4. Air Land System KJP 1. Vegetasi 2. Jalur Hijau Mangrove 3. Tanah

c. Land System PTG c.1. Vegetasi Land system PTG di Jawa Barat dan Banten ini secara umum ditumbuhi oleh vegetasi pantai seperti kelapa Cocos nucifera, ketapang Terminalia cattapa, waru Hibiscus tiliaceus, malapari Pongamia pinnata dan bidara laut Ximenia americana. Ekosistem mangrove hanya dijumpai di sekitar muara-muara sungai saja dengan luas dan kerapatan individu perhektarnya tidak terlalu besar. Jenis-jenis mangrove yang dijumpai di land system ini adalah A. marina, S. alba, B. cylindrica, E. agallocha dan C. tagal. Pada tingkat pohon hanya dijumpai dua jenis tumbuhan saja, yaitu A. marina dengan kerapatan sekitar 14 indha dan diameter batang berkisar antara 10 - 15 cm dan S. alba yang mempunyai kerapatan sekitar 1 indha. Total kerapatan untuk tingkat pohon sekitar 15 indha. Untuk tingkat pancang jenis-jenis yang dijumpai adalah A. marina dengan kerapatan sekitar 30 indha, C. tagal sekitar 6 indha, B. cylindrica dan E. agallocha dengan kerapatan masing-masing sekitar 2 indha. Sedangkan untuk tingkat semai jenis-jenis yang dijumpai adalah C. tagal dengan kerapatan sekitar 24 indha dan E. agallocha dengan kerapatan sekitar 7 indha. Total kerapatan untuk tingkat pancang adalah 40 indha dan untuk semai 31 indha. Vegetasi bawah yang dijumpai di land system ini adalah jerujon Acanthus ilicifolius, paku laut Acrostichum aureum, seruni Widelia biflora, teki laut Cyperus maritima, dan katang-katang Ipomoea pes-caprae Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, disamping jenis mangrove yang ada saat ini, dahulunya land system ini ditumbuhi juga oleh jenis R. mucronata dan A. marina.

c.2. Jalur Hijau Mangrove

Jalur hijau mangrove hanya dijumpai di muara-muara sungai atau di sempadan sungai secara diskontinyu dengan lebar kurang dari 20 m dan panjang berkisar antara 10 sampai 50 m. Rusaknya vegetasi mangrove ini disebabkan oleh pengkonversian lahan ini menjadi persawahan yang dimulai sejak tahun 1980, yang saat ini berubah menjadi tegalan.

c.3. Tanah

Tanah yang dijumpai adalah Tropaquents dengan bahan induk tanah berasal dari sedimen aluvium dan pasir pantai marine muda. Tanah Tropaquents ini bertekstur liat dengan konsistensi agak lekat sampai lekat. Drainase tanah buruk dengan warna tanah abu-abu dan chroma 2 atau kurang. pH tanah berkisar antara 5,0 sampai 8,0. Potensi pirit dijumpai pada kedalaman 30 - 50 cm dan 50 - 90 cm, dengan kandungan pirit pada masing-masing kedalaman tersebut adalah 1,39 dan 1,90.

c.4. Air

Hasil pengukuran paramater fisik kimia air sungai pada land system PTG menunjukkan bahwa suhu air sebesar 30 o C dengan tingkat kecerahan 15 cm. Air sungai bersifat basa pH = 7,5 dengan nilai salinitas sebesar 10 - 12 o oo. Kandungan oksigen terlarut pada land system PTG ini menunjukkan nilai 6,4 mgl. Sedangkan kandungan COD sebesar 119,33 mgl. Kandungan Amonium NH3-N menunjukan nilai 0,025 mgl, sedangkan kandungan diterjen sebesar 0,105 mgl. Logam berat yang dikandung perairan ini sebesar 0,001 mgl untuk merkuri dan 0,006 mgl untuk Kadmium. 2002 digitized by USU digital library 7 Hampir semua parameter baik fisik maupun kimia di perairan ini masih memenuhi baku mutu lingkungan. Khusus nilai COD di perairan ini telah melampui ambang batas. d. Land System KJP d.1. Vegetasi Mangrove yang terdapat di land system ini umumnya sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Berdasarkan hasil analisis vegetasi diperoleh kerapatan jenis A. marina untuk tingkat pohon adalah 14 indha dengan selang diameter batang antara 10 - 15 cm, dan E. agallocha dengan kerapatan pohon sekitar 2 indha. Total kerapatan vegetasi tingkat pohon sekitar 16 indha. Untuk tingkat pancang didominasi oleh jenis A. marina dengan kerapatan sekitar 260 indha. Sedangkan untuk tingkat semai jenis yang dominan adalah A. marina dengan kerapatan 900 indha, dan E. agallocha dengan kerapatan sekitar 75 indha. Total kerapatan semai adalah 975 indha. Vegetasi bawah yang dijumpai di lokasi ini adalah bluntas Pluchea indica, seruni Widelia biflora dan teki laut Cyperus maritima.

d.2. Jalur Hijau Mangrove

Jalur hijau mangrove di land system KJP Jawa Barat dan Banten dijumpai di sepanjang pesisir pantai dengan lebar bervariasi antara 10 - 20 m. Kerusakan mangrove ini disebabkan oleh pengkonversian lahan menjadi pertambakan yang dimulai sejak tahun 1978.

d.3. Tanah

Tanah yang dijumpai adalah Hydraquents dengan bahan induk tanah berasal dari campuran estuarine dan marine yang masih muda dengan tekstur halus. Pada kondisi mangrove jarang, tanah Hydraquents bertekstur lempung berpasir sampai liat dengan konsistensi agak lekat sampai sangat lekat. Drainase tanah umumnya sangat buruk dengan warna tanah abu-abu dan chroma 2 atau kurang. pH tanah berkisar antara 6,0 sampai 7,0 dan tidak dijumpai adanya potensi pirit pada kedalaman 100 cm. Sedangkan pada mangrove agak rapat, tanah Hydraquents yang dijumpai bertekstur lempung berpasir sampai lempung liat berdebu dengan konsistensi tidak lekat sampai lekat. Drainase tanah sangat buruk dengan warna tanah abu-abu gelap dan chroma 2 atau kurang. pH tanah berkisar antara 6,0 sampai 6,5 dan tidak dijumpai potensi pirit pada kedalaman 100 cm.

d.4. Air