PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI

1. Pengertian

Pusat Pendidikan Musik di Surakarta adalah suatu wadah yang dapat mencerminkan fungsinya untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis dan pentatonis di Surakarta dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang berkaitan dengan kegiatan bermusik.

2. Fungsi dan Tujuan

a. Fungsi Melihat perkembangan kursus musik/sekolah musik di Surakarta, maka diperlukan suatu upaya untuk memaksimalkan fungsi sebuah bangunan pendidikan musik yang hanya memilki beberapa fasilitas saja. Misalnya, hanya fasilitas ruang praktik alat musik saja. Maka dalam bangunan Pusat Pendidikan Musik ini semua kebutuhan/fasilitas yang menyangkut pendidikan musik dapat terwadahi. Dengan kata lain, bangunan yang direncanakan ini memiliki beberapa fungsi diantaranya:

 Memberikan sarana pendidikan di bidang musik diatonis (Musik popular, meliputi: musik pop, jazz, klasik) meliputi pendidikan teori-teori, pengembangan teknik bermain musik (instrument musik) serta vocal dan musik pentatonis (keroncong dan gamelan/karawitan).

 Memberikan fasilitas untuk informasi dan promosi tentang musik (rekaman, pembuatan media, dsb), pemasaran (jual-beli, peragaan instrumen musik).  Memberikan fasilitas konsultasi tentang pendidikan dan dunia musik kepada masyarakat khususnya Solo dan sekitarnya serta memberikan fasiltas penunjang bangunan.

b. Tujuan Pusat Pendidikan Musik ini bertujuan untuk mengenalkan dan melatih kemampuan siswa dalam mengekspresikan musik, sehingga dapat belajar memainkan musik/berlatih vokal/menyanyi. Juga untuk membuka wawasan siswa akan indahnya musik serta meningkatkan dan mengembangkan bibit-bibit musisi junior yang melekat pada diri siswa.

Kegiatan siswa selain berlatih musik dan vokal juga didukung oleh kegiatan pertunjukkan, sehingga dapat melatih siswa untuk tampil mempertunjukkan hasil belajar mereka dan juga secara tidak langsung sekolah musik ikut meningkatkan apresiasi masyarakat umum terhadap musik diatonis dan pentatonis.

B. LINGKUP PELAYANAN

1. Sasaran Skala Pelayanan

Bangunan pusat pendidikan musik yang direncankan diarahkan untuk mencakup lingkup pelayanan sebagai wadah pendidikan musik adalah dalam wilayah kota Surakarta dan sekitarnya.

2. Sasaran Pelaku kegiatan

Sebagai bangunan pendidikan musik informal, sebagian besar ditujukan bagi golongan masyarakat menengah dan menengah ke atas seperti masyarakat di daerah Solo dan sekitarnya. Dimana, di daerah tersebut juga banyak anak-anak usia sekolah, remaja, dewasa, dan para musisi lokal. Bangunan ini juga dapat digunakan bagi sekolah-sekolah di Surakarta yang fasilitas tempat belajar musik serta alat-alat musiknya kurang maksimal.

C. SISTEM PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN

Pusat pendidikan musik ini merupakan tempat pendidikan musik dimana kedudukan berada di luar jenjang sekolah. Pengajar dipersiapkan untuk mengajar di tempat ini untuk berinteraksi dengan siswa, terlibat dalam pengajaran siswa dan menanamkan pengetahuan seperti yang digarisbawahi dalam

Gb.70. Kursus Studio Lima

sebuah kurikulum yang diadopsi sekelompok pendidik.

Terdapat beberapa metode yang akan digunakan dalam pendidikan musik, yaitu:

Sumber; www.google.com

1. Memainkan lagu dengan musik

2. Bernyanyi dan memainkan alat musik secara pribadi

3. Bernyanyi dan memainkan alat musik bersama

4. Apresiasi musik

5. Menciptakan melodi baru

6. Musik suasana, menggunakan rekaman musik untuk membangun suasana yang cocok untuk pelajaran.

Pembelajaran musik mencakup tiga hal, yakni, melatih kepekaan auditif, memberi pengalaman praktik, dan merangsang kreativitasnya.Kurikulum yang diterapkan pada kelas praktek adalah berdasarkan step-step, menyesuaikan jenis instrument dengan berpedoman pada buku musik dan sesuai dengan kurikulum yang dipakai YMI (Yayasan musik Indonesia yaitu kurikulum dari Yamaha Music Foundation, Jepang). Ujian diselenggarakan serentak setiap 6 bulan sekali.

D. KEGIATAN YANG DIWADAHI

Kegiatan yang berlangsung dalam Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis kegiatannya, meliputi:

1. Kegiatan Utama

Kegiatan utama berupa kegiatan pendidikan di bidang musik diatonis (Pop, Jazz, klasik) (keroncong dan gamelan/karawitan) meliputi pendidikan instrument musik dan vokal. Kegiatan pendidikan ini terdiri dari teori dan praktek baik individu maupun kelompok. Kurikulum yang digunakan sebagian besar mengadopsi dari YMI (Yayasan musik Indonesia) yaitu kurikulum dari Yamaha Music Foundation Jepang dan dipadukan dengan kurikulum dari beberapa sekolah/kursus musik yang lain.

Kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar di kelas diadakan setiap hari senin-sabtu pukul 09.00-20.00, waktu belajar antara siswa dan pengajar disesuaikan, sedangkan untuk kegiatan pertunjukkan waktu menyesuaikan. Pertemuan diadakan dua kali satu minggu sekali, delapan kali dalam sebulan, waktu 30-60 menit. Jadi dalam sehari diadakan pergantian kelas tergantung jumlah siswa yang terbagi dalam kelas privat maupun kelas group. Jumlah siswa yang dapat ditampung ± 550 siswa.

Ujian Ujian diselenggarakan secara rutin sesuai kurikulum Yamaha yaitu 6 bulan sekali untuk ujian tiap stepnya, sedangkan untuk ujian lokal 3 bulan sekali. Tujuan utamanya untuk mengetahui hasil belajar siswa sejauh mana kemampuan yang telah diperoleh dan mengadakan beberapa evaluasi supaya siswa berkembang dan dapat mempunyai nilai tambah di bidang musik ini.

2. Kelompok Penunjang

Merupakan kegiatan yang menunjang aktivitas siswa/para pengunjung Pusat Pendidikan Musik.

a. Kegiatan Pertunjukkan  Recital siswa (home concert)

Merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setelah ujian dan untuk menampilkan hasil belajar musik siswa kepada orang tua, acara perkenalan siswa baru & temu orang tua.

 Recital atau konser master Menyelenggarakan konser dengan mendatangkan pemusik dari luar agar siswa dapat belajar teknik pertunjukkan.

b. Kegiatan Informasi dan Promosi Kegiatan informasi adalah penyebaran informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan musik dan perkembangan musik. Bentuk kegiatan informasi antara lain:

Gb.71. Toko alat-alat musik

Sumber; www.google.com

 Display majalah, tabloid, dll.  Informasi perkembangan musik diatonis dan pentatonis  Informasi audio visual tentang perkembangan dunia musik.  Seminar /symposium tentang musik yang diselenggarakan oleh pengelola atau pihak luar

ataupun pengelola yang bekerjasama dengan pihak luar.  Meeting/diskusi Sedangkan kegiatan promosi meliputi kegiatan produksi (rekaman, pembuatan media, dsb),

pemasaran (penjualan alat musik, software musik, dan buku musik, peragaan instrumen musik, penyewaan alat musik dan studio musik, dll) dan segala hal yang berhubungan dengan aspek perkenalan dan promosi musik. Bentuk Promosi  Promosi tetap, berupa showroom.  Promosi tidak tetap berupa pameran temporer

c. Kegiatan konsultasi Kegiatan konsultasi adalah memberikan konsultasi kepada siswa, serta masyarakat umum yang membutuhkan saran/nasehat baik lisan/tulisan tentang dunia musik diatonis (pop, jazz, klasik) dan pentatonis dalam bentuk ruang konsultasi.

3. Kegiatan Pengelola

Berupa kegiatan pengelolaan, pengaturan hubungan serta mengorganisir kegiatan intern yang berlangsung di Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan yaitu berupa kegiatan kegiatan pendidikan, operasional, beserta kegiatan penunjang lainnya.

4. Kegiatan Servis

Kegiatan yang termasuk dalam golongan ini adalah parkir, menyimpan barang dan alat, melakukan ibadah, menjaga keamanan dan sebagainya agar kegiatan yang berlangsung di dalamnya dapat berjalan dengan lancar, tertib nyaman dan aman.

E. FASILITAS YANG DISEDIAKAN

Berdasarkan pada kelompok-kelompok kegiatan yang diwadahi dalam Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, maka fasilitas yang disediakan dapat dibagi menjadi :

1. Fasilitas ruang dalam

Fasilitas Pendidikan Kegiatan pendidikan di bidang musik diatonis (Pop, jazz, Rock, Klasik) dan pentatonis (gamelan/karawitan dan keroncong) meliputi pendidikan instrument musik dan vokal. Kegiatan pendidikan ini terdiri dari teori dan praktek baik individu (privat) maupun kelompok (group).

Di dalam ruang kelas privat maupun ruang kelas group tersedia fasilitas instrument alat musik masing-masing. Kelas group maksimal untuk kapasitas 6 orang siswa. Namun, pada kenyataannya kelas-kelas dalam sekolah musik dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas murid yang ada dan digolongkan dalam privat maupun group di mana jumlah siswa dalam setiap kelas berbeda tergantung jenis alat musik yang dimainkan.

Fasilitas Pertunjukkan Fasilitas pertunjukkan ini diharapkan mampu menampung kegiatan konser/festival musik dan home concert yang diselenggarakan secara rutin untuk pembelajaran musik, menampung apresiasi terhadap musik, dan hiburan bagi siswa.

Fasilitas Pengelola Fasilitas pengelolaan yang direncanakan terdiri dari kantor-kantor pengelola dan kantor sewa.

Fasilitas Penunjang Berupa tempat-tempat untuk menunjang kegiatan utama yang ada dalam bangunan seperti toko alat musik, toko buku pedoman belajar musik/tentang dunia musik, tempat untuk pengadaan seminar, atau berupa hall maupun ruang pertemuan.

Fasilitas Service Kegiatan service bertujuan memberikan pelayanan untuk semua kegiatan yang berlangsung di Pusat Pendidikan Musik tersebut. Kegiatan ini berhubungan

dengan ME serta pemeliharaan dan keamanan seluruh gedung. Fasilitas service terdiri dari keamanan, perawatan, dan utilitas dalam bangunan.

2. Fasilitas ruang luar

Space out door

Parkir kendaraan dan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Area parkir disediakan di luar bangunan dan di dalam bangunan (basement).

F. PELAKU KEGIATAN PADA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK

1. Kegiatan Utama (Kegiatan Pendidikan)

Pengajar

Siswa : anak-anak, remaja, dan dewasa

2. Kelompok Penunjang

a. Kegiatan Pertunjukkan  Pengunjung  Pemain dan Penyelenggara Pertunjukan dari pihak dalam maupun luar

Individu atau kelompok yang memanfaatkan gedung dalam rangka pementasan pertunjukan seni musik. Penyelenggara pertunjukan dibagi menjadi 3, yaitu : - Aktor - Pimpinan produksi (sutradara, produser, dll) dan pekerja di belakang layar - Pelaksana properti panggung

b. Kegiatan Informasi dan Promosi  Pengelola  Produsen  Pengunjung  Siswa

c. Kegiatan Konsultasi  Konsultan bidang musik/pemusik senior  Pengunjung  Siswa

3. Kegiatan Pengelola

Terdiri dari: 

General Manager

Manager bidang pendidikan

Manager bidang pertunjukkan

Manager bidang informasi dan promosi

Manager bidang umum

Manager bidang teknik

Staff Karyawan

4. Kegiatan Servis

Pelaku kegiatan servis adalah siswa, pengajar, pengunjung yang datang serta karyawan maupun pengelola yang ada di Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan.

G. STRUKTUR ORGANISASI

ME/ Utilitas

Staff Keamanan Security

Pengawas Gedung

Inventaris dan Kantor

Rumah Tangga

Cafetaria

Keuangan

Administrasi

Tata Usaha

Personalia Staff Humas

Home Concert

Bagian Teknik Pertunjukan

Festifal Musik/Konser Master

Seminar, Pembuatan Media

Bagian Produksi

Biro Rekaman

Rekaman

Studio Rekaman & Mixing

Peralatan Musik

Studio Musik

Bagian Penjualan, Penyewaan, dan

Penjualan Hasil Rekaman

Pemasaran

Penjualan Instrumen Penjualan Buku Musik, dll

Bagian Tata Usaha

Staff

Kepustakaan Kurikulum

Bagian Akademis

Bagian Akademis

Teknik Olah Vokal

Teknik Instrumen

Bagian Konsultasi

Bagan. 1. Struktur Organisasi sekolah Musik di Surakarta

H. PROGRAM KELAS PADA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN

Pembagian kelas disesuaikan dengan usia dan instrumentnya, sedangkan tingkatan ditentukan dengan kemahiran. Selain kelas instrument musik sekolah ini juga memiliki kelas vokal, serta ada pilihan kelas privat dan group. Umumnya satu step dijalani dalam waktu 6 bulan. Program kelas ini menyesuaikan kurikulum yang digunakan oleh Yamaha dipadukan dengan kurikulum dari beberapa

sekolah musik yang lain dengan standar internasional.

Gb.72. Kursus musik untuk anak Gb. 73. Kursus musik untuk dewasa

Sumber; www.yamaha.co.id

Sumber; www.yamaha.co.id

Pendidikan musik di Pusat Pendidikan Musik ini terbagi menadi dua yaitu kelas untuk anak dan dewasa dengan

program Popular Music Course (pop, jazz, dan klasik) yang menyediakan berbagai macam belajar musik POP mulai dari: Drum, Pop piano, Keyboard, electric Guitar, electric Bass,

Gb. 74. Belajar alat musik tiup

saxophone, flute, dan vokal serta pendidikan musik pentatonis

Sumber; www.thecurtisinstituteofmusic.com

seperti karawitan, gamelan, dan keroncong.

1. Education Music Course

Pendidikan ini diikuti oleh anak-anak.

a. Music Wonderland

Music Wonderland merupakan pengalaman pertama berkenalan dengan keyboard. Memupuk kecintaan terhadap musik dengan mendengarkan, bernyanyi, merasakan irama, dan bermain dengan keyboard.

Pada usia 3 tahun anak-anak dengan penuh rasa

Gb. 75. Mendengarkan musik

ingin tahu menyerap apa saja yang dipelajarinya.

Sumber; www.yamaha.co.id

Pengalaman bermusik yang menyenangkan pada masa tersebut akan memperkaya sensibilitas dan mengembangkan kemampuan pendengaran anak-anak dalam suasana yang menyenangkan. Kemampuan dasar sensibilitas terhadap suara akan berkembang melalui pengalaman mendengar melodi dan ekspresi atau nuansa suara seperti: tempo, irama, harmoni dan lain-lain.

Music WonderLand membantu memperkaya jiwa dan kemampuan pendengaran (Auditory) anak-anak saat bermain musik dengan hati gembira.

Mendengar . Pada masa ini kemampuan pendengaran anak akan berkembang dengan pesat. Kemampuan dasar sensibilitas terhadap suara akan berkembang melalui pengalaman mendengar melodi, ekspresi atau nuansa suara seperti: tempo, irama, harmoni dll.

Bernyanyi . Bernyanyi merupakan cara yang terjangkau untuk mengekspresikan perasaan sendiri melalui musik secara dinamik dan memperkaya jiwa melalui pengalaman bernyanyi berbagai jenis lagu seperti lagu yang menyenangkan, lagu hubungan orang tua dan anak, dll. Anak-anak juga belajar bernyanyi dengan do-re-mi.

Merasakan irama . Anak-anak dapat memperluas dunia musiknya di masa depan dengan menguasai sense irama yang diperlukan untuk bermusik dengan belajar mengekpresikan irama dengan berbagai style menggunakan tubuh dan percussion.

Bermain-main dengan keyboard. Perasaan berpartisipasi pada musik secara aktif akan berkembang melalui pengalaman mengekspresikan suara seperti bintang, jam, dsbnya menggunakan beragam suara electone, memainkan keyboard dengan senang hati, anak-anak dengan sendirinya dapat mendengar dan mengekspresikan image dan nuansa suara. Pengalaman tersebut akan memperkaya permainan dan ekspresi musik di masa depan. (Setelah tamat akan step-up ke JMC)

Besarnya perkembangan anak akan berbeda dengan usianya. Yang penting adalah memberikan anak-anak pengalaman yang sesuai dengan masa pertumbuhan kemampuan tertentu. Setelah anak-anak menikmati musik di “Music Wonderland“, mereka sudah mampu melanjutkan ke kursus “JMC“, dimana mereka mendapatkan pengalaman bermusik yang lebih luas.

Semua pengalaman bermusik yang menyenangkan pada usia ini akan memelihara kepekaan hati dan jiwa, serta mengembangkan daya imajinasi dan daya kreasi mereka. Masa Belajar: 1 tahun Format belajar dikelas: Kelompok s/d 10 siswa.

Dengan partisipasi orang tua/pendamping

Waktu Belajar: 1 tahun 40 kali pertemuan (1x seminggu), @ 50 menit. Materi pelajaran: textbook, toybook, cd

b. Junior Music Course (usia 4-5 tahun)

Metode belajar di JMC merupakan metode yang sangat efektif untuk diterapkan pada usia 4-5 tahun, dimana anak-anak dirangsang untuk mencintai musik. Melalui kursus ini juga dikembangkan minat anak-anak untuk mempelajari musik dengan cara bermain. Menguasai ketrampilan menyanyikan dan memainkan melodi dengan „Do‟ „Re‟ „Mi‟ dari yang didengarnya.

Agar anak-anak bisa menikmati suasana belajar melalui: Mendengar (Hearing), Menyanyi (Singing), Bermain (Playing), dan Membaca (Reading), maka pelajaran JMC setiap minggu Agar anak-anak bisa menikmati suasana belajar melalui: Mendengar (Hearing), Menyanyi (Singing), Bermain (Playing), dan Membaca (Reading), maka pelajaran JMC setiap minggu

Sambil bermain, anak-anak akan memperoleh pengetahuan dasar musik secara bertahap, sehingga akhirnya dapat memainkan musik dengan penuh rasa percaya diri. Keuntungan yang dapat diperoleh anak-anak dalam kelas JMC adalah:

1) Timely education Metode pelajaran di kelas JMC disesuaikan dengan perkembangan fisik dan mental anak- anak pada umumnya.

2) Group lesson Anak-anak memperoleh pengalaman bermain musik bersama, ini membantu dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Misalnya, anak-anak akan mendapat pengalaman mendengarkan permainan teman-teman dan kegembiraan bermain bersama dalam sebuah Ensemble yang menyatukan tempo, volume dll dari tiap anak, yang tidak akan pernah diperoleh di dalam kelas Privat.

3) Parent’s attendance Partisipasi orang tua di kelas sangat membantu anak dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan bermusiknya, sehingga kegiatan belajar musik di kelas juga dapat berlangsung optimal.

4) Using keyboard instrument Penggunaan instrument electone di kelas sangat sesuai dengan kekuatan otot jari anak, 2 staff keyboard electone membuat mereka bisa membedakan suara melody dan harmony dengan jelas, mengeluarkan suara yang tepat pitchnya dibandingkan dengan alat musik lain dan juga memiliki jangkauan nada (tone range) yang luas.

Pelajaran-pelajaran dalam JMC memiliki banyak keuntungan terbaik untuk membantu siswa-siswi memperoleh kemampuan bermusik secara menyeluruh. Masa Belajar: 2 tahun Format belajar dikelas:  Kelompok s/d 10 siswa.  Dengan partisipasi orang tua/pendamping. Waktu Belajar: 1 tahun 40 kali pertemuan (1x seminggu) @ 60 menit Materi pelajaran: textbook, workbook, CD/DVD

c. Children Electone Course (usia 6-8 tahun)

Melalui Children Electone Course, anak-anak mengembangkan kemampuan dasar permainan Keyboard sambil merasakan kegembiraan bermusik dan setelah mendapat semangat ingin bermain lebih banyak dan percaya diri, mereka menargetkan step-up ke level berikutnya.

Dalam pelajaran bermain keyboard, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan bermusik di kemudian hari melalui berbagai jenis pengalaman seperti mendengar, bernyanyi, membaca, dan lain-lain. Melalui proses ini, Children Electone Course memotivasi agar mereka berpikir musik itu menyenangkan”dan

Gb. 76. Memainkan alat musik Electone

dapat mengekspresikan diri sendiri melalui musik

Sumber; www.yamaha.co.id

(permainan keyboard).

Setelah anak-anak memperoleh landasan permainan keyboard (memperoleh grade 9 piano/electone), mereka menuju ke step berikutnya yaitu piano junior atau electone junior. Sistem step berdasarkan tingkatan akan mengembangkan kemampuan bermain keyboard secara bertahap.

Children Electone Course menargetkan anak-anak untuk memperoleh grade 9 piano atau Electone performance. Masa Belajar: 2 tahun Format belajar dikelas: Kelompok s/d 8 siswa Waktu belajar: 1 tahun 40 kali pertemuan (1 x seminggu) @60 menit. Materi pelajaran: TextBook, CD

d. Popular Music Course - Junior Vocal (usia 6 tahun ke atas)

Vokal adalah jenis bermusik yang paling popular. Karena dapat dilakukan dimana saja dan tidak membutuhkan alat tambahan. Perkenalan terhadap bunyi dan bagaimana teknik yang benar untuk

memproduksinya menjadi fokus utama dari pelajaran

Gb. 77.Belajar vokal

Sumber; www.yamaha.co.id

vokal.

Di kelas ini diajarkan cara bernyanyi dengan lebih menyenangkan, system pelajaran dengan menggunakan Minus One System disk sebagai background music dari Yamaha akan membuat bernyanyi menjadi lebih menarik dan lebih menyenangkan.

Keuntungan yang bisa didapat di kursus Vokal: Pilihan yang sangat tepat untuk masuk ke kursus Vokal di PMC (Popular Music Course) karena dapat mengasah bakat mereka, membentuk siswa menjadi penyanyi professional berstandart International, dan an membentuk percaya diri yang kuat pada siswa. Batasan Umur: diperuntukkan bagi anak berusia 6 tahun ke atas. Masa Belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas: Group Lesson / Kelompok s/d 5 orang atau private lesson.

Waktu belajar: Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook, Minus One Systems, Disk Repertoire (daftar lagu-lagu)

e. Junior Violin Course (usia 6 tahun ke atas)

Siswa dapat belajar musik dengan santai dan cepat bisa serta dapat mengembangkan kemampuan siswa seutuhnya dalam pengetahuan dasar musik dan cara bermain Violin yang baik dan benar.

Gb. 78. Kursus biola Sumber; www.yamaha.co.id

Batasan umur: 6 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas: Group Lesson / Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu Belajar: Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook 1 – 3, Minus One Systems Disk, CD

f. Popular Music Course - Junior Drum (usia 6 tahun ke atas)

Keuntungannya, dapat meningkatkan bakat bermusik pada siswa, mengembangkan imajinasi ,kreativitas dan memperluas wawasan bermusik pada siswa dan membentuk percaya diri yang kuat pada siswa serta lebih cepat dapat bermain

terutama beat.

Gb. 79. Belajar alat musik drum

Sumber; www.yamaha.co.id

Batasan umur: Diperuntukkan bagi anak berusia 6 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas: Group Lesson/ Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu Belajar Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan

Materi pelajaran:Drums Books 1-3 dan Drums Fundamental, Minus One Systems Disk, Repertoire (daftar lagu-lagu).

g. Piano Study Course (usia 6 tahun ke atas)

Kelas ini memberikan pendidikan bermain piano dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut. Siswa tidak hanya diajarkan bagaimana bermain piano, tapi juga diajarkan untuk menjadi pianist professional dengan kemampuan bermain lebih luas. Kelas piano diadakan untuk jenjang umur 6 thn ke atas. Pada periode ini kemampuan

Gb. 80. Belajar alat musik piano Sumber; www.belajar-piano.com

pendengaran dan intelektual siswa sangat ideal, sehingga

memungkinkan untuk pengajaran yang maksimal. Dalam pendidikan piano, siswa akan mendapatkan: Pendidikan memainkan piano dengan notasi not balok dengan kurikulum standar yang

berlaku Internasional. Pendidikan hearing(mendengar) dan singing (menyanyi) yang diajarkan sejak awal sehingga kemampuan hearing dan singing siswa sejalan dengan kemampuan permainannya. Tingkatan/Grade  Grade Dasar ( Elementary ) :

Grade 13 setara dengan Book 1 Grade 12 setara dengan Book 2 Grade 11 setara dengan Book 3 Grade 10 setara dengan Book 4

 Grade Menengah ( Intermediate ) : Grade 9 setara dengan Book 5 Grade 8 setara dengan Book 6

 Grade Tinggi (Advance) : Grade 7 setara dengan Book 7 Grade 6 setara dengan Book 8

 Grade Guru (untuk menjadi guru harus melalui audisi): Grade 5, 4, 3 dst.

h. Junior Guitar Course (usia 6 tahun ke atas)

Anak-anak diperkenalkan dengan ketukan nada-nada tunggal dan juga akord-akord. Selain bermain solo, mereka juga bermain duet, trio dan/atau ensemble gitar, menyanyikan melodi lagu, sambil memainkan iringannya pada gitar tentu merupakan suatu pengalaman

Gb. 81. Belajar alat musik gitar

yang mengasyikkan.

Sumber; www.yamaha.co.id

Batasan umur: usia 6 - 11 tahun. Masa belajar: 3 tahun - 4 tahun Format belajar dikelas: Group Lesson/kelompok s/d 5 orang atau Private Lesson Waktu belajar: Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: TextBook 1 & 2

i. Pendidikan Improvisasi/Komposisi

Dengan mengajarkan improvisasi, murid dimungkinkan

untuk mengembangkan daya kreativitas permainannya sehingga mereka bisa memainkan lagu tidak hanya berdasarkan text book semata, tapi juga bisa membuat iringan, variasi atau

bahkan membuat komposisi sendiri. Sumber; www.manhattanschoolofmusic.com Batasan umur: usia 6 tahun ke atas Format belajar dikelas: Private Lesson Waktu belajar: 30 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook

Gb. 82. Balajar komposisi musik

2. Populer Music Course untuk Dewasa

Pendidikan ini diikuti oleh siswa yang rata-rata berusia diatas 12 tahun.

a. Piano

Piano memproduksi suara melalui senar yang digetarkan didalamnya. Piano dapat memainkan banyak nada dalam satu waktu baik melodi maupun harmoni dan dapat dimainkan untuk penyajian solo. Kelas piano berdasarkan jenisnya dibagi menjadi:

 piano klasik: pada dasarnya memainkan lagu-lagu klasik dan dari awal sangat berpedoman pada not balok  Piano pop umumnya memainkan lagu-lagu beraliran pop jazz

Gb. 83. Kelas piano group

modern dengan berpedoman pada not angka juga bisa

Sumber; www.belajar-piano.com

dengan not balok. Piano pop dapat dipelajari oleh berbagai macam usia dari anak-anak, dewasa, sampai dengan orang tua. System pelajaran yang juga dilengkapi dengan menggunakan data disc player sebagai background musik akan membuat bermain piano pop lebih menarik dan lebih menyenangkan.

Pada pendidikan piano pop ini juga dipelajari basic ability (kemampuan dasar) dalam bermain lagu yang sesuai dengan usia mereka. Sehingga mereka dapat bermain lagu dengan mengekspresikannya dari diri mereka. Para siswa juga dapat bermain lagu sesuai dengan keinginan mereka selain dari kurikulum yang sudah ditentukan. Tahap ujian dilangsungkan setiap 6 bulan sekali dan umumnya dilakukan secara serentak. Batasan umur : 12 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas : Group Lesson /Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu belajar: Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook 1 – 3, Minus One Systems Disk, Pop Piano & Jazz Repertoire (daftar lagu-lagu)

b. Electone Study

Organ menggunakan udara yang dipompa untuk memproduksi suara dimainkan dengan menekan tuts-tutsnya. Tujuan utamanya untuk mengenalkan alat musik electone (electric organ) dan melatih keterampilan memainkan sehingga siswa dapat mengekspresikan dan mengembangkan musik instrument electone.

Vol 1-4

Pada tahap awal belajar, siswa belajar untuk mengenal pengetahuan dasar mengenai bagaimana cara bermain electone.

Vol 5 dan 6

Textbook didesain dengan kurikulum yang jel as dengan tujuan “mampu untuk membuat aransemen“.

Vol 7

Pada tingkat ini, siswa diberikan pelajaran mengenai Fake and Ad-lib dengan meningkatkan kemampuan dalam bermain electone dan berimprovisasi

Vol 8

Textbook pada level ini merupakan ringkasan dari seluruh pengetahuan yang sudah dipelajari pada buku-buku sebelumnya. Batasan usia siswa: 12 tahun ke atas. Masa belajar: 5 tahun. Format belajar dikelas:

 Untuk buku 1 - 4, Group Lesson/Kelompok s/d 8 orang.  Untuk buku 5 - 8, Group Lesson / kelompok atau Private Lesson.

Waktu belajar:  Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan

 Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Materi pelajaran: Textbook NESC 1 - 8

c. Guitar

Gitar termasuk instrument string yaitu instrument yang menggunakan senar untuk dipetik sehingga menghasilkan bunyi. Tujuan mempelajari alat ini ini untuk mengenalkan alat musik gitar dan melatih ketrampilan memainkannya. Saat ini gitar dikenal sebagai alat musik yang mudah dibawa dan digunakan. Oleh sebab itu, disekolah musik ini kapasitas kelas gitar akan banyak dengan fasilitas instrument alat musik gitar yang memadai. Kelas pendidikan gitar dibagi menjadi 2 kelas berdasarkan jenis gitar yang ingin dipelajari:  Electric guitar (usia 12 tahun ke atas)

Kelas Electric Guitar yang di design bagi mereka yang ingin belajar musik dengan santai dan cepat bisa serta mengembangkan kemampuan siswa seutuhnya dalam pengetahuan dasar musik dan cara bermain Electric guitar yang baik dan benar.

Gb. 84. Memainkan alat musik gitar

System pelajaran menggunakan Minus One System disk

sebagai background music sehingga bermain Electric Guitar menjadi lebih menarik dan lebih menyenangkan.  Classic guitar (usia 12 tahun ke atas)

Sumber; www.yamaha.co.id

Untuk penggunaan gitar klasik (gitar akustik).

Gb. 85. Belajar alat musik gitar akustik

Sumber; www.yamaha.co.id

Batasan umur: 12 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas: Group Lesson/Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu belajar:  Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan

Materi pelajaran: Textbook vol 1 – 2, Minus One System Disk, Repertoire

d. Vokal

Vokal yaitu suara manusia dalam menyatukan kata dengan nada musikal dalam lagu untuk mengekspresikan emosi. Dalam nyanyian kita bisa menggunakan range yang lebar sesuai dengan kemampuan kita. Range suara vokal dibagi menjadi:  Wanita: soprano, mezzo soprano, alto  Pria: tenor, baritone, bass

Gb. 86. Belajar vocal untuk dewasa

Vokal adalah jenis bermusik yang paling popular karena

Sumber; www.yamaha.co.id

dapat dilakukan dimana saja dan tidak dibutuhkan alat tambahan. Tahap pembelajaran teknik pengolahan vokal juga mengikuti kurikulum Yamaha yaitu 3 step. Kelas yang tersedia adalah kelas privat dan kelas group. Batasan Umur: berusia 12 tahun ke atas. Masa Belajar: 3 - 4 tahun. Format Belajar dikelas: Group Lesson/Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu Belajar:

 Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan

Materi pelajaran: Textbook, Minus One Systems Disk, Repertoire

e. Drum

Termasuk instrument perkusi yang menghasilkan bunyi dengan dipukul. Tujuan utama untuk mengenalkan alat musik drum-set dengan menyenangkan dan cepat bisa. Batasan umur: 12 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas

Gb. 87. Belajar alat musik drum untuk dewasa Sumber; www.yamaha.co.id

Group Lesson/Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu belajar:

 Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan

Materi pelajaran: Drums Book 1-3 & Drums Fundamental, Minus One System Disk, Repertoire (daftar lagu-lagu)

f. Biola

Instrumen yang menggunakan senar dan gesek sehingga menghasilkan bunyi/nada. Tujuan dari mempelajari biola ini untuk mengenalkan alat musik biola dan melatih ketrampilan memainkannya. Terdiri dari 8 step pembelajaran. Kelas yang tersedia adalah kelas privat dan kelas group.

Gb. 88. Kelas belajar biola Sumber; www.thecurtisinstituteofmusic.com

Batasan umur: 12 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas Group Lesson/Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu belajar

 Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook 1 – 3, Minus One Systems Disk, CD

g. Saxhopone

Mengajarkan cara bermain Saxophone dengan lebih menyenangkan, system pelajaran dengan menggunakan Minus One System disk sebagai background music akan membuat siswa dapat langsung belajar bermain Saxophone dengan nuansa kelompok band yang sesungguhnya, dan sense of rhythm mudah dicapai dan lebih menyenangkan. Batasan umur: 12 tahun ke atas. Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas Group Lesson/Kelompok s/d 5 orang atau private lesson Waktu belajar  Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook 1 – 3, Minus One Systems Disk, Repertoire, Jazz Etude, Basic Alib

Gb. 89. Memainkan alat musik saxhopone Sumber; www.yamaha.co.id

h. Flute

Kelas ini memang dirancang dengan kurikulum dari Yamaha Popular Music Course yang mengajarkan cara bermain Flute dengan lebih menyenangkan, system pelajaran dengan menggunakan Minus One System disk sebagai background music akan membuat siswa dapat langsung belajar bermain Flute dengan nuansa kelompok band yang sesungguhnya, dan sense of rhythm mudah dicapai dan lebih menyenangkan.

Gb.90. Memainkan alat musik flute

Batasan umur: 12 tahun ke atas. Sumber; www.wordpress.com

Masa belajar: 3 - 4 tahun. Format belajar dikelas: Group Lesson/Kelompok s/d 5 orang atau private lesson. Waktu Belajar

 Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan  Private Lesson 30 menit / lesson, 2x seminggu, 8x sebulan Materi pelajaran: Textbook 1 – 3, Minus One Systems Disk, Repertoire

3. Pendidikan Musik Pentatonis

a. Keroncong

Batasan umur: Diperuntukkan bagi anak berusia 6 tahun ke atas. Format belajar dikelas: Group Lesson/ Kelompok 6- 10orang Waktu Belajar Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu , 8x

Gb. 91. Pertunjukkan keroncong

sebulan Sumber; www.keroncong-wordpress.com

Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu , 8x sebulan Private Lesson 30 menit/Lesson, 2x seminggu , 8x sebulan

Gb.92. Seni musik gamelan Sumber; www.onesgamelan-wordpress.com

Tujuan pendidikan musik gamelan lebih diarahkan untuk mengenali, menghargai, melatih kepekaan, merangsang kreativitas, berkemampuan untuk menikmati estetik musikalnya, serta belajar mempelajarinya. Batasan umur: Diperuntukkan bagi anak berusia 6 tahun ke atas. Format belajar dikelas: group/kelompok 10 s/d 15 orang Waktu Belajar; Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu , 8x sebulan

c. Karawitan

Batasan umur: Diperuntukkan bagi anak berusia 6 tahun ke atas. Format belajar dikelas : Group Lesson/ Kelompok 1 s/d 10 orang Waktu Belajar; Group Lesson 60 menit/Lesson, 2x seminggu, 8x sebulan

Events

Selama mengikuti kelas belajar musik, siswa diberikan kesempatan untuk mengikuti events/acara-acara yang diselenggarakan baik oleh sekolah musik setempat maupun dengan sekolah musik yang lain. Events yang diadakan, berupa:  Ujian kenaikan grade, diselenggarakan beberapa kali dalam setahun  Konser (Home Concert, Public Concert)

Hal ini dimaksudkan agar siswa terbiasa tampil di depan umum untuk mempertunjukkan ketrampilannya.

I. Ekspresi Bangunan Pusat Pendidikan Musik

Untuk mewujudkannya dilakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

1. Kriteria Lokasi dan Site

Kriteria lokasi dan site yang direncanakan untuk Pusat Pendidikan musik adalah yang sesuai dengan RUTRK Surakarta, strategis, mudah dijangkau, tidak tersembunyi, dan berada pada daerah dengan arus sirkulasi tidak terlalu padat atau macet. Lingkungan sekitarnya juga harus mendukung yaitu terletak di lingkungan yang sangat potensial untuk kawasan pendidikan dan komersial (fasilitas jasa).

2. Penataan Ruang dan Sirkulasi kegiatan

Mengutamakan peruangan yang dioptimalisasi melalui penataan sirkulasi. Terutama pada ruang-ruang kelas pendidikan musik dan ruang pertunjukkan. Memperhatikan pola sirkulasi pada arsitektur yang menekankan ekspresi sangat penting, pola yang harus diperhatikan terutama pada ruang kelas (menghubungkan ruang satu dengan yang lainnya berdasarkan fungsi) dan pertokoan (simple, dapat diterapkan pada massa yang lengkung, diagonal, dll) untuk kenyamanan siswa dan pengunjung. Bentuk pada bangunan harus sesuai dan seimbang dengan fungsinya sebagai pusat pendidikan musik.

3. Desain Bangunan

Kriteria desain yang harus diperhatikan adalah :

a. Penerapan unsur musik dan dasar-dasar musik pada tampilan bangunan. Perlunya perencanaan akustik yang tepat sehingga frekuensi yang berlebihan dapat diserap (absorb) dan frekuensi yang kurang disebar (diffuse).

b. Salah satu faktor yang menyebabkan obyek menonjol sehingga subjek tertarik yaitu repetition (perulangan) dengan variasi.

c. Komposisi sirkulasi dan pencahayaan

H. ANALISA PENAMPILAN BANGUNAN

Musik adalah kumpulan nada-nada bunyi yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan irama yang enak didengar dan teratur (memiliki bentuk yang stabil) memanfaatkan kecepatan bunyi (tempo), kekuatan bunyi (amplitudo), sehingga nada-nada yang diharmonisasi tersebut memiliki perbedaan kekuatan dan kecepatan, dan jika perbedaan-perbedaan itu dirangkai dengan seksama akan menghasilkan irama yang indah. Pengertian irama sendiri adalah rangkaian nada-nada yang teratur .

Pada dasarnya unsur-unsur musik dapat dikelompokkan atas (Drs. Jamalus) :  Unsur-unsur pokok, yaitu ritme, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu

- Melodi : urutan tinggi rendah nada dalam berbagai kombinasi nada - Harmoni : aturan rangkaian dan penggabungan bunyi yang dilakukan secara bersamaan. - Ritme : irama yang teratur dan memiliki pola tertentu - Bentuk/struktur lagu: susunan serta hubungan antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu

sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Dasar pembentukan lagu ini mencakup pengulangan suatu bagian (repitisi), pengulangan dengan macam-macam perubahan (variasi, sekuens), atau penambahan bagian baru yang berlainan atau berlawanan (kontras), dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahannya. Analisa pendekatan tampilan bangunan ini akan menghasilkan dasar-dasar desain dalam

perencanaan dan perancangan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta dengan memperhatikan hasil analisa dan desain.

Perwujudan tersebut adalah, sebagai berikut:

1. Penataan interior dan pemunculan fasade dapat dihasilkan dari pengolahan denah dan massa bangunan.

2. Dari unsur musik yang ada seperti irama, nada, pengulangan, dan lain-lain perancang dapat menyimpulkan bahwa setiap musik terdapat bagian-bagian yang sama dan unsur-unsur yang sama sehingga dapat diterapkan di dalam pola penataan ruang. Dari unsur musik yang ada timbul suatu makna dinamis sehingga pola penataan ruang berkarakter dinamis. Penataan ruang dan sirkulasi kegiatan mengutamakan peruangan yang dioptimalisasi melalui penataan sirkulasi. Terutama pada ruang-ruang kelas, pertokoan, dan ruang pertunjukkan.

Memperhatikan pola sirkulasi pada arsitektur penting, pola yang harus diperhatikan terutama pada ruang kelas (menghubungkan ruang satu dengan yang lainnya berdasarkan fungsi) dan pertokoan (simple, dapat diterapkan pada massa yang lengkung, diagonal, dll) untuk kenyamanan siswa dan pengunjung. Bentuk pada bangunan harus sesuai dan seimbang dengan fungsinya sebagai pusat pendidikan musik.

a. Tujuan : Mendapatkan sistem sirkulasi di dalam bangunan baik secara horizontal maupun vertikal.

b. Dasar pertimbangan  Pelaku kegiatan  Jenis kegiatan

 Jenis sistem sirkulasi  Hubungan antar ruang/organisasi ruang  Kelompok fungsi ruang  Alur kegiatan dalam ruang

c. Analisis Pendekatan Sirkulasi Dalam Ruang Sistem Horizontal Pola sirkulasi berfungsi sebagai pengikat ruang, hal ini berdasar pada bentuk organisasi ruangnya :

 Organisasi linear Merupakan urutan linear pada ruang-ruang yang berurutan. Pola sirkulasi yang dapat diterapkan adalah melengkung, bersegmen , bercabang atau diagonal.

Penerapanya pada ruang tetap untuk penjualan, ruang kelas, ruang – ruang persiapan pentas , ruang penerimaan pada fasilitas pagelaran, fasilitas perpustakaan.

Ruang Kelas

Koridor

Ruang Kelas

Gb. 112. Organisasi linear

Sumber; Doc. pribadi

 Organisasi radial Ruang pusat yang dominan menjadi acuan organisasi ruang

yang berkembang Bentuk sirkulasinya dapat dinamis yang secara visual mengarah pada gerak berputar mengelilingi pusat . Diterapkan pada hall, lobby

Gb. 113. Organisasi radial Sumber; Doc.pribadi

Sirkulasi Vertikal

 Tangga, digunakan untuk zona service dan untuk kedaan darurat. Lebar tangga minimal dapat dilalui oleh 3 orang secara sejajar atau bersimpangan. Untuk tangga darurat lebar minimal adalah 1,50 m dengan kemiringan maksimal 35 o .

 Lift, terdapat 2 jenis yaitu lift untuk penumpang dan lift untuk barang. Lift penumpang digunakan untuk melayani sirkulasi vertikal pada kelompok kegiatan pelayanan utama serta  Lift, terdapat 2 jenis yaitu lift untuk penumpang dan lift untuk barang. Lift penumpang digunakan untuk melayani sirkulasi vertikal pada kelompok kegiatan pelayanan utama serta

Gb. 114. Lift original

Gb. 115. Lift transparan

Sumber; www.ecw.com

Sumber; www.google.com

3. Tampilan bangunan pada Pusat Pendidikan Musik di Surakarta dengan pengolahan bentuk-bentuk agar terkesan tidak kaku, permainan irama, dan penggunaan warna pada bangunan. Selain itu, hal yang tak kalah pentingnya adalah pengolahan gubahan massa yang tidak monoton. Warna Bangunan Bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ini, maka penggunaan warna pada bangunan sebisa mungkin dapat mewakili fungsi sebuah bangunan. Dalam pewarnaan ruang interior, pemilihan warna disesuaikan dengan fungsi ruang. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan warna pada bangunan ini adalah sebagai berikut:  Pada area-area tertentu pada ruangan diberikan warna yang berbeda untuk mengarahkan dan

memberikan orientasi ruang serta pembedaan fungsi ruang atau bangunan  Penggunaan warna hangat pada area-area privat (ruang kelas praktek musik) akan memberikan relaksasi dan perasaan tenang atau pasif.  Warna dapat memberikan kamuflase dan kontras pada bagian tertentu pada bangunan

Dalam buku ” Sifat-Sifat Warna” yang di tulis oleh Doddy Triono, warna mempunyai beberapa pengaruh terhadap emosional manusia, diantaranya adalah :

Tabel. 38. Pengaruh Warna Sumber : Architect’s and Builders, Kidder Parker

Kualitas

Warna

Faktor refleksi

Kesan Psikologis

Hangat, semangat terang

Sejuk, tenang terang

Light grey

Light blue

Sejuk, tenang gelap

Dark grey

Olive green

Light cock

Cukup

Hangat, tenang gelap

Dark oak

Hangat, tenang

Merah: energik, perkasa, dinamik, aktif, panas Kuning : hangat, menarik, gembira, energik Abu-abu: klasik, sejuk, sederhana, berkualitas, membosankan Cokelat: maskulin, kaya, pertahanan, hangat, kebergantungan Hitam: klasik, elegan, mistis, kuat, keras, seksi, dramatis Orange: riang, popular, keras, terang, bersemangat, panas.

4. Penerapan unsur-unsur pokok musik pada bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.  Melodi Garis melodi utama diterjemahkan sebagai dasar transformasi bentuk atap yang naik turun pada gedung pertunjukkan.

 Harmoni Yang diciptakan melalui perbedaan warna suara dapat ditransformasikan misalnya ke dalam perbedaan material akustik pada ruang-ruang kelas praktek, studio musik, studio rekaman, dan ruang pertunjukkan.

 Ritme Pola peruangan yang ditunjukkan ke dalam jarak antar kelas dengan pola tertentu.

Perulangan dan Irama Dengan perulangan bentuk (berkali-kali) dan sedikit variasi dapat menarik perhatian. Menciptakan sesuatu yang tidak monoton dan tidak membosankan. Perulangan ini dapat berupa perulangan ukuran, wujud, atau karakteristik desain.

Gb. 116.Clyde Auditorium, Glasgow

Gb. 117. Opera Sidney house

Sumber; www.wikipedia.com Irama diartikan sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau warna secara tidak teratur atau

Sumber; www.avidimages.com

harmonis. Didalamnya termasuk pengertian pokok pengulangan. Hampir semua jenis bangunan memasukkan unsur-unsur yang sifatnya berulang. Misalnya, jendela dan pintu berulang-ulang melubangi permukaan bangunan untuk memungkinkan cahaya, udara, pemandangan, dan orang untuk memasuki ruang di dalamnya.

 Transfomasi melodi dalam bentuk not balok ditransformasikan ke dalam detail-detail ornamen fasad bangunan pada salah satu ornamen sclupture.

5. Penerapan suasana dan karakter ruang yang bersifat edukatif dan komunikatif sesuai dengan sifat kegiatan pendidikan musik. Unsur edukatif dan komunikatif didapatkan dari penggunaan ornamen berbentuk simbol-simbol musik seperti gambar alat musik, not balok, dan sebagainya pada ruang kelas.

I. ANALISA BENTUK MASSA

1. Bentuk Ruang pada Massa

Tabel.: 39. Ciri-ciri bentuk dasar Sumber : Teori Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Francis D.K. Ching)

Bentuk dasar

Ciri-ciri

Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi Mudah dalam pengembangan Mudah dalam pengerjaan struktur Efisiensi dalam pemakaian ruang Kesan formal,statis Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi Kurang mudah dalam pengembangan Mudah dalam pengerjaan struktur Kurang efisien dalam pemakaian ruang Kesan tidak formal, dinamis Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi Kurang mudah dalam pengembangan Mudah dalam pengerjaan struktur Kurang efisien dalam pemakaian ruang Kesan tidak formal, dinamis Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi Kurang mudah dalam pengembangan Mudah dalam pengerjaan struktur Kurang efisien dalam pemakaian ruang Kesan tidak formal Kesan dinamis

Sesuai dengan tuntutan kegiatan pada Pusat Pendidikan Musik di surakarta yang dipilih bentuk dasar massa pada bentuk ruang dari bentuk persegi dan lingkaran. Untuk memperkuat kesan ruang dapat menggunakan ornamen-ornamen lengkung sehingga tidak terkesan monoton dan formal.

2. Analisa Bentuk Massa

Tujuan : untuk mendapatkan bentuk dasar massa sebagai dasar merancang wadah kegiatan Bentuk-bentuk dasar yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan bentuk massa bangunan meliputi:

 Lingkaran

Mempunyai sifat labil penempatan lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat alaminya sebagai poros Sifat-sifat bentuk lingkaran - Mempunyai kekuatan visual yang kuat

- Mempunyai pandangan ke segala arah - Dinamis

 Segiempat

Merupakan bentuk yang statis netral

Tidak mempunyai arah tertentu

Bentuk bujur sangkar tampak stabil jika berdiri sendiri pada salah satu sudutnya.

Bisa mendapatkan potensi alamiah yang maksimal pada bentuk segi empat

Pengembangan dari

bentuk lingkaran

Pengembanga n dari bentuk

lingkaran

Gb 118. Konsep Bentuk Dasar Massa

Sumber: Analisa Pribadi,2010

3. Analisa Pola Tata Massa

Dasar Pertimbangan :  Sesuai dengan karakter dan macam kegiatan  Hubungan antar kelompok kegiatan  Kondisi dan potensi alam pada lingkungan tapak, view, visual lingkungan.

Tabel.. 40.Alternatif bentuk komposisi massa bangunan Sumber : D.K. Ching, Arsitektur, bentuk ruang dan susunannya, 1994

Sejumlah ruang-ruang sekunder

 Pusat pada umumnya teratur

dikelompokkan mengelilingi suatu

dalam bentuk dan berukuran

massa pusat yang dominan

besar.  Bentuk yang introvert yang memusatkan pandangan ke dalam massa pusat.

Radial

Massa terpusat dimana massa linier

 Penggabungan unsur-unsur

berkembang menurut bentuk jari-jari.

massa terpusat maupun linier  Bentuk yang introvert yang

mengembang keluar lingkupnya  Lengan-lengan linier berpusat pada porosnya

Linier

Suatu urutan yang linier dari massa-

 Terdiri dari sederetan massa yang

massa bangunan yang berulang

biasanya mirip dalam ukuran, bentuk dan fungsi.

Cluster

Massa dikelompokkan oleh letaknya

 Bentuk luwes, dapat menerima

atau secara bersama-sama

pertambahan dan perubahan

menempati letak visual bersama atau

langsung tanpa mempengaruhi

Massa diorganisir dalam kawasan

 Dibentuk dengan menetapkan

struktur atau grid tiga dimensi lain

sebuah pola teratur dan letak yang menentukan pertemuan-

pertemuan dari dua set garis sejajar.

Penetapan pola tata massa : Berdasarkan kriteria diatas alternatif komposisi massa yang dipilih sesuai untuk tuntutan perencanaan dan perancangan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta adalah bentuk komposisi massa pemusatan.

Gb 119. Analisa Bentuk dan Pola Massa

Sumber: Analisa Pribadi,2010

Bentuk dasar massa pusat

bentuk lengkung pada gitar (waist)

diambil dari

Pertunjukkan musik

Pendidikan musik

Massa untuk kegiatan pendidikan musik

Dikelilingi oleh massa untuk sebagai pusat, sesuai dengan fungsi kegiatan penunjang lainnya utama bangunan yaitu Pusat Pendidikan

yaitu kegiatan penjualan

Musik.

dan pementasan music. Memiliki ukuran yang dominan dilihat Ukuran massa lebih kecil

dari besaran maupun ketinggian lantai

dari massa pusat

Servis dan

utilitas

dan promosi

Penempatan entrance bangunan yang strategis, terletak di tengah gubahan massa sehingga mudah dijangkau dari

segala arah.

Gb. 120, Konsep Bentuk dan Pola Massa Sumber: Analisa Pribadi, 2010

Bentuk

empat digunakan untuk bangunan

segi

joglo sebagai tempat belajar musik tradisional.

Gb.121. Konsep bentuk Sumber: Analisa Pribadi, 2010

J. ANALISA MATERIAL

Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan: Tabel. 41. Sifat dan Kesan Penampilan Material

Sumber: UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982

Beton Menahan gaya

Bangunan monumental Baja

Formal, keras, kaku, kokoh

Bangunan pemerintah, bangunan utilitas Metal

Menahan gaya

Keras, kokoh, kasar

Bangunan komersial Kaca

Efisien

Ringan, dingin

Sebagai pengisi Plastik

Tembus pandang

Dingin, dinamis, kesan ringan

Mudah dibentuk

Sifat, santai Mudah dibentuk,

Ringan, dinamis, informal

Kayu juga utk kontruksi

Rumah tinggal yang kecil,

Hangat, lunak, alamiah

bentuk lengkung Batu

Fleksibel, bisa Perumahan, bangunan

Praktis

bata untuk struktur monumental, komersil Tidak butuh proses,

Batu

Pondasi, dinding alam

dapat

Berat, alamiah, kasar,

dekoratif dibentuk/diolah

sederhana

Interior- Marmer

eksterior,kuat keras

Mewah, formal

Kekuasaan, kemewahan

bertekstur indah

Tabel. 42. Plus minus material akustik Sumber: Majalah Home Theater, 2007

Jenis Bahan

Plus

Minus

Karpet Optimal menyerap suara, mudah di dapat, Mudah kotor, maintenance sedikit repot variasi desain dan warna

Parquet

Kurang optimal menyerap suara Gypsum

Minim perawatan, kesan alami

Kurang tahan air dan kelembapan Plywood

Tahan lama, mudah pengerjaan

Kuat dan tahan lama, mudah dibersihkan

Mahal, waktu pengerjaan lebih lama terutama finishing

Kain Optimal menyerap suara, mudah didapat, Mudah kotor, perawatan cukup repot variasi desain dan warna

Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Pusat Pendidikan Musik akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan. Maka, pemilihan material dan bahan yang digunakan pada Pusat Pendidikan Musik ini, antara lain:

 Menggunakan material fabrikasi seperti baja, kaca, dan fiber, selain untuk mempermudah dalam pembangunan juga memberi sentuhan nuansa bangunan yang simpel dan ringan. Penggunaan material kaca dimaksudkan agar aktivitas di dalam bangunan terlihat dari luar, maka menjadikan bangunan ini lebih hidup dan menarik. Begitu juga sebaliknya, dari dalam dapat melihat view keluar.

Gb. 122.Penggunaan material kaca

Sumber; www.google.com  Menggunakan bahan keramik, granit, marmer pada dinding masif memberikan kesan menarik,

bersih, sejuk, nyaman.  Menggunakan material akustik seperti parket, plywood, karpet, dan gypsum

K. ANALISA PERSYARATAN RUANG

1. Analisa Pencahayaan

a. Pencahayaan Alami

1) Dasar pertimbangan : o Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari.

o Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan.

2) Analisa : Sebagian besar waktu operasi Pusat Pendidikan Musik adalah pada siang hari dimana pada waktu ini, matahari sedang bersinar dengan terangnya. Cahaya alami dibutuhkan sebagai penerangan alami, khususnya untuk kegiatan yang membutuhkan pencahayaan yang cukup dan bersifat non privat, misalnya perpustakaan atau pertokoan yang berada di sekitar area hall agar didapatkan kenyamanan visual dan sebagai pengganti lampu untuk menghemat pemakaian listrik.

3) Hasil : Berdasarkan analisa di atas dapat diambil suatu pemecahan untuk mendapatkan pencahayaan alami, yaitu dengan penyinaran tidak langsung dengan menggunakan skylight. Skylight Pemanfaatan cahaya matahari dapat dilakukan dengan merancang atap bangunan yang memungkinkan cahaya bisa masuk ke dalam bangunan yaitu dengan menggunakan bahan penutup atap yang transparan yaitu kaca atau polycarbonate. Agar sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan, maka sinar tersebut dipantulkan terlebih

Gb. 123. Atap Skylight dari bahan kaca Sumber : www.wikimu.com Gb. 123. Atap Skylight dari bahan kaca Sumber : www.wikimu.com

b. Pencahayaan Buatan

1) Dasar pertimbangan : o Kebutuhan kuat penerangan

o Jenis penerangan o Jenis ruang

2) Analisa: Pencahayaan buatan (lampu) digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam hari, juga digunakan untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya: o Fluorescence (FL)

Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi, seperti : koridor, perpustakaan, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang penjualan.

o Lampu pijar Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti : lift, shaft,

dan lavatory. o Special lighting (spot light)

Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer ruang perawatan, dan beberapa bagian dari ruang penjualan.

Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya: Tabel. 43. Pendekatan kebutuhan pencahayaan ruang

Pencahayaan Alami

Pencahayaan buatan

Jenis lampu Pendidikan musik

(lux)

Pijar, flourescent Promosi

Jendela

flourescent, lampu dekorasi Pertunjukkan Musik

200 - 300

Jendela/skylight

Pijar,

200 - 300

Jendela,kecuali ruang Pijar,

flourescent, lampu

dekorasi untuk. ruang auditorium Pengelolaan

auditorium

Pijar, flourescent Penerimaan

80 -100

Jendela

Flourescant, mercury Penunjang

Jendel, langsung

Pijar, flourescent,spot

2. Analisa Penghawaan Tujuan dari analisa sistem penghawaan ini adalah untuk mendapatkan penyegaran udara sehingga temperatur, kelembaban, kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat 2. Analisa Penghawaan Tujuan dari analisa sistem penghawaan ini adalah untuk mendapatkan penyegaran udara sehingga temperatur, kelembaban, kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat

a. Penghawaan Alami

1) Dasar Pertimbangan : o Pemanfaatan angin sebagai penghawaan alami

o Standart kenyamanan suhu udara

2) Analisa dan Hasil : Pada tapak yang terpilih, angin bertiup paling kencang berasal dari timur, selatan, dan barat. Bangunan di sekitar tapak adalah bangunan bertingkat rendah yang memungkinkan angin masuk dengan leluasa.

b. Penghawaan Buatan

1) Dasar Pertimbangan : o Jenis kegiatan o Besaran ruang o Kebutuhan laju udara

2) Analisa: Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan konstan, maka bisa digunakan penghawaan buatan, seperti:

Tabel. 44. Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan

Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

Kekurangan Penghawaan

Jenis

Kelebihan

AC sentral

- scope pelayanannya besar

- Apabila beban kalor besar, AHU

- udara segar terdistribusi secara

harus berkapasitas besar pula merata ke dalam beberapa zone - Jika pusat mati, keseluruhan area yang terkontrol

oleh sebuah

penghawaan terkena

induk/pusat

AC split Kondisi penghawaan antar tiap ruang Scope pelayanannya kecil tidak akan saling tergantung

Exhaust Fan

Membantu

pembuangan

dan Biasa digunakan pada area servis,

pergantian udara kotor

beban kalor besar

Kompresor

Chiller

AHU Distribusi ke

ruangan

Bagan. 24. Pengkondisian udara dengan AC

sumber: Analisa pribadi

3. Analisa Persyaratan Akustik

a. Dasar pertimbangan :  Jenis kegiatan yang ditampung dalam ruang

 Ruang harus kedap suara  Ruang harus bebas bising  Penggunaan bahan penyerap bunyi

b. Analisa akustik luar ruangan (akustik lingkungan) Merupakan sistem penanggulangan kebisingan yang memanfaatkan unsur alam sebagai material untuk mengahambat pengaruh kebisingan dari lingkungan sekitar. Sumber kebisingan berasal dari jalan raya maupun kegiatan disekitar site. Strategi penanggulangan kebisingan lingkungan yang dapat dilakukan antara lain:

 Meletakkan bangunan agak ke belakang lahan. Sisa lahan di bagian depan dapat dengan sengaja dimanfaaatkan untuk area parkir.

 Dibangun penghalang atau barier dalam wujud yang tidak mengganggu fasad bangunan secara keseluruhan.  Menata lay out bangunan

c. Analisa akustik dalam ruangan (akustik bangunan) Desain akustik ruangan tertutup (dalam ruangan) pada intinya adalah mengendalikan komponen suara langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai, dinding dan langit-langit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik serap seperti studio dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang kelas, dsb). Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan atas:

 Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya. Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles, dsb).

 Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya. Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb.

 Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya. Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb.

Beberapa fasilitas yang membutuhkan persyaratan akustik dalam ruangan pada bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ini adalah :

 Ruang kelas untuk praktek musik

 Studio musik dan studio rekaman  Ruang pertunjukkan musik

1) Analisa persyaratan akustik ruang – ruang kelas untuk praktek musik pada kelompok ruang pendidikan musik Secara prinsip, hal yang harus diperhatikan dalam mendesain ruang musik adalah masalah peredam suara dan pantulan suara. Untuk mendapatkan persyaratan akustik ruang kelas praktek musik adalah sebagai berikut : o Terletak pada zona relatif tenang dalam tapak o Pintu dapat berupa pintu tunggal yang tebal. o Jika ruang musik memiliki jendela, maka perlu ditutup dengan panel khusus akustik demi

membuat kedap ruangan. o Melapisi ruang dengan bahan penyerap bunyi baik pada dinding, langit – langit maupun

lantai agar terjadi kondisi keakraban akustik (kenyamanan mendengar). o Pemberian beberapa material kaca untuk pemantulan suara.

2) Analisa persyaratan akustik ruang studio musik dan studio rekaman Pada dasarnya ruangan studio musik dirancang untuk kedap suara baik gangguan bising dari luar maupun suara keluar ruang. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan : o Mendesain pintu masuk dengan sistem ganda untuk studio rekaman berupa dua pintu

yang dipisahkan ruang perantara/peralihan untuk meminimalkan perambatan bunyi. o Jika menggunakan jendela kaca untuk mengamati dari ruang studio dengan ruang kontrol

maka kaca harus kedap suara dapat menggunakan jendela sistem ganda dengan sela dan pemasanganya harus benar- benar rapat dan tidak sejajar.

o Melapisi ruang dengan bahan penyerap bunyi baik pada dinding, langit – langit maupun

lantai agar terjadi kondisi keakraban akustik (kenyamanan mendengar). - Pada dinding studio menggunakan sistem dinding ganda. Dinding ganda dibuat dari

bahan yang sama, yaitu dinding bata atau beton yang dilapisi papan kayu yang dikaitkan pada dinding pertama dan rongganya dapat diisi glass wooll.

- Mendesain lantai dengan sistem ganda yang dibuat dengan bahan yang berbeda seperti pada ruang kelas. - Pada plafond ruang studio idealnya tidak dipasang menempel pada rangka atap, namun dipasang menggantung. Rangka plafond dapat menggunakan bahan dari baja, alumunium, atau kayu. Kemudian kerangka ditutup dengan papan kayu atau multipleks, dan dilapisi papan penyerap.

Gb. 124. Beberapa model pemasangan

plafond Sumber; Akustika bangunan

3) Analisa persyaratan akustik ruang pertunjukkan musik Untuk mencapai kenyamanan mendengarkan yang baik dalam suatu fasilitas pagelaran musik ada beberapa syarat yang harus dipenuhi: o Kekerasan yang cukup. o Dengung dalam ruang harus optimum sesuai dengan karakter yang diwadahi. o Difusi energi merata. o Ruangan harus bebas cacat akustik. o Bebas bising dan getaran.

a) Analisa bentuk denah pada ruang pertunjukkan:

Tabel. 45. Analisa bentuk ruang pertunjukkan Sumber: analisa pribadi

Analisa denah ruang

Bentuk

Gambar

Elemen dinding sejajar mengakibatkan adanya Bentuk

pemantulan sejajar yang kurang baik dalam akustik empat

segi

gedung pertunjukan. Kapasitas ruang terbatas, penonton paling belakang terletak paling jauh dari sumber bunyi.

Bentuk kipas Elemen dinding tidak sejajar memungkinkan adanya pemantulan akustik yang menguntungkan. Penonton lebih dekat dengan sumber bunyi, dapat menampung jumlah penonton maksimum

Bentuk tapal Dinding yang dilengkungkan cenderung menciptakan kuda gema, pemantulan dalam jangka waktu yang panjang dan pemusatan bunyi, sehingga penggunaan bentuk

ini sangat dihindari. Bentuk tak Penonton dapat berada sedekat mungkin dengan

teratur sumber bunyi. Menghasilkan pemantulan dengan waktu tunda yang

sangat singkat, distribusi secara acak dan difusi. Setelah dilakukan analisa bentuk yang dipilih adalah bentuk kipas.

 Lantai bentuk kipas membawa penonton lebih dekat dengan sumber bunyi  Dinding belakang yang berbentuk lengkung yang dapat menciptakan gema dapat

diatasi dengan dilapisi dengan peredam bunyi.

b) Analisa bentuk panggung

Tabel. 46. Analisa bentuk panggung Sumber: analisa pribadi

Bentuk Panggung

Gambar

Analisa

Bentuk Proscenium

Panggung ini banyak digunakan

untuk ruang pertunjukkan musik dengan beberapa pengembangan.

Bentuk terbuka

Daerah

pentas menghadap

penonton dan dikelilingi oleh penonton pada beberapa sisi. Pada adegan

tertentu pemain

membelakangi penonton pada sisi lain.

Bentuk arena

Panggung berada di tengah dan penonton berada di sekeliling panggung. Bentuk ini kurang menguntungkan karena pemain terpaksa membelakangi sebagian penonton

Bentuk fleksibel Panggung yang dapat dirubah sewaktu-waktu dari bentuk dasar ke bentuk yang lain. Perubahan

bentuk satu ke bentuk yang lain dapat dilakukan secara manual atau mekanis. Selain itu akustik ruang juga harus disesuaikan.

Dari analisa diatas, bentuk panggung yang digunakan pada Pusat Pendidikan Musik di Surakarta adalah bentuk procenium karena sesuai untuk pertunjukkan musik.

c) Beberapa ketentuan yang dapat diterapkan untuk perencanaan ruang pagelaran/pertunjukkan musik:  Penyelesaian akustik pada area panggung

 Pada lantai panggung Lantai panggung pada ruang tertutup dilapisi dengan bahan yang mampu meredam bunyi mengganggu, seperti karpet tebal, lantai parquette.

Gb. 125. Lantai Parquette

Sumber; www.google.com dan doc. pribadi, 2008

 Pada plafond panggung Plafond tidak terlalu rendah dan menggunakan bahan pemantul. Pantulan suara

dari penyaji di panggung disebarkan ke arah penonton.

Gb. 126. Pemakaian plafond bertrap

Sumber; Akustika bangunan

 Pada dinding panggung

Dinding pembatas di bagian belakang menggunakan bahan penyerap bunyi, sedangkan dinding samping kiri dan samping kanan diberi bahan pemantul, serta diposisikan membuka.

Gb. 127. Dinding dilapisi bahan pemantul dan dapat diposisikan membuka

Sumber; Akustika bangunan dan www.

 Penyelesaian akustik pada area penonton  RT, waktu dengung dalam ruang konser musik, berbeda untuk tiap jenis musik, untuk musik Baroque RT sedikit diatas1,0 sekon sangat ideal, RT 1,5 sekon

disarankan untuk musik Klasik dan musik Modern dan sedikit diatas 2,0 sekon disarankan untuk musik Klasik dan musik Modern dan sedikit diatas 2,0 sekon

 Pada lantai area penonton - Desain lantai dengan sistem trap atau berundak ketinggian lantai dibuat

setinggi 15-25cm dengan peletakkan kursi diatur selang seling. Jika ketinggian belum cukup dapat dibuat dua kali lipat ketinggian tangga. Lantai dilapisi dengan bahan lunak yang mampu menyerap kebisingan.

Gb. 128. Lantai bertrap memungkinkan penonton bagian belakang memiliki

sudut pandang yang baik kea rah panggung Sumber;Akustika bangunan dan doc.pribadi 2008

Gb. 130. Lantai tunggal yang

Gb. 129. Jarak antar baris tempat duduk

dilapisi karpet tebal

Sumber; Akustika bangunan

Sumber; Akustika bangunan

- Volume per tempat duduk penonton untuk ruang pagelaran musik adalah minimal 6,2 m 3 , optimum 7,8 m 3 dan maksimal 10,8 m 3

- Nilai absorbsi bahan tempat duduk diusahakan sama dengan manusia (penonton) sehingga bila gedung tidak memenuhi kapasitas jumlah penonton,

tidak terjadi perubahan kualitas akustik orang di tempat duduk empuk dalam teater akan melakukan penyerapan sekitar 4 sampai 5 sabin.

 Pada dinding area penonton Didesain dengan sistem dinding ganda. Pemantulan pada dinding sebaiknya disebarkan secara merata ada kemungkinan dinding tidak lurus namun dibuat bergerigi. Sehingga pemantulan menempuh jarak yang sama dan kualitas suara yang sama.

 Pada plafond area penonton Desain plafond yang digunakan selain plafond datar agar pemantulan suara dapat secara teratur mengarah ke penonton. Seperti plafond trap atau bergerigi, plafond lengkung.

d) Sistem Pengeras Suara Untuk ruang pertunjukkan umumnya digunakan sistem penguat suara gabungan dari beberapa sistem, yaitu : Tabel. 47. Analisa bentuk panggung

Sumber: analisa pribadi

Analisa Penguat Suara

Jenis System

Gambar

Sistem sentral

Bunyi berasal dari depan, hal ini lebih menguntungkan karena sumber

suara yang asli datang dari arah yang sama. Sistem steriofonik Pengeras suara yang diletakan di

bagian samping atau diatas gedung pagelaran

sehingga akan

memberikan efek yang dinamis terutama untuk efek stereo dari

pementas. Pengeras suara sistem yang didistribusikan harus sekitar 20 sampai 45 ft (6 sampai 13,5 meter) di atas ketinggian lantai.

Dari analisa di atas, system pengeras suara yang digunakan untuk pertunjukkan musik di Pusat Pendidikan Musik di Surakarta yaitu gabungan dari dua system pengeras suara di atas.

e) Analisa bentuk penataan (lay out) tempat duduk

Tabel. 48. Analisa bentuk panggung Sumber. analisa pribadi

Bentuk penataan (lay out)

Kelebihan

Kekurangan

tempat duduk Sistem continental

 Ekonomis dalam penggunaan  Sirkulasi ke tempat duduk

di tengah kurang nyaman,

menguntungkan untuk melihat

karena harus melewati

banyak tempat duduk.

digunakan untuk daerah tempat  Standar pintu ke luar lebih

duduk.

banyak dibandingkan

 Ruang untuk kaki lebih lega,

dengan type penataan

karena standart jarak antar baris

tempat duduk lain

tempat duduk lebih lebar daripada standar jarak untuk type lain.

 Untuk luas yang sama, lebih

banyak tempat duduk di tengah

Sistem conventional  Sirkulasi menuju tiap tempat  Ruang untuk kaki lebih

duduk dan sirkulasi keluar relatif

sempit karena standar

nyaman, karena terdapat lorong-

jarak antar baris tempat

lorong sirkulasi

duduk lebih sempit

 Standar jumlah pintu keluar lebih  Lorong untuk sirkulasi sedikit dibandingkan dengan memakan tempat yang

type continental

menguntungkan untuk

 Untuk luas yang sama lebih

mendengar dan melihat.

banyak tempat duduk dekat ke panggung

Dari analisa di atas, untuk mendapatkan kenyamanan bentuk, dapat menggunakan penggabungan antara sistem continental dan conventinal.

L. ANALISA SISTEM STRUKTUR

1. Analisa Sub Struktur

a. Tujuan : Untuk menentukan sistem sub struktur / pondasi yang dapat mendukung bangunan.

b. Faktor penentu :  Bangunan mempunyai ketinggian + 30 meter.

 Daya dukung tanah dan kondisi hidrologis, dimana daya dukung tanah dan kondisi ketinggian air tanahnya normal.  Cukup kaku dalam menghadapi gaya lateral. Berdasarkan kondisi site,maka sistem alternatif sub struktur yang dipilih adalah :

1) Sistem pondasi sumuran Digunakan untuk bangunan dengan jumlah lantai banyak (lebih dari 2 dan kurang dari 4 lantai).

2) Sistem pondasi tiang pancang Untuk bangunan dengan lantai banyak (lebih dari 2 lantai). Mempunyai kemampuan menahan beban besar dan stabil. Pondasi ini mampu menahan guncangan dari struktur di atasnya.

3) Sistem Pondasi Foot Plate Untuk bangunan berlantai 2 dengan lebar konstruksi super struktur berat.

a b c Gb. 131. (a) Pondasi sumuran, (b) pondasi tiang pancang, (c) pondasi foot plate

Sumber; Konst.Bangunan Bertingkat, Ir Benny P,1992

Tabel. 49. Analisa pemilihan pondasi Sumber : analisa pribadi

Kriteria

Sumuran

Tiang pancang Foot plate

Daya dukung thd bangunan berlantai banyak Baik

Cukup Cukup

Kemudahan dan kecepatan mengerjakan

Cukup Cukup Kesesuaian thd kondisi geologis & hidrologis

Baik

Baik

Baik Cukup

Kekakuan menghadapi gaya lateral

Cukup

Cukup Cukup

Berdasarkan tabel penilaian pondasi di atas maka pondasi yang dipilih adalah pondasi tiang pancang.

2. Analisa Super Struktur

Super struktur merupakan bagian bangunan yang berada di atas sub struktur atau struktur bangunan inti (bagian tengah) yaitu badan bangunan, yang memiliki fungsi sebagai pemikul beban atap di atasnya sekaligus juga sebagai elemen pembatas visual maupun akustik ruang dalam. Super struktur ini terdiri atas komponen kolom, balok, dinding dan atap. Super struktur ini terdiri dari bermacam-macam sistem, diantaranya adalah sistem rangka/ frame, core wall/ dinding pemikul dan core dengan campuran core wall.

a. Tujuan : Untuk menentukan sistem struktur pada bagian atas, yaitu badan bangunan, seperti: dinding, kolom, dan balok

b. Faktor penentu :  Memiliki fleksibilitas tinggi: dapat memenuhi tuntutan bentuk dan karakter yang sesuai dengan yang dikehendaki.  Kemampuan menahan gaya-gaya lateral  Kekuatan dan kekakuan struktur

 Efisiensi dalam penyaluran beban, pelaksanaan, penggunaan bahan, dan pembiayaan.  Ringan dan konomis : Nilai Ekonomis Struktur ditinjau dari pembiayaan bahan, ekonomis

penggunaan ruang dan ekonomis dalam pemeliharaan.  Estetis : Sistem struktur yang digunakan tidak mengurangi keindahan dari penampilan eksterior maupun interior bangunan.  Kesesuaian dengan kondisi tanah

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka alternatif penentuan sistem struktur antara lain :

1) Rangka/ Frame Karakter :

o Bentuk dan sistemnya cukup sederhana dan ringan o

Cukup mudah dalam pelaksanaan. Kolom o Lebar bentang rata-rata 14 – 24 m.

Balok o Fleksibilitas penggunaan ruang cukup tinggi.

Induk o Beban dipikul kolom dan balok.

Balok

o Memungkinkan buka-bukaan yang cukup banyak. Anak

o Ketinggian bangunan yang dicapai kurang maksimal

Gb. 132. Struktur Rangka

Kolom Kolom diperlukan untuk menyalurkan beban ke pondasi. Balok

Balok digunakan untuk mendukung beban di atasnya. Dinding Fleksibilitas dalam desain dinding sangat diperlukan maka konstruksi yang digunakan adalah konstruksi rangka dimana dinding tidak berfungsi sebagai pemikul beban. Beban dari atap disalurkan ke pondasi lewat kolom. Bahan yang digunakan sebagai dinding adalah batu bata merah dengan lapisan penutup (plester).

2) Shear Wall / Core Wall Karakter : o Bentuk dan sistemnya cukup sederhana. o Lebih rumit dalam pelaksanaannya. o Fleksibilitas penggunaan ruang rendah.

3. Analisa Upper Struktur

a. Tujuan : Untuk menentukan sistem upper struktur / struktur atap.

b. Faktor yang menentukan :  Kemudahan dalam teknologi dan material bahan  Mendukung estetika penampilan bangunan

 Efisiensi

c. Analisa Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :

 Struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur atap dengan karakter seperti ini sangat potensial untuk diekspos. Bisa menjadi alternatif ruang-ruang yang membutuhkan bentang lebar seperti serbaguna atau auditorium.

Gb. 133. truktur Rangka Baja Sumber : www.greatbuilding.com

 Struktur Kabel (cable stays) Dapat menahan atap dengan bentangan besar. Pada dasarnya sistem konstruksi ini mengacu pada kekuatan gaya tarik kabel yang kemudian dimanfaatkan sebagai penopang kantilever dengan bentang yang cukup lebar dengan cara menggantungkannya pada sebuah  Struktur Kabel (cable stays) Dapat menahan atap dengan bentangan besar. Pada dasarnya sistem konstruksi ini mengacu pada kekuatan gaya tarik kabel yang kemudian dimanfaatkan sebagai penopang kantilever dengan bentang yang cukup lebar dengan cara menggantungkannya pada sebuah

 Space Frame (struktur rangka ruang) Space frame adalah struktur rangka yang membentuk bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku dan memiliki kekuatan yang baik. Struktur ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, dimana untuk mencapai bentang tertentu yang cukup lebar, hanya membutuhkan ketebalan 5% dari lebar bentang. Untuk kantilever membutuhkan ketebalan 7 - 14 persen dari

Gb.134. Space Frame Sumber : Understanding structure,

bentang. Hal ini sangat ekonomis karena hanya

Fuller Moore

menggunakan rangka baja, tanpa penguatan beton. Selain itu, pemasangannya pun lebih mudah karena struktur space frame merupakan struktur berbahan kaku, sehingga pemasangannya hanya dengan merakit modul-modul yang sudah ada di pasaran tanpa perlu membuat yang baru dilokasi pembangunan.

 Struktur beton bertulang Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas.

 Struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. Dari analisa di atas, maka struktur atap yang digunakan adalah kombinasi antara struktur kabel, beton bertulang dan space frame . Penutup Atap Beberapa jenis penutup atap yang biasa digunakan adalah :

Tabel. 50. Sifat khas bahan material penutup atap Sumber : Ragam Aplikasi Fasad & Secondary Skin

Material

Sifat Khas Bahan

Genteng Keramik

- Rapat air dan tahan lumut - Memperlambat penerusan panas ke dalam bangunan

- Mudah dalam pengadaan & pengerjaan - Beban yang dihasilkan cukup besar - Fleksibilitas kurang

Pelat Beton

- Daya tahan tinggi - Beban yang dihasilkan cukup tinggi - Variatif dari aspek bentuk, warna dan ukuran - Mudah dalam pengadaan & pengerjaan

Asbes

- Rapat air dan meneruskan panas ke dalam bangunan - Dapat digunakan untuk kemiringan kecil - Daya tahan tinggi - Meredam bunyi

Metal Roof

- Mudah dalam pengerjaan - Dapat menyerap panas sampai 61% - Tersedia dalam berbagai warna,bentuk,&ukuran - Beban yang dihasilkan ringan - Mampu digunakan untuk bentang lebar - Daya tahan tinggi

Atap transparan

- Mudah dalam pengerjaan & pengadaan - Beban yang dihasilkan ringan

(skylight)

- Dapat dibentuk dalam berbagai variasi - Digunakan untuk pencahayaan alami - Daya tahan tinggi

Berdasarkan kriteria di atas, maka bahan penutup yang dipilih untuk Pusat Pendidikan Musik adalah penggabungan antara pelat beton dan skylight.

M. ANALISA LANSEKAP

1. Tujuan : Memperoleh suasana lansekap pada Gedung Pertunjukan Musik Modern dengan memanfaatkan potensi site serta mendukung keberadaan site.

2. Dasar Pertimbangan :  Jenis vegetasi  Potensi site dan lingkungannya  View dan kontrol iklim lingkungan  Kenyamanan dan keindahan visual

3. Analisis :

a. Vegetasi

1) Vegetasi sebagai Pengendali Fisik Sebagai pengendali fisik, vegetasi dimanfaatkan untuk : o Menciptakan buffer zone untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan dari arah area

parkir dan jalan.Contohnya adalah pohon cemara yang berdaun tinggi.

Untuk tanaman penyerap polusi udara :

- Terdiri dari pohon, perdu/semak. - Memiliki ketahanan tinggi terhadap

pengaruh udara.

- Jarak tanam rapat.

Bermassa daun padat.

Gb. 135. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap polusi

Sumber : “Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996”

Dirjen Bina Marga DPU

Contoh tanaman angsana, akasia, teh-tehan berdaun pangkas, bougenville. Untuk tanamna penyerap kebisingan : - Terdiri dari pohon, perdu/semak. - Membentuk massa.

- Bermassa daun rapat. - Berbagai bentuk tajuk.

Gb. 136. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap kebisingan

Sumber : “Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996”

Dirjen Bina Marga DPU

Contoh tanaman tanjung, kiara payung, teh-tehan pangkas, bougenville. o Menciptakan buffer zone sebagai peneduh / penahan terik dan silau sinar matahari di

siang hari. Untuk tanaman peneduh : - ditempatkan pada jalur tanaman

minimal 1,5 m

- percabangan 2 m di atas tanah - Bentuk percabangan batang tidak

merunduk

- Bermassa daun padat - Ditanam secara berbaris

Gb. 137. Contoh bentuk dan jenis vegetasi peneduh

Sumber : “Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996”

Dirjen Bina Marga DPU

Contoh tanamannya kiara payung, angsana, tanjung.

Gb. 138. Kiara payung, angsana, tanjung

2) Vegetasi sebagai Pengendali Sirkulasi Keberadaan vegetasi sebagai pendukung sirkulasi secara langsung dapat memberikan fungsi kontrol sirkulasi berupa : o Kejelasan batas terhadap area sirkulasi o Sebagai pengarah sirkulasi o Mempertegas jalur sirkulasi

Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas jalur sirkulasi adalah tanaman semak rendah, sedangkan sebagai pengarah sirkulasi dapat digunakan tanaman palem.

Gb. 139. Vegetasi sbg pengendali sirkulasi

3) Vegetasi sebagai Aspek Estetika Visual Pada lokasi kegiatan, keragaman tanaman asli sangat rendah, oleh karena itu perlu dilakukan penghijauan dengan tanaman pelindung dan tanaman hias. Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai aspek estetika visual adalah tanaman bunga seperti soka, juga rumput sebagai penutup tanah.

b. Elemen Air Bentuk visual air meliputi :

 Pool/Flat Merupakan suatu bentuk kolam/genangan air yang menggambarkan kondisi stabil dan dapat memantulkan bayangan benda-benda di sekitarnya secara detail maupun sebagai penetral dari bentuk visual obyek.

 Fountain (air mancur) Merupakan bentuk air yang menyembur ke atas dan kembali ke bawah air mancur seperti ini dapat terjadi karena adanya tekanan terhadap air dari bawah/dipompa

 Cascade (air mengalir) Merupakan bentuk dimana air mengalir karena adanya gaya gravitasi. Hal ini terjadi apabila dasar saluran memiliki kemiringan. Kesan dan karakter yang ditimbulkan tergantung dari bentuk dan ketinggian air jatuh.

Berdasarkan bentuk visual air di atas, maka yang dipilih untuk Pusat Pendidikan Musik adalah fountain (air mancur) dan pool/flat.

N. ANALISA SISTEM UTILITAS

1. Analisa Sistem Listrik

a. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem penyediaan listrik dan jumlah kebutuhan listrik.

b. Dasar Pertimbangan :  Jumlah kebutuhan listrik  Jumlah ketersediaan listrik  Efektivitas dan efisiensi

c. Analisa dan Hasil : Tabel. 51. Perbandingan system up feed dan down feed

Sumber : Mata Kuliah Utilitas 05

Up Feed Distribution

 Distribusi air melimpah

 Boros karena pompa bekerja

 Tekanan air sama untuk tiap lantai

terus menerus  Jika terjadi kerusakan pada

pompa, distribusi air berhenti

Down Feed Distribution  Hemat karena pompa tidak  Tekanan air pada tiap lantai

bekerja secara menerus

tidak sama, makin ke bawah

 Jika terjadi kerusakan pada

makin besar

pompa, distribusi air masih terus aktif sampai persediaan air di

tangki habis

 Sumber tenaga listrik yang digunakan berasal dari PLN dengan generator (genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya memakai sistem Automatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang berhubungan dengan komputer dilengkapi dengan UPS (Uniterrupted Power Supply).

Genset

Panel skunder Distribusi

PLN

Meteran

Panel utama

Panel skunder Distribusi

Bagan. 25. Sistem Jaringan Listrik

Sumber: Analisa pribadi

2. Analisa Sistem Air Bersih

a. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem penyediaan air bersih

b. Dasar pertimbangan :  Jumlah pemakai

 Jaminan ketersediaan air  Efisiensi dan efektivitas

c. Analisa dan Hasil :  Pada prinsipnya dalam penyediaan air ada 2 sumber air bersih, dari sumur & PDAM.  Ada 2 cara pendistribusian air, yaitu Up Feed Distribution dan Down Feed Distribution.  Sistem yang dipilih untuk bangunan Pusat Pendidikan Musik ini adalah sistem down feed

distribution, karena air tanah tidak terus menerus dipompa ke atas (seperti up feed), tetapi ditampung dalam tangki-tangki air yang diletakkan di atas (top floor) kemudian didistribusikan. Keuntungan menggunakan sistem ini adalah mampu memperhitungkan jangkauan distribusi dengan membagi area pelayanan terhadap luasan tapak. Bagan Down Feed Distribution yang digunakan

Top

KM/WC

Bagan.. 26. Down Feed Distribution

Sumber : Analisa pribadi

3. Analisa Sistem Drainase

a. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pembuangan air kotor dan air hujan.

b. Dasar Pertimbangan :  Sistem pembuangan air kotor yang memperhatikan kondisi tapak  Menghindari pencemaran lingkungan

c. Analisa dan Hasil : Jaringan drainase ini meliputi pembuangan :

 Air kotor : berasal dari kloset, kamar mandi, dan pantry.  Air hujan : berasal dari atap, halaman, dsb. Pembuangan air hujan disalurkan langsung ke

sumur resapan sedangkan sisanya baru dialirkan ke riol kota.

Air hujan

Bak kontrol

Sumur resapan

Kotoran cair

Bak pengolahan limbah

Lavatory

Kotoran padat

Septictank

STP

Sumur peresapan

Bagan. 27. Sistem Drainase

Sumber : Analisa pribadi

4. Analisa Sistem Penanggulangan Kebakaran

a. Tujuan :

Untuk menentukan sistem yang cocok untuk pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

b. Dasar Pertimbangan :  Cocok untuk bangunan bertingkat tinggi  Efektivitas dan efisiensi

c. Analisa dan Hasil : Cara penanggulangan bahaya kebakaran yang digunakan adalah sbb:

 Evakuasi Jalur evakuasi (tangga darurat) adalah jalur yang terpenting untuk diperhatikan dalam usaha pengamanan bahaya kebakaran. Tangga darurat harus bebas dari asap (gas panas dan beracun). Ruang tangga yang bertekanan (presurized stair well) diaktifkan secara otomatis bila terjadi kebakaran.

 Hidrant Bangunan Hidran diletakkan dengan jarak 35 m antara satu dengan lainnya, berada di tempat yang mudah terjangkau dan relatif aman. Pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.

 Hidrant Halaman Hidran berada di luar bangunan Pusat Pendidikan Musik pada lokasi yang aman dari api dan mudah dijangkau.

 Sprinkler air Sprinkler dihubungkan dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi. Umumnya sprinkler dirancang untuk berfungsi jika panas telah mencapai suhu 68ºC dan air akan memancar pada radius sekitar 3.5 m. Sprinkler air dipasang pada ruangan yang jauh dari barang elektronik. Misalnya : ruang pelayanan servis.

 Pemadam powder (dry chemical) Powder Dry Chemical atau serbuk kimia kering adalah bahan pemadam yang serbaguna. Alat deteksinya adalah cara pendeteksian panas yang merupakan gabungan dari sistem deteksi panas dengan sistem mekanis alat pemadam portable. Alat ini akan bekerja secara otomatis  Pemadam powder (dry chemical) Powder Dry Chemical atau serbuk kimia kering adalah bahan pemadam yang serbaguna. Alat deteksinya adalah cara pendeteksian panas yang merupakan gabungan dari sistem deteksi panas dengan sistem mekanis alat pemadam portable. Alat ini akan bekerja secara otomatis

Gb. 140. Dry chemical powder otomatis dan portable Sumber : www.digilip.petra.ac.id

Alat deteksi

Panel alarm

Manusia /

sistem start

operator

API / ASAP

Pemadaman

Alat pemadaman

manual (tabung

Pemadaman api dari luar

pemadam

bangunan dengan

kebakaran

hydrant

Bagan. 28. Pemadam kebakaran

Sumber : Analisa pribadi

5. Analisa Sistem Komunikasi

a. Tujuan : Untuk menentukan sistem komunikasi di dalam bangunan

b. Dasar Pertimbangan :  Kebutuhan pengguna  Luas lantai  Efektivitas dan efisien

c. Analisa dan Hasil : Sistem yang digunakan adalah  Operasional

 Komunikasi terpusat / PABX  Berita panggilan melalui operator  Intercom di zona pengelola antar ruang-ruang tertentu  Hot spot internet/ wi-fi teknologi

Servise Bagan. 29. Jaringan komunikasi

Sumber : Analisa pribadi

6. Analisa Sistem Penangkal Petir

a. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya petir.

b. Dasar Pertimbangan :  Kemampuan tinggi untuk melindungi gedung dari sambaran petir.

 Pemasangan tidak mengganggu tampak dan penampilan bangunan.  Keamanan dan kemudahan penerapan dalam bangunan.

c. Analisa dan Hasil : Perbandingan cara kerja sistem Franklin dan Faraday

Tabel.: 52, Alternatif pemilihan sistem pengaman bahaya petir Sumber : Utilitas bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M. Arch. 1992

Prinsip kerja Bila terjadi petir maka juga akan terjadi Tiang-tiang faraday yang berjarak ionisasi di awan. Loncatan ion-ion maksimal 30 m (antar tiang) terletak di

tersebut dapat ditahan oleh preventor

sekeliling bangunan untuk menangkap

sehingga tidak mengenai bangunan, loncatan ion-ion petir kemudian disalurkan radius perlindungan sama dengan ke tanah.

tinggi preventor.

Keuntungan

Harganya lebih murah dibanding

Sifat perlindungan lebih baik karena aliran

sistem faraday

listrik langsung dihantarkan ke ground di tanah

Kerugian

Bila suatu saat ion –ion pada preventor

Lebih mahal dibandingkan sistem franklin.

tersebut habis atau berkurang maka daya

 Sistem yang digunakan adalah sistem Faraday, berupa tiang setinggi 50 cm yang dipasang di puncak atap, kemudian dihubungkan dengan kawat, yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (seperti pipa peralon), dan kemudian dihubungkan ke ground. Sudut yang mampu dilindungi dan terjangkau oleh penangkal petir. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantar listrik di tanah.

Gb. 141. Pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan

Sumber : Utilitas Bangunan, Dwi Tanggoro, UI Press, 2004

7. Analisa Sistem Pembuangan Sampah

a. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pembuangan sampah yang tepat bagi Pusat Pendidikan Musik

b. Dasar Pertimbangan :  Kemudahan pengolahan sampah

 Efektivitas dan efisien

c. Analisa dan Hasil : Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.

Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).

Sampah yang dapat Bak penampung

didaur ulang

sampah daur ulang

Shaft sampah

TPA

Sampah yang tidak

Bak penampung

dapat didaur ulang

sampah non daur

ulang

Bagan. 30. Analisa pengelolaan sampah

sumber: Analisa pribadi