Berita Kriminal Dan Perhatian Orang Tua (Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal Di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Kepada Anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang)

(1)

BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA

(Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal Di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Kepada Anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang).

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan oleh:

Chalid Mawardi Nasution

040922024

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

ABSTRAKSI

Skripsi ini diajukan oleh Chalid Mawardi Nasution, NIM : 040922024 guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dengan judul : BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA (Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal Di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Kepada Anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Berita Kriminal dan Perhatian Orang Tua. Berita Kriminal ini meliputi, frekuensi penyajian berita, letak dalam surat kabar, penulisan judul, bahasa yang digunakan, frekuensi membaca, dan gaya pemberitaan. Perhatian Orang Tua meliputi; mengatur jam bermain anak, mengatur jam belajar anak, melindungi anak, menerapkan sikap berdisiplin kepada anak, dan memperhatikan kebutuhan anak. Dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan teori-teori komunikasi, komunikasi massa, Uses and Gratification, pers dan psikologi. Jumlah responden yang terpilih sebagai sampel sebanyak 96 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menyebarkan kuesioner yang berisikan 27 pertanyaan tertutup dan terbuka. Untuk pengujian hipotesa dilakukan dengan rumus Korelasi Product Moment dan Uji Tingkat Signifikasi menggunakan rumus F test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara penyajian berita kriminal dengan perhatian orang tua terhadap anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata hipotesa Ha diterima dengan hasil-hasil sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kalkulasi besarnya rxy adalah 0,73, yang berarti terdapat hubungan yang tinggi, antara membaca berita kriminal yang disajikan Harian Garuda dengan perhatian orang tua terhadap anak di Kelurahan Sei Rengas- II, Kecamatan Medan Area, Kota Madya Medan.

2. Dengan ditemukannya F temuan 101,183 maka diperoleh hasil bahwa hubungan kedua variabel adalah signifikan karena F temuan > F tabel/patokan untuk 96 responden atau 101,83 > 6,96.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH:

NAMA : CHALID MAWARDI NASUTION

NIM : 040922024

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI Extension.

JUDUL :BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA (Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Pada Anak di Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Drs Syafruddin Pohan,MSi Drs. Amir Purba,MA NIP:050058861 NIP:131654104

DEKAN FISIP USU

Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA NIP: 131757010


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, berkah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA (Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal Di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Kepada Anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang)..

Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini banyak mendapat dukungan, bantuan, bimbingan serta motivasi dari banyak pihak. Pertama sekali penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tu penulis yang merupakan motivasi terbesar bagi penulis, kepada Ayahanda Hidayat Nasution dan Ibunda Asmawarni Lubis yang selalu mendoakan penulis, memberikan dukungan moril dan materil, bimbingan, nasehat, perhatian, motivasi, cinta dan kasih sayangnya dan adikku satu-satunya Haris Sukma Nasution. yang telah memberikan memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, membimbing, meluangkan waktu, masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Drs. Safrin, MSi Selaku dosen wali selama melakukan studi di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dra. Dewi Kurniati, MSi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak/Ibu dosen Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan dosen FISIP USU pada umumnya yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

7. Kak Icut, Kak Ros, Maya, Rotua dan seluruh staf Departemen Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam hal administrasi selama ini. 8. Kawan-kawan di Pewarta Foto Indonesia Medan dan rekan-rekan jurnalis

yang kerap memberi dukungan selama di lapangan.

Medan, November 2008

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Abstraksi

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... iii

Daftar Lampiran... vi

BAB I : PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1

I.2. Perumusan Masalah... 4

I.3. Pembatasan Masalah... 5

I.4. Tujuan Penelitian... 5

I.5. Kegunaan Penelitian... 6

I.6. Kerangka Teori... 6

I.7. Kerangka Konsep... 14

I.8. Hipotesa... 16

I.9. Sistematika Penulisan... 17

BAB II : LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi... 19

II.2. Fungsi Komunikasi... 25

II.3. Komunikasi Massa... 27

II.4. Media Massa dan Surat Kabar... 31

II.5. Berita dan Berita Kriminal... 32

II.6. Perhatian, Anak dan Orang tua... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 43

III.2. Metodologi Penelitian... 48

III.3. Populasi dan Sampel... 49

III.4. Teknik Pengumpulan Data... 50

III.5. Defenisi Operasional... 51

III.6. Teknik Analisa Data... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisa Tabel Tunggal... 55

IV.2. Analisa Tabel Silang... 77

IV.3. Pengujian Hipotesis... 94


(7)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan... 100 V.2. Saran... 102 DAFTAR REFERENSI


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

2. Lembar Catatan Bimbinan Skripsi 3. Biodata


(9)

ABSTRAKSI

Skripsi ini diajukan oleh Chalid Mawardi Nasution, NIM : 040922024 guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dengan judul : BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA (Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal Di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Kepada Anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Berita Kriminal dan Perhatian Orang Tua. Berita Kriminal ini meliputi, frekuensi penyajian berita, letak dalam surat kabar, penulisan judul, bahasa yang digunakan, frekuensi membaca, dan gaya pemberitaan. Perhatian Orang Tua meliputi; mengatur jam bermain anak, mengatur jam belajar anak, melindungi anak, menerapkan sikap berdisiplin kepada anak, dan memperhatikan kebutuhan anak. Dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan teori-teori komunikasi, komunikasi massa, Uses and Gratification, pers dan psikologi. Jumlah responden yang terpilih sebagai sampel sebanyak 96 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menyebarkan kuesioner yang berisikan 27 pertanyaan tertutup dan terbuka. Untuk pengujian hipotesa dilakukan dengan rumus Korelasi Product Moment dan Uji Tingkat Signifikasi menggunakan rumus F test. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara penyajian berita kriminal dengan perhatian orang tua terhadap anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata hipotesa Ha diterima dengan hasil-hasil sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kalkulasi besarnya rxy adalah 0,73, yang

berarti terdapat hubungan yang tinggi, antara membaca berita kriminal yang disajikan Harian Garuda dengan perhatian orang tua terhadap anak di Kelurahan Sei Rengas- II, Kecamatan Medan Area, Kota Madya Medan.

2. Dengan ditemukannya F temuan 101,183 maka diperoleh hasil bahwa hubungan kedua variabel adalah signifikan karena F temuan > F tabel/patokan untuk 96 responden atau 101,83 > 6,96.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH.

Perilaku kejahatan kekerasan akhir-akhir ini dirasakan semakin tinggi intensitasnya. Baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Di mana-mana sering terdengar perlakuan kriminal seperti; perkosaan, penganiayaan, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. Menghadapi meningkatnya tindakan kejahatan kekerasan, ada sementara pihak yang mengaitkan fenomena ini dengan banyaknya adegan-adegan kekerasan yang disajikan media massa, baik media massa cetak maupun media massa elektronik. Berbagai acara televisi, yang bersifat action, selalu menarik perhatian pemirsanya dan dalam acara tersebut selalu terdapat adegan yang mengarah pada kekerasan, meskipun kekerasan tersebut dimaksudkan untuk melindungi yang lemah atau membela kebenaran. Hal ini dapat dimengerti, karena ada yang beranggapan bahwa melalui tayangan tersebut - secara tidak langsung - dapat mempengaruhi pemirsanya.

Kejahatan kekerasan sebagai suatu fenomena yang ada dalam masyarakat merupakan kejahatan tradisional, yang telah ada sejak dahulu. Hanya saja sekarang telah mengalami perkembangan, baik dalam hal motif, sifat, bentuk, intensitas maupun modus operandi. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi,


(11)

yang akhir-akhir ini berkembang dengan pesat, dan tidak dapat terlepas dari situasi dan kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sedang dilanda krisis moneter.

Kondisi perekonomian negara kita yang sedang dalam keadaan “sakit” memang menjadi salah satu penyebab meningkatnya kejahatan kekerasan. Masyarakat semakin susah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Harga-harga melambung sangat tinggi sementara pendapatan masyarakat semakin menurun. Banyak perusahaan-perusahaan besar maupun kecil yang bangkrut. Hal ini mengakibatkan PHK besar-besaran di segala bidang pekerjaan. Jumlah pengangguran yang sebelumnya sudah tinggi semakin menjulang. Bagi masyarakat secara keseluruhan pengangguran menimbulkan masalah kriminal, dan dapat menimbulkan kekacauan sosial politik seperti demonstrasi dan lain-lain.

Sebuah studi menunjukkan, bahwa jenis kriminalitas bermotif ekonomi lebih mencemaskan daripada jenis kejahatan dengan motif emosi, seperti pembunuhan, penganiayaan, karena alasan-alasan pribadi antara lain dendam, cemburu, menjaga nama baik, dan sebagainya. Sebabnya pertama-tama adalah, bagi kejahatan bermotif ekonomi ini, siapapun adalah potensial menjadi korban. Kedua, berbeda dengan kejahatan bermotif emosi, dimana pelaku dan korban biasanya telah saling mengenal, kejahatan bermotif ekonomi ini lazim disebut dengan kejahatan orang-orang asing (stranger).

Perlakuan kejahatan kekerasan (tindakan kriminal) sering dimuat di media massa. Media massa menyajikan berbagai gambaran mengenai citra realitas sosial yang


(12)

terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Salah satu realitas sosial yang sering diberitakan adalah realitas kriminalitas. Peristiwa mengenai kekerasan, kejahatan, tingkah laku menyimpang dari norma pergaulan masyarakat dianggap mempunyai nilai berita yang tinggi. Sehingga masalah kriminalitas telah menjadi bagian dari isi media massa.

Surat kabar memuat berita kriminal karena publik suka dengan berita-berita seperti itu. Sehubungan dengan hal ini maka penerbit dan wartawan berusaha untuk memuat berita-berita kriminal sesuai dengan minat dan selera pembaca. Bahkan ada yang memuat kejadian tindakan kejahatan itu secara terperinci, seolah-olah surat kabar mempromosikan kejahatan itu sendiri. Hal ini disadari maupun tidak disadari dapat mempengaruhi emosi pembaca untuk melakukan hal serupa, apalagi yang sedang dalam tekanan moril maupun material. Karena siapa saja berpotensial untuk menjadi pelaku maupun korban dari tindakan kriminal.

Dari beberapa kasus kejahatan kekerasan belakangan ini yang banyak menjadi korban adalah anak-anak, ataupun anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan karena terpengaruh tontonan ataupun kejadian yang dilihat ataupun dibacanya dari surat kabar. Berdasarkan realitas tersebut di atas, maka orang tua - selaku pembaca surat kabar - semakin menaruh perhatian terhadap keselamatan anaknya setelah membaca berita kriminal yang ada di surat kabar. Perhatian orang tua tadi terhadap anaknya semakin kuat disebabkan karena pelaku tindak kejahatan dapat dengan mudah beraksi kapan saja dan dimana saja.


(13)

Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai suatu penelitian ilmiah. Surat kabar yang dipilih adalah surat kabar Harian Garuda, setelah membandingkan halaman pertama tujuh surat kabar (harian) yang terbit di Medan selama satu minggu. Penulis berkesimpulan bahwa Harian Global ternyata memiliki halaman yang memuat berita kriminal. Masyarakat yang akan dijadikan sampel adalah masyarakat Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua dengan pertimbangan bahwa Harian Global beredar di kawasan ini.

1. 2. PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

“ Apakah terdapat pengaruh penyajian berita kriminal di Harian Global dengan perhatian orang tua terhadap anak di Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang ”.


(14)

1. 3. PEMBATASAN MASALAH.

Untuk memudahkan pembahasan dan menghindarkan salah pengertian, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti adalah apakah terdapat pengaruh penyajian berita kriminal di Harian Global dengan perhatian orang tua terhadap anaknya.

2. Penyajian yang dimaksud adalah berita yang disusun sedemikian rupa meliputi judul berita, isi berita, foto/gambar pelaku dan korban.

3. Sampel penelitian adalah masyarakat Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang.

1. 4. TUJUAN PENELITIAN.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penyajian berita kriminal di Harian Global dengan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya.

2. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengalaman teoritis penulis selama mengikuti studi di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU, utamanya untuk mengetahui sejauh mana kebenaran teori-teori komunikasi massa yang diperoleh penulis.

3. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepedulian masyarakat pembaca terhadap berita kriminal yang ada di Harian Global.


(15)

1. 5. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Secara akademis, penelitian ini dimaksudkan sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada bidang studi Jurusan Ilmu Komunikasi di FISIP USU..

2. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberi masukan bagi Harian Global dalam merumuskan kebijaksanaan mengenai penyajian berita kriminal.

1. 6. KERANGKA TEORI.

Untuk memecahkan berbagai persoalan terdapat bermacam cara yang dapat ditempuh manusia. Secara garis besar maka cara tersebut dapat dikategorikan kepada cara ilmiah dan cara non ilmiah. Tentu saja dalam kegiatan penelitian ilmiah maka cara yang harus dipakai dalam memecahkan masalah adalah cara ilmiah. Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam menemukan pemecahan (Suriasumantri, 1995 : 316).

Dengan adanya kerangka teori, penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Kerangka teori akan membantu peneliti


(16)

dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk hipotesa-hipotesa selanjutnya (Koentjaraningrat, 1993 : 21).

Dalam penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah tentang Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa dan Surat Kabar, Berita dan Berita Kriminal, Perhatian, Anak dan Orang tua.

Komunikasi sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol) (Nimmo, 1993 : 6).

Menurut Shannon & Weaver, yang dimaksud dengan komunikasi adalah mencakup semua prosedur, melalui mana pikiran seseorang dapat dipengaruhi orang lain (Fisher, 1986 : 10)

Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial, yaitu sesuatu yang berlangsung atau berjalan antar manusia. Artinya proses merupakan perubahan atau serangkaian tindakan dan peristiwa selama beberapa waktu menuju suatu hasil tertentu. Jadi setiap langkah mulai dari pesan diciptakan sampai menimbulkan pengaruh atau perubahan pada sasaran adalah proses yang asasi (Arifin, 1994 : 13).

Dari sekian banyak defenisi komunikasi dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki yaitu; komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau


(17)

untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendy, 1992 : 5).

Kegiatan seperti ini apabila menggunakan media massa sebagai saluran maka disebut dengan komunikasi massa. Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Disamping itu adanya makna dari massa yang mengacu pada kollektivitas tanpa bentuk yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain (Mc Quail, 1994 : 31 ).

Komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serempak antara satu pengirim dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan menimbulkan respons seketika dari banyak orang secara serentak.

Komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic) (Effendy, 1992 : 50).

Meskipun pelbagai pengertian komunikasi massa telah dikemukakan oleh pelbagai kepustakaan namun demikian secara umum komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara professional menggunakan teknologi pembagi dalam menyebarluaskan pengalamannya yang


(18)

melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak (Liliweri, 1991 : 36).

Jika kita berbicara mengenai komunikasi massa, maka lebih lanjut kita harus membicarakan mengenai media massa yang merupakan alat dalam proses penyampaian pesan kepada khalayak.

Media Massa sebagai sarana untuk menyampaikan isi pesan/kenyataan/informasi yang bersifat umum kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tempat tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberi arus balik secara langsung pada saat itu (Wahyudi, 1991 : 90).

Media massa seperti media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan media elektronik, yaitu televisi (TV), radio, dan film. Sifat media massa ini mempunyai efek serempak dan cepat (simultancy effect) dan mampu mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas diberbagai tempat secara bersamaan (Ruslan, 1997 : 22).

Surat kabar sebagai alat/media cetak mempunyai peran sebagai penghubung bathiniah, santapan rohaniah, sebagai bekal pengetahuan manusia. Selain surat kabar berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang memberikan penerapan kepada masyarakat serta untuk mendidiknya di kemudian hari (Meinanda, 1981 : 44).


(19)

Berita Menurut Kamus Komunikasi adalah laporan mengenai hal atau peristiwa yang baru terjadi menyangkut kepentingan umum dan disiarkan secara cepat oleh media massa, yaitu surat kabar, majalah, radio siaran, dan TV siaran. Sedangkan berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang ide termasa, yang dipilih oleh staf redaksi sutu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Baik itu karena ia luar biasa atau karena pentingnya atau akibatnya, baik itu karena mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaff, 1991 : 24).

Berita berasal dari bahasa Sanksekerta yaitu vrit yang berarti ada atau terjadi. Selanjutnya untuk menyebut suatu keadaan atau suatu kejadian dikatakan vritta. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan berita yang berarti suatu kejadian yang disampaikan dari suatu sumber kepada orang lain (Zain, 1970 : 32)

Secara umum, kejadian yang dianggap punya nilai berita atau layak disiarkan adalah yang mengandung salah satu atau beberapa unsur yang disebutkan dibawah ini : 1. Significance (penting) : yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi

kehidupan orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan pembaca.

2. Magnitude (besar) : yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik pembaca.

3. Timeliness (waktu) : yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal baru terjadi atau baru diketemukan.


(20)

4. Proximity (dekat) : yaitu kejadian yang dekat dari pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.

5. Prominence (tenar) : Yaitu yang menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.

6. Human Interest (manusiawi) : yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa (Abdullah, 1992 : 19-20)

Diantara berita yang paling menonjol dan banyak dibaca oleh pembaca adalah berita mengenai kejahatan (krimininal). Informasi mengenai peristiwa kriminal/kejahatan termasuk ke dalam jenis berita yang disiarkan media massa mengenai peristiwa yang menyangkut kejahatan.

Berita kejahatan mencakup segala kejadian yang melanggar peraturan dan undang-undang negara. Jadi yang termasuk dalam berita-berita kejahatan adalah pembunuhan, penodongan, pencopetan, perampokan, pencurian, perkosaan dan lain sebagainya, yang melanggar undang-undang negara (Assegaff, 1991 : 44).

Perhatian dapat diartikan sebagai “menaruh hati”. Memang “menaruh hati” pada seluruh anggota keluarga adalah peletak dasar utama hubungan baik diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dalam keluarganya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh perkembangan keluarganya. Lebih jauh lagi, orang tua dan anggota keluarga lainnya harus mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab-sebab dan


(21)

sumber-sumber permasalahan. Juga perlu perhatian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga (Gunarsa, 1995 : 42).

Adapun pengertian perhatian yaitu: peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang. Baik yang ada di dalam maupun di luar diri kita (Dakir, 1993 : 114).

Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran tehadap satu objek. Perhatian itu sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati, dan ditentukan oleh kemauan. Sesuatu yang dianggap luhur, mulia dan indah, akan memikat perhatian. Sesuatu yang menimbulkan rasa ngeri dan ketakutan, akan-mencekam juga perhatian. Sebaliknya segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis bagaikan mesin, tidak akan bisa memikat perhatian (Kartono, 1990 : 111).

Sudah selayaknya orang tua memberikan perhatian kepada anaknya. Seorang anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keturunan kedua (KBBI, 1991 : 35). Anak membutuhkan orang lain dalam perkembangannya. Dan orang lain yang paling utama dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua sendiri. Orang tuanyalah yang bertanggung jawab memperkembangkan keseluruhan eksistensi si anak.

Orang tua dalam Bahasa Inggris disebut dengan parents, yang berarti ayah atau ibu atau juga keduanya. Atau seorang pria dan wanita yang mengambil seorang anak kemudian merawat dan menganggap anak itu sebagai anaknya.


(22)

Orang tua yang berhasil di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di keluarga adalah orang tua yang memiliki kemampuan untuk memberikan kesejahteraan kepada anak-anaknya. Kesejahteraan ini antara lain meliputi pemenuhan akan kebutuhan sandang, pangan, papan, perhatian serta kasih sayang.

Dalam mendidik anak, maka segala usaha ditujukan terhadap perkembangan anak. Seorang ibu akan menyediakan makanan, agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Seorang ayah akan bekerja, mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan dengan demikian membantu pertumbuhan anak juga.

1. 7. KERANGKA KONSEP.

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan adanya kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dan merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1993 : 40).

Dalam kerangka konsep dirumuskan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu: 1. Variabel bebas atau Independent variabel (X) yaitu variabel yang akan diteliti

pengaruhnya terhadap variabel lainnya.

2. Variabel terikat atau Dependent variabel (Y) yaitu variabel yang dalam perubahannya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

3. Variabel antara atau Intervening variabel yaitu sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas.


(23)

Dalam penelitian ini akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau Independent variabel (X)

* Penyajian berita kriminal di surat kabar Harian Global.

2. Variabel terikat atau Dependent variabel (Y)

* Perhatian orang tua terhadap anak, setelah membaca berita kriminal.

3. Variabel antara atau Interverning variabel.

* Karakteristik responden.

Berdasarkan kerangka konsep di atas, dibuat suatu operasionalisasi variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas ( X ) - frekuensi penyajian berita

Penyajian berita kriminal di Harian Global

- letak dalam surat kabar - penulisan judul

- bahasa yang digunakan - frekuensi membaca - gaya pemberitaan

2. Variabel Terikat ( Y )

Perhatian orang tua terhadap anak setelah membaca berita kriminal

- mengatur jam bermain anak - mengatur jam belajar anak - melindungi anak


(24)

- menerapkan sikap berdisiplin - memperhatikan keperluan anak

3. Variabel Antara

Karakteristik Responden - umur

- jenis kelamin - pendidikan - pekerjaan - penghasilan - jumlah anak


(25)

1. 8. HIPOTESA

Suatu masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesa. Hipotesa adalah suatu proposisi yang dapat diuji kemampuan ilmiahnya. Ia dapat bersifat agak kontras, agak berhubungan atau malah biasa saja. Dan ia harus dibuktikan kebenaran maupun ketidakbenarannya, dalam mana membutuhkan pengujian secara empiris. Juga bisa berupa suatu pertanyaan yang harus dicari jawabannya. Hipotesa merupakan suatu contoh pengorganisasian ilmu secara skeptis dan dalam pernyataan yang diterima tidak membingungkan pemeriksanya (Munawir, 1991 : 81).

Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho Tidak terdapat hubungan antara penyajian Berita Kriminal di Harian Global

terhadap perhatian orangtua kepada anak di Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang.

Ha Terdapat hubungan antara penyajian Berita Kriminal di Harian Global terhadap

perhatian orangtua kepada anak di Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang.


(26)

I. 9 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 LATAR BELAKANG MASALAH I. 2 PERUMUSAN MASALAH I. 3 PEMBATASAN MASALAH I. 4 TUJUAN PENELITIAN I. 5 KEGUNAAN PENELITIAN I. 6 KERANGKA TEORI

I. 7 KERANGKA KONSEP (TERMASUK DIDALAMNYA OPERASIONALISASI VARIABEL)

I. 8 HIPOTESA

I. 9 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II LANDASAN TEORI

II. 1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KOMUNIKASI II. 2 FUNGSI KOMUNIKASI

II. 3 KOMUNIKASI MASSA

II. 4 MEDIA MASSA DAN SURAT KABAR II. 5 BERITA DAN BERITA KRIMINAL II. 6 PERHATIAN ANAK DAN ORANG TUA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III. 1. 1 GAMBARAN UMUM KELURAHAN KEDAI DURIAN, KECAMATAN DELITUA, KABUPATEN DELISERDANG

a) LETAK GEOGRAFIS b) LETAK DEMOGRAFIS


(27)

III. 1. 2 GAMBARAN UMUM PENYAJIAN BERITA - KRIMINAL DI HARIAN GLOBAL

III. 2 METODOLOGI PENELITIAN III. 3 POPULASI DAN SAMPEL

III. 4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA III. 5 DEFENISI OPERASIONAL III. 6 TEKNIK ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 ANALISA TABEL TUNGGAL IV. 2 ANALISA TABEL SILANG IV. 3 PENGUJIAN HIPOTESIS IV. 4 PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 KESIMPULAN V. 2 SARAN

- DAFTAR REFERENSI - DAFTAR LAMPIRAN - KUESIONER PENELITIAN

- SURAT KETERANGAN PENELITIAN - BIODATA PENELITI


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

II. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bahagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.

Istilah komunikasi saat ini sudah demikian populer dan dipergunakan oleh kebanyakan orang. Ia dipergunakan dalam semua kesempatan baik dalam pembahasan maupun membicarakan berbagai masalah.

Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.

Selanjutnya kalau kita sedikit melangkah memasuki komunikasi maka komunikasi itu merupakan suatu kegiatan manusia yang sedemikian otomatis. Dengan berkomunikasi orang dapat menyampaikan pengalamannya kepada orang lain pula, tanpa mengalaminya sendiri. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa depannya, membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan dan sebagainya kepada sesamanya secara


(29)

timbal balik, baik sebagai penyampai maupun penerima komunikasi. Sehingga dengan demikian, terbinalah perkembangan kepribadiannya baik sebagai diri pribadi maupun kemasakan sosial, serta tercapainya pula kehidupan bersama dan bermasyarakat.

Tan dan Wright, menyatakan komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bitter yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang, bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004:3).

Menurut Harold Koontz dan kawan-kawan :

“Communication as the transfer of information from the sender to the receiver with the information being understood by the receiver”. Komunikasi sebagai


(30)

penyampai informasi dari pengirim kepada penerima dan informasi itu dimengerti oleh yang belakangan (Moekijat, 1993 : 2).

Sementara itu menurut Agee, Ault, dan Emery, komunikasi merupakan suatu seni menyampaikan informasi, ide-ide, dan sikap dari seseorang kepada orang lain. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa dalam proses komunikasi tersebut seorang komunikator mengirim suatu pesan melalui saluran tertentu kepada komunikan dengan mengharapkan sejumlah efek ( Agee, 1988 : 34 ).

Menurut Bernard B. dan Garry A. Stainer komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan lambang-lambang-kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang biasanya dinamakan komunikasi (Effendy, 1986 : 62).

Menurut Scanlan dan Bernard Keys, secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses menyampaikan informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain (Moekijat, 1993 : 5).

Menurut Bungin (2006 : 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah :

a) Komunikator b) Media massa


(31)

d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik), dan Umpan balik

II. 1 Ruang Lingkup Komunikasi

Adapun Ruang Lingkup Komunikasi dapat dilihat di bawah ini : 1. Komponen Komunikasi

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message)

c. Media (media)

d. Komunikan (communicant) e. Efek (effect)

2. Proses Komunikasi a. Proses secara primer b. Proses secara sekunder 3. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Persona (Personal Communication)

1) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) 2) Komunikasi antarpersona (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

1). Komunikasi kelompok kecil (small group communication) : a) ceramah (lecture)

b) diskusi panel (panel discussion) c) simposium (symposium) d) forum

e) seminar

f) curah saran (brainstorming) g) dan lain-lain


(32)

2) Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)

c. Komunikasi Massa (Mass Communication) 1) pers

2) radio 3) televisi 4) film

5) dan lain-lain

d. Komunikasi Medio (Medio Communication) 1) surat

2) telepon 3) pamflet 4) poster 5) spanduk 6) dan lain-lain 4. Sifat Komunikasi

a. Tatap Muka (face-to-face) b. Bermedia (mediated) c. Verbal (verbal)

1) lisan (oral)

2) tulisan/cetak (written/printed) d. Nonverbal (non-verbal)

1) kial/isyarat badaniah (gestural) 2) bergambar (pictorial)

5. Metode Komunikasi a. Jurnalistik (journalism)

1) jurnalistik cetak (printed journalism)

2) jurnalistik elektronik (electronik journalism) jurnalistik radio (radio journalism)


(33)

jurnalistik televisi (television journalism) b. Hubungan Masyarakat (public relations) c. Periklanan (advertising)

d. Pameran (exhibition/exposition) e. Publisitas (publicity)

f. Propaganda

g. Perang urat saraf (psychological warfare) h. Penerangan

6. Teknik Komunikasi

a. Komunikasi informatif (informative communication) b. Komunikasi persuasif (persuasive communication)

c. Komunikasi instruksif/koersif (instructive/coersive communication) d. Hubungan manusiawi (human relations)

7. Tujuan Komunikasi

a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan perilaku (behavior change) d. Perubahan sosial (social change) 8. Fungsi Komunikasi

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence) 9. Model Komunikasi

a. Komunikasi satu tahap (one step flow communication) b. Komunikasi dua tahap (two step flow communication) c. Komunikasi multitahap (multistep flow communication) 10. Bidang Komunikasi


(34)

b. Komunikasi manajemen/organisasional (management/organizational communication)

c. Komunikasi perusahaan (business communication) d. Komunikasi politik (political communication)

e. Komunikasi internasional (international communication) f. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) g. Komunikasi pembangunan (development communication) h. Komunikasi lingkungan (enviromental communication) i. Komunikasi tradisional (traditional communication)

Demikianlah ikhtisar mengenai lingkup komunikasi dipandang dari berbagai segi (Effendy, 1992 : 6-9).

II. 2 Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi berbagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :

a. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat


(35)

yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat.

c. Motivasi : menjelaskan setiap tujuan masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan Diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.

e. Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

g. Hiburan : penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.


(36)

h. Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain (Widjaja, 1993 : 9-10).

II. 3. Komunikasi Massa

Secara sederhana pengertian komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang umum, cepat dan selintas. Komunikasi massa adalah komunikasi umum, bukannya bersifat pribadi. Pesan-pesan yang disampaikan bukan ditujukan kepada satu orang saja ; isinyapun terbuka bagi semua orang.

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner : “ Mass communication is messages communicated through a mass medium to a lerge of people”. (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Rakhmat, 1993 : 213).

Komunikasi massa pada hakikatnya adalah komunikasi dengan menggunakan saluran media massa. Komunikasi massa dalam abad modern sudah merupakan pula industri raksasa, baik di bidang penerbitan, penyelenggaraan siaran radio dan televisi maupun perusahaan-perusahaan lain yang menunjang kegiatan komunikasi massa, misalnya perusahaan iklan, pusat-pusat produksi siaran sampai pula kepada perusahaan-perusahaan yang menjual jasa penelitian (Assegaff, 1991 : 11).

Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam


(37)

jumlah besar. Di samping itu, ada pula makna lain - yang dianggap makna asli - dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain. Kamus bahasa Inggris ringkas memberikan defenisi “massa” sebagai “suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas”. Defenisi ini hampir menyerupai pengertian “massa” yang digunakan oleh para ahli sosiologi, khususnya bila dipakai dalam kaitannya dengan khalayak media (McQuail, 1994 : 31).

Little John menyatakan bahwa komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya ke publik yang besar. Dan melalui proses tersebut, sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi oleh audiens. John menambahkan bahwa sentral studi komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yakni politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan, studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media massa dalam masyarakat (Panuju, 1995 : 53).

Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic) (Effendy, 1992 : 50).


(38)

Namun, dalam Severin dan Tankard (2007 : 4) menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Robert K. Merton dalam Bungin (2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas:

A. Fungsi Pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.


(39)

B. Fungsi Social Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepad masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

C. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

D. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa.

E. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih), (Nurudin, 2006: 206).


(40)

II. 4. Media Massa dan Surat Kabar

Dalam komunikasi massa, pesan yang hendak disampaikan memerlukan saluran agar pesan itu sampai kepada khalayak, saluran inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan media massa.

Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan/ pernyataan/ informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembaga, perhatiannya terpusat pada si pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu (Wahyudi, 1991: 90).

Salah satu jenis media massa adalah surat kabar. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut surat kabar ini adalah pers. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan press mempunyai beberapa pengertian. Dalam Leksikon Komunikasi (1984 : 81) pers diartikan sebagai usaha

percetakan atau penerbitan ; usaha pengumpulan dan penyiaran berita ; penyiaran berita melalui surat kabar, radio, televisi, dan majalah ; serta orang yang bergerak dalam penyiaran berita.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Robert Mc Cormick, yang menyatakan bahwa surat kabar adalah sebuah lembaga yang dikembangkan oleh peradaban modern untuk menyiarkan berita sehari-hari dan memajukan perdagangan serta industri melalui iklan yang disiarkan secara luas, memberikan informasi kepada


(41)

publik, memimpin pendapat umum serta mengadakan koreksi terhadap pemerintah yang tidak pernah dilakukan oleh konstitusi (Danandjaja, 1985 : 78).

Istilah surat kabar itu sendiri sebenarnya sudah ada. Dalam bahasa Inggris surat kabar disebut newspaper dan dalam bahasa Belanda disebut Krant. Assegaff memberikan pengertian surat kabar sebagai suatu penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan, yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum (1991 : 140 ).

II. 5. Berita dan Berita Kriminal

Unsur penting dari surat kabar dan semua media massa lainnya adalah berita. Tanpa berita surat kabar akan kehilangan salah satu fungsi utamanya, yaitu menyampaikan informasi.

Berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaff, 1991 : 24).

Berita (news) adalah suatu fakta yang menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa umum. Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi suatu fakta atau gagasan sehingga dapat dijadikan berita adalah :


(42)

1. Penting (significant), yaitu kejadian yang dapat mempengaruhi orang banyak, atau

kejadian yang punya dampak terhadap kehidupan pembaca.

2. Besar (magnitude), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka berarti bagi

kehidupan orang banyak atau kejadian yang dapat berakibat dijumlahkan dalam rangka menarik minat pembaca.

3. Waktu (timeless), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau

baru ditemukan.

4. Dekat (proximity), ialah kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa

bersifat geografis ataupun emosional.

5. Tenar/populer (prominence), menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat

dikenal oleh pembaca.

6. Manusiawi (human interest), ialah kejadian yang memberikan sentuhan perasaan

bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa (Ngafenan, 1992 : 14-15).

Peristiwa menjadi berita bukan hanya karena kejadian itu ada, tetapi juga karena peristiwa itu diperoleh dan dibangun menjadi berita oleh wartawan dari dan bersama orang-orang lain dalam masyarakat dan dalam lingkungan kerjanya (Oetama, 1989 : 8).

Menurut Willard C. Bleyer dalam bukunya “Newspaper Writing and Editing”, Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi


(43)

pembaca surat kabar; atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut (Assegaff, 1991 : 23-24).

Diantara berita yang paling menonjol dan banyak dibaca oleh pembaca adalah berita mengenai kejahatan (kriminal). Berita kejahatan dijumpai di hampir semua surat kabar. Surat kabar memuatnya karena pembaca suka dengan berita-berita tersebut. Pembaca hampir setiap hari dihadapkan pada pemberitaan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, perkosaan dan lain sebagainya.

Berita kriminal (Crime News) adalah berita mengenai kejahatan atau tindakan kriminal (Ngafenan, 1992 : 16).

Assegaff mengatakan bahwa berita kejahatan mencakup segala kejadian yang melanggar peraturan dan undang-undang negara. Jadi yang termasuk dalam berita-berita kejahatan adalah pembunuhan, penodongan, pencopetan, perampokan, pencurian, perkosaan dan lain sebgainya, yang melanggar undang-undang negara (1991 : 44).

Di kalangan masyarakat luas, para moralis dan ahli-ahli kriminologi terdapat bantahan yang tiada henti-hentinya akan manfaat maupun segi-segi negatif dimuatnya berita-berita kejahatan. Diantara segi-segi negatif pemuatan berita kejahatan yang sering dilontarkan sebagai kecaman antara lain dapat disebutkan :

1. Surat kabar seolah-olah mempromosikan kejahatan dengan berita-beritanya yang sensasional, yang menonjolkan tokoh-tokoh penjahat, surat kabar dalam hal ini bertindak seolah-olah “humas-nya” kaum penjahat.


(44)

2. Berita-berita kejahatan sering terjerumus ke dalam apa yang lazim disebut peradilan oleh pers (trial by newspaper) dan tidak urung sering pula terjadi distorsi.

3. Berita-berita kejahatan sering menimbulkan panik di dalam masyarakat dan dalam hal-hal tertentu menumbuhkan pula suasana murung.

4. Berita kejahatan sering mencampuri hak privasi (the right of privacy) seseorang. Sebaliknya ada pula segi-segi positif pemuatan berita kejahatan yang dapat dikemukakan oleh kalangan pers, antara lain :

1. Pemuatan secara teratur berita-berita kejahatn menunjukkan bahwa setiap kejahatan akan mendapatkan ganjaran hukuman dan merupakan pendidikan bagi masyarakat bahwa kejahatan tidak dapat ditutupi dan pada suatu saat akan terbongkar.

2. Berita kejahatan sering dapat dipergunakan sebagai bahan mengejar si penjahat. Pemuatan foto-foto pembunuh atau penculik yang melarikan diri, banyak membantu polisi membekuk si penjahat atas bantuan masyarakat yang megenalinya.

3. Rasa takut yang ada pada masyarakat bahwa kejahatannya akan terbuka dan dibeberkan dalam surat kabar merupakan “efek penjara” yang menyebabkan orang tidak mau berbuat kejahatan. (Takut dibongkar dan dimuat pers)

4. Pemberitaan kejahatan, khususnya ketika dalam pemeriksaaan dan persidangan banyak membantu melindungi si penjahat dari penyalahgunaan kekuasaan oleh penegak hukum (Assegaff, 1991 : 77-78).


(45)

Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana baiknya pegangan dan kode etik jurnalistik dalam bidang pemberitaan kejahatan, baik yang dikutipkan pegangan yang berlaku pada redaksi surat kabar The Richmond News Leader, yang antara lain menyatakan :

1. Berita-berita kejahatan yang dimuat hanyalah berita-berita kejahatan yang terjadi di kota setempat dimana surat kabar tersebut terbit yang sifatnya dapat menarik perhatian pembaca.

2. Kejahatan-kejahatan kecil yang terjadi diluar daerah penerbitan surat kabar tidak akan diberitakan.

3. Dalam memberitakan berita-berita kejahatan yang tidak mengenai kategori kejahatan utama, detail cara-cara dan tekniknya tidak akan diberitakan untuk mencegah peniruan.

4. Di dalam memberitakan si penjahat tidak boleh diagung-agungkan agar tidak menimbulkan simpati kepada si penjahat.

5. Pemberitaan bunuh diri dari orang-orang yang putus asa dan tidak terkenal akan dihindarkan sejauh mungkin, untuk mencegah peniruan dari orang-orang lain yang juga tengah dirundung keputusasaan.

6. Di dalam semua pemberitaan kejahatan, tidak boleh dikembangkan tulisan-tulisan yang dapat menimbulkan simpati kepada si penjahat (Assegaff, 1991 : 81).


(46)

II. 6. Perhatian, Anak dan Orang tua.

Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek (Kartono, 1990 : 111).

Perhatian dapat diartikan sebagai “menaruh hati”. Memang “menaruh hati” pada seluruh anggota keluarga adalah peletak dasar utama hubungan baik diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dalam keluarganya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh perkembangan keluarganya. Lebih jauh lagi, orang tua dan anggota keluarga lainnya harus mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab-sebab dan sumber-sumber permasalahan. Juga perlu perhatian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga (Gunarsa, 1995 : 42).

Ada bermacam-macam perhatian :

a. Kalau dilihat dari derajatnya maka akan terdapat perhatian yang tinggi dan perhatian yang rendah. Rentetan derajat perhatian itu mempunyai perbedaan sifat yang kualitatif. Orang yang melakukan perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai melupakan waktu dan sekitarnya.

b. Kalau dilihat dari cara timbulnya, akan terdapat perhatian yang spontan dan perhatian yang refleksif. Dikatakan perhatian spontan apabila timbul dengan sendirinya. Sedang perhatian disebut refleksif apabila timbulnya secara sengaja, serta dibarengi dengan kemauan yang kuat.


(47)

c. Kalau dilihat dari sikap batinnya akan terdapat perhatian yang memusat dan perhatian yang merata. Pada perhatian memusat kalau ditujukan pada objek, sedangkan dikatakan perhatian yang merata kalau yang bersangkutan mengarahkan perhatiannya pada beberapa objek secara simultan, atau ganti berganti dalam waktu yang sangat dekat.

d. Kalau dilihat dari ukurannya, akan ada perhatian yang luas dalam banyak hal sama dengan perhatian yang merata, sedang dikatakan perhatian yang sempit kalau hanya tertuju pada objek yang terbatas saja.

e. Kalau dilihat dari sifatnya, akan ada perhatian yang statis dan ada perhatian yang dinamis. Orang berperhatian statis kalau dalam waktu yang lama secara berturut-turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu perhatian saja. Sedang perhatian dinamis kalau yang bersangkutan dapat memusatkan perhatiannya dengan berubah-ubah (Rakhmat, 1993 : 115).

Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap suatu objek. Perhatian itu sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati, dan ditentukan oleh kemauan. Sesuatu yang dianggap luhur, mulia dan indah, akan memikat perhatian. Sesuatu yang menimbulkan rasa ngeri dan ketakutan akan mencekam juga perhatian. Sebaliknya segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis bagaikan mesin, tidak akan bisa memikat perhatian (Kartono, 1990 : 111).


(48)

1. Adakan perlawanan-perlawanan rangsang.

2. Adakan pergantian diantara yang tetap, contohnya mengadakan gerakan-gerakan pada keadaan yang diam.

3. Adakan hal-hal yang sekonyong-konyong.

4. Adakan hal-hal yang asing diantara yang biasa (Rakhmat, 1993 : 117).

Perhatian juga dapat timbul karena hal-hal yang bersangkut paut dengan diri si subjek misalnya,

1. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan.

2. Hal-hal yang berhubungan dengan rekomendasi diri sendiri. 3. Hal-hal yang berhubungan dengan hobinya.

4. Hal-hal yang akan menguntungkan diri. 5. Hal-hal yang mengancam diri.

6. Dan sebagainya (Rakhmat, 1993 : 117).

Dalam keadaan normal, maka lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orangtuanya, saudara-saudaranya yang lebih tua (kalau ada) serta mungki kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua , saudara maupun kerabat terdekat lazimnya mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak, supaya anak memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik, melalui penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasiannya (Soekanto, 1993 : 494-495).

Seorang anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalah keturunan yang kedua (KBBI, 1991 : 35).


(49)

Anak adalah semua yang lahir dari rahim seorang ibu atau wanita sebagai suatu hasil konsepsi antara suami istri, biasanya melalui bentuk perkawinan. Nilai anak merupakan suatu konsepsi masyarakat tentang jumlah anak yang dianggap ideal untuk dimiliki dalam suatu keluarga ataupun masyarakat, sesuai dengan kebutuhan orang tua yang akan dipenuhi oleh anak-anak mereka.

Anak merupakan objek perhatian dan limpahan kasih sayang orang tua. Oleh karena itu manusia akan melibatkan dirinya melalui anak-anak. Keluarga mempertahankan keturunannya dengan anak dan tiap-tiap individu menurunkan gene warisan sosialnya melalui anak. Demikian pula kebudayaan dan agama mempertahankan tradisi dan nilai-nilainya melalui anak. Karena itu nilai pokok seseorang anak adalah kesinambungan dari pada kemanusiaan.

Tidaklah dapat dibayangkan adanya seorang anak tanpa suatu lingkungan sosial, jika anak tadi ingin tumbuh secara normal. Selanjutnya, kondisi dan situasi itu akan jadi menguntungkan dan positif bagi anak. Apabila kombinasi dari pengaruh lingkungan sosial dan semua potensi psikho-fisis anak bisa bekerja sama secara baik, bisa membantu realisasi diri dan proses sosialisasi anak sebagai manusia. Dan kondisi ini jadi tidak sehat dan tidak menguntungkan jika perkembangan anak lalu terhambat atau rusak oleh pengaruh-pengaruh dari luar.

Anak itu merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Hanya dalam komunikasi dan relasi dengan orang lain (dengan guru,


(50)

pendidik, pengasuh, orang tua, anggota keluarga, dan lain-lain) dia bisa berkembang menuju pada kedewasaan (Kartono, 1979 : 51).

Pada umumnya anak-anak sangat muda memang seringkali merasa cemas. Terutama merasa cemas kalau-kalau ia kehilangan kasih sayang, perhatian dan dukungan orang tuanya. Ia merasa takut kalau-kalau ayah ibunya bersikap acuh tak acuh terhadap dirinya, dan lebih mencintai saudara-saudara, kakak atau adik-adiknya. Ia cemas sekali kalau-kalau relasi yang mesra dengan ibu terputus oleh kehadiran adik bayi atau pribadi lain (Kartono, 1979 : 143).

Orang tua ialah setiap orang yang bertanggungjawab dalam satu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu-bapak.

Orang tua adalah unsur utama dalam menentukan watak dan kepribadian anak secar wajar. baik buruknya perlakuan orang tua memberikan dampak terhadap perkembangan anaknya. Bernadi mengemukakan bahwa perhatian dan kasih sayang adalah apabila orang tua telah dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani secara sederhana (Sudarsono, 1989 : 23).

Sebaiknya orang tua mengikuti dan mengamati dengan cermat perilaku putra-putrinya, sehingga stiap perubahan penting baik yang positif maupun negatif tidak lepas dari pengamatannya. Dengan demikian orang tua dapat memberi uluran tangan pada saat di mana bantuan dan nasehat orang tua diperlukan. Orang tua dapat memberikan dorongan mental dan gairah belajar bila anak sedang mengalami penurunan semangat belajar (Gunarsa, 1995 : 81)


(51)

Hubungan orang tua dan anak yang dekat sekali sehingga anak tidak mau lepas dari orang tuanya, bahkan anak takut bila terjadi sesuatu. Akibatnya anak menjadi bergantung (dependent). Hubungan orang tua dan anak yang ditandai dengan sikap acuh tak acuh pada orang tua akan menimbulkan reaksi frustasi pada anak. Sebaliknya orang tua yang terlalu keras pada anak, hubungan anak dan orang tuanya menjadi jauh sehingga menghambat proses belajar dan anak selalu diliputi ketakutan terus menerus (Subagyo, 1991 : 132).

Cinta kasih dan dorongan orang tua akan menambah kepercayaan diri dalam setiap tingkah laku anak. Merupakan tindakan keliru kalau orang tua bersikap keras, serta menggunakan ancaman dan paksaan untuk menghilangkan rasa takut pada diri anak. Sebab sekalipun anak tampaknya bisa diam (kelihatan diam tenang), namun dia masih belum bisa menghilangkan rasa takutnya. Orang tua harus bisa memberikan penjelasan yang gamblang terhadap anak mengenai setiap benda atau peristiwa, agar anak bisa mendapatkan insight/wawasan yang mendalam ; lalu mampu menguasai rasa kecemasan/ketakutannya. Janganlah sekali-kali pendidik dan orang tua mensugestikan perasaan-perasaan takut dan cemas pada anak untuk mencapai suatu maksud. Jangan memaksa anak dengan ancaman-ancaman untuk menanamkan tuch dan disiplin (Kartono, 1979 : 143-144).

Bentuk perhatian orang tua ; kasih sayang, anak dididik untuk mengenal nilai-nilai tertentu, seperti nilai-nilai ketertiban dan ketenteraman, nilai-nilai kebendaan dan keakhlakan, nilai kelestarian dan kebaruan, dan sebagainya. Pada nilai ketertiban dan ketenteraman ditanamkan perilaku disipliner dan perilaku bebas yang senantiasa


(52)

harus diserasikan, misalnya ; si anak yang lapar boleh makan dan minum sampai kenyang, tetapi pada waktu-waktu tertentu, anak boleh bermain sepuas-puasnya, akan tetapi dia harus berhenti bermain apabila waktu makan telah tiba.

Orang tua yang bijaksana, akan berusaha memberikan contoh yang baik pada anaknya dengan berbagai cara pada saat menghadapi problemanya setiap hari dengan baik, bijaksana, sabar, dapat mengendalikan emosi, mengerjakan tugas dengan tekun, menghargai karya anak, menunjukkan pandangan hidup optimis, membuat kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, tidak menyesali hal-hal yang telah berlalu, mempererat hubungan dengan anak, memperbanyak teman dan sahabat, memperbayak pengetahuan tambahan dengan banyak membaca dan lain sebagainya.

Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberi rasa aman bagi anak-anak. Hubungan serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak dan keluarga yang kelak dibentuknya. Anak yang menghadapi kesulitan atau masalah, baik kecil maupun besar mengidamkan tempat bernaung pada orang tua yang menampung yang diperolehnya melalui komunikasi yang baik. Komunikasi terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu dan anak. (Gunarsa, 1995 : 205).


(53)

II. 7. USES AND GRATIFICATION

Pendekatan Manfaat dan Gratifikasi dijabarkan untuk pertama kalinya dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi atas pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa bidang penelitian komunikasi sudah mati. Katz berpendapat bahwa bidang yang sedang sekarat adalah kajian komunikasi sebagai persuasi. Dia mengemukakan bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak”, dari berbagai kajian salah satu kajian yang sangat mengundang pertanyaan yaitu sebuah kajian 1949 yang berjudul “What ‘Missing the newspaper’ Means” (“Apa artinya ‘Melewatkan Surat Kabar’”), kajian yang dilakukan dengan mewawancarai orang mengenai apa yang mereka lewatkan selama terjadinya pemogokan surat kabar.

Selama pemogokan bagian pengiriman yang berlangsung dua minggu ini, sebagian pembaca harus mencari sumber berita lain. Kata mereka itulah yang banyak terlewatkan. Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalan-persoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan,


(54)

ramalan cuaca, maupun informasi, bermanfaat lainnya (Severin dan Tankard, 2007: 354).

Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang atau usesand gratifications salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media) (Bungin, 2006: 284).

Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2007: 356):

1. Pengalihan – pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi.

2. Hubungan personal – manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan.

3. Identitas pribadi atau psikologi individu – penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman-diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

4. Pengawasan – informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.


(55)

Dalam kajian yang dilakukan oleh Frank Biocca dalam artikelnya yang berjudul ”Opposing Conceptions of the Audience : The Active and Passive Hemispheres of Communication Theory” (1998), yang kemudian diakui menjadi tulisan paling komprehensif mengenai perdebatan tentang khalayak aktif versus khalayak pasif, ditemukan beberapa tipologi dari khalayak aktif.

Pertama adalah selektifitas (selectivity). Khalayak aktif dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang mereka pilih untuk digunakan. Mereka tidak asal-asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari alasan dan tujuan tertentu.

Karakteristik kedua adalah utilitarianisme (utilitarianism) di mana khalayak aktif dikatakan mengkonsumsi media dalam rangka suatu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu yang mereka miliki.

Karakteristik yang ketiga adalah intensionalitas (intentionality), yang mengandung makna penggunaan secara sengaja dari isi media. Karakteristik yang keempat adalah keikutsertaan (involvement) , atau usaha. Maksudnya khalayak secara aktif berfikir mengenai alasan mereka dalam mengkonsumsi media.

Yang kelima, khalayak aktif dipercaya sebagai komunitas yang tahan dalam menghadapi pengaruh media (impervious to influence), atau tidak mudah dibujuk oleh media itu sendiri.

Khalayak yang lebih terdidik (educated people) cenderung menjadi bagian dari khalayak aktif, karena mereka lebih bisa memilih media yang mereka konsumsi sesuai kebutuhan mereka dibandingkan khalayak yang tidak terdidik


(56)

Elemen “pola terpaan media yang berlainan” pada teori uses and gratifications berkaitan dengan media exsposure atau terpaan media, karena mengacu pada kegiatan menggunakan media. Batasan exposure menurut Shore dalam Kriyantono (2006: 205) lebih dari sekedar mengakses media, tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut.

Rakhmat mengungkapkan dalam Kriyantono (2006: 205) terpaan media (media exsposure), menurut Rosengren (1974), dapat dioperasionalisasikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan, sedang menurut Sari, dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan.

Teori Uses dan Gratifications ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka


(57)

menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2004: 182).


(58)

Untuk mendapat kejelasan mengenai model uses and gratification ini dapat pada gambar di bawah ini yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas.

Social Environment:

1. Demographic Characteristics 2. Group affiliations

3. Personality characteristics (psychological dispositions)

Individual’s Needs 1. Cognitive needs 2. Affective needs

3. Personal integrative needs 4. Social integrative needs 5. Tension-release or escape

Nonmedia Sources of Need Satisfaction

1. Family, friends

2. Interpersonal communication 3. Hobbies

4. Sleep 5. Drugs etc

Mass Media Use 1. Media type: newspaper, radio, TV, movies 2. Media Contents 3. Exposure to Media 4. Social context of media exposure Media Gratifications (Functions) 1. Surveillance 2. Diversion/ entertainment 3. Personal


(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III. 1. 1 Gambaran Umum Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang

a. Letak Geografis

Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 23 tahun 1989, tanggal 28 September 1989 Tentang Biro Bina Pemerintahan Desa, Sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat I Sumatera Utara Tahun 1990 - 1991 bahwa, Kelurahan Kedai Durian terletak lebih kurang 1,5 km dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang. Luas Kelurahan Kedai Durian adalah seluas 35,78 Ha. Dengan membawahi sebanyak 11 lingkungan yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Lingkungan..

Untuk lebih jelasnya, Kelurahan Delitua terletak pada ketinggian 45 m dari permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan sebanyak 0,22 mm per tahun. Kelurahan Kedai Durian terletak pada tofografi dataran rendah, dengan suhu udara rata-rata berkisar 34 0 c.

b. Letak Demografis

Berdasarkan keadaan data demografi jumlah penduduk di Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang adalah berjumlah 8953 jiwa (Sumber Kantor Kelurahan Kedai Durian). Penduduk Kelurahan Kedai Durian


(60)

tersebut terdiri dari berbagai suku bangsa yakni, suku mandailing, jawa, melayu, batak, WNI turunan India, Warga Negara Asing, dan Mayoritas WNI keturunan Cina. Dan mayoritas penduduknya memeluk agama Budha. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Tabel a.

Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah orang

1. Islam 7904

2. Kristen Protestan 86

3. Kristen Katolik 439

4. Budha 512

5. Hindu 12

Sumber : Kantor Kelurahan Kedai Durian

Tabel b.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah orang

1. Pria 4301

2. Wanita 4652

Sumber : Kantor Kelurahan Kedai Durian

Tabel di atas menunjukkan bahwa komposisi jumlah penduduk berjenis kelamin wanita di Kelurahan Kedai Durian lebih banyak dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin pria.


(61)

Di Kelurahan Kedai Durian komposisi penduduk berdasarkan mata pencahariannya adalah bervariasi. Ada penduduk yang bekerja sebagai pegawai swasta, pegawai negeri sipil, pedagang, buruh, dan pekerjaan lainnya.

Untuk lebih jelasnya komposisi mata pencaharian penduduk Kelurahan Kedai Durian dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel c.

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencahariannya

No Mata Pencaharian Jumlah Orang

1. Pegawai Negeri Sipil 16

2. Pegawai Swasta 4058

3. Pedagang 582

4. Pertukangan 24

5. Pensiunan 23

6. Jasa 2


(62)

c. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten DeliSerdang

Pada umumnya setiap organisasi baik formal maupun informal mutlak harus memiliki struktur organisasi. Karena struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan hubungan kerja antara pimpinan dengan staf, pimpinan dengan pimpinan (koordinasi) dan staf dengan staf, sehingga jelas kedudukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

Dengan demikian agar struktur organisasi dapat lebih jelas lagi biasanya digambarkan dengan pola yang dikenal dengan bagan :

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KELURAHAN

KELURAHAN KEDAI DURIAN – KECAMATAN DELITUA KABUPATEN DELISERDANG

LURAH

SEKRETARIS

KAUR KAUR

KESRA

KAUR KEUANGAN

KAUR UMUM

KAUR EKBANG

I II III IV V VI VII VIII IX X XI


(63)

III. 1. 2 Gambaran Umum Penyajian Berita Kriminal di Harian Global.

Harian Global mulai berdiri dan meramaikan dunia persuratk-kabaran pada tahun 2006 di Medan dan berkantor redaksi di Kompleks Cemara Asri dan Sirkulasi di Jalan S Parman Medan.

Seperti harian-harian lain pada umumnya, Harian Global juga menyajikan berita yang bersifat umum mencakup keseluruhan peristiwa yang berhasil diliput dalam satu hari, dan akan memulai pemilahan berita pada sore harinya. Dalam pemuatan berita kriminal, Harian Global pun mempunyai kebijaksanaan. Seperti yang dituturkan oleh Redaktur Pelaksa bahwa Harian Global mempunyai kebijaksanaan untuk menyiarkan berita kriminal seperti apa adanya tanpa ada usaha untuk menambah berita kriminal dengan unsur-unsur yang bersifat sensasional atau mengurangi serta menutup-nutupi suatu fakta yang terkandung dalam berita tersebut. Harian Global tidak ingin mengambil resiko mendapat peringatan dari Dewan Kehormatan Pers atau para pembacanya karena melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang diatur oleh Undang-Undang Pers.

Setiap harinya Harian Garuda rata-rata memuat berita kriminal sampai 3 judul pada halaman depan, dan sekali-kali memuatnya sebagai headline apa bila dirasa berita itu mempunyai nilai berita yang besar. Berita kriminal yang dimuat Harian Global bervariasi seperti berita pembunuhan, perampokan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, perkosaan, pencopetan, penganiayaan, dan lain-lain. Pada umumnya berita kriminal di Harian Global di muat dalam bentuk


(64)

“Spot News” dan dimuat dalam halaman Global Hot yang menuliskan laporan kejadian selengkapnya agar dapat lebih gampang dicerna oleh pembacanya.

III. 2. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang dipakai adalah metode korelasional yaitu metode yang bertujuan meneliti sejauh mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain (Rakhmat, 1993 : 27).

Kedua variabel itu adalah : variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penyajian berita kriminal di Harian Global, sedangkan variabel terikatnya adalah Perhatian orang tua terhadap anak setelah membaca berita kriminal.

Dalam penelitian ini, akan dicari apakah terdapat pengaruh penyajian berita kriminal di Harian Global dengan perhatian orang tua terhadap anak di Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang.

III. 3 POPULASI DAN SAMPEL

III. 3. 1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1993 : 141). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang.


(65)

Jumlah keseluruhan populasi adalah 8953 (Sumber Kantor Kel. Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang).

III. 3. 2 Sampel

Sampel adalah suatu nama yang diberikan kepada sekelompok kecil yang mewakili kelompok yang lebih besar. Hal ini mencakup penggunaan gejala-gejala yang lengkap dan mendalam dari suatu data karena pengamatan dengan analisa jumlah yang besar akan merupakan pemborosan (Munawir, 1991 : 261).

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Purposive Sampling. Sampling ini memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu (Rakhmat, 1993 : 81). Di dalam pengambilan sampel secara purposive ini, peneliti bebas membuat kriteria sendiri untuk memilih responden yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam hal ini, ciri-ciri responden yang dipilih adalah sebagai berikut :

1. Bertempat tinggal di Kel. Kedai durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang.

2. Membaca Harian Global khususnya berita kriminal.

3. Mempunyai anak yang duduk di kelas 1 sampai kelas 6 Sekolah Dasar.

III. 4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 cara dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian. Cara itu antara lain :


(66)

2. Data Lapangan

III. 4. 1 Data Pustaka

Data dari sumber pustaka digunakan untuk mendukung pertimbangan-pertimbangan teori konsep yang diajukan dalam skripsi. Terutama mengenai teori Komunikasi massa, Media massa dan Surat Kabar, Berita dan Berita Kriminal, Perhatian, Anak dan Orang tua. Jumlah pustaka yang digunakan ada 43 buah buku.

III. 4. 2 Data Lapangan

Data lapangan untuk skripsi ini merupakan bagian penting yang akan menjadi bahan pembahasan terhadap masalah. Data lapangan di peroleh dengan cara :

1. Observasi, mengadakan pengamatan langsung kelapangan (Kel. Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang) untuk melihat kehidupan sosial penduduk, keadaan geografis, jumlah penduduk pembaca Harian Global, dan hal-hal lain yang diperlukan penelitian skripsi ini. Keseluruhan kegiatan observasi ini telah dilakukan dalam mengumpulkan data pendukung dalam pembuatan proposal penelitian terdahulu.

2. Kuesioner, merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu hal atau keadaan dalam suatu bidang. Kuesioner yang dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pada responden (orang-orang yang menjawab) (Koentjaraningrat, 1993 : 173).


(67)

III. 5. DEFENISI OPERASIONAL.

Defenisi Operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dan suatu informasi ilmiah yang dapat membantu penulis lain mengukur variabel yang sama. Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep-konsep yang telah dikelompokkan kedalam variabel-variabel agar lebih terarah (Singarimbun, 1989 : 46).

Dalam penelitian ini defenisi operasional berfungsi untuk memperjelas pengertian variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian sebagai berikut :

1. Penyajian Berita kriminal di Harian Global

Penyajian berita yang dimaksud adalah bagaimana frekuensi penyajian berita kriminal, letak berita kriminal di dalam Harian Global, penulisan judul, penggunaan bahasa, gaya pemberitaan, dan lain-lain.

2. Perhatian orang tua terhadap anak setelah membaca berita kriminal.

Bagaimana sikap yang timbul dari orang tua setelah membaca berita kriminal di Harian Global, sejauh mana surat kabar dapat menimbulkan efek tertentu pada orang tua. Apakah orang tua timbul perhatiannya, mengikuti perkembangan anaknya, menimbulkan rasa aman pada anaknya misalnya dengan mengantar-jemput anak, memenuhi kebutuhan anaknya, dan lain sebagainya.

3. Anak, adalah mereka yang masuk kategori belum dewasa dan menjadi dewasa karena adanya peraturan-peraturan tertentu (mental, fisik masih belum dewasa). 4. Karakteristik responden


(1)

8. Kalau Ya, sudah berapa lama anda membaca Harian Global 1. 1 - 3 bulan

2. 3 - 6 bulan 3. 6 bulan keatas

9. Dengan cara bagaimana anda memperoleh Harian Global 1. Berlangganan

2. Membeli eceran

3. Meminjam/membaca di warung kopi

II. Penyajian Berita Kriminal di Harian Global

10. Apakah anda membaca seluruh isi Harian Global 1. Membaca seluruhnya

2. Membaca sebagian besar 3. Membaca sebagian kecil

11. Bagaimana menurut anda topik berita kriminal yang disajikan Harian Global 1. Menarik

2. Kurang Menarik 3. Tidak Menarik

12. Bagaimana menurut anda penyajian foto pada berita kriminal yang disajikan Harian Global 1. Menarik

2. Kurang Menarik 3. Tidak Menarik

13. Bagaimana menurut anda letak berita kriminal yang disajikan Harian Global 1. Sesuai

2. Kurang Sesuai 3. Tidak Sesuai

14. Apakah anda suka membaca berita kriminal di Harian Global 1. Suka

2. Kurang Suka 3. Tidak suka


(2)

No. Jenis Berita 1 Menarik

2 Kurang Menarik

3 Tidak menarik 1. Berita Perkosaan

2. Berita Pencurian/perampokan 3. Berita Pembunuhan

4. Berita Penganiayaan

17. Menurut anda apakah penulisan judul berita kriminal di Harian Global sudah sesuai dengan isi berita

1. Sesuai

2. Kurang Sesuai 3. Tidak Sesuai

18. Menurut anda bagaimana penggunaan bahasa dalam penulisan berita kriminal di Harian Global

1. Mudah dipahami 2. Kurang dipahami 3. Sukar dipahami

19. Seberapa sering anda membaca Harian Global (terutama berita kriminal) dalam satu minggu

1. Sangat Sering ( setiap hari ) 2. Sering ( 3 sampai 5 kali ) 3. Jarang ( 1 sampai 2 kali )

20. Menurut anda bagaimana gaya pemberitaan Harian Global, khususnya berita kriminal 1. Menarik

2. Kurang Menarik 3. Tidak Menarik


(3)

III. Perhatian Orang tua kepada anak setelah membaca berita kriminal

21. Menurut anda setelah membaca berita kriminal di Harian Global apakah dapat menimbulkan perhatian kepada anak-anak saudara

1. Dapat menimbulkan perhatian 2. Kurang dapat menimbulkan perhatian 3. Tidak dapat menimbulkan perhatian

22. Setelah membaca berita kriminal di Harian Global, menurut anda bagaimana perhatian terhadap keselamatan anak-anak saudara

1. Khawatir 2. Biasa Saja 3. Tidak Mau Tau

23. Apakah setelah membaca berita kriminal di Harian Global saudara mengatur jam bermain anak-anak saudara

1. Selalu

2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah

24. Apakah setelah membaca berita kriminal di Harian Global saudara mengatur jam belajar anak-anak saudara

1. Selalu

2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah

25. Apakah saudara melindungi anak-anak saudara setelah membaca berita kriminal di Harian Global

1. Selalu

2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah

26. Apakah setelah membaca berita kriminal di Harian Global saudara menerapkan sikap berdisiplin kepada anak-anak saudara

1. Selalu

2. Kadang-kadang 3. Tidak Pernah

27. Apakah saudara selalu memperhatikan keperluan/kebutuhan anak-anak saudara 1. Selalu

2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah


(4)

BIODATA

Nama : Chalid Mawardi Nasution

NIM : 040922024

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 16 September 1982

Alamat : Jln. Medan-Delitua Gg Pahlawan no.7

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

E-mail : chalidnasution@yahoo.com

Pendidikan : SD Yapena 45 Medan SMP Angkasa Lanud Medan SMU Angkasa Lanud Medan Bahasa Jepang Fakultas Sastra USU

Departemen Ilmu Komunikasi Ext. FISIP USU Nama Orangtua

Ayah : Hidayat Nasution, SH Ibu : Asmawarni Lubis

Alamat : Jln. Medan-Delitua Gg Pahlawan no.7 Saudara Kandung : Haris Sukma Nasution


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Medan

Telp. (061) 8217168

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

:

Chalid Mawardi Nasution

NIM

:

040922024

Pembimbing

:

Drs. Syafruddin Pohan, MSi

NO. TGL PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING 1.

2. 3. 4. 5. 6. 8.

8 Mei 2008 9 Mei April 2008 15 Juni 2008 24 Juni 2008 25 Juli 2008 19 Agustus 2008 10 September 2008

ACC Seminar Proposal Seminar Proposal Perbaikan Bab I,

Penyerahan Bab II & III Penyerahan Kuesioner ACC Kuesioner

Penyerahan BabIV & V ACC Sidang

Catatan :


(6)

Untuk mendapat kejelasan mengenai model uses and gratification ini dapat pada gambar di bawah ini yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas.

Social Environment:

1. Demographic Characteristics 2. Group affiliations

3. Personality characteristics (psychological dispositions)

Individual’s Needs 1. Cognitive needs 2. Affective needs

3. Personal integrative needs 4. Social integrative needs 5. Tension-release or escape

Nonmedia Sources of Need Satisfaction

1. Family, friends

2. Interpersonal communication 3. Hobbies

4. Sleep 5. Drugs etc

Mass Media Use 1. Media type: newspaper, radio, TV, movies 2. Media Contents 3. Exposure to Media 4. Social context of media exposure

Media Gratifications (Functions)

1. Surveillance 2. Diversion/ entertainment 3. Personal