Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan Lain-Lain PAD yang Sah

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis Sumber Penerimaan Daerah

Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi adalah Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah.. Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari PAD, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.” Menurut Halim 2004 : 67, “PAD dipisahkan menjadi 4 jenis pendapatan, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah”.

a. Pajak Daerah

Yang dimaksud dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung Saragih, 2003 : 61 yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”. Jenis-jenis pajak daerah untuk Kabupaten Kota menurut Kadjatmiko 2002 : 77 antara lain ialah: 1. Pajak hotel 2. Pajak restoran, 3. Pajak hiburan, 4. Pajak reklame, 5. Pajak penerangan jalan, Universitas Sumatera Utara 18 6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C, 7. Pajak parkir.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah menurut Saragih 2003 : 65 adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan”.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan

Menurut Halim 2004 : 68, “Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan”. Menurut Halim 2004 : 68, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: “1 bagian laba perusahaan milik daerah, 2 bagian laba lembaga keuangan bank, 3 bagian laba lembaga keuangan non bank, 4 bagian laba atas penyertaan modal investasi”.

d. Lain-Lain PAD yang Sah

Menurut Halim 2004 : 69, “Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah”. Menurut Halim 2004 : 69, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut, “1 hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, 2 penerimaan jasa giro, 3 penerimaan bunga deposito, 4 denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5 penerimaan ganti rugi atas kerugian kehilangan kekayaan daerah”. Klasifikasi PAD berdasarkan Permendagri 13 2006 pasal 26 ayat 1-5 adalah terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 19 Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Menurut Soekarwo 2003 : 95 : kemandirian dalam APBD sangat terkait dengan kemandirian PAD, sebab semakin besar sumber pendapatan yang berasal dari potensi daerah, bukan sumber pendapatan dari bantuan, maka daerah akan semakin leluasa untuk mengakomodasikan kepentingan masyarakatnya tanpa muatan kepentingan Pemerintah Pusat yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Daerah. Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah tersebut dalam menghasilkan Pendapatan Daerah. Semakin besar upaya maksimalisasi Pendapatan Asli daearah yang dilakukan suatu daerah, maka semakin besar pula kewenangan pemerintah daerah tersebut dalam melaksanakan kebijakannya. Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah PAD dalam pengertian bahwa keleluasaan yang dimiliki oleh daerah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD maupun untuk menggali sumber-sumber penerimaan yang baru. Dana Perimbangan yaitu : Universitas Sumatera Utara 20 • Dana Alokasi Umum • Dana Alokasi Khusus • Dana Bagi Hasil Pajak dan sumber daya alam.

2. Belanja Daerah A.

Pengertian Belanja Daerah Menurut Halim 2004 :70, belanja daerah adalah “pengeluaran yang dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah di atasnya.” Menurut UU No. 32 tahun 2004 belanja daerah adalah “semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.”

B. Klasifikasi Belanja Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Pendapatan Per Kapita Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara

3 100 101

Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

1 63 83

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan Penerimaan Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara

3 62 70

Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Pemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara

5 46 86

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 61 87

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Modal dan Implikasinya Pada Belanja Pemeliharaan (Studi Pada Pemerintah Kota Cirebon)

0 11 1

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

1 1 12