sutu system secara kuatitatif diberi batasan dengan komponen-komponen atau peubah-peubah. Misalnya, tata guna lahan pada suatu daerah aliran sungai dapat
digambarkan dengan peubah-peubah seperti persentase lahan hutan, persentase lahan rumput, persentase lahan yang diusahakan dan lain-lain. Kelompok semua peubah
tersebut yang bertindak saling berhubungan satu sama lain mengendalikan kerja subsistem tersebut dan akhirnya juga kenampakan akhir dari presipitasi masukan
sebagai limpasan keluaran setelah melewati beberapa tahapan. Tanggapan daerah aliran sungai tidak hanya merupakan limpasan saja,
melainkan juga erosi dan pengangkutan bahan-bahan kimia. Tiga tanggapan ini juga bersaling tindak antara mereka sendiri di dalam mengendalikan perubahan-
perubahan dalam daerah aliran sungai. Dalam suatu analisis sistem yang mempelajari sifat kesaling-hubungan antar subsistem di mana limpasan dilihat
sebagai suatu keluaran, erosi dan pengangkutan bahan-bahan kimia dapat dihilangkan karena proses-prosesnya sangat lambat.
II.2.2. Tanggapan Daerah Aliran Sungai-Daur Hidrologi
Daur hidrologi diberi batasan sebagai suksesi tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer. Daur ini dimulai dengan
penguapan air dari laut. Uap yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut terkondensasi membentuk awan,
yang pada akhirnya dapat menghasilkan presipitasi. Presipitasi yang jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari
presipitasi tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh dan pada akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer oleh penguapan evaporasi dan
Universitas Sumatera Utara
pemeluhan transpirasi oleh tanaman. Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah menuju sungai, sementara lainnya menembus
masuk lebih jauh ke dalam tanah groundwater. Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air permukaan surface streamflow maupun air dalam tanah bergerak
menuju tempat yang lebih rendah dan akhirnya mengalir ke laut. Namun sejumlah besar air permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan
dan pemeluhan sebelum sampai ke laut. Uraian mengenai daur hidrologi ini merupakan uraian yang benar-benar
disederhanakan. Sebagai contoh, air dari sebagian aliran permukaan mungkin berperkolasi menjadi air tanah sedangkan pada kejadian lain, air tanah merupakan
sumber aliran sungai stream flow. Daur hidrologi merupakan peraga yang baik untuk menggambarkan lingkup hidrologi, yang memisahkan antara presipitasi pada
daratan dan kembalinya air ke atmosfer atau laut. Daur tersebut juga memperlihatkan empat fase yaitu presipitasi, evaporasi, aliran permukaan dan air tanah.
Pembahasan mengenai daur hidrologi tidak perlu memberikan kesan tentang adanya mekanisme yang kontinu, dimana dari awal sampai akhir air bergerak secara
tunak dengan kecepatan konstan. Pergerakan air melalui daur tersebut tidak menentu, baik mengenai waktu maupun daerahnya. Kadang-kadang alam memberikan hujan
yang amat deras, yang menyebabkan kapasitas saluran di permukaan tanah menjadi penuh. Pada kesempatan lain mungkin terkihat bahwa mekanisme daur itu berhenti
sama sekali, dengan demikian presipitasi dan aliran sungai pun ikut terhenti. Sebagaimana dapat dilihat dari penjelasan singkat tentang daur hidrologi,
tanggapan daerah aliran sungai terhadap presipitasi merupakan keluaran dari saling tindak interaksi semua proses ini. Limpasan Nampak pada sistem yang sangat
Universitas Sumatera Utara
kompleks setelah perlintasan presipitasi melalui beberapa langkah penyimpanan dan transfer. Kompleksitas ini meningkat dengan keragaman areal vegetasi, formasi-
formasi geologi, kondisi tanah dan di samping ini juga keragaman-keragaman areal dan waktu dari faktor-faktor iklim.
Sumber: http:kelembagaandas.wordpress....-rlps-1 Gambar 2.1. Daur Hidologi
II.2.3. Ekosistem Daerah Aliran Sungai