Uji Multikolineritas Uji Heterokedastisitas Persamaan Regresi

48 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber : Diolah dari SPSS, 2009 Demikian juga dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolineritas

Menguji dengan cara melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tol 0.10 dan variance Inflation factor VIF 10 Tabel 4.4 Uji Multikolineritas Coefficientsa odel Unstandardized Coefficients Sta ndardized ig. Collinearity Statistics Universitas Sumatera Utara 49 Coefficients B St d. Error Bet a T olerance IF Constant 3 1167.848 11 460.682 .720 010 X 1 . 664 .5 04 .23 .316 197 .7 73 .294 X 2 1 .057 .5 84 .31 6 .809 080 .7 73 .294 a Dependent Variable: Y Coefficient Correlationsa odel X 2 X 1 Corr elations 2 1. 000 - .477 1 - .477 1. 000 Cov ariances 2 .3 41 - .140 1 - .140 .2 54 a Dependent Variable: Y Nilai tolerance variabel independen menunjukkan lebih dari 0,10 yaitu 0,773 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,294. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen pada penelitian ini.

c. Uji Heterokedastisitas

Grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan program SPSS digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 50 Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 -1 -2 R egressi on S tudent iz ed R esi dual 4 2 -2 Gambar 4.3 Scatterplot Dari gambar terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi yaitu dengan cara menggunakan nilai uji.Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 51 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi , 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.5 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .47 1a .22 2 .175 41605. 97811 1.723 a Predictors: Constant, X2, X1 b Dependent Variable: Y Sumber : Diolah dari SPSS,2009 Dari hasil pengujian setelah ada transformasi data terlihat bahwa angka D-W sebesar +1.723 atau dibawah +2, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

3. Analisis Regresi

Melalui hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang BLUE Best Linier Unbiased Estimator dan layak dilakukan analisis regresi.

a. Persamaan Regresi

Hasil dari regresi dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.6 Coefficientsa odel Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s T ig. Collinearity Statistics Universitas Sumatera Utara 52 B Std. Error Beta Toleranc e IF Std. Error Constant 31167.84 8 11460.68 2 2.720 010 X1 .664 .504 .230 1.316 197 773 1.294 X2 1.057 .584 .316 1.809 080 773 1.294 a Dependent Variable: Y Sumber : Diolah dari SPSS, 2009 Dari nilai-nilai koefisien diatas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel Belanja Pemeliharaan dan Penerimaan daerah dalam hal ini adalah PAD dalam ribuan rupiah : Y = 31167.848 + 0.664 X1 + 1.057 X2 Dimana : Y = Belanja Modal X1 = Belanja pemeliharaan X2 = Penerimaan daerah PAD Konstanta sebesar 31167.848 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap nol, maka Belanja Modal sebesar 31167.848. Belanja Pemeliharaan memiliki koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0.664, artinya apabila terjadi perubahan variabel Belanja Pemeliharaan sebesar 1 akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0.664 atau 66,4 . Penerimaan daerah dalam hal ini PAD memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1.057, artinya apabila terjadi perubahan variabel PAD sebesar 1 akan menaikkan Belanja Modal sebesar 1.057 atau 105,7.

b. Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Pendapatan Per Kapita Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara

3 100 101

Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

1 63 83

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan Penerimaan Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara

3 62 70

Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Pemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara

5 46 86

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 61 87

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Modal dan Implikasinya Pada Belanja Pemeliharaan (Studi Pada Pemerintah Kota Cirebon)

0 11 1

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

1 1 12