3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat dan sebagainya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang-orang yang menggunakan sarana
tersebut.
2.4. Pemeliharaan Korektif Corrective Maintenance
Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian termasuk penyetelan dan reparasi yang telah terhenti
untuk memenuhi suati kondisi yang bisa diterima. Pemeliharaan korektif meliputi reparasi minor terutama untuk rencana jangka pendek Corder A.S, 1992, hlm 4.
Reparasi mesin setelah mengalami kerusakan bukanlah kebijaksanaan pemeliharaan yang paling baik. Biaya pemeliharaan terbesar biasanya bukan biaya
reparasi, bahkan bila hal itu dilakukan dengan kerja lembur. Lebih sering unsur biaya pokok adalah biaya berhenti untuk reparasi. Kerusakan-kerusakan yang
terjadi pada mesin walaupun reparasi dilakukan secara cepat akan menghentikan operasi, para karyawan dan mesin menganggur, produksi terganggu bahkan dapat
menghentikan jalannya produksi Mashar, 2008, hlm 2. Pemeliharaan korektif merupakan perbaikan peningkatan kemampuan
peralatan mesin kedepan karena kegagalan atau pengurangan kemampuan mesin selama pemeliharaan preventive dikerjakan atau sebaliknya, demi perbaikan mesin
dan optimal dalam penggunaannya. Pemeliharaan korektif terdiri dari beberapa bagian Dhillon, 2006, hlm 143 seperti:
1. Perbaikan karena rusak. Bagian ini fokus dengan perbaikan pada bagian kerusakan peralatan
supaya kembali kepada kondisi operasionalnya. 2. Overhaul.
Bagian ini fokus dengan perbaikan atau memulihkan kembali restoring peralatan ke keadaan yang semula yang dapat dipergunakan
complete serviceable untuk seluruh peralatan di pabrik tersebut. 3. Salvage.
Bagian ini fokus dengan pembuangan dari material yang tidak dapat diperbaiki dan pemanfaatan material yang masih bisa dipakai dari
Universitas Sumatera Utara
peralatan yang tidak dapat diperbaiki pada overhaul, perbaikan karena rusak dan rebuild programs.
4. Servicing. Tipe bagian pemeliharaan korektif ini mungkin dibutuhkan karena
adanya tindakan pemeliharaan korektif, seperti pengelasan, dan lainnya. 5. Rebuild.
Bagian ini fokus dengan pemulihkan kembali restoring peralatan ke keadaan yang standard sedekat mungkin ke keadaan aslinya berkenaan
dengan keadaan fisik, daya guna dan perpanjangan masa pakai. Gambar 2.6 berikut menjelaskan tentang grafik pola kecenderungan
kerusakan alat pada umumnya.
Gambar 2.6 Grafik Pola Kecenderungan Kerusakan Alat pada Umumnya
Dari gambar 2.6 diatas ada 3 daerah pembagian tentang perbandingan jumlah kerusakan terhadap waktu pemakaian alat. Pada tabel 2.1 berikut
menjelaskan tentang alasan kerusakan yang terjadi menurut Dhillon, 2006
Awal Pe- makaian
Pemakaian Normal Alat rusak
X
Titik kritis
Waktu Jumlah Kerusakan
Sumber gambar : Mobley, 2004
Daerah III Daerah I
Daerah II
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Alasan kerusakan pada 3 daerah gambar 2.6 Daerah
Alasan Kerusakan
I Awal Pemakaian
Manufaktur yang buruk
Proses yang buruk Pengendalian mutu yang buruk
Kesalahan manusia Human error Material yang tidak memenuhi syarat dan keahlian
II
Pemakaian Normal Faktor keamanan yang rendah
Cacat yang tidak terdeteksi Kesalahan manusia Human error
Penyalahgunaan alat Kondisi kerja lebih tinggi daripada yang diharapkan
Kerusakan alami
III
Alat Rusak Keausan karena gesekan
Pemeliharaan yang tidak baik Pengamalan pemeriksaan yang salah
Korosi dan creep Desain lifetime yang pendek
Keausan disebabkan oleh usia alat
Sumber: Dhillon, 2006, hlm 24
Dari gambar 2.6 diatas dapat dilihat bahwa suatu peralataan baru mempunyai suatu kemungkinan kegagalan atau kerusakan yang tinggi. Hal ini
disebabkan kelalaian pekerja dan atau kerusakan internal komponen dari pabrik pembuat alat ini disebut kegagalan produk. Tingkat kerusakan alat akan
menurun setelah pekerja mulai terbiasa menggunakan alat tersebut. Setelah melewati masa kritis, alat akan semakin sering mengalami gangguan, sehingga
perbaikan akan semakin sering dilakukan, sampai masa pakai lifetime alat tersebut habis. Pada masa ini artinya alat sudah tidak mungkin diperbaiki lagi
Modul panduan P2K3 Pada awal periode, kemungkinan terjadinya kerusakan dari peralatan
tersebut menjadi tinggi karena masalah instalasi pemakaian di awal minggu. Setelah periode ini kemungkinan kegagalan relatif rendah. Setelah peralatan
Universitas Sumatera Utara
berjalan dengan normal, maka tingkat kerusakan akan stabil dan meningkat kembali seiring berjalannya waktu Mobley, 2004, hlm 3.
Menurut Mobley dalam bukunya Maintenance Fundamentals Edisi 2, 2004, bahwa pemeliharaan atau maintenance dapat digolongkan menjadi
tiga tipe bagian besar pemeliharaan, seperti yang dijelaskan pada gambar 2.7 berikut.
Sumber : Mobley, 2004
Gambar 2.7 Struktur dari Maintenance.
Pada gambar 2.7 diatas dapat di lihat bagaimana pembagian pemeliharaan yang cukup lengkap. Pada pembagian sistem pemeliharaan corrective terdapat 1
bagian utama sistem pemeliharaan yang terdiri dari Breakdowns Maintenance, Emergency Maintenance, Remedial Maintenance, Repairs Maintenance dan
Rebuilds Maintenance. Masalah utama yang dijumpai pada mesin screw press adalah terjadinya
keausan pada ulir screw press akibat torsi dan tekanan kerja dari konus yang menekan buah sawit setelah sekian waktu pemakaian. Terkadang masa pakai yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatan screw press tersebut tidak sesuai dengan kondisi aktualnya, sehingga menimbulkan kerugian biaya dan waktu.
Mekanisme keausan yang disebabkan gesekan sering juga disebut dengan istilah Tribology.
IMPROVEMENT MI
MAINTENANCE
PREVENTIVE PM
Reliability-driven
Modification Retrofit
Redesign Change order
CORRECTIVE CM
Predictive
Statistical analysis Trends
Vibration monitoring Tribology
Thermography Ultrasonics
Other NDT
Time-Equipment
Periodic Fixed intervals
Hard time limits Specific time
Equipment-driven
Self-scheduled Machine-cued
Control limits When deficient As
required
Event-driven
Breakdonws Emergency
Remedial Repairs Rebuilds
Universitas Sumatera Utara
2.5. Mekanisme Tribology