Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

15 Pengalokasian sumberdaya ke dalam anggaran belanja modal merupakan sebuah proses yang sarat dengan kepentingan-kepentingan politis. Anggaran ini sebenarnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan publik akan sarana dan prasarana umum yang diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah daerah. Namun, adanya kepentingan politik dari lembaga legislatif yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran menyebabkan alokasi belanja modal terdistorsi dan sering tidak efektif dalam memecahkan permasalahan di masyarakat. Wong 2004: 22 menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan pajak daerah. Dengan terpenuhinya fasilitas publik maka masyarakat merasa nyaman dan dapat menjalankan usahanya dengan efisien dan efektif sehingga pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi publik dalam pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatan PAD Mardiasmo, 2002 : 107 . Dalam pengelolaan keuangan daerah, pengalokasian belanja modal sangat berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang, terutama pembiayaan untuk pemeliharaan aset tetap yang dihasilkan dari belanja modal tersebut. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul : ” Pengaruh Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan Penerimaan Daerah terhadap Belanja Modal pada pemerintah kabupaten kota di Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara 16 Apakah belanja pemeliharaan dan peningkatan penerimaan daerah baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Belanja Modal pada pemerintah kabupaten kota di Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penelitian ini adalah menganalisis apakah terdapat pengaruh belanja pemeliharaan dan peningkatan penerimaan daerah baik secara parsial maupun secara simultan terhadap belanja modal pada pemerintah kabupaten kota di Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pengaruh belanja pemeliharaan dan peningkatan penerimaan daerah terhadap belanja modal. b. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian sejenis berikutnya,

c. Bagi Pemerintah daerah di Sumatera Utara dapat menjadi bahan masukan bagi

DPRD dalam menetapkan alokasi anggaran di dalam Peraturan daerah tentang APBD. d. Bagi Pemerintah daerah di Sumatera Utara dapat menjadi bahan masukan dalam mengelola keuangan daerah khususnya dalam pengelolaan belanja modal untuk meningkatakan penerimaan daerah. Universitas Sumatera Utara 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis Sumber Penerimaan Daerah

Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi adalah Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah.. Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari PAD, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.” Menurut Halim 2004 : 67, “PAD dipisahkan menjadi 4 jenis pendapatan, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah”.

a. Pajak Daerah

Yang dimaksud dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung Saragih, 2003 : 61 yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”. Jenis-jenis pajak daerah untuk Kabupaten Kota menurut Kadjatmiko 2002 : 77 antara lain ialah: 1. Pajak hotel 2. Pajak restoran, 3. Pajak hiburan, 4. Pajak reklame, 5. Pajak penerangan jalan, Universitas Sumatera Utara 18 6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C, 7. Pajak parkir.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah menurut Saragih 2003 : 65 adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan”.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan

Menurut Halim 2004 : 68, “Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan”. Menurut Halim 2004 : 68, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: “1 bagian laba perusahaan milik daerah, 2 bagian laba lembaga keuangan bank, 3 bagian laba lembaga keuangan non bank, 4 bagian laba atas penyertaan modal investasi”.

d. Lain-Lain PAD yang Sah

Menurut Halim 2004 : 69, “Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah”. Menurut Halim 2004 : 69, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut, “1 hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, 2 penerimaan jasa giro, 3 penerimaan bunga deposito, 4 denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5 penerimaan ganti rugi atas kerugian kehilangan kekayaan daerah”. Klasifikasi PAD berdasarkan Permendagri 13 2006 pasal 26 ayat 1-5 adalah terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 19 Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Menurut Soekarwo 2003 : 95 : kemandirian dalam APBD sangat terkait dengan kemandirian PAD, sebab semakin besar sumber pendapatan yang berasal dari potensi daerah, bukan sumber pendapatan dari bantuan, maka daerah akan semakin leluasa untuk mengakomodasikan kepentingan masyarakatnya tanpa muatan kepentingan Pemerintah Pusat yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Daerah. Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah tersebut dalam menghasilkan Pendapatan Daerah. Semakin besar upaya maksimalisasi Pendapatan Asli daearah yang dilakukan suatu daerah, maka semakin besar pula kewenangan pemerintah daerah tersebut dalam melaksanakan kebijakannya. Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah PAD dalam pengertian bahwa keleluasaan yang dimiliki oleh daerah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD maupun untuk menggali sumber-sumber penerimaan yang baru. Dana Perimbangan yaitu : Universitas Sumatera Utara 20 • Dana Alokasi Umum • Dana Alokasi Khusus • Dana Bagi Hasil Pajak dan sumber daya alam.

2. Belanja Daerah A.

Pengertian Belanja Daerah Menurut Halim 2004 :70, belanja daerah adalah “pengeluaran yang dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah di atasnya.” Menurut UU No. 32 tahun 2004 belanja daerah adalah “semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.”

B. Klasifikasi Belanja Daerah

Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri 13 2006 terdiri atas : Belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bentuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Menurut Halim 2004 : 18, belanja daerah digolongkan menjadi 4, yakni : Belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal pembangunan. Belanja pelayanan publik Universitas Sumatera Utara 21 dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Klasifikasi belanja daerah menurut Kepmendagri 29 2002, yaitu :

a. Belanja Aparatur Daerah

1. Belanja administrasi umum

Menurut Halim 2004 : 70, “Belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan publik dan bersifat periodik. Berdasarkan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 kelompok belanja administrasi umum terdiri atas 4 jenis belanja, yaitu 1 belanja pegawai personalia, 2 belanja barang dan jasa, 3 belanja perjalanan dinas, 4 belanja pemeliharaan yang terdiri dari : a. Biaya pemeliharaan Bangunan Gedung b. Biaya pemeliharaan bangunan gedung tempat kerja c. Biaya pemeliharaan bangunan gedung tempat tinggal d. Biaya pemeliharaan bangunan menara e. Biaya pemeliharaan alat-alat angkutan f. Biaya pemeliharaan alat angkutan darat bermotor g. Biaya pemeliharaan alat angkutan darat tidak bermotor h. Biaya pemeliharaan alat angkut apung bermotor i. Biaya pemeliharaan alat angkut apung tidak bermotor j. Biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga k. Biaya pemeliharaan alat kantor l. Biaya pemeliharaan alat rumah tangga m. Biaya pemeliharaan komputer. n. Biaya pemeliharaan meja dan kursi o. Biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi p. Biaya pemeliharaan alat studio q. Biaya pemeliharaan alat komunikasi r. Biaya pemeliharaan buku perpustakaan s. Biaya pemeliharaan buku t. Biaya pemeliharaan terbitan berkala u. Biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan v. Biaya pemeliharaan senjata api w. Biaya pemeliharaan persenjataan non senjataan api. Universitas Sumatera Utara 22

2. Belanja Operasi dan pemeliharaan

Menurut Halim 2004 : 72, “Belanja operasi dan pemeliharaan merupakan semua belanja pemerintah daerah yang berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik”. Berdasarkan kepmendagri No.29 tahun 2002 klasifikasi belanja operasi dan pemeliharaan yaitu : 1 belanja pegawai personalia yang terdiri dari : • Honorariumupah • Honorarium Tim Panitia • Honorupah bulanan • HonorUpah harian • Uang lembur • Uang lembur borongan • Uang lembur harian • Uang lembur harian lepas • Insentif 2 belanja barang dan jasa yang terdiri dari : • Biaya bahanmaterial • Biaya bahan baku bangunan • Biaya bahanbibit tanaman • Biaya bahan obat-obatan • Biaya bahan percontohan • Biaya alat tulis • Biaya jasa pihak ketiga • Biaya jasa tenaga kerja non pegawai • Biaya transportasi dan akomodasi • Biaya dokumentasi • Biaya dekorasi • Biaya cetak dan penggandaan • Biaya Cetak • Fotocopy • Biaya sewa • Biaya sewa tempat • Biaya sewa kendaraanalat angkutan • Biaya sewa perlengkapan • Biaya sewa perlatan • Biaya makanan dan minuman • Biaya bunga hutang • Biaya bunga hutang bank • Biaya bunga hutang obligasi • Biaya pakaian kerja • Biaya pakaian kerja lapangan 3 belanja perjalanan dinas • Biaya perjalanan dinas • Biaya perjalanan dinas dalam daerah Universitas Sumatera Utara 23 • Biaya perjalanan dinas luar daerah. 4 belanja pemeliharaan terdiri dari : • Biaya pemeliharaan bangunan gedung • Biaya pemeliharaan bangunan gedung tempat kerja • Biaya pemeliharaan bangunan gedung tempat tinggal • Biaya pemeliharaan bangunan menara • Biaya pemeliharaan alat-alat angkutan • Biaya pemeliharaan alat angkutan darat bermotor • Biaya pemeliharaan alat angkutan darat tidak bermotor • Biaya pemeliharaan alat angkut apung bermotor • Biaya pemeliharaan alat angkut apung tidak bermotor • Biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga • Biaya pemeliharaan alat kantor • Biaya pemeliharaan alat rumah tangga • Biaya pemeliharaan komputer. • Biaya pemeliharaan meja dan kursi • Biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi • Biaya pemeliharaan alat studio • Biaya pemeliharaan alat komunikasi • Biaya pemeliharaan buku perpustakaan • Biaya pemeliharaan buku • Biaya pemeliharaan terbitan berkala • Biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan • Biaya pemeliharaan senjata api • Biaya pemeliharaan persenjataan non senjataan api.

3. Belanja Modal

Menurut Halim 2004 : 73, “belanja modal merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum.” Berdasarkan kepmendagri No.29 tahun 2002, belanja modal aparatur daerah yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur. susunan belanja modal aparatur daerah adalah: a. Belanja modal tanah • Belanja modal tanah perkampungan • Belanja modal tanah pertanian • Belanja modal tanah perkebunan • Belanja modal perkebunan Universitas Sumatera Utara 24 • Belanja modal campuran • Belanja modal hutan • Belanja modal kolam ikan • Belanja modal danau • Belanja modal tanah tandus • Belanja modal alang-alang dan padang rumput • Belanja modal tanah pengguna lain • Belanja modal tanah untuk bangunan gedung • Belanja modal tanah pertambangan • Belanja modal tanah untuk bangunan bukan gedung. b. Belanja modal jalan dan jembatan. • Belanja modal jalan • Belanja modal jembatan c. Belanja modal bangunan air irigasi. • Belanja modal irigasi d. Belanja modal instalasi. e. Belanja modal jaringan. • Belanja modal jaringan listrik • Belanja modal jaringan telepon f. Belanja modal bangunan gedung g. Belanja modal monument. h. Belanja modal alat-alat besar. i. Belanja modal alat-alat angkutan. j. Belanja modal alat-alat bengkel. k. Belanja modal alat-alat pertanian. l. Belanja modal alat-alat kantor dan rumahtangga • Belanja modal alat kantor • Belanja modal alat-alat rumah tangga • Belanja modal komputer • Belanja modal meja dan kursi m. Belanja modal alat-alat studio dan alat-alat komunikasi n. Belanja modal alat-alat kedokteran. o. Belanja modal alat-alat laboratorium p. Belanja modal bukuperpustakaan q. Belanja modal barang bercorak kesenian,kebudayaan. r. Belanja modal hewan, ternak, serta tanaman. s. Belanja modal alat-alat persenjataankeamanan.

b. Belanja Pelayanan Publik

Belanja pegawaipersonalia Berdasarkan kepmendagri No.29 tahun 2002 susunan belanja pegawaipersonalia. 1. Belanja administrasi umum • Belanja tetap dan tunjangan pimpinan anggota DPRD • Gaji dan tunjangan Kepala Daerahwakil kepala daerah • Gaji dan tunjangan pegawai daerah • Biaya perawatan dan pengobatan Universitas Sumatera Utara 25 • Biaya pengembangan sumber daya manusia 2. Belanja barang dan jasa • Biaya bahan pakai habis kantor • Biaya jasa kantor • Biaya cetak dan penggandaan keperluan kantor • Biaya sewa kantor • Biaya makanan dan minuman kantor • Biaya pakaian dinas • Biaya bunga hutang • Biaya depresiasi gedung • Biaya depresiasialat-alat besar • Biaya depresiasi alat angkutan • Biaya depresiasi alat bengkel dan alat ukur • Biaya depresiasi alat pertanian operasional • Biaya depresiasi alat-alat kantor dan rumah tangga operasional • Biaya depresiasi alat studio dan alat komunikasi • Biaya depresiasi alat-alat kedokteran • Biaya depresiasi alat-alat laboratorium 3. Belanja perjalanan dinas • Biaya perjalanan dinas • Biaya perjalanan pindah • Biaya pemulungan pegawai yang gugurdan dipensiunkan 4. Belanja pemeliharaan • Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan • Biaya pemeliharaan bangunan air irigasi • Biaya pemeliharaan instalasi • Biaya pemeliharaan jaringan • Biaya pemeliharaan bangunan gedung • Biaya pemeliharaan monumen • Biaya pemeliharaan alat-alat besar • Biaya pemeliharaan alat-alat angkutan • Biaya pemeliharaan alat-alat bengkel • Biaya pemeliharaan alat-alat pertanian • Biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga • Biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi • Biaya pemeliharaan alat-alat kedokteran • Biaya pemeliharaan alat-alat laboratorium • Biaya pemeliharaan perpustakaan • Biaya pemeliharaan barang bercorak keseniandan kebudayaan • Biaya pemeliharaan hewan dan ternak serta tanaman • Biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan Belanja operasi dan pemeliharaan Universitas Sumatera Utara 26 Susunan belanja operasi dan pemeliharaan berdasarkan kepmendagri no.29 tahun 2002 yaitu : 1. Belanja pegawaipersonalia • Honorariumupah • Honorarium timpanitia • Honorupah bulanan • Honorupah harian • Uang lembur • Uang lembur borongan • Uang lembur harian • Uang lembur harian lepas • Insentif 2. Belanja barang dan jasa • Biaya bahanmaterial • Biaya jasa pihak ketiga • Biaya cetak dan penggandaan • Biaya sewa • Biaya makanan dan minuman • Biaya bunga hutang • Biaya pakaian kerja 3. Belanja perjalanan dinas • Biaya perjalanan 4. Belanja pemeliharaan: • Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan • Biaya pemeliharaan bangunan air irigasi • Biaya pemeliharaan instalasi • Biaya pemeliharaan jaringan • Biaya pemeliharaan bangunan gedung • Biaya pemeliharaan monumen • Biaya pemeliharaan alat-alat besar • Biaya pemeliharaan alat-alat angkutan • Biaya pemeliharaan alat-alat bengkel • Biaya pemeliharaan alat-alat pertanian • Biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga • Biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi • Biaya pemeliharaan alat-alat kedokteran • Biaya pemeliharaan alat-alat laboratorium • Biaya pemeliharaan perpustakaan • Biaya pemeliharaan barang bercorak kesenian dan kebudayaan • Biaya pemeliharaan hewan dan ternak serta tanaman • Biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan Belanja modal Universitas Sumatera Utara 27 Berdasarkan kepemendagri No.29 tahun 2002 belanja modal pelayanan publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. Susunan belanja modal yaitu: • Belanja modal tanah • Belanja modal jalan dan jembatan. • Belanja modal bangunan air irigasi. • Belanja modal instalasi. • Belanja modal jaringan. • Belanja modal bangunan gedung • Belanja modal monument. • Belanja modal alat-alat besar. • Belanja modal alat-alat angkutan. • Belanja modal alat-alat bengkel. • Belanja modal alat-alat pertanian. • Belanja modal alat-alat kantor dan rumahtangga • Belanja modal alat-alat studio dan alat-alat komunikasi • Belanja modal alat-alat kedokteran. • Belanja modal alat-alat laboratorium • Belanja modal bukuperpustakaan • Belanja modal barang bercorak kesenian,kebudayaan. • Belanja modal hewan, ternak, serta tanaman. • Belanja modal alat-alat persenjataankeamanan. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Menurut Halim 2004 : 73: “Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan berbentuk kegiatan pengalihan uang dan atau barang dari Pemerintah Daerah. Kelompok belanja bagi hasil dan bantuan keuangan terkhusus bagi kabupatenkota terdiri atas jenis belanja berikut hanya untuk bagian belanja pelayanan publik : 1 belanja bagi hasil retribusi kepada Pemerintah Desa, 2 belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa Kelurahan, 3 belanja bantuan keuangan kepada organisasi kemasyarakatan, 4 belanja bantuan keuangan kepada organisasi profesi.” Berdasarkan kepmendagri 292002 belanja bagi hasil dan bantuan keuangan dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria sebagai berikut : a. Tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya yang terjadi dalam dalam transaksi pembelian dan penjualan. b. Tidak mengharapakan akan diterima kembali dimasa yang akan datang seperti lazimnya statu piutang. c. Tidak mengharapkan adanya hasil seperti lazimnya suatu penyertaan modal atau investasi. Universitas Sumatera Utara 28 Belanja Tidak Tersangka Berdasarkan Kepmendagri 292002 belanja tidak tersangka diangggarkan untuk pengeluaran penanganan bencana alam, bencana social atau pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah..

3. Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan dalam Anggaran Daerah.

Untuk menambah asset tetap, pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD. Alokasi Belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik itu untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik.Biasanya setiap tahun diadakan publik pengadaan aset tetap oleh pemerintah daerah, sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang memberikan dampak jangka panjang secara finansial. Belanja Modal dimaksudkan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni dengan membangun sendiri, menukarkan dengan asset tetap lainnya dan membeli. Namun untuk kasus di pemerintahan biasanya cara yang dilakukan adalah dengan cara membeli. Proses pembelian yang dilakukan umumnya dilakukan melalui sebuah proses lelang atau tender yang cukup rumit. Menurut Halim 2004 : 73 “belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan“. Pemerolehan asset tetap juga memiliki konsekuensi pada beban operasional dan pemeliharaan pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 29 Belanja pemeliharaan adalah belanja yang dialokasikan untuk menjaga agar aset tetap senantiasa dalam kondisi siap digunakan sesuai dengan estimasi umur ekonomisnya. Dalam perspektif akuntansi, anggaran untuk pemeliharaan dihitung berdasarkan lamanya waktu atau periode pemakaian aset tetap,seperti halnya penghitungan depresiasi asset tetap. Artinya jika suatu asset tetap diperoleh pada awal tahun maka biaya pemeliharaan yang dialokasikan adalah untuk satu tahun, pun jika asset itu diperoleh pada pertengahan tahun,maka alokasi biaya pemeliharaan juga dialokasikan untuk setengah tahun atau satu semester. Karena bersifat rutin ,belanja pemeliharaan tidak tergantung pada tupoksi fungsi satuan kerja, tetapi pada jumlah asset yang dimiliki. Berbeda dengan belanja modal yang sesuai dengan tupoksi fungsi masing-masing satuan kerja, ada satuan kerja yang memberikan pelayanan publik berupa penyediaan sarana dan prasarana fisik, seperti fasilitas pendidikan gedung sekolah, peralatan laboratorium, kesehatan Rumah sakit, perlatan kedokteran, mobil ambulans, jalan raya, jembatan.Sementara satuan kerja yang lainnya adalah pelayanan administrasi , pengamanan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan. Secara teoritis apabila suatu organisasi melakukan suatu kebijakan untuk membelanjakan dana dari anggaran yang sudah ditetapkan untuk belanja modal, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap anggaran operasional dan pemeliharaan organisasi tersebut.

4. Hubungan Antara Belanja Modal dengan Pendapatan Asli Daerah

Infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Jika sarana dan prasarana memadai maka masyarakat dapat melakukan aktivitas mereka sehari – hari secara aman dan nyaman yang akan berpengaruh Universitas Sumatera Utara 30 pada tingkat produktivitas yang semakin meningkat, dan dengan adanya infrastruktur yang memadai akan menarik investor untuk membuka usaha di daerah tersebut. Dengan bertambahnya belanja modal maka akan berdampak pada periode yang akan datang yaitu produktivitas masyarakat meningkat dan bertambahnya investor akan meningkatkan pendapatan asli daerah. Peningkatan Pemerintah Daerah dalam investasi modal belanja modal diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi kontribusi publik terhadap pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatan PAD Mardiasmo,2002:110.

5. Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan.

Pada pemerintahan daerah, proses penyusunan anggaran berupa dua komponen belanja yang memiliki siklus berbeda, yakni siklus anggaran operasional yang menghasilkan rencana keuangan bagi aktivitas pemerintahan yang berjalan terus menerus dan siklus anggaran belanja modal yang merupakan perencanaan untuk mendapat peralatan, bangunan, infrastruktur, dan asset tetap lainnya. Meskipun kedua belanja ini memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan pelayanan kepada publik, namun terdapat beberapa perbedaaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan terdapat pada pihak yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Meskipun keduanya melibatkan negoisasi diantara eksekutif, untuk pengeluaran modal khususnya untuk infrastruktur , mendapat masukan sangat besar dari insinyur, arsitek, dan perencana.sumber pendanaan untuk kedua belanja ini juga berbeda. Belanja modal biasanya didasarkan pada one-time source, seperti obligasi dan grants, sementara anggaran operasional umunya berasal dari adanya sumber pendapatan yang bersifat rutin, seperti pajak dan retribusi. Perbedaan berikutnya adalah time frame yang dimasukkan dalam setiap anggaran.Anggran operasional biasanya hanya dianggarkan untuk satu tahun Universitas Sumatera Utara 31 anggaran, sementara hampir semua belanja modal mengandung komitment adanya pengeluaran dalam waktu melebihi satu tahun. Keputusan untuk meningkatkan belanja modal merupakan bagian dari keinginan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik, yang diikuti dengan peningkatan belanja modal lain, yakni operasional dan belanja modal. Namun tidak berarti belanja modal selalu sebagai penyebab bagi kenaikan belanja operasional. Kepmendagri 292002 tidak secara eksplisit menyatakan bahwa belanja pemeliharaan harus dialokasikan berdasarkan estimasi atas kondisi keseluruhan asset tetap yang dimilki oleh pemerintah daerah. Dalam peraturan yang harus dipatuhi oleh pemerintah daerah ini belanja pemeliharaan terdapat dalam 2 jenis belanja yaitu Belanja administrasi umum BAU dan Belanja operasional dan pemeliharaan BOP . Pemeliharaan dalam BAU bersifat rutin atau terjadi terus menerus, sementara dalam BOP merupakan kegiatan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang menyangkut tentang belanja pemeliharaan, penerimaan daerah, dan belanja modal. Nama Judul Variabel yang digunakan Hasil Penelitian Universitas Sumatera Utara 32 Abimanyu 2005 Pengaruh Belanja modal terhadap peningkatan PAD - Variabel Independen: Belanja Modal - Variabel Dependen: Peningkatan PAD Pertambahan Belanja modal akan berdampak pada peningkatan investor dan akan meningkatkan PAD. Adi 2005 Pengaruh Belanja Pembangunan terhadap PAD -variabel independen : Belanja Pembangunan -variabel dependen : PAD Belanja pembangunan memberikan dampak positif dan signifikan terhadap PAD maupun pertumbuhan ekonomi Syukriy Abdullah 2006 Studi atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan 1. variabel independen: Belanja Modal 2. Variabel dependen : Belanja pemeliharaan Belanja modal berasosiasi positif terhadap belanja pemeliharaan dan menunjukkan bahwa hubungan asosiatif antara belanja modal dan pemeliharan adalah robust. b.Sumber pendapatan daerah berupa dana perimbangan berasosiasi positif terhadap belanja modal, sementara PAD tidak. Universitas Sumatera Utara 33 Deva Resmetry 2008 Pengaruh Belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi -variabel independen : Belanja modal -Variabel independent: Pertumbuhan ekonomi Belanja modal berpengaruh signifikan terhadap variabel independen yaitu pertumbuhsn ekonomi

C. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Pendapatan Per Kapita Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara

3 100 101

Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

1 63 83

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan Penerimaan Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara

3 62 70

Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Pemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara

5 46 86

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 61 87

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Modal dan Implikasinya Pada Belanja Pemeliharaan (Studi Pada Pemerintah Kota Cirebon)

0 11 1

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

1 1 12