Batasan-batasan Limpasan Permukaan Dan Hidrologi Sungai

4. Ketika proses penguapan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan secara bertahap menjadi lebih lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan tidak mapu menampung uap air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas bidang penguapan tersebut akan berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan dan kerapatan udara, dan dengan demikian, proses penguapan air dari bidang penguapan tersebut akan berlangsung secara terus- menerus. Hal ini terjadi karena adanya pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan massa udara dari tempat dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara lebih rendah. Proses perpindahan massa udara seperti itu disebut proses adveksi. Dalam hal ini, peranan kecepatan angin di atas permukaan bidang penguapan merupakan factor penting intuk terjadinya evaporasi. Penguapan air di daerah lapang seharusnya lebih besar dibandingkan daerah dengan banyak naungan karena pada keadaan yang pertama perpindahan udara menjadi lebih bebas. 5. Sifat alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses evaporasi melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang kasar atau tidak beraturan, kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses gesekan. Tetapi, pada tingkat tertentu, permukaan bidang yang kasar juga dapat menimbulkan gerakan angin berputar turbulent yang dapat memperbesar evaporasi. Pada bidang permukaan air yang luas, angin kencang juga dapat menimbulkan gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya evaporasi.

II.6. Limpasan Permukaan Dan Hidrologi Sungai

II.6.1. Batasan-batasan

Universitas Sumatera Utara Jika intensitas curah hujan melebihi laju infiltrasi, maka kelebihan air mulai berakumulasi sebagai cadangan permukaan. Bila kapasitas cadangan permukaan dilampaui merupakan fungsi depresi permukaan dan gaya tegangan muka, limpasan permukaan mulai sebagai suatu aliran lapisan yang tipis. Pada akhirnya, lapisan aliran air ini berkumpul ke dalam aliran air sungai yang diskrit. Dalam artian yang umum, ait yang mengalir pada saluran-saluran yang kecil ini, parit-parit, sungai- sungai dan aliran-aliran merupakan kelebihan curah hujan terhadap evapottanspirasi, cadangan permukaan dan air bawah tanah. Dalam kepustakaan kata-kata yang berlainan seperti limpasan, aliran sungai, debit sungai digunakan untuk mengartikan sesuatu yang sama. Untuk mengatasi sebagian kesulitan tersebut terminologi berikut digunakan di sini. 1. Limpasan: bagian presipitasi juga kontribusi permukaan dan bawah permukaan yang terdiri atas gerakan gravitasi air dan tampak pada saluran permukaan dari bentuk permanen maupun terputus-putus. Kata-kata yang sinonim adalah aliran sungai, debit sungai dan produksi tangkapan. 2. Aliran murni: limpasan yang tidak dipengaruhi oleh pengaliran buatan, simpanan maupun tindakan manusia lainnya pada atau di atas saluran maupun pada daerah aliran sungai. 3. Limpasan permukaan: bagian limpasan yang melintas di atas permukaan tanah menuju saluran sungai. Kata-kata sinonim adalah limpasan di atas lahan. 4. Limpasan bawah permukaan: limpasan ini merupakan sebagian dari limpasan permukaan yang disebabkan oleh bagian presipitasi yang berinfiltrasi ke Universitas Sumatera Utara tanah permukaan dan bergerak secara lateral melalui horizon-horizon tanah bagian atas menuju sungai. Kata-kata sinonim adalah aliran hujan bawah permukaan, aliran bawah permukaan, aliran antara dan perembesan. 5. Limpasan permukaan langsung: bagian limpasan permukaan memasuki sungai secara langsung setelah curah hujan. Limpasan ini sama dengan: kehilangan presipitasi = intersepsi + infiltrasi + evaporasi + cadangan permukaan. Kata-kata sinonim adalah limpasan langsung dan limpasan hujan. Limpasan permukaan langsung adalah sama dengan hujan efektif jika hanya hujan yang terlibat dalam membentuk limpasan permukaan. Kelebihan presipitasi atau kelebihan curah hujan adalah sama dengan kontribusi presipitasi terhadap limpasan permukaan.

II.6.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Limpasan