BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama dengan kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Penganggaran juga
merupakan komitmen resmi bagi pemerintah yang terkait dengan rancangan keuangan atau ekspektasi mengenai berapa jumlah pendapatan yang akan diterima
dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendanai transaksi keuangan dari berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu periode waktu
tertentu di masa yang akan datang. Penganggaran yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya pada level pemerintah daerah merupakan manajemen
keuangan daerah dan hal tersebut tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.
APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Dan ditetapkan dengan peraturan daerah UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
APBD memiliki peran sebagai tulang punggung bagi pemerintah daerah dan sebagai dasar pengelolaan keuangan daerah karena memiliki peranan yang sangat
penting bagi perencanaan pembangunan daerah. Yang menunjukkan sumber pendapatan daerah, berapa besar alokasi belanja untuk melaksanakan
programkegiatan, serta pembiayaan yang muncul bila terjadi surplus atau defisit.
Anggaran Belanja Daerah yang tercantum dalam APBD mencerminkan potret pemerintah daerah dalam menentukan skala prioritas terkait program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Salah satu komponen terpenting dalam APBD yaitu belanja daerah. Belanja daerah atau
pengeluaran pemerintah daerah yang dilaporkan dalam APBD. Bagi pemerintah daerah merupakan kegiatan rutin pengeluaran kas daerah untuk membiayai
kegiatan-kegiatan operasi dalam pemerintahan. Dengan semakin meningkatnya
belanja daerah maka dibutuhkan dana yang semakin besar agar belanja untuk kebutuhan pemerintah daerah dapat terpenuhi.
Belanja daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, merupakan salah satu
faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sehingga belanja daerah dikenal sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah
pemerintah daerah di samping pos pendapatan pemerintah daerah. Semakin besar belanja daerah diharapkan akan semakin meningkatkan kegiatan
perekonomian daerah terjadi ekspansi perekonomian. Dengan jumlah belanja yang semakin meningkat dibutuhkan dana yang besar sehingga belanja untuk
kebutuhan pemerintah daerah dapat terpenuhi. Dan dengan terpenuhinya kebutuhan belanja pemerintah, maka diharapkan pelayanan terhadap masyarakat
menjadi lebih baik dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Pengalokasian dana Belanja daerah harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja
daerah dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kewenangan
daerah. Apalagi dengan adanya Otonomi Daerah, pemerintah dituntut untuk mengelola keuangan daerah secara baik dan efektif.
Menurut Mardiasmo, 2002 pada awalnya penentuan besarnya alokasi dana untuk suatu kegiatan terutama yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja daerah
ditentukan dengan pendekatan anggaran tradisional yang didasarkan atas pendekatan incremental. Tetapi, semenjak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sekaligus memberlakukan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
dengan pendekatan kinerja. Tetapi penyesuaian struktur APBD tersebut tidak menjadi jaminan terhadap pencapaian kinerja karena struktur tersebut hanya
merupakan aturan main rule of game dalam pelaksanaan fungsi pemerintahan dan pembangunan yang diemban oleh pemerintah daerah.
Dan pada Provinsi Sumatera Utara, realisasi Belanja Daerah di KabupatenKota Sumatera Utara dari tahun ketahun semakin menunjukkan jumlah
yang besar. Seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Daftar Belanja Daerah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara Milyar Rupiah
Pemerintah Daerah 2011
2012 2013
Kabupaten
Nias 406.403.024
404.093.407 476.487.660
Mandailing Natal 650.263.316
765.109.821 850.556.309
Tapanuli Selatan 554.348.545
676.023.654 842.846.295
Tapanuli Tengah 544.321.692
680.016.226 861.257.508
Tapanuli Utara 705.123.140
737.946.826 834.384.699
Toba Samosir 479.726.388
619.783.799 645.159.252
Labuhan Batu 632.347.460
760.581.998 827.146.775
Asahan 892.574.470
1.037.633.546 1.143.614.491
Simalungun 1.088.622.687
1.378.042.599 1.432.130.758
Dairi 535.857.676
593.188.127 694.246.838
Tabel 1.1. Daftar Belanja Daerah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara Milyar Rupiah Lanjutan
Pemerintah Daerah 2011
2012 2013
Karo 675.614.311
750.398.279 901.675.546
Deli Serdang 1.654.873.747
1.826.070.426 2.034.622.489
Langkat 1.063.869.134
1.329.229.103 1.536.811.928
Nias Selatan 479.421.890
622.728.970 818.720.278
Humbang Hasundutan 432.517.403
511.537.854 605.789.788
Pakpak Barat 318.568.754
296.781.858 381.852.027
Samosir 431.142.832
415.012.206 522.227.935
Serdang Bedagai 731.773.294
833.559.067 982.962.075
Batu Bara 558.737.287
641.952.160 760.743.078
Padang Lawas Utara 453.839.538
571.471.637 588.852.484
Padang Lawas 416.234.576
439.833.949 504.166.349
Labuhanbatu Selatan 433.131.382
442.719.959 725.242.664
Labuhanbatu Utara 539.133.180
678.113.688 766.421.207
Nias Utara 280.931.462
335.193.052 442.082.331
Nias Barat 257.203.207
275.424.899 358.643.130
Sibolga 368.638.104
414.040.749 450.894.422
Tanjungbalai 393.794.117
446.140.831 465.491.830
Pematangsiantar 546.819.922
639.607.160 741.073.062
Tebing Tinggi 437.485.436
479.585.196 584.572.436
Medan 3.041.037.853
3.021.172.391 3.224.449.048
Binjai 546.497.391
650.087.241 702.167.562
Padangsidimpuan 463.524.730
527.246.070 614.899.498
Gunung Sitoli 347.917.625
406.668.809 448.510.904
Total 21.362.295.573
24.206.995.557 26.233.890.728
Sumber: BPS Sumatera Utara
Data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai total belanja daerah di kabupatenkota Sumatera Utara cenderung meningkat dari tahun ke tahun seperti
pada tahun 2011 sebesar Rp
21.362.295.573.000, 2012 sebesar Rp 24.206.995.557.000 dan pada tahun 2013 total belanja daerah semakin meningkat
sebesar Rp 26.233.890.728.000
. Realisasi belanja daerah KabupatenKota Sumatera Utara yang menunjukkan semakin besar jumlahnya dari tahun ketahun,
seperti yang terlihat pada tabel 1.1 dikarenakan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai seluruh programkegiatan meningkat. Peningkatan realisasi belanja daerah yang semakin besar jumlahnya
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber-sumber daya ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Yang pada gilirannya
diharapkan akan memberikan dampak nyata pada perekonomian daerah secara luas. Hal tersebut dapat terjadi jika anggaran belanja daerah dapat direalisasikan
dengan baik sesuai dengan target rencana yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Tetapi realisasi dari belanja daerah tersebut terkadang tidak sesuai dengan
target anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga pengalokasian belanja daerah untuk seluruh pengeluaran dalam mendanai program dan kegiatan pemerintah
daerah akan mempengaruhi kinerja belanja daerah tersebut. Seperti yang terjadi pada kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara,
realisasi belanja daerah yang tidak sesuai dengan anggaran belanja daerah yang telah ditetapkan seperti yang terlihat pada tabel 1.2. Dimana terdapat beberapa
daerah yang memiliki anggaran belanja daerah yang lebih besar dari pada realisasi belanja daerah mengakibatkan adanya sisa anggaran. Dan hal tersebut kurang baik
karena menjadi tidak optimalnya kesempatan belanja daerah untuk menstimulasi perekonomian daerah.
Tabel 1.2 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara Milyar Rupiah
Pemerintah Daerah 2012
2013 Kabupaten
Anggaran Realisasi
Anggaran Realisasi
Nias 431,735,328
404,093,407 507,809,091
476,487,660 Mandailing Natal
672,801,441 765,109,821
782,789,721 850,556,309
Tapanuli Selatan 714,785,849
676,023,654 911,994,956
842,846,295 Tapanuli Tengah
630,111,237 680,016,226
894,270,342 861,257,508
Tabel 1.2 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara Milyar Rupiah Lanjutan
Pemerintah Daerah 2012
2013 Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi
Tapanuli Utara 703,079,868
737,946,826 826,403,422
834,384,699 Toba Samosir
576,914,906 619,783,799
775,750,895 645,159,252
Labuhan Batu 710,270,438
760,581,998 797,935,659
827,146,775 Asahan
837,685,919 1,037,633,546
1,038,246,174 1,143,614,491
Simalungun 1,398,050,339
1,378,042,599 1,397,127,273
1,432,130,758 Dairi
600,876,700 593,188,127
763,225,992 694,246,838
Karo 824,499,579
750,398,279 854,452,636
901,675,546 Deli Serdang
2,036,653,757 1,826,070,426
2,383,194,122 2,034,622,489
Langkat 1,382,150,711
1,329,229,103 1,686,770,493
1.536,811,928 Nias Selatan
612,507,839 622,728,970
818,847,491 818,720,278
Humbang Hasundutan 529,132,384
511,537,854 674,091,957
605,789,788 Pakpak Barat
328,122,916 296,781,858
404,257,723 381,852,027
Samosir 440,324,297
415,012,206 570,836,715
522,227,935 Serdang Bedagai
838,182,541 833,559,067
1,050,661,876 982,962,075
Batu Bara 649,716,711
641,952,160 838,815,478
760,743,078 Padang Lawas Utara
586,866,668 571,471,637
713,940,878 588,852,484
Padang Lawas 532,450,500
439,833,949 585,018,137
504,166,349 Labuhanbatu Selatan
489,219,297 442,719,959
766,534,802 725,242,664
Labuhanbatu Utara 537,064,196
678,113,688 630,997,090
766,421,207 Nias Utara
327,058,812 335,193,052
480,636,093 442,082,331
Nias Barat 343,115,036
275,424,899 368,658,123
358,643,130 Sibolga
398,940,083 414,040,749
522,186,939 450,894,422
Tanjungbalai 484,903,380
446,140,831 584,623,406
465,491,830 Pematangsiantar
657,341,315 639,607,160
789,236,965 741,073,062
Tebing Tinggi 347,610,903
479,585,196 497,470,676
584,572,436 Medan
3,825,133,827 3,021,172,391
4,524,737,504 3,224,449,048
Binjai 652,252,027
650,087,241 814,461,618
702,167,562 Padangsidimpuan
493,746,640 527,246,070
684,117,420 614,899,498
Gunung Sitoli 418,377,507
406,668,809 451,370,043
448,510,904
TotalJumlah 25,011,683,051 24,206,995,557 30,391,501,709 26,233,890,728
Sumber : BPS Sumatera Utara
Anggaran belanja daerah yang telah direncanakan dan realisasi belanja daerah yang telah dialokasikan, jumlahnya berbeda-beda pada setiap daerah.
Anggaran dan alokasi belanja daerah tersebut berasal dari pendapatan dan
penerimaan yang diperoleh daerah, selain itu pengalokasiannya berdasarkan seluruh pengeluaran untuk mendanai program dan kegiatan pemerintah daerah
yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan perekonomian daerah.
Perkembangan dan alokasi belanja daerah ditentukan oleh penerimaan daerah yang bersangkutan. Pendapatan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan DAU, DBH, DAK dan Pendapatan lain-lain yang sah, merupakan sumber pendapatan dan penerimaan daerah yang digunakan untuk
membiayai belanja daerah. Salah satu sumber dana yang penting bagi pemerintah daerah dalam membiayai kebutuhan daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Alokasi Umum. Adanya transfer dana DAU bagi Pemerintah Daerah merupakan sumber pendanaan dalam melaksanakan kewenangannya, sedangkan
kekurangan pendanaan diharapkan dapat digali melalui sumber pendanaan sendiri PAD.
Tetapi, pada kenyataan yang terjadi pada saat ini dana perimbangan dari pemerintah pusat seringkali dijadikan sumber dana utama oleh pemerintah daerah
untuk membiayai belanja daerah Hadi, 2011 . Padahal tujuan utama dari adanya dana perimbangan tersebut untuk mengatasi kesenjangan fiskal antar daerah.
Dana Alokasi Umum seharusnya sebagai insentif untuk meningkatkan pendapatan Asli Daerah PAD .Tetapi yang terjadi saat ini Dana Alokasi Umum menjadi
sumber penerimaan daerah yang lebih besar jika dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah.
Penyusunan anggaran Belanja Daerah dapat menunjukkan apakah suatu daerah perduli terhadap kesejahteraan masyarakat dalam mengentaskan
kemiskinan, mendukung pertumbuhan dan mendukung terhadap terciptanya kesempatan kerja. Pada komponen Belanja Daerah juga terlihat seberapa besar
porsi belanja langsung yang dapat mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan terkait langsung dalam pemenuhan pelayanan kepada masyarakat. Adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi akan dapat meningkatkan belanja daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah dilihat pada nilai Produk Domestik Regional Bruto
PDRB. Untuk meningkatkan belanja daerah, jumlah Produk Domestik Regional Bruto PDRB harus besar. Karena semakin besar PDRB, maka akan semakin
besar pula pendapatan yang diterima oleh kabupatenkota. Dengan semakin besarnya pendapatan yang diperoleh daerah, maka pengalokasian belanja daerah
akan lebih besar untuk meningkatkan berbagai potensi lokal untuk kepentingan pelayanan publik.
Menurut Hadi, 2011 pengeluaran belanja daerah juga dilihat dari perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah, apabila perkembangan jumlah
penduduk semakin besar maka akan memerlukan anggaran yang semakin besar. Karena meningkatnya jumlah penduduk menuntut konsekuensi logis adanya
peningkatan sarana dan prasarana umum, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar akan memerlukan
anggaran yang semakin besar untuk peningkatan sarana dan prasarana agar meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Sehingga, penduduk selain menjadi
beban bagi belanja daerah, penduduk juga turut berperan penting dalam peningkatan belanja daerah.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan
judul “ Pengaruh DAU, PAD, Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah KabupatenKota Sumatera Utara”.
1.2. Rumusan Masalah