Perjanjian Kerjasama Jenis-Jenis Perjanjian dan Perjanjian Kerjasama

b. Perjanjian sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi finance lease maupun tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha lessee selama jangka waktu tertenttu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Hak opsi adalah hak untuk membeli objek sewa guna usaha setelah berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama; 47 c. Perjanjian anjak piutang factoring, adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya misalnya tagihan dengan memberikan suatu diskon; 48 d. Perjanjian modal ventura joint venture, adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha investee company untuk jangka waktu tertentu. 49

2. Perjanjian Kerjasama

Lahirnya perjanjian kerjasama disebabkan oleh adanya asas konsensualisme yaitu bahwa untuk melahirkan suatu perjanjian cukup dengan mengatakan sepakat saja dan bahwa perjanjian itu sudah lahir pada saat tercapainya konsensus atau sepakat dan di dukung oleh asas kebebasan berkontrak yang membuka peluang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membuat perjanjian baru asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang, norma, dan kepatutan. Pengertian perjanjian kerjasama dapat dilihat di dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang mengatakan bahwa perjanjian adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Sehingga suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling 47 http:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_sewa_guna_usaha , diakses pada tanggal 15 Mei 2015. 48 http:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_anjak_piutang ,diakses pada tanggal 15Mei 2015. 49 http:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_modal_ventura ,diakses pada tanggal 15Mei 2015. Universitas Sumatera Utara berjanji untuk melakukan suatu hal. Dengan demikian menimbulkan suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut dengan perikatan. Pada dasarnya perjanjian kerjasama ini berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa diawali dengan proses negosiasi diantara para pihak. Melalui negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan melalui proses tawar-menawar. 50 Berawal dari terjadinya perbedaan kepentingan para pihak akan dicoba dipertemukan melalui adanya kesepakatan dari para pihak. Oleh karena itu melalui hubungan perjanjian perbedaan tersebut dapat diakomodir dan selanjutnya dapat dibingkai dengan sebuah perangkat hukum sehingga dapat mengikat para pihak. Mengenai sisi kepastian hukum dan keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada diantara para pihak dapat terakomodasi melalui suatu mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja secara proporsional. Pada prinsipnya perjanjian kerjasama dibedakan dalam 3 pola yaitu : a. Usaha Bersama Joint Venture Joint venture adalah merupakan bentuk kerjasama umum dapat dilakukan pada semua bidang usaha, dimana para pihak masing-masing menyerahkan model untuk membentuk badan usaha yang mengelola usaha bersama. Contohnya, para pihak bersepakat untuk mendirikan pabrik garment. Untuk mendirikan usaha tersebut masing- masing pihak menyerahkan sejumlah modal yang telah disepakati bersama, lalu mendirikan suatu pabrik. b. Kerjasama Operasi Joint Operation Joint operation adalah bentuk kerjasama khusus, di mana bidang usaha yang dilaksanakan merupakan bidang usaha yang merupakan hak atau kewenangan salah satu pihak dan atau bidang usaha itu sebelumnya sudah ada dan sudah beroperasi, dimana pihak investor memberikan dana untuk melanjutkan atau mengembangkan usaha yang semula merupakan hak atau wewenang pihak lain, dengan membentuk badan usaha baru sebagai pelaksana kegiatan usaha. Contohnya, kerjasama operasional KSO antara PT. Telkom dengan PT. B untuk pengembangan jaringan pemasangan telepon baru. Untuk 50 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2010, hlm.1. Universitas Sumatera Utara pelaksanaanya dibentuk PT. ABCD yang sahamnya dimiliki PT. Telkom dan PT. X. c. Operasi Sepihak Single Operational Single operational merupakan bentuk kerjasama khusus di mana bidang usahanya berupa bangunan komersial. Salah satu pihak dalam kerjasama ini adalah pemilik yang menguasai tanah, sedangkan pihak lain, investor, diijinkan untuk membangun suatu bangunan komersial diatas tanah milik yang dikuasai pihak lain, dan diberi hak untuk mengoperasikan bangunan komersial tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan pemberian fee tertentu selama jangka waktu operasi dan setelah jangka waktu operasi berakhir investor wajib mengembalikan tanah banguan komersial di atasnya kepada pihak pemilik atau yang menguasai tanah. Bentuk kerjasama ini lasimnya disebut : BOT Build, Operate and Trasnfer . 51 Dalam Pasal 1233 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan dari : a. Perjanjian Suatu perikatan yang bersumberkan dari perjanjian lahir karena dikehendaki oleh para pihak yang membuat perjanjian. Menimbulkan hubungan hukum yang memberikan hak dan meletakkan kewajiban kepada para pihak yang membuat perjanjian berdasarkan atas kemauan dan kehendak sendiri dari para pihak yang bersangkutan yang mengikatkan diri tersebut. b. Undang-Undang Perikatan yang timbul karena undang-undang ialah perikatan yang lahir dari undang-undang karena akibat dari perbuatan manusia, perbuatan yang sah atau dan perbuatan melanggar hukum jadi bukan orang yang berbuat itu menetapkan adanya perikatan, melainkan Undang-Undang yang menetapkan adanya perikatan. Dalam perikatan yang timbul dari 51 Raimond Flora Lamandasa, Perjanjian Kerjasama, http:www.scribd.comdoc3927962P ERJANJIAN-KERJASAMA, diakses pada tanggal 26 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang, tidak berlaku asas kontrak seperti halnya yang ada pada perikatan yang timbul dari perjanjian. Suatu perikatan yang bersumber dari perjanjian lahir karena hal tersebut dikehendaki oleh para pihak yang membuat perjanjian sedangkan perikatan yang lahir dari undang-undang lahir karena kehendak pembuat Undang-Undang dan diluar kehendak para pihak yang bersangkutan. Perbedaannya terletak pada sumber pembuat perikatannya. Perikatan karena Undang-Undang walaupun tidak ada kesepakatan antara para pihak yang bersangkutan perikatan ini tetap berlaku tidak berlaku asas kontrak, sedangkan perjanjian yang timbul dari perjanjian, perikatan itu ada apabila sudah ada perjanjian antara para pihak maka berlaku asas kontrak. Universitas Sumatera Utara 47

BAB III KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

PENGELOLAAN DAN PENGOPERASIAN SHIP TRANSIT ANCHORAGE DI PERAIRAN NIPAH

A. Profil PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dan PT. Maxsteer Dyrynusa

Perdana 1. Profil PT. Pelabuhan Indonesia I Persero 52 PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Medan merupakan perusahaan yang bergerak menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhananan. PT. Pelabuhan Indonesia I Persero didirikan berdasarkan peraturan pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akta notaris Imas Fatimah SH No. 1 tanggal 01 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam tambahan berita negara RI No. 8612 tahun 1994, beserta perubahan terakhir sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 02 Januari 1999 No. 1. Nama lengkap perusahaan adalah PT. Pelabuhan Indonesia I Persero disingkat PT. Pelabuhan I. Pada masa penjajahan Belanda Perseroan ini diberi nama Haven Badrift. Selanjutnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 sd 1950 Perseroan berstatus sebagai jawatan pelabuhan. Pada tahun 1960 sd 1969 jawatan pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PN Pelabuhan. Pada periode 1969 sd 1983 PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Penguasa Pelabuhan dengan nama Penguasahaan Pelabuhan disingkat BPP. Pada 52 Profil PT. Pelabuhan Indonesia I Persero, http:portal.inaport1.co.id, diakses pada tanggal 19Mei 2015. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kerjasama Operasi Pengusahaan Air Minum Di Pelabuhan Belawan Antara Pt. Pelindo I Dengan Pt. Metito Indonesia

39 400 94

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

4 31 95

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 9

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 1

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 15

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 31

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

0 0 4

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

1 7 6

Perjanjian Kerjasama Operasi Pengusahaan Air Minum Di Pelabuhan Belawan Antara Pt. Pelindo I Dengan Pt. Metito Indonesia

0 0 28