BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Menurut Danurwenda 2007, dalam penelitiannya yang berjudul Efisiensi biaya produksi dan prospek pengembangan Agroindustri Jamu “Sari Hutani” di
Desa Curahnongko,Kecamatan Tempurejo menyatakan bahwa penggunaan biaya produksi pada agroindustri jamu “Sari Hutani” adalah efisien dengan nilai RC
ratio sebesar 1,62. Makna penelitian diatas serupa dengan rumusan masalah yang pertama yaitu mengenai efisiensi biaya produksi jahe pada Kelompok Wanita
Tani Jawak Kucur jahe di Desa Pakuwesi. Menurut Wulandari et al 2012, dalam penelitiannya yang berjudul Nilai
Tambah dan Pemasaran Sari Jahe Instan di Desa Karang Dapo Kelurahan Tumbak Ulas Kecamatan Pagar Alam Selatan Kota Pagar Alam menyatakan
nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan rimpang jahe menjadi sari jahe instan sebesar Rp. 33.190,00Kg dengan hasil produksi produksi 100 kg dalam
satu kali proses produksi, yang artinya pengolahanrimpang jahe menjadi sari jahe instan mampu memberikan nilai tambah positif. Untuk menjawab rumusan
masalah mengenai nilai tambah, penelitian ini menggunakan metode serupa yaitu dengan pengaplikasian model analisis nilai tambah.
Menurut Andriany 2008, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pendapatan Usaha Minuman Tradisional Betawi Sari Jahe Bir Pletok
menyatakan bahwa Saluran pemasaran industri rumah tangga Ayu Lestari dalam menjalani usaha produksi minuman tradisional betawi sari jahe bir pletok
memiliki dua saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran nol tingkat : produsen – konsumen, dan saluran pemasaran satu tingkat : produsen – pengecer – konsumen.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk melihat saluran pemasaran jahe instan dan sirup jahe pada Kelompok Wanita Tani Jawak Kucur di Desa
Pakuwesi Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso. Menurut Vigayana 2013, dalam penelitiannya yang berjudul Dinamika
Kelompok dan Hubungannya dengan Pendapatan Keluarga Pembudidaya Ikan Nila pada Karamba Jaring Apung KJA, menyatakan bahwa dinamika kelompok
9
yang terdapat pada Gapoktan Grojogan Emas Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi termasuk dalam kategori sangat tinggi,
dibuktikan dengan nilai total indikator kelompok memiliki nilai terendah sebesar 216 dan nilai tertinggi 235 dengan nilai total rata-rata sebesar 226,3 dan termasuk
dalam kriteria skor sangat tinggi 196 – 240. Penelitian ini menggunakan indikator yang sama sebagai acuan untuk dapat mengukur dinamika kelompok
Kelompok Wanita Tani Jawak Kucur di Desa Pakuwesi Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Referensi Persamaan
Perbedaan Posisi Penelitian
Herdian Rama
Danurwenda, 2007
1. Mengetahui efisiensi biaya
produksi 1. Desa
Curahnongko, Kecamatan
Tempurejo 1. Desa Pakuwesi,
Kecamatan Curahdami
2. menggunakan analisis deskriptif dan
analitis 3. Metode
pengambilan sampel menggunakan total
sampling dan snowball sampling
Wulandari et al, 2012
1. Mengetahui nilai tambah
rimpang jahe menjadi jahe
instan 1. Desa Karang
Dapo, Kecamatan Pagar Alam
selatan Kota Pagar Alam
1. Desa Pakuwesi Kecamatan
Curahdami Kabupaten Bondowoso
2. Mengetahui saluran pemasaran
sari jahe instan 2. Metode yang
digunakan adalah analisis deskriptif
dan analisis deskriptif
kualitatif 2. Mneggunakan
metode deskriptif dan analitis
3. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus
3. Pengambilan sampel menggunakan
total sampling dan snowball sampling
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Andriany,
Anita 2008
1. Mengetahui saluran pemasaran
1.Kelurahan Srengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan 1. Desa Pakuwesi
Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso
2. Melalui Dua saluran Pemasaran
2. Analisis Deskriptif
2. Analisis Deskriptif dan analitis
Vigayana, Monica
2013 1. Mengetahui
tingkat dinamika kelompok
1. Desa Siliragung Kecamatan
Siliragung Kabupaten
Banyuwangi 1. Desa Pakuwesi
Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso
2. Gapoktan Grojogan Emas
2. Kelompok Wanita Tani Jawak Kucur
3. Sampel yang digunakan 30
responden 3. Sampel yang
digunakan 25 Responden
2.2 Sistem Agribisnis