Gejala Klinis Perjalanan Penyakit .1 Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker

12 tinggi yaitu 71,7100.000, di Autralia 55,6100.000, dan di jepang insidensnya rendah yaitu 12,1100.000 Tjindarbumi dkk, 1995. Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insidens atau frekuensi kanker payudara. Di indonesia frekuensi kanker payudara yang tertinggi ditemukan pada umur wanita yang produktif yaitu 40-49 tahun dan tersering adalah pada usia 40 tahun ke atas Ramli, 1995. Di Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun. Umur rata-rata penderita kanker payudara yang ditemukan di jakarta ialah 46 tahun, di Surabaya 47 tahun dan di Bombay India 53 tahun. Umur termuda penderita kanker payudara di surabaya ialah 14 tahun yang tertua 91 tahun Sukardja, 1998. Beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan oncologist di dunia adalah. a. Umur lebih tua dari 39 tahun cancer age b. Anak pertama lahir setelah usia 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar c. Tidak menikah mullipara mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang menikah dan punya anak. d. Menarche haid pertama kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun. e. Menopause datang terlambat lebih dari 55 tahun risikonya 2,5 – 5 kali lebih tinggi. f. Pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi.

2.3.3. Gejala Klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa perdarahan pada puting susu. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam retraksi, berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk peau d’orange, menjadi mengkerut atau timbul borok ulkus pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah 13 besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak edema pada lengan dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. Handoyo, 1990 2.3.4 Perjalanan Penyakit 2.3.4.1 Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase: perubahan yang besar pada sel target transformasi, pertumbuhan sel yang bertransformasi tadi, invasi local dan metastasis ke seluruh tubuh. Inilah karakteristik perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas.

2.3.4.2 Diferensiasi dan anaplasia

Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan sel normal berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia bila sel tersebut sudah sangat berbeda dengan sel normalnya. Anaplasia ditandai dengan beberapa perubahan morfologi: 1. Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel tetangganya dan kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil 2. Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan hiperkromatik sehingga rasio terhadap sitoplasma menjadi 1:1.Terdapat anak inti yang besar di dalam inti. 3. Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun adanya mitosis tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah ganas apa tidak tetapi ada perubahan yang morfologi yang menggambarkan sel ganas apa tidak seperti atipik, mitosis aneh yang meproduksi tripolar atau quadripolar spindle. 4. Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang mempunyai inti yang sangat besar atau mempunyai beberapa inti sel. Di bagian tengah sel tumor tersebut biasanya mengalami nekrosis karena tidak mendapat suplai darah yang adekuat.

2.3.4.3 Kecepatan pertumbuhan sel

Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor utama: pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel tumor yang berada di 14 kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor bertumpuk. Umumnya, kecepatan pertumbuhan sel tumor sangat berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan tumor ganas biasanya tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor terhenti di fase G0 atau G1.

2.3.4.4 Invasi lokal

Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya local karena dia tidak mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis. Mereka membentuk kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan host. Biarpun dilindungi oleh jaringan kapsul tetapi dapat terjadi hemangioma neoplasma yang terbentuk dari pembuluh darah yang terbentuk di sekitar tumor biasanya manifestasinya terlihat di kulit. Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif, invasi, dan penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas sangat tidak bisa membatasi geraknya dalam menyerang sel yang sehat. Pelan-pelan tumor yang ganas tersebut tumbuh mendekati jaringan kapsul dan mendorong menuju jaringan yang sehat. Pemerikaan histology massa kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan infiltrasi ke sel yang terdekat membentuk struktur yang tidak teratur seperti kepiting yang menggambarkan sel kanker.

2.3.4.5 Metastasis

Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh, pembuluh darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas tersebut. 1. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga tubuh yang natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi kavitas yang lain seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan persendian dapat juga terkena penyebaran dari tumor ganas. 2. Penyebaran limfatik Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering ditempuh oleh tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan pemeriksaan kelenjar limfatik aksilla sangat penting untuk mengetahui progresifitas tumor dan perencanaan tata laksana 15 3. Penyebaran hematogen Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari penetrasi yang dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang melewati kapiler pulmoner atau arteri pulmoner dapat meningkatkan risiko terjadinya emboli. Paru-paru dan liver merupakan yang apling lsering terkena metastasis akibat persebaran hematogen. Seperti kanker lainnya, penyebab kanker payudara masih belum diketahui. Namun, 3 faktor tampaknya penting: 1 perubahan genetic, 2 pengaruh hormon, 3 factor lingkungan. 1 Perubahan Genetik Perubahan genetic juga berperan dalam timbulnya kanker payudara sporadic. Seperti pada sebagian besar kanker lainnya, mutasi yang mempengaruhi protoonkogen dan gen penekan tumor di epitel payudara ikut serta dalam proses transformasi onkogenik. Di antara berbagai mutasi tersebut, yang paling banyak dipelajari adalah ekspresi berlebihan protoonkogen ERBB2 HER2NEU, yang diketahui mengalami amplifikasi hampir 30 kanker payudara. Gen ini adalah anggota dari family reseptorfaktor pertumbuhan epidermis, dan ekspresi berlebihannya berkaitan dengan prognosis yang buruk. 2 Pengaruh Hormon Kelebihan estrogen endogen, atau yang lebih tepat ketdakseimbangan hormone, jelas berperan penting. Banyak factor risiko yang telah disebutkan ; usia subur yang lama, nuliparitas, dan usia lanjut saat memiliki anak pertama mengisyaratkan peningkatan pajanan ke kadar estrogen yang tinggi saat daur haid . Estrogen merangsang pembentukan factor pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan oleh sel kanker. Dihipotesiskan bahwa reseptor estrogen dan progesterone yang secara normalterdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promoter pertumbuhan, seperti Transforming growth factor α berkaitan dengan factor pertumbuhan epitel, platelet derived growth factor, dan factor pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara, untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor. 16 3 Faktor Lingkungan Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insidensi kanker payudara yang berbeda- beda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan perbedaan geografik dalam prevalensi. faktor lingkungan lain yang penting adalah iradiasi dan estrogen eksogen.

2.3.4.6 P e

n y eba ra n K ank e r Pa y uda r a . Akh irn ya, t erja d i pe n ye b aran me l al u i sal u ran l imf da n dara h . Me t as t asis ke kele n ja r geta h b e n i n g ditemukan pada seki t ar 40 ka nk er yang be r ma n ifes t asi sebagai massa ya n g dapa t dipalpasi, te t api pada ku r ang dari 15 k as u s y ang ditemukan dengan mamogra fi. Lesi y ang terletak di tengah atau kua d ra n luar b iasan y a mula - mula men y ebar ke kelenjar aksila . Tumor y ang terle t ak di kuadran dalam sering mengenai ke l enjar getah bening d i sepanjang ar t eria mama r ia interna . Kelenjar suprakla v ik u la kadang - kadang menjadi temp a t utama pen y ebaran, tetapi kelenjar ini baru terkena han y a se t e l a h k e l e nj ar a k si l aris d a n ma m ar i a in t er n a t erkena. Akhi r n ya, t e r ja di penye b a r a n ke te mp a t ya n g l e bih dis t a l , de n ga n ke l a in an metas t atik di hamp i r sem u a orga n a t au j a rin ga n d i tub u h . L o k as i y a n g dis u ka i a d a l a h pam, t ula ng , h a ti , d a n k e l e nj a r s er t a ya n g le bih jara n g o t a k , l i mpa, d a n h ip o f isi s . Na mu n, tidak a d a tempat y a ng d apa t lolos . M e t a s ta s i s mun g kin tim b ul b e rt a hun-tahun se t e l ah l es i primer tampaknya t e lah t e rkontrol o l e h t e rap i , k a dan g- kadan g 15 tahun k e mudian . Penentuan Stadiu m Kanker P ay uda r a . Faktor prog n os tik t er p e nt i n g u ntu k kan k e r pa y ud a r a adalah uk ur a n tumo r p ri m e r , me t astasis ke kelenjar g e t a h b e n i n g , d an adanya l es i d i tempa t jauh. Fak t o r prog no s ti k loka l ya n g b ur u k adalah invasi ke d i n di n g dada, u l se r asi kulit , da n gamba r a n k li n i s karsino m a pe r a d a n gan. Gam b ara n ini di g u na k an untuk m engk l as ifi kas i k a n p ere m puan k e da l a m ke l om p ok prognos t ik d e mi k epentinga n pengobatan , konse l i n g , d a n uji klini s. S i s tem p e n en t uan s t adi u m y ang t erser i n g d igu n aka n t e l ah dir a n cang o l e h A m er i ca n Joint Com mitte e o n C an ce r S t ag in g d a n I nt er n a t io n a l U n ion A ga ins t Ca n ce r , se p er ti t e rlih a t b e ri ku t ini . Harap a n h idu p 5 ta hu n unt uk pere m p u an b e rkisar dari 92 untu k p e n yak i t s t ad i um a hin gga 1 3 untuk p en y akit s t a diu m IV . 17 A me rican Joint Co mmi tt ee o n Can c e r S t agi n g o f Breast C a rc i no m a : Stadium 0 D C I S t er m asu k pen y akit Pag e t pa d a p utin g p ay ud ara d an LC I S Stad i um I Ka r si n oma in v asif dengan ukur a n 2 e m a t a u kura n g ser t a ke l e nj ar ge t a h b e nin g n egatif Stadium I I

A: Ka

r sino m a in v asif de n gan uku ran 2 em a t a u k u rang d iserta i m e t astasis ke k elenjar getah ben i n g a t au ka r sin om a in vasif l e b i h da r i 2 cm , t e t a p i k ur a n g d a ri 5 c m d e n gan k e l en j ar ge t a h b e n i n g n ega t if Stadium lIB: Ka r s i n om a i n vas i f ber u ku r an garis t e n gah l e bi h d a r i 2 e m , t e t a p i k u rang da ri 5 e m d e n ga n k ele n jar - ke l e n jar ge t ah b e ni ng p o si tif ata u ka r sino m a i n vas i f b er u k ur an le b ih d ari 5 e m t a np a ke t er li ba t a n ke l en j ar ge t a h b e n i n g Stadium IlIA: Ka r s in oma in vasif u kuran b erapa pun d e n ga n kele n ja r ge t a h b e nin g t erfi k sasi ya i t u i n vas i e k s tr a n od u s ya n g me lu as di a ntar a k e l e n jar get ah b e nin g ata u men g in vas i k e da lam s t ru k tur lai n a t au k a r si n oma b e r uk ur a n ga r is t e n ga h l eb i h d a ri 5 c m d e n gan m e t asta si s ke l e nj a r ge t a h be n i n g n o n fiksasi Stad i um IIIB: K a r s in o m a in fla m asi, kars i no m a yang me n g in v a si din d in g d a d a , ka r si nom a ya n g m e n g in vas i k ul i t , k a r si n oma d enga n no d us k ulit sa t e l i t , a t a u se ti ap k a r si n o m a d e n ga n m e ta s t as i s ke kelen ja r geta h be n ing m a mar i a i ntem a ips il ate r al Stadium I V: Metas t a sis ke tempa t jauh.

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Orangtua mengenai OMA

9 57 70

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011

0 57 65

Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat (Wanita) Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2010

0 46 65

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

1 21 46

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

1 69 65

Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

8 73 57

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Konstipasi Dengan perilaku Penanganan Konstipasi Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Sumbersari

3 28 28

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Masyarakat Usia 20-45 Tahun Terhadap Penanganan Kanker Payudara Di Kompleks Taman Rempoa Indah RT 07/RW 02

0 23 56

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Pengertian Kanker Payudara - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univers

0 0 46