dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah sasarannya pada fisik, psikis, dan ruh. Obat jenis ini akan menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan
keteguhan jiwa yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik. Obat-obatan Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.”
17
Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan penyakit psikis selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa sangat
dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab ayat-ayat al- Qur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap syaraf dan kekebalan
tubuh pasien.
18
B. Emosi
1. Pengertian emosi
Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut berbagai emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama seperti sedih,
gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta. Sebutan yang diberikan pada perasaan tertentu, mempengaruhi bagaimana kita berfikir mengenai
perasaan itu, dan bagaimana kita bertindak.
19
Baihaqi dalam bukunya Konsep dasar Gangguan-gangguan mengutip pernyataan Franken yang menjelaskan bahwa “emosi merupakan
hasil interaksi antara faktor subyektif proses kognitif, factor lingkungan hasil belajar, dan faktor biologik proses hormonal. Dengan kata lain,
17
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 258.
18
Ibid.
19
Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya
, 20 ed. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010, h. 11.
emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya”.
20
Sedangkan menurut Carr, “emosi adalah penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi situasi-situasi
tertentu”.
21
Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada perbedaan yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi. Garis besar yang
dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas, bahwasannya emosi adalah suatu perasaan dari suatu pengalaman yang dihasilkan dari hubungan antara
individu dengan sekitarnya. Dan dari hasil hubungan itu melahirkan perasaan-perasaan yang berkaitan dengan diri individu, baik itu senang,
sedih, gembira, ataupun marah.
2. Macam-macam gangguan emosi
Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis apabila ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain. Pola-pola
emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang tidak tepat, afek yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati, depresi, kegembiraan,
ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang tidak rasional, dan mudah tersinggung.
22
Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macam-macam
gangguan emosi yaitu:
20
Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, Bandung : PT. Refika Aditama, 2005, h.105.
21
Nety Hartanti, dkk, Islam dan Psikologi, Jakarta : UIN Jakarta Press, t.t., h. 94.
22
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010, h. 262.
a. Euphoria
Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang. Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang, dan
bahagia yang berlebihan. b.
Elasi Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria.
Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada wajahnya. Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan tidak bahagia,
tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering merupakan emosi yang labil, sehingga mudah tersenggung.
c. Exaltasi
Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran.
d. Ectasy
Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup baru kembali.
e. Anhedonia
Yaitu ketidakmampuan
merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan
senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan. f.
Kesepian Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan, merasa
tidak ada orang lain yang menyapanya.
g. Kedangkalan
Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau emosinya datar, tumpul, dan dingin.
h. Afek dan emosi yang tidak sesuai wajar
Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang menimbulkannya.
Menampakkan reaksi kesenangan atau kesedihan yang tidak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu.
i. Afek dan emosi labil
Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik. Misalnya tiba-tiba marah atau menangis.
j. Variasi afek dan emosi sepanjang hari
Perubahan emosi afek sejak pagi hari sampai malam hari. Misal pada PMD, depresinya lebih kuat pada pagi atau siang hari dan
menjadi lebih ringan pada sore atau malam hari. k.
Afek yang terlalu kaku Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada
rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan.
l. Ambivalensi
Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau sesuatu hal.
m. Apati
Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli.
n. Amarah
Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering dinyatakan dalam bentuk agresif.
o. Depresi
Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic: anorexsia,
kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak semangat, sulit tidur. Ada depresi yang disertai dengan penarikan diri dan ada pula
yang dengan kegelisahan dan agitasi. p.
Kecemasan Ansietas Yaitu jawaban emosi yang sifatnnya antisipatif, jawaban awal
sebelum ada pertanyaan. Gejala psikis: perasaan gundah, khawatir, gugup, tegang, cemas, taka man, lekas terkejut, emosi labil, mudah
tersinggung, apatis, perasaan salah tidak pada tempatnya. Gejala somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas, gangguan lambung,
berdebar-debar, tekanan darah meninggi, dan sebagainya.
23
3. Faktor penyebab gangguan emosi