dan dia secara patut dapat menduga bahwa pihak lainnya pihak yang menawarkan telah mengetahui isi surat itu.
39
C. Jenis-Jenis Perjanjian dan Perjanjian Kerjasama
1. Jenis-Jenis Perjanjian
Perjanjian dapat dibedakan menurut berbagai cara. Pembedaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perjanjian Timbal Balik Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang kedua belah pihak
diwajibkan untuk melakukan prestasi atau menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak. Misalnya perjanjian jual-beli, sewa-
menyewa, tukar-menukar.
b. Perjanjian Cuma-Cuma Pasal 1314 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Berdasarkan Pasal 1314 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian cuma-
cuma adalah, “Suatu persetujuan dibuat dengan cuma- cuma atau atas beban”. Suatu persetujuan dengan cuma-cuma adalah
suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan suatu keuntungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi
dirinya sendiri. Suatu persetujuan atas beban, adalah suatu persetujuan yang mewajibkan masing-masing pihak memberikan sesuatu, berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Perjanjian dengan cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak
saja. Misalnya: hibah.
c. Perjanjian atas Beban Perjanjian atas beban adalah perjanjian di mana terhadap prestasi dari
pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya menurut hukum.
d. Perjanjian Bernama Benoemd Perjanjian khusus adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri.
Perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-
hari.
e. Perjanjian Tidak Bernama Onbenoemde Overeenkomst Di luar perjanjian bernama, tumbuh pula perjanjian tidak bernama,
yaitu perjanjian-perjanjian yang tidak diatur di dalam Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, tetapi terdapat di dalam masyarakat. Jumlah
perjanjian ini tidak terbatas dengan nama yang disesuaikan dengan
39
https:vanbanjarechts.wordpress.com20130101teori-mengenai-kesepakatan-kehendak- dan-dasar-mengikatnya
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerjasama, perjanjian pemasaran, perjanjian pengelolaan. Lahirnya
perjanjian ini di dalam praktek adalah berdasarkan asas kebebasan berkontrak, mengadakan perjanjian atau partij otonomi.
f. Perjanjian Obligatoir Perjanjian obligatoir adalah perjanjian di mana pihak-pihak sepakat,
mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak lain. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata perjanjian
jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya hak milik atas suatu benda dari penjual kepada pembeli. Fase ini baru merupakan
kesepakatan konsensual dan harus diikuti dengan perjanjian penyerahan perjanjian kebendaan.
g. Perjanjian Kebendaan Zakelijk Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seorang menyerah
kan haknya atas sesuatu benda kepada pihak lain, yang membebankan kewajiban oblige pihak itu untuk menyerahkan benda tersebut kepada
pihak lain levering, transfer. Penyerahannya itu sendiri merupakan perjanjian kebendaan. Dalam hal perjanjian jual beli benda tetap, maka
perjanjian jual belinya disebutkan juga perjanjian jual beli sementara voorlopig koopcontract. Untuk perjanjian jual beli benda-benda
bergerak maka perjanjian obligatoir dan perjanjian kebendaannya jatuh bersamaan.
h. Perjanjian Konsensual Perjanjian konsensual adalah perjanjian di mana diantara kedua belah
pihak telah tercapai persesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata perjanjian ini sudah
mempunyai kekuatan mengikat. Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
i. Perjanjian Riil Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ada juga perjanjian-
perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadi penyerahan barang, misalnya perjanjian penitipan barang Pasal 1694 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, pinjam pakai Pasal 1740 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Perjanjian ini dinamakan perjanjian riil.
j. Perjanjian Liberatoir Perjanjian di mana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang
ada, misalnya pembebasan utang kwijtschelding. Pasal 1438 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
k. Perjanjian Pembuktian Bewijsovereenkomst Perjanjian di mana para pihak menentukan pembuktian apakah yang
berlaku diantara mereka.
Universitas Sumatera Utara
l. Perjanjian Untung-Untungan Perjanjian yang objeknya ditentukan kemudian, misalnya perjanjian
asuransi Pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
m. Perjanjian Publik Perjanjian publik yaitu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya
dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah pemerintah, dan pihak lainnya swasta. Diantara keduanya
terdapat hubungan atasan dengan bawahan subordinated jadi tidak berada dalam kedudukan yang sama co-ordinated, misalnya perjanjian
ikatan dinas.
n. Perjanjian Campuran Contractus Sui Generis Perjanjian campuran ialah perjanjian yang mengandung berbagai unsur
perjanjian, misalnya pemilik hotel yang menyewakan kamar sewa- menyewa, menyajikan pula makanan jual-beli dan juga memberikan
pelayanan. Ada 2 paham yang menjelaskan tentang perjanjian campuran, yaitu :
1 Paham pertama mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan mengenai
perjanjian khusus diterapkan secara analogis sehingga setiap unsur dari perjanjian khusus tetap ada contractus kombinasi.
2 Paham kedua mengatakan ketentuan-ketentuan yang dipakai adalah ketentuan-ketentuan dari perjanjian yang paling menentukan teori
absorbsi .
40
Di dalam Pasal 1319 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian dibedakan menjadi dua macam yaitu perjanjian bernama nominaat dan tidak
bernama innominaat. Di mana Pasal 1319 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi :
“Semua perjanjian, baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu tunduk pada peraturan
umum yang termuat da lam bab ini dan bab yang lalu.”
Ketentuan ini mengisyaratkan bahwa perjanjian, baik yang mempunyai nama maupun yang tidak memiliki nama tunduk pada Buku III KUH Perdata.
Dengan demikian, pihak yang mengadakan kontrak innominaat tidak hanya tunduk pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KUH Perdata.
41
40
Mariam Darus Badrulzaman dkk, Op.cit., hlm. 66-69.
41
Salim H.S III, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 6.
Universitas Sumatera Utara
Kontrak Nominaat, adalah kontrak atau perjanjian yang bernama. Hukum kontrak nominaat merupakan ketentuan hukum yang mengkaji berbagai kontrak
atau perjanjian yang dikenal di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
42
Beberapa jenis kontrak nominaat, yaitu : a. Jual beli, adalah persetujuan saling mengikat antara penjual dan
pembeli. Penjual yakni pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga yang dijual;
b. Tukar menukar, adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak yang satu dengan pihak lainnya, dalam perjanjian itu pihak yang satu
berkewajiban menyerahkan barang yang ditukar, begitu juga pihak lainnya berhak menerima barang yang ditukar. Barang yang ditukar
oleh para pihak, dapat berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak;
c. Sewa menyewa, adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya
kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu
disanggupi pembayarannya;
43
d. Perjanjian melakukan pekerjaan, perjanjian untuk melakukan pekerjaan ada tiga macam:
1 Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, yaitu suatu pihak menghendaki dari pihak lawannya dilakukan suatu pekerjaan untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk mana ia bersedia membayar upah sedangkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan terserah
kepada pihak lawan itu. Contoh pasien dengan dokter, pengacara dengan klien.
2 Perjanjian buruh dengan majikan, yaitu suatu hubungan berdasarkan pihak yang satu berhak memberikan perintah yang harus ditaati oleh
yang lain. 3 Perjanjian pemborongan pekerjaan, yaitu suatu perjanjian antara
pihak yang memborongkan pekerjaan dengan pihak yang memborong pekerjaan di mana pihak pertama menghendaki suatu
42
Ibid .,hlm.4.
43
http:www.pengertianpengertian.com201112pengertian-jual-beli.html, diakses
pada tanggal 15Mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
hasil pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lawan atas pembayaran suatu uang tertentu sebagai harga pemborongan;
44
e. Persekutuan perdata, adalah suatu perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatnya diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan
dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh karenanya;
45
f. Hibah, pemberian yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak lain yang dilakukan ketika masih hidup dan pelaksanaan pembagiannya
biasanya dilakukan pada waktu penghibah masih hidup. Biasanya pemberian-pemberian tersebut tidak akan pernah dicela oleh sanak
keluarga yang tidak menerima pemberian itu, oleh karena pada dasarnya seseorang pemilik harta kekayaan berhak dan leluasa untuk
memberikan harta bendanya kepada siapapun.
Kontrak Innominaat, adalah kontrak yang timbul, tumbuh dan hidup dalam masyarakat dan kontrak ini belum dikenal pada saat Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata diundangkan. Hukum kontrak innominaat bersifat khusus, sedangkan hukum kontrak atau hukum perdata merupakan hukum yang bersifat
umum. Artinya, bahwa kontrak-kontrak innominaat berlaku terhadap peraturan yang bersifat khusus, sebagaimana yang tercantum dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang mengaturnya. Apabila dalam undang-undang khusus tidak diatur maka kita mengacu pada peraturan yang bersifat umum, sebagaimana
yang tercantum dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Beberapa jenis kontrak innominaat, yaitu :
a. Perjanjian sewa beli, adalah perjanjian jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap
pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian, serta
hak milik atas barang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli setelah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual;
46
44
http:yukalaw.blogspot.com201202sewa-beli-perjanjian-untuk-melakukan.html, diakses
pada tanggal 15Mei 2015.
45
https:blogdenni.wordpress.com20110706persekutuan-perdatafirma-dan-cv ,
diakses pada tanggal 15Mei 2015.
46
http:catatantugashukum.blogspot.com201402perjanjian-sewa-beli.html , diakses pada
tanggal 15 Mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
b. Perjanjian sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi finance
lease maupun tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha lessee selama jangka waktu tertenttu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Hak opsi adalah hak untuk membeli objek
sewa guna usaha setelah berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama;
47
c. Perjanjian anjak piutang factoring, adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya misalnya tagihan
dengan memberikan suatu diskon;
48
d. Perjanjian modal ventura joint venture, adalah merupakan suatu
investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha investee company
untuk jangka waktu tertentu.
49
2. Perjanjian Kerjasama