Pimpinan Cabang Identifikasi Subjek Penelitian

BAB IV TEMUAN LAPANGAN

A. Identifikasi Subjek Penelitian

Untuk memperkuat hasil penelitian, penulis melakukan wawancara kepada subjek yang berhubungan langsung dengan terapi ruqyah syar’iyyah bagi penderita gangguan emosi. Adapun subjek penelitian itu adalah:

1. Pimpinan Cabang

Usatadz Andri Sulaiman, sekarang ini menjabat sebagai pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat sejak 4 mei 2010, sebelumnya beliau menjadi pimpinan cabang Bengkel Rohani Bekasi dari tahun 2005. Beliau kelahiran 30 November 1979 sekarang tinggal di Setia Kawan, Bekasi Timur. Sebelumnya beliau hanya seorang pencuci alat bekam di Bengkel Rohani namun berkat ketekunannya kemudian beliau diperbantukan untuk terapi bekam lalu diperbantukan lagi untuk menangani konsultasi pasien yang juga menjabat sebagai piminan cabang. 2. Terapis Ustadz Nasrullah, Ustadz yang menangani terapi ruqyah ini kelahiran Jakarta 15 Maret 1975, sekarang tinggal di Gandul, pangkalan jati baru di Rt 03 Rw 02 No.49A dan sekarang sudah dikaruniai tiga orang anak. Beliau bergabung di Bengkel Rohani semenjak bulan Maret 2010, sebelumnya beliau bekerja sebagai guru privat dan guru TPA Taman Pendidikan al-Qur’an karena beliau lulusan MTs di daerah Gundul. Beliau sebelumnya tidak punya pembekalan tentang pengobatan terapi ruqyah, 41 namun beliau sering mengobati para tetangganya dengan menggunakan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, barulah belakangan ini beliau mengetahui bahwa pengobatan tersebut bernama terapi Ruqyah Syar’iyyah. 3. Pasien a. Ibu Nur’aini Ibu rumah tangga yang berusia 33 tahun dan sudah dikaruniai 2 orang anak yang berusia 12 tahun dan 4 tahun. Beliau sudah 2 kali diruqyah, sebelumnya beliau divonis menderita kangker otak, sehingga beliau mengalami syok yang berakibat gangguan emosi, terlebih lagi apabila beliau menghadapi putrinya yang berusia 12 tahun maka emosinya mudah meledak-ledak, karena beliau merasa cemas dan takut putrinya terjebak dalam pergaulan bebas. Dalam hal ini Ibu Nu’aini mengalami gangguan emosi yang disebut kecemasan Ansietas dimana emosi yang bersifat antisipatif, jawaban awal yang sebelum ada pertanyaan. Padahal apabila dirujukan pada salah satu kriteria emosi yang normal, emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi. 1 b. Ibu Sopiyah Merupakan Ibu dari Badriahni, pasien penderita gangguan emosi. Badriah untuk saat ini belum bisa diwawancarai secara langsung dikarenakan masih belum bisa berbicara terlalu banyak. Badriah gadis berusia 31 tahun, yang kesehariannya di rumah saja merupakan pasien 1 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010, h. 262 gangguan emosi dan sudah menjalani 5 kali terapi ruqyah. Sebelunya badriah tidak menunjukan sebagai seorang yang mempunyai emosi, dia lebih banyak diam dan acuh dengan apa yang terjadi disekitarnya. Bila dilihat dari cirri-ciri yang diderita Badriahni dapat disimpilkan bahwa Badriahni mengalami gangguan emosi yang berupa afek yang terlalu kaku, yaitu mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan, namun Badriahni tidak menunjukan itu.

B. Prosedur Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah