Subjek Paten Analisis Data

dipandang perlu untuk menetapkan undang-undang paten yang baru menggantikan Undang-Umdang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten.

B. Subjek Paten

Mengenai subjek paten, Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten menyebutkan bahwa : 1 Yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau yang menerima lebih lanjut hak Inventor yang bersangkutan. 2 Jika suatu Invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak atas Invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama oleh para inventor yang bersangkutan. Dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten disebutkan subjek paten adalah penemu yang pertama kali mengajukan pendaftaran paten. Selanjutnya dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten disebutkan paten diberikan atas dasar permintaan. Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten disebutkan juga bahwa hak paten diberikan oleh negara apabila diminta oleh penemu, baik orang atau badan hukum yang berhak atas penemuan tersebut. Universitas Sumatera Utara Namun perlu kiranya diperhatikan, bahwa tidak setiap penemuan dapat diberikan paten. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten yakni paten tidak diberikan untuk : 1. Penemuan tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum atau kesusilaan. 2. Penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun yang digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut. 3. penemuan tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Dari ketentuan di atas bahwa paten tidak begitu saja diberikan oleh negara, melainkan penemu harus mengajukan permohonan kepada negara. Jika suatu temuan hendak diajukan ke Kantor Paten agar pemohon atau tepatnya pendaftaran dikabulkan, harus memenuhi syarat yakni : 1. Penemuan itu harus baru Novelty. 2. Mengandung langkah inventif Inventive step. 3. Dapat diterapkan dalam industri Industrial applicability. 66 Mengenai hak dan kewajiban pemegang paten Pasal 16 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten menyebutkan : 66 Harso Adisumarto, Hak Milik Perindustrian, Jakarta : Akademika Presindo, 1989, hlm 11. Universitas Sumatera Utara 1 Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya: a. dalam hal Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten; b. dalam hal Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf a. 2 Dalam hal Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan impor sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya. 3 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 apabila pemakaian Paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pemegang Paten. Hak eksklusif pada Pasal 16 ayat 1 artinya hak yang hanya diberikan kepada pemegang paten untuk jangka waktu tertentu guna melakukan sendiri komersial atau memberikan hak lebih lanjut untuk itu kepada orang lain. Dengan demikian, orang lain dilarang melaksanakan paten tersebut tanpa persetujuan pemegang paten. Universitas Sumatera Utara

C. Syarat-Syarat dan Prosedur Pendaftaran Paten Asing di Indonesia.