Epidemiologi Etiologi TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Epidemiologi

Keganasan hidung dan sinus paranasal sinonasal merupakan tumor yang jarang ditemukan, hanya merupakan 1 dari seluruh tumor ganas pada tubuh dan 3 dari keganasan di kepala dan leher. Secara tipikal ditemukan pada usia mulai dekade ke lima dan ketujuh kehidupan dan rasio perbandingan antara pria dan wanita adalah sebesar 2:1. Keganasan ini sering terdiagnosis pada usia 50 sampai 70 tahun Francis, 2004; Mangunkusumo, 1989; Roezin, 2007; Sukri, 2012. Insiden tertinggi tumor ganas hidung dan sinus ditemukan di Jepang yaitu 2- 3,6 per 100.000 penduduk pertahun. Di bagian THT FKUI-RSCM, keganasan ini ditemukan pada 10,1 dari seluruh tumor ganas THT dan berada di peringkat kedua sesudah tumor ganas nasofaring. Keganasan jenis ini tertinggi ditemukan di Jepang, China dan India. Kebanyakan pederita berasal dari golongan sosio- ekonomi rendah Humayun, 2010; Mangunkusumo, 1989; Roezin, 2007; Sukri, 2012. Rifki pada tahun 1985 mengumpulkan data dari 10 kota besar dari Indonesia dan mendapatkan frekuensi relatif tumor ganas sinonasal sebanyak 9,3-25,3 dari seluruh keganasan THT. Amat disayangkan hingga saat ini di Indonesia belum ada registrasi kanker yang terpadu Nasional untuk mendapatkan data mengenai insidens yang sebenarnya. Data dari beberapa kota besar yang dikumpulkan oleh bagian Patologi Anatomi didapatkan frekuensi tumor ganas sinonasal sebanyak 1,3-2,7 dari keseluruhan keganasan Mangunkusumo, 1989. Menurut Francis 2004 sinus maksilaris adalah lokasi yang paling sering terlibat 70, dengan sinus etmoid sebagai kedua yang paling umum 20. Sinus sfenoid 3 dan sinus frontalis 1 adalah yang paling umum untuk lokasi tumor primer. Universitas Sumatera Utara

2.4. Etiologi

Etiologi tumor ganas sinonasal belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga beberapa zat kimia atau bahan industri merupakan penyebab antara lain nikel, debu kayu, kulit, formaldehid, kromium, minyak isopropl dan lain-lain. Pekerja di bidang ini mengalami peningkatan risiko untuk terjadinya keganasan sinonasal. Alkohol, asap rokok, makanan yang diasinkan atau diasap diduga meningkatkan kemungkinan terjadi keganasan, sebaliknya buah-buahan dan sayuran mengurangi kemungkinan terjadi keganasan. Jenis histologis yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa, mewakili sekitar 70 kasus. Gejala klinis yang paling