Jangka Waktu Kerjasama Bentuk dan Jangka Waktu Kerjasama a. Bentuk Kerjasama

memberikan suatu ganti rugi, sehingga kedudukan keseimbangan para pihak dalam perjanjian dapat terwujud. 61 Makna keseimbangan berdasarkan beberapa pendapat sarjana yaitu Sutan Remy Sjahdeini, Mariam Darus Badrulzaman, Sri Gambir Melati Hatta, serta Ahmadi Miru memberi makna asas keseimbangan sebagai keseimbangan posisi para pihak yang berkontrak. Tujuan dari asas keseimbangan ini adalah hasil akhir yang menempatkan posisi para pihak seimbang equal dalam menentukan hak dan kewajibannya. 62 Oleh karena itu, apabila terdapat posisi yang tidak seimbang di antara para pihak maka hal ini harus ditolak karena akan berpengaruh terhadap substansi maupun maksud dan tujuan dibuatnya suatu perjanjian kerjasama operasi KSO tersebut. 63

b. Jangka Waktu Kerjasama

Berdasarkan Perjanjian antara PT. Pelabuhan Indonesia I PERSERO dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana dalam Pasal 6 perjanjian kerjasama Nomor: B.VIII-121TPI-US.12 jo. Nomor: 046MDP-Pelindo IPKSXI2012 tentang kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchorage di perairan Nipah, adapun jangka waktu kerjasama dalam perjanjian kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transitt Anchorage di perairan Nipah, yaitu : 1 Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 2 dua tahun terhitung mulai tanggal 11 November 2012 sampai dengan 10 November 2014; 61 I Gede Abdhi Prabawa, Jurnal Hukum Kajian Hukum Terhadap Perjanjian Build, Operate and Transfer untuk Melindungi Hak Milik atas Tanah dalam rangka menunjang Sektor Pariwisata , http:hukum.studentjournal.ub.ac.idindex.phphukumarticleview440 , diakses pada 19Mei 2015. 62 Agus Yudha Hernoko, Op.Cit., hlm. 79. 63 Ibid., hlm. 83. Universitas Sumatera Utara 2 Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini akan diperpanjang menjadi 5 lima tahun setelah adanya persetujuan dari Dewan Komisaris Pihak Pertama dan dituangkan ke dalam addendum ; 3 Pihak pertama dan pihak kedua dapat memperpanjang kerjasama ini berdasarkan kesepakatan Para Pihak dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku. C. Hak dan Kewajiban PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana Dalam Perjanjian Kerjasama Perjanjian menciptakan hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban antara pihak-pihak yang membuatnya. Hal itu juga berlaku pada Perjanjian Kerjasama antara PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana. Suatu perjanjian yang mengikat para pihak yang bersangkutan tentu akan menimbulkan hubungan hukum yang melahirkan suatu hak dan kewajiban, di mana satu pihak berhak untuk memperoleh atau mendapat suatu prestasi, dan pihak yang lain wajib untuk melaksanakan atau memberikan suatu prestasi. Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut sebagai hak. Dengan demikian, tidak setiap kekuasaan dalam masyarakat itu bisa disebut sebagai hak, Universitas Sumatera Utara melainkan hanya kekuasaan tertentu saja, yaitu yang diberikan oleh hukum kepada seseorang. 64 Pelaksanaan perjanjian kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchorage di perairan Nipah, PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang harus dilaksanakan. Adapun hak dan kewajiban antara PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana, yaitu : 1. Hak dan kewajiban PT. Pelabuhan Indonesia I Persero. Hak PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dalam Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah terdapat dalam Pasal 7 di mana PT. Pelabuhan Indonesia I Persero sebagai pihak pertama adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan kegiatan pemasaran dengan pihak ketiga lainnya dalam rangka meningkatkan pasar di area NTAA dan mendapatkan kompensasi atas kegiatan pemasaran tersebut dengan kompensasi bagi hasil sharing berdasarkan pendapatan operasi kerjasama; b. Melaksanakan pengawasan pengendalian operasi dan administrasi kerjasama; c. Mendapatkan bagi hasil atas pelaksanaan operasi pelayanan jasa kepelabuhanan di area perairan NTAA; d. Membantu dalam merencanakan pelaksanaan operasi pelayanan jasa kepelabuhanan di area perairan NTAA; e. Menerima laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan dari pihak kedua; f. Memungut jasa labuh sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 65 64 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum Cetakan Keenam, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 53-54. 65 Perjanjian antara PT.Pelabuhan Indonesia I PERSERO dengan PT.Maxsteer Dyrynusa Perdana, hlm. 7. Universitas Sumatera Utara Sedangkan kewajian PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dalam Pasal 7 Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah di mana PT. Pelabuhan Indonesia I Persero sebagai pihak pertama adalah sebagai berikut: a. Membantu pihak kedua dalam melaksanakan kegiatan operasi dan administrasi pelayanan jasa kepelabuhanan; b. Melakukan evaluasi pelaksanaan operasi kerjasama yang bertugas dalam rangka pelaksanaan pengawasan operasi dan administrasi kerjasama; c. Menempatkan personil pelaksana operasi kerjasama yang bertugas dalam rangka pelaksanaan pengawasan operasi dan administrasi kerjasama; d. Membantu Pihak Kedua dalam melakasanakan pengurusan perairan wajib pandu atau pandu luar biasa di perairan NTAA dan perjanjian lainnya yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan dan penyelenggaraan jasa kepelabuhanan di perairan NTAA. 2. Hak dan Kewajiban PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana. Hak PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana dalam Pasal 7 Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah di mana PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana sebagai pihak kedua adalah sebagai berikut: a. Mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan jasa kepelabuhanan berdasarkan pendapatan operasi kerjasama. Universitas Sumatera Utara b. Mendapatkan fasilitas untuk kemudahan kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan di area perairan NTAA. Sedangkan kewajiban PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana dalam Pasal 7 Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah di mana PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana sebagai pihak kedua adalah sebagai berikut: a. Melakasanakan kegiatan operasi dan administrasi pelayanan jasa kepelabuhanan di area perairan NTAA; b. Melaksanakan pengurusan wajib pandu atau pandu luar biasa di perairan NTAA dan perizinan lainnya yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan penyelengaraan jasa kepelabuhanan di area perairan NTAA; c. Melaksanakan koordinasi pengamanan kepada instansi berwenang guna menjamin keamanan dan kelancaran kapal-kapal yang melakukan kegiatan di perairan NTAA; d. Melaksanakan pemasaran dan pengembangan pasar untuk meningkatkan kegiatan jasa kepelabuhanan seperti pengusahaan jasa pemasaran, koordinasi pengamanan, pemanduan, penundaan, peralatan dan jasa lainnya bagi kapal-kapal yang melaksanakan kegiatan Ship to Ship Transfer dan kegiatan lainnya di perairan NTAA yaitu pencucian kapal tank cleaning, pencampuran bahan blending, pengisian minyak-minyak atau air bersih bunker dan berlabuh jangkar sambil menunggu perintah laid up ship chander, supply logistik, floating repair , waiting order, bunkering, garbage. Universitas Sumatera Utara e. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk terlaksananya pelayanan jasa kepelabuhanan di area NTAA dengan menyediakan minimal VTIS, Buoy 5 buah, Patrol Boat 2 buah, Tower , Oil Boom, Genset 3 unit, bangunan kantor dan infrastruktur penunjang serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan; f. Melaksanakan perawatan terhadap aset operasi; g. Seluruh biaya yang timbul atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi pengadaan sarana dan prasarana, perawatan, dan biaya operasi lainnya menjadi beban pihak kedua; h. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 dan menjaga kelestarian lingkungan di area perairan NTAA sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku; i. Menyediakan gedung bangunan kantor operasi bersama yang berlokasi di Batam. Universitas Sumatera Utara 61

BAB IV PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN DAN

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kerjasama Operasi Pengusahaan Air Minum Di Pelabuhan Belawan Antara Pt. Pelindo I Dengan Pt. Metito Indonesia

39 400 94

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

4 31 95

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 9

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 1

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 15

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 31

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 4

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

1 7 6

Perjanjian Kerjasama Operasi Pengusahaan Air Minum Di Pelabuhan Belawan Antara Pt. Pelindo I Dengan Pt. Metito Indonesia

0 0 28