Jaminan Pemerintah Bagi Pemegang Surat Berharga Syariah Negara

sesuai dengan ketentuan dalam akad penerbitan SBSN. Dalam hal pembayaran kewajiban imbalan dan nilai Nominal dimaksud melebihi perkiraan dana. Pemerintah melakukan pembayaran dan menyampaikan realisasi pembayaran tersebut kepada DPR dalam pembahasan APBN dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

C. Jaminan Pemerintah Bagi Pemegang Surat Berharga Syariah Negara

SBSNSUKUK Penjaminan dari sudut hukum perdata sangat erat kaitannya dengan sebuah penanggungan. Pada dasarnya, suatu penanggungan merupakan persetujuan, bahwa untuk kepentingan dari kreditor seseorang atau pihak ketiga berjanji dan mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban debitor manakah debitor tidak memenuhi kewajiban- kewajibannya kepada kreditor. 119 Dengan perkataan lain, diadakannya sebuah penanggungan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat kedudukan kreditur manakala pada saatnya debitor tidak dapat menunaikan kewajiban-kewajibannya. 120 Pada Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara dijelaskan bahwa: 119 Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan Kesepuluh, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hlm.164 120 M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Cetakan Ke-2, Bandung: Alumni, 1986, hlm.315 Universitas Sumatera Utara “Pemerintah wajib membayar Imbalan dan Nilai Nominal setiapSBSN, baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun Perusahaan Penerbit SBSN, sesuai dengan akad Penerbitan SBSN”. Keberadaan jaminan dari pihak Pemerintah dalam Undang-Undang, pada dasarnya ditujukan agar surat berharga syariah Negara lebih diminati oleh masyarakat. Pemerintah agar para pemegang SBSN tersebut merasa terjamin keberadaan asetnya tersebut. Oleh karena itu dibuatlah klausula jaminan dari Pemerintah agar keberadaan SBSN dan pemerintah wajib membayar Imbalan dan Nilai nominal setiap SBSN, baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun Perusahaan Penerbit SBSN, sesuai dengan ketentuan dalam akad penerbitan SBSN. Dana untuk membayar Imbalan dan Nilai Nominal disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara setiap tahun sampai dengan berakhirnya kewajiban tersebut. Dalam pembayaran kewajiban Imbalan dan Nilai Nominal dimaksud melebihi perkiraan dana, maka pemerintah melakukan pembayaran dan menyampaikan realisasi pembayaran tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembahasan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dan semua kewajiban-kewajiban tersebut dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. 121 Dengan adanya penjaminan seperti tersebut diatas maka investor akan memilih investasi dengan memiliki Surat Berharga Syariah Negara dibanding dengan investasi- 121 Pasal 9 ayat 2,3,4 dan 5 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Universitas Sumatera Utara investasi lainnya. Yang sesuai dengan syariat agama. Dan merasa lebih aman keberadaannya. Apabila dilihat lebih teliti, jaminan dari pihak pemerintah yang terdapat pada Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara bahwa Menteri yang berwenang untuk menerbitkan SBSN dengan tujuan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara termasuk membiayai proyek akan dilaksanakan oleh Menteri. Pengelolaan SBSN baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun melalui Perusahaan Penerbit SBSN diselenggarakan oleh Menteri. Pengelolaan SBSN tersebut meliputi: 1. Penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan SBSN termasuk kebijakan pengendalian resiko 2. Perencanaan dan penetapan struktur portofolio SBSN 3. Penerbitan SBSN 4. Penjualan SBSN melalui lelang danatau tanpa lelang 5. Pembelian kembali SBSN sebelum jatuh tempo 6. Pelunasan SBSN 7. Aktivitas lain dalam rangka pengembangan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder SBSN. Dari isi Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara terlihat jelas bahwa tidak terdapat orang ataupun badan lain Universitas Sumatera Utara yang menjadi penanggung quarantor untuk pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal setiap SBSN baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun Perusahaan Penerbit SBSN, sesuai dengan ketentuan dalam akad Penerbitan SBSN yang telah jatuh temponya apabila pemerintah tidak dapat menepati janji-janjinya. Dengan tujuan untuk membangun kepercayaan investor terhadap SBSN. Pembuat undang- undang telah membuat istilah penjaminan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Undang-undang telah menempatkan pemerintah sebagai pihak yang berutang sekaligus menjadi penjamin bagi dirinya sendiri untuk pelunasan utang-utangnya. Ditinjau dari segi hukum perikatan, kedudukan dari pihak penjamin dengan pihak yang dijamin tidak boleh berada di dalam satu tanganorang. 122 Penerbitan SBSN merupakan suatu perbuatan hukum perdata, sehingga harus tunduk dan harus sesuai dengan aturan-aturan menurut hukum perdata. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meluruskan pengertian jaminan dari pihak pemerintah yang tercantum pada Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara tersebut. 122 Subekti, Op Cit, hlm.165 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SURAT BERHARGA