DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
B. Pembatasan
dan perumusan
masalah C.
Tujuan dan
manfaat penelitian
D. Metodologi
penelitian E.
Tinjuauan pustaka
F. Sistematika
penulisan BAB
II TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH
A. Ruqiyah syar’iah 1.
Pengertian terapi 2.
Pengertian ruqyah syar’iyyah 3.
Sejarah ruqyah syar’iyyah 4.
Metode terapi ruqiyah syar’iyyah 5.
Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan terapi
B. Emosi 1.
Pengertian Emosi 2.
Macam-macam gangguan emosi 3.
Faktor penderita gangguan emosi
BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI
A. Sejarah dan Perkembangan
B. Visi, misi dan tujuan
4
C. Pelayanan
D. Sarana dan prasarana
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
A. Identifikasi subjek penelitian
B. Proses pelaksanana terapi ruqiyah syar’iyah
C. Teknik pelaksanaan terapi ruqiyah syar’iyah bagi
penderita gangguan emosi D.
Analisis
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman yang disertai dengan nada perasaan felling tones. Apakah pengalaman-
pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh
nada perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan. Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal
ditafsirkan oleh nada perasaan yang tidak menyenangkan, tidak menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan disinilah emosi memegang
peranan amat penting dalam kehidupan manusia. Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas,
ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak, bahagia, bangga, lega, harapan dan haru.
Nanum pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakit-
penyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu dikarenakan adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang
sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya.
1
Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi
seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi
1
Baihaqi dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: Refika Aditama, 2005. h. 107.
6
penyembuhan menggunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diajarkan oleh nabi.
Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan Al-
Qur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat
Al-Isra’ ayat 82, yaitu
⌦ ⌧
☺ ☺
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan Al-Qur’an
secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menabjukkan dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan
ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada
faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah
satu penyembuh yang paling bermanfaat. Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa
dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien
7
apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT, berkeyakinan penuh bahwa Al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan
bagi orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan
ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh
dengan izin Allah Ta’ala” Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan
ruqyah syar’iyyah yang diambil dari Al-Qur’an Al-Karim dan riwayat yang sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna.
2
Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar
itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan
sekaligus menjadikan pembahasan skripsi dengan judul “PROSES TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN
EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan
Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan terapi maka pemakalah membatasi hanya pada pelayanan
pengobatan melalui terapi ruqyah. Terutama pelayanan terhadap
2
Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al- Qur’an dan As-Sunnah. Solo; Pustaka Amanah, 1997. h. 75-82.
8
penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani.
2. Perumusan Masalah
Berkaitan dengan pembahasan masalah diatas, dan agar hasil yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: a.
Bagaimana proses pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah di Bengkel Rohani Ciputat.
b. Teknik pelaksanan terapi ruqyah terhadap pasien penderita
gangguan emosi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
a. Mengetahui metode atau cara yang digunakan dalam terapi
ruqyah syar’iyah. b.
Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan bantuan terhadap pasien penderita gangguan emosi.
c. Memberikan gambaran pengobatan islam pada penderita
gangguan emosi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif atau apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang
9
dimana hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
Selain itu, penelitian diharapkan dapat menambah wacana positif dalam penerapannya terhadap pemberian bantuan terapi
kepada masyarakat yang sebagaian besar beragama Islam. b.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam
menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah jiwa.
D. Metodologi Penelitian 1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa
sebagaimana adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta.
3
Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam penelitian tersebut. Data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
4
3
Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta; Gadjah Mada University Press, 2005, Cet. Ke-11, h.31.
4
Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, h.6.
10
Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape, dokumentasi, dan lain-lain.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subyek dalam penelitian ini adalah pimpinan cabang Bengkel
Rohani Ciputat, yaitu Ustadz Rahmat.
b. Obyek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah
syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi. 3.
Teknik Pengumpulan Data
Untukmemperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan
pengumpulan data melalui: a.
Wawancara Yaitu memperoleh informai secara langsung dari Ustadz
Rahmat selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat dan juga sebagai terapis di Bengkel Rohani Ciputat.
b. Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian.
5
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang cara
proses terapi ruqyah Syar’iah terhadap penderita gangguan emosi.
5
Hidari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100.
11
c. Dokumentasi
Dokumentasi datanya adalah berkas-berkas yang berkaitan dengan Bengkel Rohani Ciputat.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
6
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di
lapangan mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari
berbagai sumber , yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.
5. Teknik Penulis
Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi”
yang diterbitkan oleh CEQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh
arahan dari pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.
6
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103.
12
E. Tinjauan Pustaka
Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka Library Reserc di perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, perustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul
penulisan skripsi penulis. Dan ternyata tidak ditemukan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.
Oleh karena itu penulis menentukan judul skripsi yaitu PROSES TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH BAGI PENDERITA
GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT.
F. Sistematika Penulisan
Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematikaq penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Mengemukakan tentang Ruqyah syar’iyah, pengertian ruqyah, jenis-jenis ruqyah, dan peranan ruqyah dalam
pengobatan rohani. Selain itu juga mengemukakan tentang gangauan emosi, pengertian gangguan emosi, ciri-ciri
13
penderita gangguan emosi dan macam-macam gangguan emosi.
BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT.
Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel Rohani, visi dan misi, struktur redaksi, dan kegiatan-kegiatan
yang diadakan di Bengkel Rohani.
BAB IV ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH
Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap
pasien penderita gangguan emosi.
BAB V PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran.
14
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Ruqyah Syar’iyyah
1. Pengertian terapi
2. Pengertian ruqyah syar’iyyah
Ruqyah dalam bahasa Arab artinya al-audzah atau at-ta’wudz yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah
tidak berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab.
7
Menurut Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa ruqyah adalah bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari Al-
Qur’an dan hadits yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh sebagian orang berupa kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami
maknanya, kadang-kadang merupakan kalimat kufur dan syirik, maka ucapan seperti ini dilarang.
8
Bila dilihat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon
kesembuhan. Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh Al-Bani terdapat dua unsur yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan
yang dibacakan, yaitu antara bacaan yang berasal dari Al-Qur’an dan
7
Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010, h. 259.
8
Ibid.
15
hadits dengan bacaan yang mengandung kalimat kufur dan syirik. Oleh karena itu definisi ruqyah saat ini tidaklah cukup untuk menjadi
sebuah rujukan dalam pengobatan Islam tetapi definisi ruqyah ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang menggambarkan
pengobatan Islam. Jadi menurut istilah syariat Islam, ruqyah syar’iyyah adalah
bacaan yang terdiri dari ayat Al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit.
9
3. Sejarah Ruqyah syar’iyyah
Sebelum Islam datang, orang arab telah mengenal nama ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab ketika itu
adalah ruqyah mantra yang dibacakan oleh dukun-dukun kahin yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan
tolong kepada jin atau setan. Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya
tentang mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah. Auf bin Malik Al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliah
pernah melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah, ‘Bagaimana pendapatmu tentang itu, ya Rarulullah?’ Maka
Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada saya ruqyah kalian itu. Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak mengandung syirik”
10
Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang
9
Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005, h. 17.
10
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 261.
16
mengalami berbagai persoalan termasuk dalam masalah pengobatan dan salah satunya adalah ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau
pernah meruqyah istrinya, cucunya dan sahabat-sahabat beliau yang lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah diruqyah oleh malaikat Jibril
sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab shahih Muslim.”
11
Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang begitu mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan
dipelajari di pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan dan praktiknya terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat
bid’ah, khurafat dan syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh,
karena praktisi ‘pengobatan dengan Al-Qur’an” sering dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahkan
sama sekali tidak memahami apa yang dibacanya. Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama
sebelumnya sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme, animisme masih tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan
umat Islam Indonesia saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya karena masih melekatnya pemahaman bahwa pada benda-benda
tertentu ada kekuatan,seperti batu, di pohon, pada binatang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya sehingga timbul penyembahan
atau ritual untuk mengagungkannya. 4.
Metode terapi ruqyah syar’iyyah
11
Ibid, h. 262.
17
Dalam penerapan terapi ruqyah terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penterapi dan pasien, baik sebelum
dilakukannya proses terapi ruqyah, syarat bagi seorang peruqiyah, dan proses terapi ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan
ruqyah. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan
terapi ruqyah, yaitu:
12
a. Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah
b. Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran
syariat. c.
Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka
d. Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui gejalanya e.
Sunnah berwudhu bagi peruqiyah dan pasien f.
Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak diruqyah dan menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat
pengobatan g.
Tidak boleh meruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami atau mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan
sarung tangan tebal h.
Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan Sedangkan syarat bagi seorang peruqiyah, yaitu:
13
12
Ibid, h. 297-320.
13
Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, h. 37-38.
18
a. Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar
dan bersih b.
Merealisasikan tauhud yang murni tidak tercampur syirik dalam ucapan dan perbuatan
c. Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh
kesembuhan dengan izin Allah semata d.
Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu syeitan untuk mengganggu dan menyerang manusia
e. Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya. f.
Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh
Rasulallah. Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, peruqiyah meletakkan
tangannya dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an secara tartil denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan
keluarganya jika didampingi, hal ini dilakukan agar jelas bahwa ayat-ayat yang dibacakan benar-benar ayat yang diambil dari Al-
Qur’an dan doa-doa yang diajarka oleh Rasulullah bukan mantra yang mengandung syirik.
Adapun ayat-ayat yang menjadi bacaan ruqyah , yaitu: a.
Isti’adzah
19
Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan juga merupakan sebuah anjuran sebelum membaca Al-Qur’an,
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 28:
Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
b. Lafadz basmallah
Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum dan khusus, demikian pula dengan basmallah yang secara umum sering
dibaca ketika hendak melakukan sesuatu dan secara khusus ketika hendak membaca Al-Qur’an. Lafadz bismillah yang popular itu
adalah
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
.”
c. Surat Al-Fatihah ayat 1-7
☺ ☺
20
Artinya: “1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami
sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. yaitu jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
d. Surat Al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286
⌫
☺
⌧
21
Artinya: “255. Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat
memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”
☺
☺
22
23
Artinya: “284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa
yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-
rasul-Nya. mereka mengatakan: Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya, dan
mereka mengatakan: Kami dengar dan Kami taat. mereka berdoa: Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah
tempat kembali. 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala dari
kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. mereka berdoa: Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
24
sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”
e. Surat Al-A’raf ayat 54-56
☺
☺ ☺
⌧
☺
☺
☺
25
Artinya: “54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakan-Nya pula
matahari, bulan dan bintang-bintang masing-masing tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. 55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan
akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.’
f. Surat Al-Mukminun ayat 115-118
☺
☺
⌧
☺
26
Artinya: “115. Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja,
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? 116. Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan
selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia. 117. Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah,
Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. 118. Dan Katakanlah: Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau
adalah pemberi rahmat yang paling baik.” g.
Surat Ash-Shaaffat ayat 1-10
☺ ☺
☺
27
Artinya: “1. Demi rombongan yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya. 2. Dan demi rombongan yang melarang
dengan sebenar-benarnya dari perbuatan-perbuatan maksiat. 3. Dan demi rombongan yang membacakan pelajaran. 4.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa. 5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-
tempat terbit matahari. 6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang. 7. Dan
telah memeliharanya sebenar-benarnya dari Setiap syaitan yang sangat durhaka. 8. Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-
dengarkan pembicaraan Para Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. 9. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan
yang kekal. 10. Akan tetapi Barangsiapa di antara mereka yang mencuri-curi pembicaraan; Maka ia dikejar oleh suluh api yang
cemerlang.
28
h. Surat Ar-Rahman ayat 33-36
☺
☺
☺
☺ ⌧
☺
Artinya: “33. Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus melintasi penjuru langit dan bumi, Maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. 34. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan? 35. Kepada kamu, jin dan manusia dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri
dari padanya. 36. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
i. Surat Al-Hasyr ayat 21-25
⌧
29
Artinya: “21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk
30
terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya
mereka berfikir. 22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang
Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan,
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk
Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” j.
Surat Al-Ikhlas
☺
Artinya: “1. Katakanlah: Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
k. Surat Al-Falaq
31
⌧
⌧
⌧
Artinya: “1. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. 2. Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan
dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” l.
Surat An-Naas
⌧
Artinya: “1. Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. 2. Raja manusia. 3.
Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan bisikan syaitan yang biasa
32
bersembunyi. 5. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. 6. Dari golongan jin dan manusia.”
5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan terapi
Sakit dapat digolongkan menjadi sakit fisik dan psikis. Melihat adanya perbedaan yang sangat kontras antara keduanya maka
perawatan dan penyembuhannya juga sangat berbeda antara satu sama lain. Dalam pengobatannya, seperti pada umumnya kita ketahui
bahwa penyakit fisik dapat diobati dengan cara medis yang bersifat ilmiah dan logis, namun pada hakikatnya penyembuhan medis hanya
tertuju pada fisik, lalu bagaimana dengan sakit non-fisik yang lebih dikenal gangguan kejiwaan yang bersifat immateri atau tidak
terlihat?, maka penyambuhannya pun tidak dapat disembuhkan dengan hal-hal yang materi. Namun apabila diberikan pengobatan
secara medis hanya bersifat membantu saja. Di Indonesia banyak sekali pengobatan dan cara penyembuhan
yang ditawarkan baik berupa medis ataupun non-medis. Dalam banyak kasus, masyarakat Indonesia salah mengartikan suatu
penyakit, apakah itu penyakit medis atau non-medis. Seperti halnya anak yang demam dibawa ke pengobatan alternatif karena takut
kesambet, padahal bila dilihat dari gejalanya sakit seperti demam ini termasuk medis dan harus dibawa ke dokter.
Lalu bagaimana posisi ruqyah syar’iyyah dalam sistem pengobatannya? Sistem pengobatan dan penyembuhan ruqyah
syar’iyyah banyak dijelaskan dalam As-Sunnah dan sebagian juga
33
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, oleh karena itu ruqyah syar’iyyah termasuk dalam sistem pengobatan Thibbun Nabawi.
Ruqyah syar’iyyah selain bertujuan untuk penyembuhkan, tetapi juga mengajak pasien untuk lebih berserah diri kepada Sang
pencipta yang menurunkan penyakit dan hanya Dia lah yang bisa menyembuhkan. Dapat dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah
sasarannya pada fisik, psikis, dan ruh. Obat jenis ini akan menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan keteguhan jiwa
yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik. Obat-obatan Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.”
14
Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan penyakit psikis selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa
sangat dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab ayat-ayat Al-Qur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap
syaraf dan kekebalan tubuh pasien.
B. Emosi
1. Pengertian emosi
Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut berbagai emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama
seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta. Sebutan yang diberikan pada perasaan tertentu, mempengaruhi
14
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 258.
34
bagaimana kita berfikir mengenai perasaan itu, dan bagaimana kita bertindak.
15
Franken menjelaskan bahwa emosi merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif proses kognitif, factor lingkungan hasil
belajar, dan faktor biologik proses hormonal. Dengan kata lain, emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan
dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
16
Sedangkan menurut Carr, emosi adalah penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi
situasi-situasi tertentu.
17
Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada perbedaan yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi.
Garis besar yang dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas, bahwasannya emosi adalah suatu perasaan dari suatu pengalaman
yang dihasilkan dari hubungan antara individu dengan sekitarnya. Dan dari hasil hubungan itu malahirkan perasaan-perasaan yang
berkaitan dengan diri individu, baik itu senang, sedih, gembira, ataupun marah.
2. Macam-macam gangguan emosi
Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis apabila ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain.
15
Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010, h. 11.
16
Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, h.105.
17
Nety Hartanti, dkk, Islam dan Psikologi, Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t., h. 94.
35
Pola-pola emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang tidak tepat, afek yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati,
depresi, kegembiraan, ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang tidak rasional, dan mudah tersinggung.
18
Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macam-
macam gangguan emosi yaitu:
19
a. Euphoria
Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang. Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang,
dan bahagia yang berlebihan. b.
Elasi Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria.
Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada wajahnya. Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan
tidak bahagia, tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering merupakan emosi yang labil, sehingga mudah tersenggung.
c. Exaltasi
Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan wahm kebesaran.
d. Ectasy
18
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010, h. 262.
19
Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, h. 111-114.
36
Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup
baru kembali. e.
Anhedonia Yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul
perasaan senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan. f.
Kesepian Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan,
merasa tidak ada orang lain yang menyapanya. g.
Kedangkalan Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau
emosinya datar, tumpul, dan dingin. h.
Afek dan emosi yang tidak sesuai wajar Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan
antara sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang menimbulkannya. Menampakkan reaksi kesenangan atau
kesedihan yang tidak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu. i.
Afek dan emosi labil Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik.
Misalnya tiba-tiba marah atau menangis. j.
Variasi afek dan emosi sepanjang hari Perubahan emosi afek sejak pagi hari sampai malam hari.
Misal pada PMD, depresinya lebih kuat pada pagi atau siang hari dan menjadi lebih ringan pada sore atau malam hari.
37
k. Afek yang terlalu kaku
Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang
berlainan. l.
Ambivalensi Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau
sesuatu hal. m.
Apati Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal
disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli. n.
Amarah Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering
dinyatakan dalam bentuk agresif. o.
Depresi Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak
berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic: anorexsia, kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak
semangat, sulit tidur. Ada depresi yang disertai dengan penarikan diri dan ada pula yang dengan kegelisahan dan agitasi.
p. Kecemasan Ansietas
Yaitu jawaban emosi yang sifatnnya antisipatif, jawaban awal sebelum ada pertanyaan. Gejala psikis: perasaan gundah,
khawatir, gugup, tegang, cemas, taka man, lekas terkejut, emosi labil, mudah tersinggung, apatis, perasaan salah tidak pada
38
tempatnya. Gejala somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas, gangguan lambung, berdebar-debar, tekanan darah meninggi,
dan sebagainya. 3.
Faktor penderita gangguan emosi Dalam kehidupan manusia, emosi memegang peranan yang
amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan
jantunganya jiwa. Kalau jantungnya berhenti, jasmaninya akan mati. Kalau emosinya berhenti berfungsi maka matilah jiwanya. Dengan
demikian emosi, manusia memiliki kekuatan yang maha hebat. Ia mampu mengaktifkan dan memberi energi pada seluruh aktifitas
manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan, kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga dapat
berfungsi sebaliknya, melemahkan dan menurunkan. Dalam kaitanya dengan belajar, emosi juga mampu berperanmeningkatkan
dan mendorong aktivitas berfikir, control diri, pemahaman moral, dan bertindak bagi seseorang.
Kapan emosi mampu berperan sebagai pendorong atau penghambat aktivitas manusia, sangat tergantung pada batas
penerimaan masing-masing individu. Jadi dalam batas-batas tertentu, emosi sangat bermanfaat bagi aktifitas manusia, sedangkan
batas-batas tertentu tersebut sifatnya subyektif dan individual. Bilamana emosi tersebut sudah begitu keras malampaui batas
penerimaan atau nilai kritik individu sehingga fungsi individu itu
39
tergganggu, maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin sebagai pendorong ataupun penghambat, tetapi sudah diluar
kewajaran karena sifatnya berlebihan.
20
Emosi juga dapat dikatakan menjadi sebuah gangguan apabila tidak memenuhi salah satu kriteria yang menunjukan emosi
yang normal, yaitu antara lain: a.
Emosi itu dapat diramalkan dan cocokyakni emosi itu berguna, diharapkan, dan relevan dengan situasi stimulus.
b. Emosi semestinya tidak berlangsung lama atau berhenti dengan
mendadak, mengingat sifat dan pentingnya keadaan yang menimbulkan reaksi emosional.
c. Emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak
terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi.
21
20
Ibid, h. 107.
21
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, h. 262.
40
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Baihaki. dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan.
Bandung: Refika Aditama, 2005
Al-Qohtoni, Said Bin Ali Bin Wahf. Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo: Pustaka Amanah,
1997. Hawawi Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005. Meleong. Metode Penelitian Kualitatif.
Tambusai, Musdar Bustaman Tambusai. Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.
Basri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah. Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005.
Albin, Rochelle Semmel. Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.
41
42 Hartanti, Nety. dkk, Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press,
t.t. Semiun, Yustinus. Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 2010.
ABSTRAKS
Ana Noviana Terapi
Ruqyah Syar’iyyah Bagi Pasien Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat.
Emosi merupakan suatu unsur yang pasti ada pada diri seseorang, dan merupakan suatu ekspresi yang menunjukan sebuah rasa yang sedang
dialami, apakah itu senang ataupun sedih. Emosi dapat juga menjadi sebuah gangguan apabila tidak dapat terkontrol dengan baik. Untuk itu perlu adanya
terapi yang dapat mengatasi gangguan emosi seperti terapi ruqyah syar’iyyah yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat. Di sini pasien
mendapatkan pengobatan dengan cara terapi ruqyah syar’iyyah agar emosinya menjadi normal kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman proses pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat dalam
menangani penderita gangguan emosi. Di mana terapi merupakan suatu proses pemberian bantuan untuk penyembuhan agar pasien dapat lebih
mengontrol emosinya. Dalam hal ini informan terdiri dari 1 pimpinan cabang, 1 terapis dan 2 pasien yang menderita gangguan emosi. Dan dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data penelitian
dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh langsung dari sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa catatan, rekaman dan
data-data.
Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi ruqyah ayar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat menggunakan metode
langsung, yaitu pembacaan surat-surat al-Qur’an secara langsung dihadapan pasien yang menderita gangguan emosi. Adapun tahapan dalam pelaksanaan
terapi ruqyah syar’iyyah, terlebih dahulu pasien melakukan konsultasi dengan ustadz yang bertugas lalu dapat diketahui apa keluhan-keluhan
pasien, sehingga dapat dilakukan tindakan terapi yang sesuai dengan keluhan pasien.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan untuk manusia mulia
sepanjang zaman yang telah mengangkat derajat manusia dari kebodohan menjadi manusia penuh dengan akal, Nabi Muhammad SAW, yang dengan
perjuangannya sampailah Islam rahmatan lil ‘alamin berada dalam jiwa penulis.
Dengan selesainya skripsi ini, begitu banyak orang-orang dibalik ini semua yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dan penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bapak Drs. Wahidin Saputera, MA, selaku pembantu dekan satu, dan Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku pembantu dekan dua.
2. Bapak Drs. M. Lutfi, M.Ag, selaku ketua jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam dan sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi dan telah bersedia meluangkan waktunya selama
proses penyelesaian skripsi.
ii
3. Ibu Dra. Nasichah, MA, selaku sekretaris jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam. 4.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga penulis dapat mencari sumber
buku yang dibutuhkan. 6.
Kedua orang tua penulis, mamah Dedeh Fatimah dan Bapak Aminullah bin Mastur yang tidak kenal lelah dan berhenti berjuang memotivasi
penulis agar menjadi orang sukses. 7.
Kakak-kakak penulis, Wiwin Windaningsih dan Ferdiyansyah yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
8. Pihak Bengkel Rohani, yang telah mengizinkan penelitian di sana.
Kepada ustadz Rowi selaku pimpinan cabang, ustadz Nasrullah, dan ustadz Andri yang telah meluangkan waktunya memberikan penjelasan
selama penelitian. 9.
Hendra Maitrisna, sahabat terbaik penulis yang telah memberikan motivasi, saran dan kritik yang positif selama penelitian berlangsung.
10. Teman-teman BPI angkatan 2006 yang diantaranya Wiwin, Ulfa,
Anis Thank You All atas segala motivasi, informasi dan nasihat dalam pembuatan skripsi ini.
iii
11. Sahabat penulis, terutama Fina, Kurniadi, Rahmat, dan Wisnu yang
sudah ikut membantu dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan penulis, serta masukannya yang bermanfaat.
Demikian sudah pembuatan skripsi ini walaupun penulis yakin masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi, dan penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan terhadap semua pihak yang telah membantu
penulis semoga dapat menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, 24
Mei 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKS.…………………………………………………………...……i KATA PENGANTAR…………………………………………..…………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….…...iv BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………….…..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………….4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………….……...4 D.
Metodologi Penelitian…………………………………..5
E. Tinjuauan
Pustaka……………………………………….8 F.
Sistematika Penulisan..…………………………………...9
BAB II LANDASAN
TEORI
A. Terapi Ruqiyah Syar’iah……………………...………...11 1.
Pengertian Terapi……………………...…………...11 2.
Pengertian Ruqyah Syar’iyyah………...…………...12 3.
Sejarah Ruqyah Syar’iyyah……..……….……...….13 4.
Metode Terapi Ruqiyah Syar’iyyah…...…………...15 5.
Ruqyah Syar’iyyah Sebagai Alternatif Pengobatan terapi………………………………..25
B. Emosi…………………………...………………………27 1.
Pengertian Emosi…………………………………..27 2.
Macam-macam Gangguan emosi…………………..28
v
vi 3.
Faktor Penyebab Gangguan Emosi…………….......31
BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI
A. Sejarah dan Perkembangan……………………………34
B. Visi, Misi dan Tujuan…………………..……………..37
C. Pelayanan……………………………………………...38
D. Sarana dan Prasarana………………………………….40
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS
A. Identifikasi Subjek Penelitian……...…………………..41
B. Prosedur Pelaksanana Terapi Ruqyah Syar’iyyah……..43
C. Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah
bagi Benderita Gangguan Emosi……………….……...45 D.
Analisis...………………………………………………46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….49
B. Saran…………………………………………………...50
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….51 LAMPIRAN………………………………………………………………53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman yang disertai dengan nada perasaan felling tones. Apakah pengalaman-
pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh nada
perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan. Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal
ditafsirkan oleh nada perasaan yang tidak menyenangkan, tidak menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan di sinilah emosi memegang
peranan amat penting dalam kehidupan manusia. Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas,
ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak, bahagia, bangga, lega, harapan dan haru.
Namun pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakit-
penyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu di karenakan adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang
sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya.
1
Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi
1
Baihaqi dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, Bandung : Refika Aditama, 2005. h. 107.
1
seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi penyembuhan menggunakan al-Qur’an dan as-Sunnah yang diajarkan oleh
Nabi. DR. M. Solihin, M.Ag dalam bukunya menjelaskan bahwa terapi
pengobatan spiritual menjadi penting di era moderen sekarang ini, bahkan beberapa ahli kedokteran jiwa meyakini bahwa penyembuhan penyakit
pasien atau klien dapat dilakukan dengan cepat jika menggunakan metode- metode yang berdasarkan spiritual keagamaan, yaitu dengan
membangkitkan potensi batinnya atau spiritualnya, yang ada pada hakikatnya menimbulkan kepercayaan diri, bahwa Tuhan yang Maha Esa
adalah satu-satunya kekuatan penyembuh dari penyakit yang dideritanya.
2
Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan al-
Qur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat
Al-Isra’ ayat 82: ⌦
⌧ ☺
☺
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” Q.S. al-Isra’ : 82
2
Solihin, Terapi Sufistik Bandung : C. V. Pustaka Setia, 2004 cet. ke-1. h.36.
Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan al-Qur’an secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menakjubkan
dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia
merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk
menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah satu penyembuh yang paling bermanfaat.
Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien
apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT, berkeyakinan penuh bahwa al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan bagi
orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan
ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh
dengan izin Allah Ta’ala”
3
Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari al-Qur’an al-Karim dan riwayat yang
sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna.
4
Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar
itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan
3
Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo : Pustaka Amanah, 1997. h. 75.
4
Ibid., h. 82.
sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Terapi
Ruqyah Syar’iyyah bagi Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat
”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan
Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan seperti Ruqyah, bekam dan refleksi, maka penulis membatasi hanya pada
pelayanan pengobatan melalui terapi ruqyah. yaitu pelayanan terhadap penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani
Ciputat.
2. Perumusan Masalah
Berkaitan dengan pembahasan masalah di atas, dan agar hasil yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah “Bagaimana proses
pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah dalam menangani penderita gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui bagaimana proses dalam
pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah dalam menangani penderita gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat”.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang
telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah jiwa.
b. Manfaat Praktis
Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif atau apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang dimana hal ini dapat
dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami gangguan emosi.
D. Metodologi Penelitian 1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana
adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta.
5
Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari
obyek yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam
penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan
5
Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2005, Cet. Ke-11, h.31.
bukan angka-angka.
6
Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape, dokumentasi, dan lain-lain.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bengkel Rohani Ciputat, Jln. Ir. H. Juanda No.2A Ciputat-Tangerang. Adapun waktu penelitian dilakukan pada
tanggal 12 April sampai dengan 23 Mei 2010.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkaitan dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah terhadap penderita gangguan
emosi. Yaitu: Ustadz Andri selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat, Ustadz Nasrullah selaku penterapi di Bengkel Rohani Ciputat, Ibu
Nur’aini selaku pasien penderita gangguan emosi dan ibu Sopiah selaku
orang tua dari pasien Badriani yang menderita gangguan emosi. b.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah
syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi. 4.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data
melalui:
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000, cet. ke-13, h.6.
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara interviewe.
7
Dalam penelitian ini wawancara ditunjukan kepada 1 pimpinan cabang, 1 terapis Bengkel Rohani Ciputat dan 2 pasien yang berhubungan dengan
gangguan emosi yaitu Ibu Nur’aini dan Ibu Sopiah.
b. Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.
8
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang proses terapi ruqyah
Syar’iyyah terhadap penderita gangguan emosi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang asal katanya berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang yang tertulis.
9
Dokumentasi datanya adalah berkas- berkas yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat yang sesuai dengan
masalah yang diteliti.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
7
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989, cet. ke-6, h.128
8
Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100.
9
Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 131.
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
10
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di lapangan
mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber , yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi.
6. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang
diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari
pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka Library Reserc di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi penulis yang memberikan inspirasi untuk penulis dalam melakukan
penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini penulis menemukan “Pelaksanaan Bimbingan Islam Melalui Terapi Ruqyah di
Pesanteren Yatama az-Zikra Depok yang disusun oleh Arief,
10
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103.
102052025633, pada tahun 1427 H. 2006M. Adapun dalam penelitian tersebut peneliti menjelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan Islam dapat
dilakukan dengan metode terapi ruqyah. Sedangkan dalam penelitian penulis, membahas terapi ruqyah syar’iyyah untuk menangani penderita
gangguan emosi, bukan sebagai pelaksanaan bimbingan Islam.
F. Sistematika Penulisan
Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS