Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis Bandara Internasional Soekarno Hatta Kuala Lumpur International Airport

baru, pada bangunan Medan Cultural Center ini penggunaan teknologi-teknologi baru yang diterapkan pada dinding seperti kaca dan struktur pondasi menggunakan material.

3.2.5 Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis

Beberapa studi banding yang diambil sebagai upaya pemahaman terhadap tema adalah Bandara International Soekarno-Hatta dan Kuala Lumpur International Airport.

3.5.1 Bandara Internasional Soekarno Hatta

Soekarno-Hatta International Airport merupakan bandara utama yang melayani Jakarta, Jawa, Indonesia. Terletak di daerah sub urban kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang. Dirancang oleh Paul Andreu dari Prancis. Unit-unit sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok dari pipa-pipa baja yang diekspos. Unit-Unit dalam terminal tersebut dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropical sehingga pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar matahari. Unit ruang tunggu menggunakan arsitektur joglo dalam dimensi yang besar, namun bentuk dan sistem konstruksinya tidak berbeda dengan sopo guru dan usuk, dudur, takir dan lain-lain dari elemen konstruksi Jawa seperti pada gambar 3.1 Universitas Sumatera Utara Pada interior gambar 3.2 penggunaan material modern namun memiliki tampilan sperti kayu yang diterapkan pada kolom-kolom runag tunggumemberikan kesan yang modern namun natural.

3.5.2 Kuala Lumpur International Airport

Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur gambar 3.3 terletak di Kuala Lumpur di lahan seluas 10.000 ha, yang dirancang oleh Dr. Kisho Kurokawa. Airport ini memilki daya tampung 25 juta jiwa dalam rencana pengembangannya dibuat jalur penghubung antara Kuala Lumpur dengan pusat kota. Gambar 3.1 Bandara Internasional Sukarno hatta Gambar 3.2 Suasana di Bandara Internasional Sukarno hatta Universitas Sumatera Utara Bangunan didisain dengan gaya percampuran identitas nasional Malaysia dengan fasilitas high tech sehingga dapat mencerminkan Malaysia yang modern. Bandara ini menjadi simbol kebanggaan Malaysia dan menjadi kesan pertama yang menarik ketika para penumpang tiba di Malaysia. Estetis bangunan, material yang digunakan pada bangunan memberikan atsmosfer yang mencerminkan kebudayaan Malaysia dan keindahan nuansa Islami seperti yang terlihat pada gambar 3.4. Desain memberikan kekhasan Malaysia. Bangunan ini menggabungkan dua elemen menjadi satu dan diakhiri dengan sesuatu yang lembut dan mengalir. Identitas Nasional ditonjolkan melalui abstraksi dan mengontraskan antara tradisional dan modern. Gambar 3.4 Penerapan tema Neo-Vernakular pada bangunan Gambar 3.3 Bandara Kuala Lumpur Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA