduduk yang tamatan SMP.Lalu terdapat 1.221 atau 13,67% penduduk yang tidak tamat SD. Hal ini sangat memprihatinkan, karena dengan tidak tamat SD maka pengetahuan yang diperoleh masyarakat tersebut akan sangat sedikit sehingga kemudian akan menimbulkan masalah-masalah sosial baru. Kemudian terdapat 894 atau 10,01% penduduk yang tamatan SD.

4.5.7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Komposisi penduduk berdasarkan suku bangsa dapat dilihat melalui tabel berikut ini:


(65)

Tabel 4.6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 Jawa Cina Melayu Bantan India Batak 6.967 140 24 1.600 80 120 78,01 1,56 0,26 17,91 0,89 1,37

Jumlah 8.931 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Berdasarkan Table 4.6, mayoritas penduduk berasal dari suku Jawa yaitu sebanyak 6.967% atau 78,01%. Kemudian terdapat 1.600 penduduk atau 17,91% yang bersuku Bantan. Penduduk yang bersuku Cina berjumlah 140 atau 1,56%, yang bersuku Batak berjumlah 120 penduduk atau 1,37%. Terdapat 80 penduduk atau 0,89% yang bersuku India sedangkan penduduk yang bersuku Melayu berjumlah 24 penduduk atau 0,24%.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa Kelurahan Tanjung Sari memiliki penduduk yang beraneka ragam suku. Namun keberagaman suku ini ternyata tidak menimbulkan terjadinya konflik di Kelurahan Tanjung Sari. Hal ini


(66)

dikarenakan tingginya nilai toleransi antar suku yang dimiliki masyarakat Kelurahan Tanjung Sari.

4.6. Sarana dan Prasarana Kelurahan Tanjung Sari

Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan masyarakat Kelurahan Tanjung Sari antara lain:

a. Jalan kelurahan:

1. Jalan aspal sepanjang 11.416 km 2. Jalan tanah sepanjang 1,6 km b. Jalan antar kelurahan 44 km c. Jembatan kelurahan

1. Jembatan beton sebanyak 24 unit 2. Jembatan besi sebanyak 11 unit d. Transportasi

1. Angkutan kota 2. Bus

3. Ojek

Sarana dan prasarana lain yang terdapat di Kelurahan Tanjung Sari antara lain sarana rumah ibadah, sarana pendidikan, kesehatan, air bersih dan olahraga.


(67)

4.6.1. Sarana Rumah Ibadah

Tabel 4.7

Sarana Rumah Ibadah di Kelurahan Tanjung Sari

No. Rumah Ibadah Jumlah (unit)

1

2

3

4

Mesjid

Mushola

Kuil/Pura

Vihara

6

2

1

1

Jumlah 10

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sarana rumah ibadah yang berada di Kelurahan Tanjung Sari sudah mencukupi. Hal ini dilihat dari jumlah mesjid dan mushola yang cukup untuk menampung seluruh penduduk yang beragama Islam. Selain itu terdapat kuil dan vihara yang tentu akan memudahkan masyarakat yang beragama Hindu dan Budha untuk melaksanakan ibadahnya tanpa harus pergi ke tempat lain. Namun tidak adanya gereja membuat penduduk yang beragama Kristen Protestan dan Katholik harus beribadah di daerah lain yang terdapat gereja.


(68)

4.6.2. Sarana Pendidikan

Tabel 4.8

Sarana Pendidikan di Kelurahan Tanjung Sari

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (unit)

1

2

3

4

5

TK

SD SMP SMA

Lembaga Pendidikan Keagamaan

2

3

2

2

4

Jumlah 13

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Sarana pendidikan bagi masyarakat Kelurahan Tanjung Sari sudah sangat memadai. Hal ini terlihat dari jumlah sekolah yang ada di setiap jenjang pendidikan, yaitu terdapat 2 unit Taman Kanak-kanak, 3 unit Sekolah dasar, 2 unit Sekolah Menengah Pertama, 2 unit Sekolah Menengah Atas dan 1 lembaga pendidikan keagamaan.

Dilihat dari tabel tersebut maka sarana pendidikan sudah memadai. Dilihat dari tersedianya sarana semua jenjang pendidikan. Namun diharapkan kedepannya agar terdapat juga lembaga pendidikan setingkat Perguruan tinggi.


(69)

4.6.3. Sarana Kesehatan

Tabel 4.9

Sarana Kesehatan Kelurahan Tanjung Sari

No Sarana Kesehatan Jumlah (unit)

1

2

Balai Pengobatan

Poliklinik

12

1

Jumlah 13

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Pelayanan kesehatan di Kelurahan Tanjung Sari kurang mencukupi Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu, serta apotik sehingga akan menyulitkan masyarakat untuk berobat apabila mereka sakit. Diharapkan agar kedepannya pemerintah memperhatikan hal ini, sehingga tingkat kesehatan masyarakat dapat lebih terjamin.


(70)

4.6.4. Sarana Air Bersih

Tabel 4.10

Sarana Air Bersih Kelurahan Tanjung Sari

No. Sarana Air Bersih Jumlah (unit)

1.

2.

Sumur Gali

PAM

2.208

5

Jumlah 2213

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Sarana Perusahaan Air Minum merupakan sarana air bersih terbesar bagi masyarakat Kelurahan Tanjung Sari yaitu sebanyak 5 unit. Selanjutnya terdapat masyarakat yang masih menggunakan sumur gali bagi sarana kebutuhan air bersihnya sehari-hari yaitu sebanyak 2.208 unit. Dapat dikatakan semua penduduk Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis masih memanfaatkan sumur galian, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi pemadaman air. Karena di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis sering terjadi pemandaman air saat terjadi pemadaman lampu.


(71)

4.6.5. Sarana Olah Raga

Tabel 4.11

Sarana Olah Raga Kelurahan Tanjung Sari

No. Sarana Olah Raga Jumlah (unit)

1

2

3

4

5

6

7

Lapangan bulu tangkis

Lapangan voli

Lapangan golf

Lapangan basket

Kolam renang

Lapangan tenis

Lapangan Bola Kaki

1

1

-

-

-

1

1

Jumlah 4

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Dilihat dari tabel 4.11, sarana olah raga cukup memadai bagi masyarakat Kelurahan Tanjung Sari. Hal ini ditunjukkan dengan beranekaragamnya sarana olah raga yang terdapat di Kelurahan Tanjung Sari. Tentu dengan kehadiran lapangan ini diharapkan masyarakat berpartisipasi dalam hal perawatannya dengan menjagakondisi dari lapangan tersebut. Selain itu, diharapkan juga agar kesehatan masyarakat juga semakin baik dengan banyaknya sarana olah raga.


(72)

4.7. Lembaga Kemasyarakatan

Tabel 4.12

Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Tanjung Sari

No. Lembaga Kemasyarakatan Jumlah (unit)

1

2

3

PKK

Organisasi bapak-bapak

LKMD

1

3

1

Jumlah 5

Sumber : Profil Kelurahan Tanjung Sari

Masyarakat Kelurahan Tanjung Sari juga memiliki lembaga kemasyarakatan yang mereka bentuk sebagai wada bersosialisasi, baik itu organisasi profesi, ataupun lembaga kemasyarakatan yang berhubungan dengan keagamaan. Dengan adanya lembaga kemasyarakatan, warga Kelurahan Tanjung Sari dapat lebih meningkatkan rasa kebersamaan, hal ini terlihat dari eratnya hubungan satu sama lain, walaupun mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

4.8. Sistem Pemerintahan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan dalam menjalankan tugas sehari-harinya, Kepala Desa dibantu oleh Sekretaris Desa, 4 ( empat ) orang Kepala Urusan dan 11


(73)

(Sebelas) Kepala Dusun. Adapun data nama perangkat yang ada di Kantor Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 4.13

Sistem Pemerintahan Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis

NO N A M A JABATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 EDI SUPRIANTO KHAIRANTO S.AG NANANG FERIOKO

DEWI AKHADI NINGRUM PURNOMO

EUIS RAMADHANI JARIMAN

USMAN SELVIN

EDI HERY PURWANTO NGADIONO SUTIONO SAMIN SUHARDI HERWANTO ASMAN YM GUNTUR PRAYETNO SUGENG KEPALA DESA SEKRETARIS DESA KAUR.PEMERINTAHAN KAUR.UMUM KAUR.PEMBANGUNAN KAUR.KEUANGAN KEPALA DUSUN I KEPALA DUSUN II KEPALA DUSUN II A KEPALA DUSUN III KEPALA DUSUN IV KEPALA DUSUN V KEPALA DUSUN VI KEPALA DUSUN VII KEPALA DUSUN VIII KEPALA DUSUN IX KEPALA DUSUN X


(74)

Kepala Desa Edy Suprianto

SEKRETARIS Khairanto, S.Ag

LKMD

KAUR PEMBANGUNAN KAUR

UMUM

KAUR KEUANGAN

KL I KL II KL III KL III A KL IV KL V

KAUR PEMERINTAHAN

KL VI KL VII KL VIII KL IX KL X

Bagan 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG

Keterangan:


(75)

BAB V

ANALISIS DATA

5.1. Karakteristik Umum

Berikut diuraikan karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku, latar belakang pendidikan responden, kedudukan dalam keluarga responden, pekerjaan orang tua responden, pekerjaan responden dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Menganalisa data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden. Analisa data yang dimaksud adalah suatu interprestasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan tetap berpedoman pada tujuan penelitian.

Pada bagian ini penulis mencoba menganalisa data-data yang telah diperoleh di lapangan, terutama yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada para responden yaitu beberapa anak di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang yang ikut berkontribusi dalam keluargan.

Berikut ini adalah karakteristik umum dari responden yang diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, suku, latar belakang pendidikan responden, kedudukan dalam keluarga responden, pekerjaan orang tua responden, pekerjaan responden :


(76)

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1

2

3

5-9

10-14

15-18

4

12

14

13.33

40,0

46,67

Jumlah 30 100,00

Sumber : Kuesioner 2010

Usia terbanyak menurut data yang disajikan pada tabel 5.1 adalah usia yang berkisar 15-18 tahun yang berjumlah 14 orang dengan persentase 46,67 %. Sedangkan responden yang berusia 10-14 tahun berjumlah 12 responden dengan persentase 40 %. Kemudian yang paling sedikit responden yang memberikan kontribusi usianya berkisar 5-9 tahun yang berjumlah 4 responden dengan persentase 13,33 %.


(77)

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi

Persentase (%)

1

2

Laki-Laki

Perempuan

18

12

60,0

40,0

Jumlah 30 100,0

Sumber : Kuesioner 2010

Dari tabel 5.2 diatas, terdapat 18 responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 60 %. Persentase tersebut lebih banyak jika dibandingan dengan persentase dari jenis kelamin perempuan sebesar 40 % dengan jumlah responden sebanyak 12 responden. Maka peneliti beranggapan laki-laki lebih banyak memberikan kontribusi kepada keluarganya dibandingkan dengan perempuan.


(1)

bagi keluarganya. Yang dahulunya tidak bisa setiap hari makan, sekarang dengan kontirbusi yang mereka berikan keluarga dapat makan 3 (tiga) kali sehari sebagaimana seharusnya manusia makan.

Selanjutnya 2 responden dengan jumlah persentase 6,67 % merasa tidak adanya perubahan walaupun mereka sudah ikut memberikan kontribusi di dalam keluarga.

5.3.9 Kondisi Ekonomi Keluarga Setelah Responden Bekerja

Tabel 5.28

Kondisi Ekonomi Keluarga Setelah Responden Bekerja

Sumber : Kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 5.14 dapat kita simpulkan bahwa 19 responden dengan jumlah persentase 63,33 % memilih cukup baik dalam merubah kondisi ekonomi setelah responden ikut bekerja. Hal ini berarti terdapat perubahan dalam hal ekonomi didalam keluarga mereka.

No. Interaksi Responden Jumlah Persentase (%)

1 2 3 Baik Cukup Baik Kurang Baik 7 19 4 23,33 63,33 13,33


(2)

Terdapat 7 responden dengan persentase 23,33 % merasa kondisi ekonomi keluarganya menjadi baik. Kontribusi yang mereka berikan mampu

menghidupi semua keluarganya dengan baik. Kemudian dengan jumlah 4 responden dan persentase 13,33 %, mereka menganggap kondisi perekonomian keluarga mereka kurang baik walaupun mereka sudah ikut berkontribusi dalam hal ekonomi. Mereka ikut bekerja membantu orang tua mencari nafkah demi terpenuhinya kehidupan mereka sekeluarga. Walaupun mereka tidak mampu memberikan perubahan yang

berarti bagi keluarga tetapi mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk semua anggota keluarganya.


(3)

BAB VI PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagaimana duraikan pada bab-bab terdahulu, maka bab ini sebagai penutup penulis membuat beberapa kesimpulan serta saran yang dianggap perlu, yaitu :

A. Kesimpulan

1. Keikutsertaan anak dalam bekerja dikarenakan minimnya perekonomian keluarga.

2. Para responden yaitu anak-anak yang ikut memberikan kontribusi baik dibidang sosial maupun bidang ekonomi dan mereka juga berhenti sekolah demi ikut membantu perekonomian keluarga.

3. Responden sangat antusias dengan pekerjaan yang dijalaninya, yang bertujuan untuk membantu perekonomian keluarganya untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya yang dianggapnya masih serba kekurangan. 4. Para responden walaupun dengan kesibukannya dalam bekerja mereka

mampu menyeimbangkan interaksi antara keluarga dan lingkungannya dengan ikut menggantikan orang tua mereka dalam kegiatan yang di adakan di lingkungan sekitar mereka.

5. Para responden sudah mampu merubah kebutuhan hidup keluarganya yang dahulunya dari penghasilan yang didapat tidak cukup untuk biaya hidup


(4)

sehari-hari, sekarang dengan mereka ikut bekerja perekonomian keluarga berubah menjadi lebih baik dan mereka mampu membeli apa saja yang dibutuhkan oleh dirinya sendiri maupun keluarganya.

B. Saran

1. Diharapkan agar pemerintah menegakkan pasal 2 UU No. 4 tentang kesejahteraan anak.

2. Kepada pemerintah setempat perlu adanya penerapan terhadap anak-anak yang ikut bekerja dalam membantu ekonomi keluarga agar lebih terorganisir.

3. Perlunya responden mendapatkan pendidikan yang layak dan seharusnya mereka terima sebagai mana mestinya anak-anak seusia mereka.

4. Diharapkan kepada para orang tua responden untuk tidak terlalu memaksakan anak-anak mereka untuk bekerja.


(5)

Imawan, Wynandin, 1999. Krisis Ekonomi dan Dampaknya Terhadap PerkembanganTerakhir Pekerja Anak.Bogor: Trijaya Utama.

Irwanto, 2000. Antara Menangis dan Tertawa. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Joni, Muhammad, 1999. Aspek Hukum Perlindungan Anak dalam Perspektif Konvensi Hak Anak. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Soekirman, 1993. Anak dan Kesejahteraannya. Bandung: Cipta Karya.

Suryanto, 2000. Pekerja Anak, Masalah, Kebijakan dan Upaya Penanganannya. Surabaya: Lutfansah Mediatama.

Muhaidin, Syarif, Drs. 1984. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung.

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Atika, Tuti. 2004. Jurnal IKS, Vol 3 hlm 94.

UNICEF. 2003. Perlindungan Anak (Berdasarkan Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak).Jakarta.

UNICEF.2003. Pengertian Konvensi Hak Anak, PT Enka Parahlangeri : Jakarta. Huraerah, Abu 2004. Kekerasan terhadap Anak. Nuansa : Bandung.

Departemen Sosial RI. Undang-Undang RI No.4 tahun 1979, Tentang Kesejahteraan Anak.

Nurdin, M. 1989. Pengantar Kesejahteraan Sosial. STKS. Bandung.

Wibawa, Budie, Drs. 1982. Pengantar Kesejahteraan Sosial, Fisip Unpad, Bandung.


(6)

Sumber Lain

http://blog.ub.ac.id/elmarzuqi/2010/12/12/pengertian-ilmu-ekonomi diakses pada tangga 24 Desember 2010 puku 14.30 WIB

diakses pada tanggal 24 Desember 2010 pukul 14.00 WIB http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/152, diakses pada tanggal 1

Maret 2010 pukul 21.30 WIB

http:

http://www.hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_4_79.html, diakses pada tanggal 6 Maret 2010 pukul 22.56 WIB