Landasan konsepsi nalisis Hukum Terhadap Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

7 Pendapatan atau hasil investasi yang dibagikan emiten mudharib kepada pemegang obligasi syariah mudharabah shahibul mal harus bersih dari unsur non halal 8 Pendapatan atau hasil yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang digunakan 9 Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.

2. Landasan konsepsi

Berikut adalah definisi operasional dan istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Surat Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat disebut Sukuk Negara atau obligasi syariah adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. 32 b. Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. 33 c. Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran dan penjualan SBSN baik didalam maupun di luar negeri untuk pertama kali. 34 32 Pasal 1 angka1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara 33 Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Universitas Sumatera Utara d. Pasar sekunder adalah kegiatan perdagangan SBSN yang telah dijual dipasar perdana baik di dalam maupun di luar negeri. 35 e. Nilai nominal adalah nilai SBSN yang tercantum dalam sertifikat SBSN. 36 f. Akad adalah perjanjian tertulis yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 37 g. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum h. Investor adalah pihak pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, marjin, nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing. i. Bagi hasil nisbah adalah pemabgian pendapatan atau keuntungan kepada pemegang SBSN, pembagiannya hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan dan bersifat halal. j. Resiko adalah kerugian yang timbul apabila target keuntungan investasi tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau diinginkan. 34 Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara 35 Pasal 1 angka 14 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara 36 Pasal 1 angka 15 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara 37 Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian

Metode penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. 38 Soerjono Soekanto mengatakan menurut kebiasaaan metode dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut: 1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian 2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan 3. Cara tertentu untuk melaksanakan prosedur 39 Istilah metode ini berasal dari bahasa Yunani dari kata Methodos yang berarti cara atau jalan sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode manyangkut cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 40 Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, yaitu dengan melakukan analisis terhadap permasalahan dalam penelitian melalui pendekatan terhadap asas-asas hukum serta mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia. 38 Jhony Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang: Banyumedia Publishing, 2005, hlm. 4 39 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984, hlm.5 40 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1997, hlm.16 Universitas Sumatera Utara Metode penelitian hukum yang dilakukan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif serta tetap memperhatikan kualitas kedalaman data yang diperoleh. Dengan demikian data yang akan diperoleh dalam penyusunan tulisan ini digunakan sebagai pendukung bagi kelengkapan maksud dan tujuan penelitian.

1. Sifat penelitian