Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM
3.1. UMUM
Sebagai bahan konstruksi, beton bertulang termasuk bahan yang paling banyak digunakan dalam pembangunan struktur dewasa ini. Dari segi material,
pembuatan dan perakitan tulangan, pengecoran dan biaya, beton relative mudah dan murah. Kekuatan dari struktur kolom beton bergantung pada mutu beton mix
design, proses perakitan tulangan, pengecoran, pemadatan dan perawatan setelah pengecoran curing. Pada tahap perencanaan, structural engineer mengunakan
mutu beton yang diperoleh berdasarkan hasil dari uji kuat tekan beton dengan menggunakan moulding silinder beton yang diisi adukan beton. Sehingga mutu
yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan beton merupakan mutu beton tanpa tulangan plain concrete. Sedangkan praktek di lapangan, struktur beton
mengunakan tulangan, baik tulangan longitudinal yang berfungsi menahan lentur maupun tulangan tranversal stirrup yang menahan geser.
Dalam kondisi ultimate banyak faktor yang dapat menyebabkan mutu beton tidak mencukupi dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan keruntuhan
pada struktur beton, sehingga pembongkaranperbaikan struktur beton perlu dilakukan. Pembongkaran dan pembuatan struktur baru, memerlukan waktu yang
cukup lama, sedangkan perbaikan struktur beton dapat mengunakan berbagai alternative perbaikan seperti externally bonded steel plates pengikat luar baja,
steel jacket, concrete jackets dan dengan pemakaian material Carbon Fiber
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
Reinforced Polymer CFRP sebagai bahan perbaikan dan perkuatan struktur beton.
3.2 KEKUATAN TEKAN BETON
Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan air
terhadap semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton. Semakin rendah perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan tekan beton
demikian sebaliknya. Kelebihan air pada campuran beton akan menurunkan kualitas kerja workability atau menurunkan kuat tekan beton. Suatu ukuran dari
pengerjaan beton ini diperoleh dengan percobaan nilai slump, dimana lebih kecil nilai slump lebih kental campuran beton dan lebih sukar dalam pengerjaan.
Kekuatan tekan beton di wakili oleh tegangan tekan maksimum f
c’
dengan satuan Nm atau Mpa dan juga memakai satuan Kgcm
2
untuk struktur beton bertulang pada umumnya menggunakan beton normal dengan kuat tekan pada
umur 28 hari berkisar antara 17-35 Mpa, sedangkan untuk beton prategang digunakan kuat tekan beton lebih tinggi, berkisar antara 30-45 Mpa.
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan
kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton d=150mm, t=300 mm sampai hancur. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah
standar ASTM C 39-86. kuat tekan masing-masing benda uji di tentukan oleh kuat tegangan tekan tertinggi yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.3.2 menetapkan bahwa regangan kerja maksimum yang di perhitungkan di serat tepi beton tekan terluar adalah 0.003
sampai hancur. Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi ± 2300 Kgm
3
dapat digunakan nilai : E
c
= 4700 √f
‘ c
….……………………………………....3.1
3.3 KEKUATAN TARIK BETON