Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
Didalam menentukan salah satu tindakan di atas, maka harus dipertimbangkan beberapa aspek yaitu :
• Masa layan struktur.
• Kebutuhan struktur.
• Keselamatan umum.
• Batasan-batasan yang ada apabila dilakukan perbaikan atau perkuatan,
misalnya waktu, biaya, keindahan dan kemudahan pelaksana. Apabila ditentukan tindakan perbaikan atau perkuatan, maka evaluasi yang
dilakukan selanjutnya adalah menentukan metode dan material perbaikan atau perkuatan.
2.6.3 METODE PERBAIKAN
Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar penentuan metode perbaikan yang akan digunakan adalah :
• Jenis kerusakan.
• Besar dan luasnya kerusakan yang terjadi.
• Peralatan yang tersedia.
• Kemampuan tenaga pelaksana.
• Keterbatasan ruang kerja.
• Kemudahan pelaksana.
• Waktu pelaksanaan.
• Biaya perbaikan.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
Metode perbaikan yang umumnya dilakukan adalah : a.
Patching Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan konvensional, dimana
kedalaman kerusakan tidak terlalu dalam kurang dari selimut beton. Pada metode perbaikan ini, yang perlu diperhatikan adalah penekanan
pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan dan tidak jatuh setelah terpasang lihat maksimum ketebalan yang dapat
dipasang tiap lapis. b.
Grouting Metode perbaikan ini umumnya dilakukan apabila kerusakan melebihi
selimut beton. Metode grouting ini dapat dilakukan secara manual gravitasi atau
mengunakan pompa. Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting
yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. c.
Shotcrete Beton Tembak Metode perbaikan ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang
sangat luas, dimana metode patching ataupun grouting sudah tidak efektif lagi. Dan pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti
halnya pengecoran pada umumnya.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
Metode shotcrete ada dua system yaitu dry-mix dan wet-mix. Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa
campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakan sangat tergantung pada
keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcrete, karena
tidak pernah terjadi ‘blocking’. Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa
campuran basah, sehingga mutu beton ditembakan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan perawatan mesin tinggi, apalagi bila sampai
terjadi ‘blocking’. Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk
mempercepat pengeringan accelerator, dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul
dan jatuh rebound. d.
Injection Metode ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang berupa
keretakan. Dalam proses perbaikan dengan metode ini dapat digunakan alat manual ataupun mesin bertekanan.
Material yang digunakan harus mempunyai viskositas yang rendah, sehingga mampu mengisi keretakan.
e. Coating
Metode ini berupa pemberian lapisan pada permukaan beton, dengan tujuan melindungi beton dari serangan bahan kimia ataupun air laut;
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer Cfrp, 2009.
USU Repository © 2009
biasanya digunakan pada waktu struktur didaerah laut atau struktur yang berada dilingkungan aggressif.
2.7 STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN CFRP