Pembahasan Hasil Penelitian
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Implemenstasi Strategi Ekspositori Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA
4 Negeri Manado
Strategi Ekspositori dalam pembelajaran dapat membantu pendidik pada penjelasan, penafsiran dan memudahkan berbagai kesulitan dalam memahami sebuah ilmu pengetahuan serta menambah wawasan peserta didik. Banyak hakikat-hakikat (ilmu pengetahuan) yang diketahui anak didik. seorang pendidik harus mampu menjelaskan pada anak didiknya melalui cerita-cerita, hikayat- hikayat untuk memperoleh berbagai hakikat dalam aktivitas kehidupannya. Strategi Ekspositori merupakan bentuk dari strategi pembelajaran yang berorientasi kepada pendidik (teacher centered approach). Dikatakan demikian, karena dalam pembelajaran ini pendidik memang peran yang sangat dominan. Melalui pembelajaran model ini, pendidik menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat Strategi Ekspositori dalam pembelajaran dapat membantu pendidik pada penjelasan, penafsiran dan memudahkan berbagai kesulitan dalam memahami sebuah ilmu pengetahuan serta menambah wawasan peserta didik. Banyak hakikat-hakikat (ilmu pengetahuan) yang diketahui anak didik. seorang pendidik harus mampu menjelaskan pada anak didiknya melalui cerita-cerita, hikayat- hikayat untuk memperoleh berbagai hakikat dalam aktivitas kehidupannya. Strategi Ekspositori merupakan bentuk dari strategi pembelajaran yang berorientasi kepada pendidik (teacher centered approach). Dikatakan demikian, karena dalam pembelajaran ini pendidik memang peran yang sangat dominan. Melalui pembelajaran model ini, pendidik menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
Implementasi pembelajaran melalui strategi Ekspositoridi SMA 4 Negeri Manado khusus pada mata pelajaran pendidikan agama Islam baik kelas X, XI dan
XII tercermin dari kemampuan bapak dan ibu pendidik agama Islam dalam menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari peserta didik (overview). Biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan praktek, seperti kegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Oleh sebab itu, materi yang disampaikan adalah materi-materi dasar, seperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktifitas.
Strategi Ekspositori dapat terimplentasi ketika pendidik menginginkan agar peserta didik mempunyai kemampuan intelektual tertentu, misalnya agar peserta didik bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan Jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh peserta didik manakala disampaikan oleh pendidik secara ceramah, misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data. Jika ingin membangkitkan keingintahuan peserta didik tentang topik tertentu misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pendidik menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu Strategi Ekspositori dapat terimplentasi ketika pendidik menginginkan agar peserta didik mempunyai kemampuan intelektual tertentu, misalnya agar peserta didik bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan Jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh peserta didik manakala disampaikan oleh pendidik secara ceramah, misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data. Jika ingin membangkitkan keingintahuan peserta didik tentang topik tertentu misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pendidik menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu
Implementasi strategi ekpositori di SMA 4 Negeri Manado khusus pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam (PAI) baik kelas X, XI dan XII berorientasi pada :
a. Pembelajaran Pembelajaran ialah suatu proses terjadinya interaksi dan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Salah satu variabel yang dapat mempengaruhi baik tidaknya kualitas suatu pengajaran adalah pendidik. Hal ini cukup beralasan mengapa pendidik-pendidik tersebut memiliki pengaruh yang dominan terhadap kualitas pengajaran, karena pendidik akan membawa anak didiknya ke arah pencapaian tujuan pengajaran dan sebagai aktor dalam proses pengajaran pendidik sebagai faktor yang dominan dalam menentukan tinggi rendahnya keberhasilan belajar dan motivasi belajar peserta didik.
Penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi ekpositori melalui metode ceramah materi agama Islam yang telah ditentukan dalam silabus materi, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan, terlebih dulu pendidik agama telah merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.
Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh sisa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan pendidik agama Islam bisa mengontrol efektifitas penggunaan strategi pembelajaran. Prosedur-prosedur strategi pembelajaran Ekspositori dilakukan sebagaimana pembelajaran yang lain yaitu dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dengan mengadalkan kekuatan bahasa suara, intonasi, kontak mata dengan peserta didik sehingga peserta didik tertarik mendengarkan materi, dilanjutkan dengan penghubungan, penyimpulan dan uji kemampuan peserta didik terhadap materi.
Metode belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang digunakan mengacu pada perilaku dan proses berfikir yang digunakan oleh hal-hal yang dipelajar, termasuk proses memori maupun peta kognitif. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan strategi Ekspositori merupakan hal penting karena dapat membawa perubahan etika dan moral anak-anak kepada perilaku yang positif karena sebuah kisah atau perumpamaan mampu menarik peserta didik untuk menyukai dan memperhatikannya. Anak-anak akan merekam semua ajaran, imajinasi, dan peristiwa yang ada dalam kisah yang disampaikan. Hingga akhirnya dapat meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap materi pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan.
Strategi ekpositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran sekolah di SMA Negeri 4
Manado, termasuk juga mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini disebabkan memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Melalui Strategi ekpositori pendidik bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi ekpositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui Strategi ekpositori selain peserta didik dapat mendengar melalui penuturan (ceramah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus peserta didik bias melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Strategi ekpositori ini bisa digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar.
b. Prinsip komunikasi Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai komunikasi yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan) pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi pendidik berfungsi sebagai sumber pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan. Penyajian materi Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan langkah awal komunikasi dengan para peserta didik. Penyajian materi Pendidikan Agama Islam dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh peserta didik, hal b. Prinsip komunikasi Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai komunikasi yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan) pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi pendidik berfungsi sebagai sumber pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan. Penyajian materi Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan langkah awal komunikasi dengan para peserta didik. Penyajian materi Pendidikan Agama Islam dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh peserta didik, hal
1. Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik. Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam penggunaan bahasa diantaranya:
a) Bahasa yang digunakan bahasa yang bersifat komunikatif dan mudah dipahami. Bahasa yang komunikatif hanya mungkin muncul manakala pendidik memiliki kemampuan bertutur yang baik. Oleh karenanya, pendidik dituntut untuk tidak menyajikan materi pelajaran dengan cara membaca buku atau teks tertulis, tetapi pendidik menyajikan materi pelajaran secara langsung dengan bahasanya sendiri.
b) Pendidik memperhatikan penggunaan bahasa berdasarkan tingkat perkembangan audiens atau peserta didik. Misalnya,penggunaan bahasa untuk anak SMA berbeda dengan bahasa untuk tingkat mahapeserta didik.
c) Intonasi suara Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Pendidik agama Islam yang baik memahami kapan ia harus meninggikan nada suaranya, dan kapan ia harus melemahkan suaranya. Pada nada suara akan membuat perhatian peserta didik untuk tetap terkontrol. sehingga tidak merasa bosan. Intonasi suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Pendidik yang baik akan memahami kapan ia harus c) Intonasi suara Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Pendidik agama Islam yang baik memahami kapan ia harus meninggikan nada suaranya, dan kapan ia harus melemahkan suaranya. Pada nada suara akan membuat perhatian peserta didik untuk tetap terkontrol. sehingga tidak merasa bosan. Intonasi suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Pendidik yang baik akan memahami kapan ia harus
d) Menjaga kontak mata dengan peserta didik Proses penyajian materi pelajaran, kontak mata (eyecontact) hal yang sangat penting untuk membuat peserta didik tetap memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata yang selamanya terjaga, peserta didik bukan hanya akan merasa dihargai oleh pendidik, akan tetapi juga mereka seakan-akan diajak terlibat dalam proses penyajian. Oleh sebab itu, pendidik agama Islam sebaiknya secara terus menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah peserta didik secara bergiliran, jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-hal di luar materi pelajaran.
e) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan Menggunakan joke adalah kemampuan pendidik untuk menjaga agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan joke, pertama, joke yang digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas. Kedua, sebaiknya joke muncul tidak terlalu sering. Pendidik yang terlalu sering memunculkan joke hanya akan membuat kelas seperti dalam suasana pertunjukan. Oleh sebab itu, pendidik mesti paham kapan sebaiknya ia memunculkan joke itu, pendidik dapat memunculkan joke apabila dirasakan peserta didik sudah kehilangan konsentrasinya yang bisa dilihat dari cara mereka duduk yang tidak tenang, cara mereka memandang atau e) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan Menggunakan joke adalah kemampuan pendidik untuk menjaga agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan joke, pertama, joke yang digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas. Kedua, sebaiknya joke muncul tidak terlalu sering. Pendidik yang terlalu sering memunculkan joke hanya akan membuat kelas seperti dalam suasana pertunjukan. Oleh sebab itu, pendidik mesti paham kapan sebaiknya ia memunculkan joke itu, pendidik dapat memunculkan joke apabila dirasakan peserta didik sudah kehilangan konsentrasinya yang bisa dilihat dari cara mereka duduk yang tidak tenang, cara mereka memandang atau
c. Prinsip Persiapan (preparation) Persiapan merupakan salah satu hukum belajar inti dari hukum belajar
ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan : sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat ditarik dari hukum belajar ini adalah, agar peserta didik dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap, baik secara fisik maupun psikis guna menerima pelajaran.
Beberapa langkah persiapan yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi Pendidikan Agama Islam diantaranya adalah :
1. Memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif. Memberikan sugesti positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada peserta didik untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat belajar. Contohnya memberikan penjelasan tentang keutamaan dan kemuliaan yang diperoleh dalam melaksanakan perintah dan menjauhi perintah Allah.
2. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai mengemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan 2. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai mengemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan
3. Bukalah file dalam otak peserta didik Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dapat disimpan manakala sudah tersedia filenya. Demikian juga otak peserta didik, materi pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file atau kapling yang sesuai. Artinya, sebelum kita menyampaikan materi pelajaran maka terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak peserta didik agar materi itu bisa cepat ditangkap. Dengan demikian, tujuan merupakan “pengikat” baik bagi pendidik maupun
bagi peserta didik. Langkah penting ini sering terlupakan oleh pendidik. Dalam pembelajaran, pendidik langsung menjelaskan materi pelajaran.
d. Prinsip berkelanjutan. Kontribusi Strategi Ekpositori dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat membantu pendidik pada penjelasan, penafsiran dan memudahkan berbagai kesulitan dalam memahami sebuah ilmu pengetahuan serta menambah wawasan peserta didik. Strategi Ekpositori dapat mendorong peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Tujuan dari strategi ekpositori menciptakan pembelajaran aktif dengan memanfaatkan kemampuan verbal dan mimik muka dalam memahami materi. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Dapat memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan, sehingga anak memperoleh informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi ekpositori memungkinkan anak d. Prinsip berkelanjutan. Kontribusi Strategi Ekpositori dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat membantu pendidik pada penjelasan, penafsiran dan memudahkan berbagai kesulitan dalam memahami sebuah ilmu pengetahuan serta menambah wawasan peserta didik. Strategi Ekpositori dapat mendorong peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Tujuan dari strategi ekpositori menciptakan pembelajaran aktif dengan memanfaatkan kemampuan verbal dan mimik muka dalam memahami materi. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Dapat memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan, sehingga anak memperoleh informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi ekpositori memungkinkan anak
2. Persepsi Peserta Didik Tentang Implementasi Srategi Ekspositori
Pada pelaksanaan proses belajar mengajar di SMA Negeri 4 Manado khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, pendidik yang menyampaikan mata pelajaran memakai Strategi Ekspositori. Strategi inilah yang menjadi objek dari skripsi ini, apakah para peserta didik muslim merasa senang ataukah sebaliknya dengan Pendidik memakai strategi Ekspositori.
Sesuai dengan penjelasan point satu di atas dan dari hasil observasi serta wawancara peneliti banyak para peserta didik Muslim yang merasa senang dengan strategi Ekspositori, peserta didik merasa mudah memahami materi pelajaran sehingga dalam aplikasi di kehidupan sehari-hari lebih mudah untuk di praktekkan.
Peserta didik juga merasa nyaman di dalam kelas karena pendidik tidak terlalu lama dalam menjelaskan materi tetapi langsung menjelaskan inti materi yang di selingi dengan contoh-contoh yang jelas dan sesuai dengan zaman tidak terfokus pada teks, peserta didik pun tidak mudah mengantuk di dalam kelas dengan cara mengajar yang menyenangkan.
Metode diskusi terkadang dipakai oleh pendidik membuat peserta didik lebih memahami dan mencari penjelasan sendiri lewat referensi lain, seperti internet dan buku-buku yang bersangkutan sehingga membuat peserta didik lebih mandiri dan mempunyai semangat belajar yang tinggi.
Maka dari seluruh hasil wawancara peneliti kepada beberapa peserta didik muslim yang berada di SMA Negeri 4 Manado, mendapatkan hasil persepsi bahwa peserta didik muslim merasa senang, nyaman dan mudah memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lewat Strategi Ekspositori yang di jalankan oleh Pendidik.