kenaikan itu besar atau kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah terdapat perubahan struktur ekonomi atau tidak.
Di dalam analisisnya Prof. Simon Kuznets memisahkan enam karakteristik proses pertumbuhan di hampir semua negara maju sebagai berikut Todaro, MP,
1987: Dua variabel ekonomi agregat yang meliputi: 1 laju pertumbuhan output
perkapita dan pertambahan penduduk yang tinggi 2 tingkat kenaikan produktivitas faktor yang tinggi; terutama produktivitas tenaga kerja. Dua variabel
transformasi struktural yang meliputi: 3 tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi dan 4 tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi. Dua
faktor yang mempengaruhi tingkat penyebaran pertumbuhan internasional yang meliputi: 5 kecenderungan negara-negara yang maju perekonomian untuk
menjangkau bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku, dan 6 terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya
mencapai sepertiga bagian penduduk dunia.
2.1.2. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pengertian daerah berbeda-beda tergantung pada aspek tinjauannya. Dari aspek ekonomi, daerah mempunyai tiga pengertian yaitu Lincolin Arsyad, 1999:
a. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi di
dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan
perkapitanya, sosial budayanya, geografisnya, dan sebagainya. Daerah dalam pengertian seperti ini daerah disebut daerah homogen.
b. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh
satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengertian ini disebut daerah nodal.
c. Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu
administrasi tertentu seperti satu provinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Jadi daerah di sini didasarkan pada pembagian administrasi
suatu negara. Daerah dalam pengertian seperti ini dinamakan daerah perencanaan atau daerah administrasi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dan dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut Lincolin Arsyad,1999 Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang meliputi
pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih
baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan
daerah yang bersangkutan endogenous development dengan menggunakan
potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokaldaerah. Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang
berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Adapun
tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara aktif bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah beserta partisipasi
masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk
merancang dan membangun perekonomian daerah.
2.1.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi