kimia lainnya adalah sebagai berikut : pH 7, DO 5,6, Amonium 0,018 mgl, diterjen 0.001 mgl, Hg 0.001 mgl dan Cd 0.005 mgl dan salinitas 10.
f. Land System UPG f.1. Vegetasi
Ekosistem mangrove di land system UPG Jawa Barat dan Banten tidak dijumpai lagi. Vegetasi yang dijumpai di land system ini merupakan vegetasi pantai
seperti cemara Casuarina equisetifolia, ketapang Terminalia catappa, waru Hibiscus tiliaceus, kelapa Cocos nucifera dan dadap laut Erythrina orientalis
yang tumbuh secara terpencar-pencar dengan kerapatan yang sangat rendah 20 pohonha. Sedangkan vegetasi bawah yang dijumpai antara lain bluntas Pluchea
indica, seruni Widelia biflora, katang-katang Ipomoea pes-caprae, dan teki laut Cyperus maritima.
Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, dahulu di land system ini tumbuh Avicennia spp. dan Sonneratia spp.
f.2. Jalur Hijau Mangrove
Jalur hijau mangrove di land system UPG Jawa Barat dan Banten tidak dijumpai lagi. Hilangnya vegetasi mangrove di land system ini disebabkan oleh
matinya jenis-jenis mangrove tersebut oleh faktor penyebab yang tidak diketahui sejak tahun 1980-an.
f.3. Tanah
Tanah yang dijumpai adalah Dystropepts dengan bahan induk tanah berasal dari bahan-bahan aluvium dan pasir pantai marine muda. Tanah Dystropepts ini
bertekstur lempung liat berdebu sampai liat dengan konsistensi lekat sampai sangat lekat. Drainase tanah buruk dengan warna tanah umumnya abu-abu kecoklatan
dan chroma 2 sampai 4. pH tanahnya berkisar antara 5,5 - 6,0 dan tidak dijumpai adanya potensi pirit pada kedalaman 100 cm.
f.4. Air
Hasil pengukuran parameter fisik - kimia air pada land system UPG menunjukkan bahwa untuk parameter suhu 28
o
C, pH 6,5, Amonium 0,021 mgl, diterjen 0,065 mgl, merkuri 0,002 mgl, salinitas 1
o oo
dan Kadmium 0.005 mgl telah memenuhi baku mutu lingkungan. Sedangkan untuk parameter
kecerahan 15,5 cm, DO 3,45 mgl dan COD 128,48 mgl tidak memenuhi baku mutu lingkungan hidup.
3.2. Abrasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat perkiraan abrasi pada setiap land system di Jawa Barat dan Banten, disajikan pada Tabel 3.4. Daerah
pesisir pantai yang mengalami abrasi cukup tinggi terjadi pada land system PTG 4,0 mth dan UPG 3,2 mth.
Pada land system KHY, sesungguhnya garis yang mengalami abrasi hampir relatif stabil keberadaannya, karena endapan lumpur yang terbawa oleh aliran air
sungai.
2002 digitized by USU digital library
10
Tabel 3.4. Perkiraan garis pantai dan abrasi pada beberapa land system di Jawa Barat
Land System Perkiraan Garis Pantai
dari Garis Pantai Sekarang m
Abrasi mth
PRT KHY
PTG KJP
MKS UPG
7,5 1992 1 1995
120 1967 12 1987
1 1995 40 1989
1,5 0,5
4,0 1,2
0,5 3,2
= dihitung pada tahun 1997 Tanda dalam tanda kurung menyatakan tahun
3.3. Kondisi Sosial Ekonomi a. Kependudukan