7 Pendapatan atau hasil investasi yang dibagikan emiten mudharib kepada pemegang
obligasi syariah mudharabah shahibul mal harus bersih dari unsur non halal 8
Pendapatan atau hasil yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang digunakan
9 Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.
2. Landasan konsepsi
Berikut adalah definisi operasional dan istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Surat Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat disebut
Sukuk Negara atau obligasi syariah adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset
SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
32
b. Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa pengakuan utang dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
33
c. Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran dan penjualan SBSN baik didalam maupun
di luar negeri untuk pertama kali.
34
32
Pasal 1 angka1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
33
Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
Universitas Sumatera Utara
d. Pasar sekunder adalah kegiatan perdagangan SBSN yang telah dijual dipasar perdana
baik di dalam maupun di luar negeri.
35
e. Nilai nominal adalah nilai SBSN yang tercantum dalam sertifikat SBSN.
36
f. Akad adalah perjanjian tertulis yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
37
g. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum
h. Investor adalah pihak pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, marjin, nilai
nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
i. Bagi hasil nisbah adalah pemabgian pendapatan atau keuntungan kepada pemegang
SBSN, pembagiannya hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan dan bersifat halal.
j. Resiko adalah kerugian yang timbul apabila target keuntungan investasi tidak sesuai
dengan apa yang direncanakan atau diinginkan.
34
Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
35
Pasal 1 angka 14 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
36
Pasal 1 angka 15 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
37
Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian
Metode penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
normatifnya.
38
Soerjono Soekanto mengatakan menurut kebiasaaan metode dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian
2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan
3. Cara tertentu untuk melaksanakan prosedur
39
Istilah metode ini berasal dari bahasa Yunani dari kata Methodos yang berarti cara atau jalan sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode manyangkut cara kerja,
yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
40
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, yaitu dengan melakukan analisis terhadap permasalahan dalam penelitian melalui
pendekatan terhadap asas-asas hukum serta mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia.
38
Jhony Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang: Banyumedia Publishing, 2005, hlm. 4
39
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984, hlm.5
40
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1997, hlm.16
Universitas Sumatera Utara
Metode penelitian hukum yang dilakukan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif serta tetap memperhatikan kualitas kedalaman data yang
diperoleh. Dengan demikian data yang akan diperoleh dalam penyusunan tulisan ini digunakan sebagai pendukung bagi kelengkapan maksud dan tujuan penelitian.
1. Sifat penelitian