II. 6. Perhatian, Anak dan Orang tua.
Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran
terhadap satu obyek Kartono, 1990 : 111. Perhatian dapat diartikan sebagai “menaruh hati”. Memang “menaruh hati”
pada seluruh anggota keluarga adalah peletak dasar utama hubungan baik diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dalam
keluarganya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh perkembangan keluarganya. Lebih jauh lagi, orang tua dan anggota keluarga lainnya harus
mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab-sebab dan sumber-sumber permasalahan. Juga perlu perhatian terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada setiap anggota keluarga Gunarsa, 1995 : 42. Ada bermacam-macam perhatian :
a. Kalau dilihat dari derajatnya maka akan terdapat perhatian yang tinggi dan perhatian yang rendah. Rentetan derajat perhatian itu mempunyai perbedaan sifat
yang kualitatif. Orang yang melakukan perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai melupakan waktu dan sekitarnya.
b. Kalau dilihat dari cara timbulnya, akan terdapat perhatian yang spontan dan perhatian yang refleksif. Dikatakan perhatian spontan apabila timbul dengan
sendirinya. Sedang perhatian disebut refleksif apabila timbulnya secara sengaja, serta dibarengi dengan kemauan yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
c. Kalau dilihat dari sikap batinnya akan terdapat perhatian yang memusat dan perhatian yang merata. Pada perhatian memusat kalau ditujukan pada objek,
sedangkan dikatakan perhatian yang merata kalau yang bersangkutan mengarahkan perhatiannya pada beberapa objek secara simultan, atau ganti
berganti dalam waktu yang sangat dekat. d. Kalau dilihat dari ukurannya, akan ada perhatian yang luas dalam banyak hal sama
dengan perhatian yang merata, sedang dikatakan perhatian yang sempit kalau hanya tertuju pada objek yang terbatas saja.
e. Kalau dilihat dari sifatnya, akan ada perhatian yang statis dan ada perhatian yang dinamis. Orang berperhatian statis kalau dalam waktu yang lama secara berturut-
turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu perhatian saja. Sedang perhatian dinamis kalau yang bersangkutan dapat memusatkan perhatiannya
dengan berubah-ubah Rakhmat, 1993 : 115. Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang
menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap suatu objek. Perhatian itu sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati,
dan ditentukan oleh kemauan. Sesuatu yang dianggap luhur, mulia dan indah, akan memikat perhatian. Sesuatu yang menimbulkan rasa ngeri dan ketakutan akan
mencekam juga perhatian. Sebaliknya segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis bagaikan
mesin, tidak akan bisa memikat perhatian Kartono, 1990 : 111. Pada dasarnya perhatian dapat timbul karena kelainan objek, misalnya :
Universitas Sumatera Utara
1. Adakan perlawanan-perlawanan rangsang. 2. Adakan pergantian diantara yang tetap, contohnya mengadakan gerakan-gerakan
pada keadaan yang diam. 3. Adakan hal-hal yang sekonyong-konyong.
4. Adakan hal-hal yang asing diantara yang biasa Rakhmat, 1993 : 117. Perhatian juga dapat timbul karena hal-hal yang bersangkut paut dengan diri si
subjek misalnya, 1. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan.
2. Hal-hal yang berhubungan dengan rekomendasi diri sendiri. 3. Hal-hal yang berhubungan dengan hobinya.
4. Hal-hal yang akan menguntungkan diri. 5. Hal-hal yang mengancam diri.
6. Dan sebagainya Rakhmat, 1993 : 117. Dalam keadaan normal, maka lingkungan pertama yang berhubungan dengan
anak adalah orangtuanya, saudara-saudaranya yang lebih tua kalau ada serta mungki kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itulah anak mengalami
proses sosialisasi awal. Orang tua , saudara maupun kerabat terdekat lazimnya mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak, supaya anak memperoleh dasar-
dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik, melalui penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasiannya Soekanto, 1993 : 494-495.
Seorang anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalah keturunan yang kedua KBBI, 1991 : 35.
Universitas Sumatera Utara
Anak adalah semua yang lahir dari rahim seorang ibu atau wanita sebagai suatu hasil konsepsi antara suami istri, biasanya melalui bentuk perkawinan. Nilai
anak merupakan suatu konsepsi masyarakat tentang jumlah anak yang dianggap ideal untuk dimiliki dalam suatu keluarga ataupun masyarakat, sesuai dengan kebutuhan
orang tua yang akan dipenuhi oleh anak-anak mereka. Anak merupakan objek perhatian dan limpahan kasih sayang orang tua. Oleh
karena itu manusia akan melibatkan dirinya melalui anak-anak. Keluarga mempertahankan keturunannya dengan anak dan tiap-tiap individu menurunkan gene
warisan sosialnya melalui anak. Demikian pula kebudayaan dan agama mempertahankan tradisi dan nilai-nilainya melalui anak. Karena itu nilai pokok
seseorang anak adalah kesinambungan dari pada kemanusiaan. Tidaklah dapat dibayangkan adanya seorang anak tanpa suatu lingkungan
sosial, jika anak tadi ingin tumbuh secara normal. Selanjutnya, kondisi dan situasi itu akan jadi menguntungkan dan positif bagi anak. Apabila kombinasi dari pengaruh
lingkungan sosial dan semua potensi psikho-fisis anak bisa bekerja sama secara baik, bisa membantu realisasi diri dan proses sosialisasi anak sebagai manusia. Dan kondisi
ini jadi tidak sehat dan tidak menguntungkan jika perkembangan anak lalu terhambat atau rusak oleh pengaruh-pengaruh dari luar.
Anak itu merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui dan
dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Hanya dalam komunikasi dan relasi dengan orang lain dengan guru,
Universitas Sumatera Utara
pendidik, pengasuh, orang tua, anggota keluarga, dan lain-lain dia bisa berkembang menuju pada kedewasaan Kartono, 1979 : 51.
Pada umumnya anak-anak sangat muda memang seringkali merasa cemas. Terutama merasa cemas kalau-kalau ia kehilangan kasih sayang, perhatian dan
dukungan orang tuanya. Ia merasa takut kalau-kalau ayah ibunya bersikap acuh tak acuh terhadap dirinya, dan lebih mencintai saudara-saudara, kakak atau adik-adiknya.
Ia cemas sekali kalau-kalau relasi yang mesra dengan ibu terputus oleh kehadiran adik bayi atau pribadi lain Kartono, 1979 : 143.
Orang tua ialah setiap orang yang bertanggungjawab dalam satu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu-bapak.
Orang tua adalah unsur utama dalam menentukan watak dan kepribadian anak secar wajar. baik buruknya perlakuan orang tua memberikan dampak terhadap
perkembangan anaknya. Bernadi mengemukakan bahwa perhatian dan kasih sayang adalah apabila orang tua telah dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani secara
sederhana Sudarsono, 1989 : 23. Sebaiknya orang tua mengikuti dan mengamati dengan cermat perilaku putra-
putrinya, sehingga stiap perubahan penting baik yang positif maupun negatif tidak lepas dari pengamatannya. Dengan demikian orang tua dapat memberi uluran tangan
pada saat di mana bantuan dan nasehat orang tua diperlukan. Orang tua dapat memberikan dorongan mental dan gairah belajar bila anak sedang mengalami
penurunan semangat belajar Gunarsa, 1995 : 81
Universitas Sumatera Utara
Hubungan orang tua dan anak yang dekat sekali sehingga anak tidak mau lepas dari orang tuanya, bahkan anak takut bila terjadi sesuatu. Akibatnya anak
menjadi bergantung dependent. Hubungan orang tua dan anak yang ditandai dengan sikap acuh tak acuh pada orang tua akan menimbulkan reaksi frustasi pada anak.
Sebaliknya orang tua yang terlalu keras pada anak, hubungan anak dan orang tuanya menjadi jauh sehingga menghambat proses belajar dan anak selalu diliputi ketakutan
terus menerus Subagyo, 1991 : 132. Cinta kasih dan dorongan orang tua akan menambah kepercayaan diri dalam
setiap tingkah laku anak. Merupakan tindakan keliru kalau orang tua bersikap keras, serta menggunakan ancaman dan paksaan untuk menghilangkan rasa takut pada diri
anak. Sebab sekalipun anak tampaknya bisa diam kelihatan diam tenang, namun dia masih belum bisa menghilangkan rasa takutnya. Orang tua harus bisa memberikan
penjelasan yang gamblang terhadap anak mengenai setiap benda atau peristiwa, agar anak bisa mendapatkan insightwawasan yang mendalam ; lalu mampu menguasai
rasa kecemasanketakutannya. Janganlah sekali-kali pendidik dan orang tua mensugestikan perasaan-perasaan takut dan cemas pada anak untuk mencapai suatu
maksud. Jangan memaksa anak dengan ancaman-ancaman untuk menanamkan tuch dan disiplin Kartono, 1979 : 143-144.
Bentuk perhatian orang tua ; kasih sayang, anak dididik untuk mengenal nilai- nilai tertentu, seperti nilai ketertiban dan ketenteraman, nilai kebendaan dan
keakhlakan, nilai kelestarian dan kebaruan, dan sebagainya. Pada nilai ketertiban dan ketenteraman ditanamkan perilaku disipliner dan perilaku bebas yang senantiasa
Universitas Sumatera Utara
harus diserasikan, misalnya ; si anak yang lapar boleh makan dan minum sampai kenyang, tetapi pada waktu-waktu tertentu, anak boleh bermain sepuas-puasnya, akan
tetapi dia harus berhenti bermain apabila waktu makan telah tiba. Orang tua yang bijaksana, akan berusaha memberikan contoh yang baik pada
anaknya dengan berbagai cara pada saat menghadapi problemanya setiap hari dengan baik, bijaksana, sabar, dapat mengendalikan emosi, mengerjakan tugas dengan tekun,
menghargai karya anak, menunjukkan pandangan hidup optimis, membuat kegiatan- kegiatan yang menyenangkan, tidak menyesali hal-hal yang telah berlalu, mempererat
hubungan dengan anak, memperbanyak teman dan sahabat, memperbayak pengetahuan tambahan dengan banyak membaca dan lain sebagainya.
Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberi
rasa aman bagi anak-anak. Hubungan serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak dan keluarga yang kelak dibentuknya. Anak yang menghadapi
kesulitan atau masalah, baik kecil maupun besar mengidamkan tempat bernaung pada orang tua yang menampung yang diperolehnya melalui komunikasi yang baik.
Komunikasi terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu dan anak. Gunarsa, 1995 : 205.
Universitas Sumatera Utara
II. 7. USES AND GRATIFICATION