2.5. Mekanisme Tribology
Istilah ini digambarkan pada tahun 1967 oleh Committee of The Organization for Economic Cooperation and Development. Kata Tribology
sendiri diambil dari kata Yunani, “Tribos” yang artinya adalah menggosok atau meluncur. Tribology ini adalah salah satu cabang ilmu dalam bidang engineering
yang fokus membahas tentang tiga bagian penting fenomena dalam permesinan yang sangat erat hubungannya satu sama lain. Ketiga bagian tersebut adalah
gesekan friction, keausan wear dan pelumasan lubrication Stachowiak, hlm 2.
Ketiga bagian ini pasti terjadi pada permesinan dan amatlah penting untuk dibahas. Jadi dapat disimpulkan pembahasan pada bagian pemeliharaan korektif
dan analisa kegagalan ini adalah memperhitungkan terjadinya gesekan dalam setiap komponen permesinan yang dapat menyebabkan keausan. Supaya
kedepannya dapat diambil suatu tindakan pencegahanperbaikan untuk mengatasi keausan tersebut.
Aus terjadi karena adanya kontak gesek antara dua permukaan benda dan menyebabkan adanya perpindahan material. Hal ini menyebabkan adanya
pengurangan dimensi pada benda tersebut. Defenisi keausan menurut standard Jerman DIN 50 320 bahwa keausan di artikan sebagai kehilangan material
secara bertahap dari permukaan benda yang bersentuhan akibat dari adanya kontak dengan solid benda padat, liquid benda cair atau gas pada permukaanya
Mang, 2007, hlm 17. Keausan yang terjadi pada setiap sistem mekanisme sebenarnya sangat sulit diprediksi secara teori atau perumusannya, karena banyak
faktor dilapangan yang menyebabkan kesulitan dan kekeliruan dalam memprediksi keausan tersebut. Faktor itu adalah variasi suhu, variasi kecepatan,
variasi jumlah kontaminasi, kecepatan awal-akhir dan faktor lainnya Ludema, 1996, hlm 140.
Keausan sendiri terbagi dalam bebrapa jenis keausan, seperti keausan abrasif, adesif, korosif, keausan fatik, kimia, erosi dan lain-lain. Keausan yang
terjadi pada pembahasan skripsi ini adalan keusan jenis abrasif. Abrasif dan kontak lelah fatigue cantact adalah hal yang paling penting dalam perhitungan
keausan pada permesinan. Bisa diperkirakan bahwa total keausan yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
pada elemen-elemen mesin antara 80-90 adalah keausan abrasif dan dalam 8 adalah keausan lelah wear fatigue. Kontribusi dari jenis keausan yang lain
sangatlah kecil. Sebagian besar pengamatan keausan dilakukan secara tidak langsung. Salah satunya adalah dengan menimbang berat spesimen atau benda
kerja. Ini adalah cara yang termudah untuk dapat mengukur keausan. Dari menimbang berat benda kerja yang akan dianalisa, dapat diketahui berapa total
material yang telah aus dari selisih berat awal benda kerja sebelum operasi dengan berat benda kerja setelah operasi, tetapi distribusi kedalaman keausan yang terjadi
pada permukaan kontak sulit untuk diketahui Zmitrowicz, 2006. Mempresdiksi keausan yang terjadi pada permesinan cukuplah sulit. Setiap
rumus pada literatur yang dapat mengitung laju keausan hanya sebatas prediksi atau pendekatan saja. Pada tahun 1950-an J. F. Archard menemukan suatu hukum
yang dapat memprediksi terjadinya keausan pada material yang saling bergesekan. J. F. Archard menamai hukum itu dengan dirinya sendiri, yaitu hukum keausan
Archard Archard wear law. Berdasarkan hukum keausan Archard tentang hukum keausan wear law
bahwa persamaan untuk mendapatkan volume keausan diperoleh dari
Stachowiak, hlm 477
: V = K A
r
L = K L
H W
................................... 2.1
Dimana : V = Volume keausan m
3
L = Jarak lintas meluncur m
W = Beban N
K = Koefisien keausan
H = Kekerasan material Pascal, Nm
2
Ar = Area kontak m
2
Universitas Sumatera Utara
2.6. Tegangan Geser Pada Poros Berongga