Hampir semua parameter baik fisik maupun kimia di perairan ini masih memenuhi baku mutu lingkungan. Khusus nilai COD di perairan ini telah melampui
ambang batas.
d. Land System KJP d.1. Vegetasi
Mangrove yang terdapat di land system ini umumnya sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Berdasarkan hasil analisis vegetasi diperoleh
kerapatan jenis A. marina untuk tingkat pohon adalah 14 indha dengan selang diameter batang antara 10 - 15 cm, dan E. agallocha dengan kerapatan pohon
sekitar 2 indha. Total kerapatan vegetasi tingkat pohon sekitar 16 indha. Untuk tingkat pancang didominasi oleh jenis A. marina dengan kerapatan sekitar 260
indha. Sedangkan untuk tingkat semai jenis yang dominan adalah A. marina dengan kerapatan 900 indha, dan E. agallocha dengan kerapatan sekitar 75 indha.
Total kerapatan semai adalah 975 indha.
Vegetasi bawah yang dijumpai di lokasi ini adalah bluntas Pluchea indica, seruni Widelia biflora dan teki laut Cyperus maritima.
d.2. Jalur Hijau Mangrove
Jalur hijau mangrove di land system KJP Jawa Barat dan Banten dijumpai di sepanjang pesisir pantai dengan lebar bervariasi antara 10 - 20 m. Kerusakan
mangrove ini disebabkan oleh pengkonversian lahan menjadi pertambakan yang dimulai sejak tahun 1978.
d.3. Tanah
Tanah yang dijumpai adalah Hydraquents dengan bahan induk tanah berasal dari campuran estuarine dan marine yang masih muda dengan tekstur halus. Pada
kondisi mangrove jarang, tanah Hydraquents bertekstur lempung berpasir sampai liat dengan konsistensi agak lekat sampai sangat lekat. Drainase tanah umumnya
sangat buruk dengan warna tanah abu-abu dan chroma 2 atau kurang. pH tanah berkisar antara 6,0 sampai 7,0 dan tidak dijumpai adanya potensi pirit pada
kedalaman 100 cm.
Sedangkan pada mangrove agak rapat, tanah Hydraquents yang dijumpai bertekstur lempung berpasir sampai lempung liat berdebu dengan konsistensi tidak
lekat sampai lekat. Drainase tanah sangat buruk dengan warna tanah abu-abu gelap dan chroma 2 atau kurang. pH tanah berkisar antara 6,0 sampai 6,5 dan tidak
dijumpai potensi pirit pada kedalaman 100 cm.
d.4. Air
Kualitas air di land system KJP, propinsi Jawa Barat dan Banten, baik untuk parameter fisik maupun kimia umumnya masih berada di bawah baku mutu
lingkungan untuk biota laut. Kondisi air di land system KJP selengkapnya disajikan pada Tabel 3.3.
2002 digitized by USU digital library
8
Tabel 3.3. Kualitas air pada land system KJP, Jawa Barat dan Banten Parameter
Satuan Nilai Mutu
Baku Mutu
Fisika : 1. Suhu
2. Kecerahan
o
C cm
29.0 16.5
alami ≥ 5
Kimia : 1. pH
2. DO 3. Salinitas
4. COD 5. NH
3
-N 6. Detergen
7. Mercury Hg 8. Kadmium Cd
mgl
o oo
mgl mgl
mgl mgl
mgl 7.5
4.7 30.0
77.28 1.043
0.085 0.006
0.008 6 - 9
4 ± 10
alami ≤ 80
≤ 1 ≤ 1
≤ 0.003 ≤ 0.01
e. Land System MKS e.1. Vegetasi
Sebagian besar kawasan mangrove di land system MKS sudah beralih fungsi menjadi lahan tambak dan persawahan. Vegetasi mangrove yang dijumpai
umumnya tumbuh secara soliter dan terpecah-pecah dengan luasan dan kerapatan yang rendah sekali.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, di land system ini dahulunya dijumpai Avicennia marina, Ceriops tagal, Rhizophora spp., dan Sonneratia spp.. Sedangkan
vegetasi bawah yang dijumpai saat ini antara lain Cyperus maritima, Fimbristylus globulosa, Nypa fruticans, dan Widelia biflora.
e.2. Jalur Hijau Mangrove
Umumnya jalur hijau di land system MKS di Jawa Barat dan Banten sudah tidak dijumpai lagi. Hal ini disebabkan karena adanya pengalihfungsian kawasan
mangrove menjadi areal pertambakan dan persawahan.
e.3. Tanah
Tanah yang dijumpai adalah Fluvaquents dengan bahan induk tanah berasal dari endapan aluvium marine muda. Tanah Fluvaquents ini bertekstur liat
berlempung dengan konsistensi agak lekat sampai sangat lekat. Drainase tanah buruk dengan warna tanah abu-abu dan chroma 2 atau kurang. pH tanah berkisar
antara 7,0 sampai 8,0. Potensi pirit dijumpai pada kedalaman 30 - 50 cm, 50 - 70 cm dan 70 - 100 cm, dengan kandungan pirit pada masing-masing kedalaman tanah
tersebut adalah 0,03 , 0,06 , dan 0,05 .
e.4. Air
Perairan di land system MKS memiliki sifat fisik yang masih sesuai dengan baku mutu lingkungan dengan hasil pengukuran sebagai berikut : suhu 29
o
C, dan kecerahan 14 cm.
Pada umumnya parameter kimia di perairan ini masih sesuai dengan baku mutu, kecuali nilai COD sebesar 122,82 mgl, yang melebihi baku mutu. Parameter
2002 digitized by USU digital library
9
kimia lainnya adalah sebagai berikut : pH 7, DO 5,6, Amonium 0,018 mgl, diterjen 0.001 mgl, Hg 0.001 mgl dan Cd 0.005 mgl dan salinitas 10.
f. Land System UPG f.1. Vegetasi