PenyusutanArsip Pelaksanaan Kearsipan pada Perusahaan 1. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip.

Mewansen Rajagukguk : Pelaksanaan Sistem Kearsipan Pada Kantor Dinas Pemuda Dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 memiliki tingkat kelembaban 60 -75 F. Hal ini merupakan kelembaban yang ideal untuk mencegah rusaknya arsipberkas yang disimpan.

2. PenyusutanArsip

Arsip memiliki arti penting sebagai bahan bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi. Dalam prakteknya arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai kegunaan, apabila disimpan terus menerus akan manimbulkan masalah tersendiri baik bagi para pegawai pada umumnya maupun bagi pegawai kearsipan dan pimpinan pada khususnya.Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diadakan penyusutan tehadap arsip yangbenar-benar ridak memiliki kegunaan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu tidak semuaarsipmemiliki nilai abadi, maka tidak semua berkas harus disimpan secara terus menerus, melainkan ada sebagian arsip yang perlu dipindahkan, bahkan dimusnahkan. Hal inilah yang disebut dengan penyusutan Arsip Inaktif. Kegiatan penyusutan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arsip dengan cara memusnahkan arsip yang tidak bernilai guna, serta menyerahkan arsip statis kepada arsip nasional. Bagi instansi pemerintah penyerahan arsip statis ini merupakan kewajiban yang diatur oleh undang-undang. Sedangkan bagi perusahaan atau organisasi swasta meskipun penyerahan ini bukan suatu kewajiban, namun tetap dimungkinkan menyerahkan kepada arsip nasional. Jika tetap menyimpan sendiri kiranya tetap menjaga kelestarian bahan bukti peninggalan kegiatan organisasinya. Langkah penyusutan arsip inaktif tidak jauh berbeda dengan penyusutan arsip aktif. Hal ini dapat dilihat dari tindakan penyiangan hingga proses penilaiannya. Perbedaanya terletak kepada pemusnahannya. Bagi instansi Mewansen Rajagukguk : Pelaksanaan Sistem Kearsipan Pada Kantor Dinas Pemuda Dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 pemerintah pemusnahan baru dapat dilakukan apabila telah mendapatkan persetujuan arsip nasional. Dengan demikian sebelum memusnahkan arsip perlu meminta persetujuan telebih dahulu. Kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini banyak arsip yang tersimpan dipusat arsip dalam keadaan tidak terataur. Sebagaimana pelaksanaan penyusutan arsip aktif yang tidak tertib, untuk melaksanakan penyusutan arsip dalam kondisi demikian bukanlah suatu tindakan yang mudah, bahkan pelaksanaan penyusutan dipusat arsip lebih sulit, karena arsip berasal dari berbagai macam unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sehingga tidak jarang arsip tersebut tercampur sehingga sulit diketahui unit penciptanya. Oleh karena itu, untuk mengetahui unit mana yang menciptakan hanya dapat dilakukan dengan pengkajian yang mendalam. Keberhasilan pengkajian ini hanya dapat diperoleh jika para petugas memahami tugas dan fungsi masing-masing unit kerja dalam organisasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip, maka yang dimaksud dengan penyusutan arsip adalah kegiatann pengurangan arsip dengan jalan : a. Pemindahan arsip in-aktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan lembaga-lembaga Negara atau badan-badan pemerintahan masing-masing. b. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Menyerahkan arsip statis kepada Arsip Nasional Mewansen Rajagukguk : Pelaksanaan Sistem Kearsipan Pada Kantor Dinas Pemuda Dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Penyusutan arsip yang dilakukan dengan cara memindahkan arsip inaktif dari setiap bagian atau unit pengelola ke unit kearsipan pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga harus membuat berita acara pemindahan arsip. Kegiatan penyusutan ini dilakukan dengan maksud untuk mengurangi jumlah arsip yang tidak memiliki nilai guna. Langkah selanjutnya arsip-arsip yang tidak memiliki nilai tersebut dimusnahkan dengan mmembuat berita acara pemusnahan. Metode Penyusutan Sebelum dilaksanakan penyusutan, terlebih dahulu diadakan penilaian terhadap berkas arsip. Setelah itu dilaksanakanlah penyusutan arsip. Berdasarkan buku Penataan Berkas Dalam Manajemen Kearsipan Martono, 1994: 26-31, ada 2 macam metode penyusutan arsip yaitu :  Metode Berkala, yaitu metode penyusutan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, setelah masa penyimpanan yang telah ditentukan berakhir, maka arsip akan disusutkan sekaligus pada periode tersebut. Metode berkala dapat dibagi 3, yaitu : a. Metode berkala 1 kali dalam jangka waktu tertentu.. b. Metode berkala 2 kali dalam jangka waktu tertentu c. Metode berkala atas dasar waktu minimum-maksimum. 2. Metode berulang-ulang atau terus menerus, yaitu suatu metode penyusutan yang dilakukan secara langsung, tanpa menunggu periode tertentu. Mewansen Rajagukguk : Pelaksanaan Sistem Kearsipan Pada Kantor Dinas Pemuda Dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Langkah Umum Pelaksanaan Penyusutan Arsip adalah sebagai berikut : - Menyiangi, yaitu memilihmengambil yang tidak berguna agar arsip berkurang - Menyiapkan peralatan penampung arsip yang akan disusutkan - Membuat catatandaftar tentang arsip yang akan disusutkan. Tujuan Pemusnahan Arsip adalah :  Untuk mendayagunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja maupun sebagai referensi.  Menghemat ruangan, peralatan, perlengkapan, dan biaya.  Mempercepat penemuan kembali arsip  Menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaba pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian penulis, metode penyusutan arsip yang digunakan pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah metode penyusutan arsip secara berkala, dimana setelah masa penyimpanan yang telah ditentukann berakhir, maka arsip tersebut akan segera disusutkan dengan melaksanakan penyiangan pemilihan arsip dan kemudian pemusnahan arsip. Dalam hal penyusutan arsip yang berkala pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dilakukan dalam jangka 5 tahun sekali. Mewansen Rajagukguk : Pelaksanaan Sistem Kearsipan Pada Kantor Dinas Pemuda Dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

Dengan berpedoman pada teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bab ini penulis akan menganalisa dan mengevaluasi mengenai Sistem Kearsipan pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara apakah telah mengikuti pedoman-pedoman yang ada. Pada kenyataannya, system kearsipan merupakan suatu system yang dapat dipergunakan sebagai bukti dari tujuan, fungssi, dan prosedu dari suatu perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu kearsipan jelas memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena merupakan pusat ingatan dan informasi bagi setiap kegiatan diantaranya dalam perencanaan, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban yang setepat-tepatnya. Peranan Kearsipan sebenarnya sangatlah potensial dan tidak mungkin dihapus dalam menunjang kelancaran kegiatan administrasi disegala bidang kegiatan. Dalam menganalisa system kearsipan pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ini, penulis mengadakan perbandinagan antara system kearsipan pada uraian teoritis dengan praktek yang diterapkan pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis, maka dapat diketahui bahwa system kearsipan yang berlaku pada Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah system Desentralisasi dan Sentralisasi.