Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survei, dan lain-lain, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau instansi yang secara rutin mengumpulkan data Setiadi, 2007. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan kuesioner. Data sekunder didapatkan dari Jember Wound Center JWC Rumah Sakit Paru Jember meliputi jumlah pasien dengan ulkus diabetik yang telah menjalani rawat luka dengan terapi hiperbarik pada bulan sebelumnya dan data kunjungan pasien dengan diabetes mellitus yang menjalani terapi oksigen hiperbarik. 4.6.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah tindakan perawatan luka modern dengan terapi oksigen hiperbarik pada pasien rawat jalan dengan ulkus diabetik yang menjalani perawatan luka dan terapi oksigen hiperbarik di Jember Wound Center JWC Rumah Sakit Paru Jember. Berikut langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan yang akan dijelaskan sebagai berikut. a. Tahap Persiapan 1 mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada pihak Rumah Sakit Paru Jember khususnya di Jember Wound Center; 2 surat permohonan ijin penelitian ditujukan pada Kepala Instalasi Jember Wound Center sebagai tempat pelaksanaan penelitian; 3 mengumpulkan data pendukung sebagai studi pendahuluan. b. Tahap Pelaksanaan 1 menentukan responden penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusi; 2 mengajukan kesediaan untuk menjadi responden inform dengan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Responden yang bersedia menjadi sampel penelitian menandatangani lembar persetujuan consent; 3 memberikan kuesioner untuk pengambilan data kelengkapan pasien karakteristik responden; 4 melakukan pendokumentasian dan penilaian kondisi luka sebelum perawatan luka pretest dengan mengisi lembar observasi Skala BWAT Bates-Jensen Wound Assesment Tool untuk mengetahui keadaan luka ulkus diabetik sebelum diberikan perlakuan; 5 pasien dilakukan terapi oksigen hiperbarik dengan masuk ke dalam chamber hiperbarik. Lamanya terapi oksigen hiperbarik yang dilakukan adalah 2 jam. Tindakan dilakukan oleh perawat di Jember Wound Center; 6 perawat melakukan tindakan perawatan luka di Jember Wound Center terhadap pasien di ruang rawat luka sesuai dengan SOP Rawat Luka yang telah disediakan. Pelaksana rawat luka adalah perawat sebanyak 4 orang, dalam hal ini adalah perawat Rumah Sakit Paru Jember yang telah mengikuti pelatihan rawat luka dan telah tersertifikasi sebagai keanggotaan IWHS International Wound Healing Society di Indonesia. Proses rawat luka dilakukan selama 30-45 menit. Perawatan luka dilakukan setiap 3 hari sekali hingga dilakukan penilaian pada hari ke-13 atau sebelum rawat luka ke-5; 7 melakukan pendokumentasian dan penilaian akhir posttest terhadap proses penyembuhan luka ulkus kaki diabetik pada responden di hari ke-13 atau sebelum rawat luka ke-5; 4.6.3 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati Sugiyono, 2011. Instrumen penelitian atau alat penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi dan lembar kuesioner untuk memperoleh data tentang karakterisitik responden dan tingkatan kondisi luka ulkus diabetik. a. Data Karakteristik Responden Instrumen pertama yang akan diberikan adalah instrumen data karakteristik responden untuk memperoleh gambaran karakteristik responden dengan menggunakan lembar kuesinoer. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini berupa pertanyaan tertutup yang meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, gula darah acak, dan BMI. Responden dapat memilih jawaban yang telah tersedia pada pertanyaan yang bersifat tertutup. b. Penilaian kondisi luka ulkus diabetik Pengukuran atau penilaian kondisi luka ulkus diabetik menggunakan lembar observasi luka ulkus diabetik Skala BWAT Bates-Jensen Wound Assesment Tool dalam Potter Perry, 2005. BWAT adalah instrumen pengkajian luka dekubitus. BWAT terdiri dari ketiga belas item pengkajian di dalamnya, yaitu: ukuran, kedalaman, tepi luka, terowongangua, tipe jaringan nekrotik, jumlah jaringan nekrotik, tipe eksudat, jumlah eksudat, warna kulit sekitar luka, edema perifertepi jaringan, indurasi jaringan perifer, jaringan granulasi, dan epitalisasi. Ketiga belas item tersebut digunakan sebagai pengkajian luka ulkus diabetik pada pasien. Setiap item di atas mempunyai nilai yang menggambarkan status luka pasien Bates-Jensen Sussman, 2001; dimodifikasi oleh Handayani, 2010. Kondisi luka diukur berdasarkan skala ukur rasio, dengan intepretasi luka atau jaringan dikatakan baik atau sehat berada diantara nilai 1 sampai 12, jaringan luka dikatakan beregenerasi berada diantara nilai 13 sampai 59, dan jaringan mengalami degenerasi atau rusak bila nilai lebih dari atau sama dengan 60. Apabila kondisi luka telah terselesaikan atau sembuh, maka penilaian pada item 1 sampai 4 dianggap “0”. Nilai terendah pada item 5 hingga 13 adalah “1”, maka total poin yang didapat dari item 1 hingga 13 adalah “9”. Kesimpulan yang didapat adalah luka telah sembuh. 4.6.4 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu Setiadi, 2007. Sugiyono 2010 menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada obyek yang diteliti. Skala BWAT ini sudah teruji validitasnya. Pada penelitian sebelumnya oleh Handayani 2010, didapatkan hasil uji validitas dengan nilai r=0,91 lebih besar dari r tabel sehingga disimpulkan bahwa instrument ini valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu alat untuk mengukur adanya suatu kesamaan hasil dengan melakukan pengukuran oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda Setiadi, 2007. Reliabilitas telah diujikan di ruang perawatan akut dewasa oleh perawat enterostomal dengan koefisien reliabilitas 0,975 Bates-Jensen Sussman, 1998 dalam Handayani, 2010. Maka dapat disimpulkan bahwa instrument ini reliabel.

4.7 Pengolahan Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Masuk Program studi kebidanan dengan prestasi belajar Mahasiswa Tingkat III Semester I-V di Akademi Kebidanan Pemkab Karo Kabanjahe

0 50 75

PERBEDAAN ANTARA MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JALUR MASUK UNILA PADA MASHASISWA PROGRAM STUDI PPKn ANGKATAN 2010

0 14 100

PERBEDAAN ANTARA MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JALUR MASUK UNILA PADA MASHASISWA PROGRAM STUDI PPKn ANGKATAN 2010

0 22 69

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD Pengaruh Motivasi Masuk Progdi Terhadap Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Mahasiswa PGSD Angkatan 2011/2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Masuk Progdi Terhadap Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Mahasiswa PGSD Angkatan 2011/2012.

0 1 7

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD Pengaruh Motivasi Masuk Progdi Terhadap Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Mahasiswa PGSD Angkatan 2011/2012.

0 0 13

PERBEDAAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PERBEDAAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS REGULER DENGAN KELAS RSBI DITINJAU DARI GENDER (Penelitian Terhadap Mah

0 1 16

Pengaruh motivasi masuk program studi, keaktifan mengikuti kegiatan kampus dan fasilitas belajar terhadap indeks prestasi mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 162

View of Analisis Pengaruh Nilai Ujian Masuk terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa

0 0 7

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGRAM STUDI, KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN KAMPUS DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA

0 0 160