Model Regresi Linier Berganda Koefisien Determinasi R Uji Parsial Uji t Statistik Uji Simultan Uji F

40 melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang digunakan untuk menentukan heterokedastisitas, antara lain : • Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. • Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model Regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat digunakan tes Durbin Watson D-W. Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilihat pada tabel D- W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum dapat diambil patokan: 1 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

2. Pengujian Hipotesis

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda . Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu belanja pemeliharaan dan PAD serta variabel dependen, yaitu belanja modal

a. Model Regresi Linier Berganda

Universitas Sumatera Utara 41 Model persamaannya adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana : Y = Belanja Modal a = Konstanta b 1 ,b 2 = Koefisien regresi X 1 = Belanja Pemeliharaan X 2 =Peningkatan Penerimaan daerah dalam hal ini diukur lewat PAD e = Tingkat Kesalahan pengganggu error

b. Koefisien Determinasi R

2 Pengujian Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R 2 ≤ 1 . Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadapa variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Uji Parsial Uji t Statistik

Menguji variabel independen apakah mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Ho : b1 = 0, artinya Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan penerimaaan daerah secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap belanja modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 42 Ha : b1 ≠ 0 ,artinya Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan penerimaaan daerah secara parsial mempunyai pengaruh terhadap belanja modal di KabupatenKota di Sumatera Utara. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji - t dengan tingkat pengujian pada α 5 derajat kebebasan degree of freedom atau df = n-k. Dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan : Ho diterima apabila t-hitung t ≤ t-tabel t t , pada α 5 Ha diterima apabila t-hitung t ≥ t-tabel t t , pada α 5

d. Uji Simultan Uji F

Menguji seberapa besar pengaruh variabel independen secara serentak bersama- sama terhadapa variabel dependent. Ha : b1=b2=0, artinya Belanja Pemeliahraan dan Peningkatan penerimaaan daerah secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap belanja modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara. Ha : b1 ≠b2≠0, artinya Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan penerimaaan daerah secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Belanja Modal di KabupatenKota di Sumatera Utara. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika F hitung F tabel Ha diterima jika F hitung F tabel

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian Jadwal penelitian dilakukan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Pemerintahan Kota di Sumatera Utara

7 91 92

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Pendapatan Per Kapita Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara

3 100 101

Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

1 63 83

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan Penerimaan Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara

3 62 70

Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Pemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara

5 46 86

Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 61 87

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Modal dan Implikasinya Pada Belanja Pemeliharaan (Studi Pada Pemerintah Kota Cirebon)

0 11 1

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

1 1 12