Perkiraan Luas Kawasan Mangrove yang Rusak

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas terlihat bahwa kondisi mangrove dari keseluruhan land system di Jawa Barat dan Banten, umumnya mempunyai kerapatan yang rendah, baik pada tingkat pohon maupun pada tingkat permudaan alamnya. Kerapatan vegetasi tingkat pohon kurang dari 1.000 indha, sedangkan untuk permudaan alamnya, kerapatannya kurang dari 2.000 indha kecuali di land system KHY, permudaan alamnya mempunyai kerapatan berkisar antara 4.000 – 5.000 indha. Jalur hijau mangrove dari keseluruhan land system di Jawa Barat dan Banten, umumnya mengalami kerusakan yang parah dan dijumpai diskontinyu di sepanjang pesisisr pantainya. Rata-rata jalur hijau mangrove yang ada sekarang kurang dari 60 dari standar lebar jalur hijau yang seharusnya Keppres No 32 tahun 1990, atau kurang dari 120 m. Rendahnya kerapatan vegetasi dan rusaknya jalur hijau mangrove, seperti diuraikan di atas, berdampak pada semakin tingginya tingkat abrasi yang terjadi. Land system PTG dan UPG di Jawa Barat dan Banten merupakan land system yang paling rawan terkena abrasi. Berdasarkan hasil evaluasi, abrasi yang terjadi di kedua land system tersebut berkisar antara 3 – 5 mth. Sedangkan land system PRT, KHY, KJP dan MKS, walaupun vegetasinya memiliki kerapatan yang rendah, namun karena kondisi vegetasi pantai masih bagus PRT, adanya sedimentasi KJP, atau karena letaknya berada di belakang land system lain KHY dan MKS, menyebabkan land system tersebut mempunya tingkat abrasi yang relatif rendah, yaitu berkisar antara 0 – 2 mth.

4.2. Perkiraan Luas Kawasan Mangrove yang Rusak

Perkiraan luas kawasan mangrove yang rusak didasrkan pada Peta Tingkat Kerusakan Kawasan Mangrove Dirjen RRL, 1997 dengan uraian sebagai berikut: Luas total kawasan yang berpotensi mangrove di Jawa Barat dan Banten kurang lebih sekitar 128.297,26 ha, di mana sebagian besar 73,92 atau 94.843,55 ha terletak di luar kawasan hutan dan sisanya 26,08 atau 33,453,71 ha terletak di dalam kawasan hutan. Kawasan berpotensi mangrove tersebut tersebar di 8 delapan kabupatenkota, yaitu Karawang 31.855,83 ha, Cirebon 20.902,15 ha, Indramayu 17,782,06 ha, Subang 15.426,96 ha, Serang 13.679,94 ha, Bekasi 13.191,81 ha, Tangerang 9.704,56 ha dan Pandeglang 5.753,95 ha. Berdasarkan tingkat kerusakannya, kawasan berpotensi mangrove di Jawa Barat dan Banten umumnya tergolong rusak berat dan rusak sedang dengan luas masing-masing secara berurutan adalah 66.873,44 ha 52,12 dan 61.346,79 ha 47,82. Sedangkan yang tergolong tidak rusak hanya sekitar 77,03 ha 0,06. Kawasan berpotensi mangrove yang terletak di dalam kawasan hutan sebagian besar 87,41 atau sekitar 29.242,81 ha tergolong rusak sedang dan sisanya 12,59 atau sekitar 4.210,90 ha tergolong rusak berat, sedangkan yang terletak di luar kawasan hutan sekitar 60,24 57.135,89 ha tergolong rusak berat, 39,68 37.630,63 ha tergolong rusak sedang dan sisanya, yaitu sekitar 0,08 77,03 ha tergolong tidak rusak. Tingginya luas tingkat kerusakan di luar kawasan hutan ini karena selain kawasannya yang luas juga disebabkan oleh tingginya tingkat penggunaan lahan oleh masyrakat sekitar. Namun demikian, kondisi kawasan berpotensi mangrove yang tidak rusak terdapat di luar kawasan hutan, walaupun dalam jumlah luasannya yang cukup kecil, yakni sekitar 77,03 ha. Fakta ini perlu dikaji lebih lanjut, sehingga didapatkan jawaban mengapa hutan dengan luasanya tersebut masih dalam kondisi yang baik di antara sekian besar yang rusak, baik rusak berat maupun rusak sedang. Pada tingkat kabupaten, kawasan berpotensi mangrove di dalam kawasan hutan yang tergolong rusak berat terluas terletak di Kabupaten Indramayu dengan luas 2002 digitized by USU digital library 13 sebesar 9.191,36 ha dan yang tergolong rusak sedang terluas berada di Kabupaten Bekasi dengan luas sebesar 2.054,57 ha, sedangkan yang tergolong tidak rusak tidak ada. Untuk di luar kawasan hutan, tingkat kerusakan terluas yang tergolong rusak berat dan rusak sedang terdapat di Kabupaten Karawang dengan luas masing- masing secara berurutan sebesar 13.217,36 ha dan 16.697,38 ha, sedang kan yang tergolong yang tidak rusak hanya berada di Kabupaten Pandeglang dengan luas sekitar 77,03 ha.

V. FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KAWASAN MANGROVE