Pasal 48 ayat 4 poin d Pembatasan Adegan Seks, Kekerasan, dan

2 Pedoman perilaku penyiaran sebagiamana dimaksud dalam ayat 1 disusun dan bersumber pada: a. Nilai-nilai agama, moral, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan b. Norma-norma lain yang berlaku dan diterima oleh masyarakat umum dan lembaga penyiaran. 3 KPI wajib menerbitkan dan mensosialisasikan pedoman perilaku penyiaran kepada lembaga penyiaran dan masyarakat umum 4 Pedoman perilaku penyiaran menentukan standar isi siaran yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan: a. Rasa hormat terhadap pandangan keagamaan; b. Rasa hormat terhadap hal pribadi; c. Kesopanan dan kesusilaan; d. Pembatasan Adegan Seks, Kekerasan dan Sadisme; e. Perlindungan terhadap anak-anak, remaja dan perempuan; f. Penggolongan program dilakukan menurut usia khalayak; g. Penyiaran program dalam bahasa asing; h. Ketepatan dan kenetralan program berita; i. Siaran langsung; dan j. Siaran iklan 5 KPI memfasilitasi pembentukan kode etik penyiaran. 16 16 Undang- undang No.32 Tahun 2002.

1. Pengertian Seks

Berdasarkan kamus hukum seperti dikutip Abdul Wahid dan Muhamad Irfan, sex dalam bahasa inggris diartikan dengan jenis kelamin” jenis kelamin disini lebih dipahami sebagai persoalan hubungan persetubuhan antara laki-laki dengan perempuan. 17 Kategori adegan seks dalam penyiaran adalah berupa ciuman, hubungan seks, pemerkosaan pemaksaan seksual, eksploitasi seks, masturbasi, pembicaraan Talk mengenai seks, perilaku seks menyimpang, pekerja seks komersial, homoseksual lesbian, dan adegan telanjang. 18 Pembatasan umum adegan seks menurut Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia KPI Nomor 009SKKPI82004 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia yaitu: - Pasal 40 Seks Lembaga penyiaran dalam menyiarkan materi yang mengandung muatan seks harus mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 41, pasal 42, pasal 43, pasal 44, pasal 45, pasal 46, pasal 47, pasal 48, pasal 49 dan pasal 50 yang disebutkan dalam keputusan ini. - Pasal 41 Ciuman 1. Adegan ciuman atau mencium yang eksplisit dan didasarkan atas hasrat seksual dilarang. 17 Abdul Wahid dan Muhamad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual, Bandung: PT Refika Aditama, 2001 hal 17. 18 Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia KPI Nomor 009SKKPI82004. 2. Lembaga penyiaran diizinkan menyajikan adegan ciuman dalam konteks kasih sayang dalam keluarga dan persahabatan, termasuk didalamnya mencium rambut, mecium pipi, mencium keningdahi, mencium tangan dan sungkem. - Pasal 42 Hubungan seks 1. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan adegan yang menggambarkan aktivitas hubungan seks, atau diasosiasikan dengan aktivitas hubungan seks atau adegan yang mengesankan berlangsungnya kegiatan hubungan seks, baik secara eksplisit maupun emplisit. 2. Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan suara-suara atau bunyi- bunyian yang mengesankan berlangsungnya kegiatan hubungan seks. 3. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan percakapan atau adegan yang menggambarkan rangkaian aktivitas hubungan seks. 4. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan adegan yang menggambarkan hubungan seks antarhewan secara vulgar atau manusia dengan hewan. 5. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program yang memuat pembenaran bagi berlangsungnya hubungan seks di luar nikah. - Pasal 43 Pemerkosaan pemaksaan seksual 1. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan adegan pemerkosaan atau pemaksaan seksual, atau adegan yang menggambarkan upaya ke arah pemerkosaan dan pemaksaan seksual.