Metode Penelitian Pola pengasuhan anak terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 4 Ceger Cipayung Jakarta Timur

a. Observasi Metode observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda- benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Tetapi tidak semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau yang sangat relavan dengan data yang dibutuhkan. 14 Observasi yang peneliti lakukan adalah mengamati bagaimana peran pengasuh dalam memberikan pengasuhan kepada anak, kondisi anak yang menerima pengasuhan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengasuh dan anak. b. Wawancara Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada teknik wawancara, khususnya wawancara mendalam depth interview. 15 Teknik wawancara peneliti gunakan untuk mendapatkan berbagai informasi yang peneliti butuhkan salah satunya pola pengasuhan 14 Ibid., h. 165. 15 M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif. H. 175. yang diberikan oleh panti maupun pengasuh kepada anak. Peneliti melakukan wawancara dengan pengasuh dan warga binaan sosial. c. Dokumentasi Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi dapat dipahami sebagai setiap cacatan tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan maupun yang tidak dipersiapkan untuk suatu penelitian. Data dalam penelitian kualitatif pada umumnya diperoleh dari sumber manusia melalui observasi dan wawancara. Di samping itu, ada pula sumber bukan manusia, antara lain berupa dokumen, foto dan bahan statistik. 16 Peneliti melakukan studi dokumentasi dalam pengumpulan data. Dokumentasi yang peneliti dapatkan seperti foto dan arsip-arsip panti yang berisi form-form. 5. Teknik Pemilihan Informan Dalam memilihan informan, peneliti tidak mementingkan generalisasi. Penentuan sampel penelitian tidak secara random karena dianggap tidak penting. Oleh karena itu, sampel ditentukan secara sengaja sehingga sampel penelitian tidak perlu mewakili populasi. Adapun pertimbangan sampel bukan berdasarkan pada aspek keterwakilan populasi di dalam sampel. Pertimbangannya lebih pada kemampuan sampel informan untuk memasok informasi selengkap mungkin kepada peneliti. 17 16 Ibid., h. 200. 17 Ibid., h. 89. Tabel 1 Informan Peneliti Informasi yang di cari Informan Metode atau wawancara Jumlah Pola Pengasuhan Anak Terlantar di PSAA - Pengasuh - Kepala Seksi Ka. Sie Bimbingan dan Penyaluran dan Ka Sie Assesment dan Identifikasi - WBS Wawancara Wawancara wawancara 4 orang 2 orang 3 orang Jumlah 9 orang 6. Sumber Data Dari sumber data yang peneliti peroleh maka bisa dilihat pengumpulan data terbagi menjadi dua, seperti: a. Data Primer Data primer ini di peroleh melalui pengamatan dan wawancara. Informan dalam data primer ini adalah Ka. Sie Identifikasi dan Assesment, Ka. Sie Bimbingan dan Penyaluran, pengasuh atau wali kamar dan warga binaan sosial WBS di PSAA PU 4 Ceger. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber- sumber informasi tidak langsung seperti perpustakaan. 7. Analisis Data Analisis data untuk penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih- memilahnya menjadi satuan unit yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa-apa yang penting dan apa- apa yang dipelajari dan memutuskan apa-apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 18 8. Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif sering kali dinyatakan tidak ilmiah sehingga kurang bisa dipertanggungjawabkan dari berbagai segi. Dengan alasan itulah dalam penelitian kualitatif perlu dilaksanakan pemeriksaan keabsahan data sebagai usaha untuk meningkatan derajat kepercayaan data. Pemeriksaan keabsahan data memakai Triangulasi. Peneliti memeriksa keabsahan data dengan cara triangulasi, peneliti mengomparasikan hasil data yang diperoleh dari observasi dengan dengan wawancara serta mengomparasikan hasil temuan data dari informan yang satu dengan yang lainnya di tempat dan waktu yang berbeda. 19 Penelti menggunakan triangulasi sumber. 18 Ibid., h.247. 19 Drs. Dadang Kuswana, M.Ag. Metode Penelitian Sosial., h. 264. 9. Teknis Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan, penulis mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengkaji tulisan ini ada beberapa tulisan yang membahas tentang pola pengasuhan. Peneliti menemukan skripsi sebagai berikut: Nama : Fatmawati NIM : 107054102679 Judul Skripsi : Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak Di Taman Anak Sejahtera Jurusan : Kesejahteraan Sosial Tahun : 2011 M1432 H Skripsi tersebut menjelaskan bagaimana pola pengasuhan dan perlindungan anak balita yang mempunyai orang tua bekerja sehingga anak dititipkan di Taman Anak Sejahtera. Perbedaannya dengan peneliti ialah peneliti melakukan penelitian kepada anak terlantar usia remaja di panti.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan. Merupakan pedoman yang menjelaskan latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Teoritis. Merupakan bab yang melandasi pemikiran teori- teori yang berkaitan dengan pola pengasuhan anak terlantar. BAB III : Gambaran Umum Lembaga. Bab ini menggambarkan sejarah berdirinya panti, visi dan misi panti, struktur organisasi panti, kerjasama panti dan yang berkaitan dengan lembaga. BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis yang merupakan gabungan dari hasil pengumpulan data dengan beberapa konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini. BAB V : Penutup. Bab penutup merupakan kesimpulan dari penelitian tentang pola pengasuhan anak terlantar di PSAA PU 4 dan saran- saran untuk perbaikan kedepan bagi panti, peneliti, fakultas atau jurusan kesejahteraan sosial.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengasuhan Anak

Pengasuhan anak adalah sistem pemeliharaan, pendidikan, perlindungan anak danatau harta bendanya hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri demi kepentingan terbaik anak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, kesejahteraan, dan permanensi dari orang tua, atau pihak-pihak lain yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan anak. 1 Dengan mengacu kepada konsep dasar tumbuh kembang anak, maka secara konseptual pengasuhan anak adalah upaya orang dewasa dalam lingkungan keluarga guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang asuh, asih, dan asuh dengan baik dan benar, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 2 Pada dasarnya pengasuhan anak merupakan kegiatan dimana anak dibimbing, dibina, dirawat, dilindungi dan dipenuhinya kebutuhan dasar anak yang dilakukan oleh orang tuanya maupun keluarga. Namun pada saat ini banyak orang tua maupun keluarga tidak dapat memberikan pengasuhan kepada anak mereka. Kondisi orang tua ataupun keluarga yang tidak mampu untuk memberikan kebutuhan dasar dalam mengasuh anak mereka. , Operasional Program Kesejahteraan Sosial Anak , , + , , Al-Quran dan Kesejahteraan Sosial - . . + ,