2.4.1.1 Pola Pergerakan Konsumen
Pola pergerakan konsumen dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pusat perbelanjaan. Pola pergerakan konsumen menggambarkan pola perjalanan
belanja. Pola pergerakan konsumen diklasifikasikan sebagai berikut : Hartshorn, 1980:350 :
a. Singgle purpose trip; perjalanan belanja yang diawali di satu titik dan kembali
pada titik yang sama. Rumah dijadikan titik awal dan pusat belanja dijadikan titik yang dituju. Ini merupakan pola yang sering dilakukan. Pertimbangan
utama dalam pola ini adalah jarak, artinya pusat belanja dengan jarak terdekatlah yang menjadi titik tujuan.
b. Multi purpose trip; perjalanan belanja dengan titik awal rumah, tetapi titik
yang dituju lebih dari satu pusat belanja dan keanekaragaman barang yang dibeli lebih banyak dibandingkan dengan dengan pola singgle purpose trip,
demikian halnya dengan variabel jarak yang ditempuh relatif lebih jauh. c.
Combined purpose trip; perjalanan belanja sekaligus melakukan kegiatan bepergian lain seperti perjalanan kerja, baik sebelumsesudah kerja.
2.4.1.2 Faktor Lokasi Pusat Perbelanjaan
Pemilihan lokasi yang tepat sangat menentukan kesuksesan ekonomi dari suatu proyek retail dan lokasi yang cocok bagi shopping center sangat sulit untuk
ditemukan. Dalam menyeleksi suatu lokasi, apakah itu bagi retail skala kecil small neighbourhood atau sampai dengan retail skala besar super regional
shopping center , perlu mempertimbangkan kombinasi terbaik dari beberapa
karateristik, sebagai berikut: Klimert, 2004:75-79. a.
Demographics. Beberapa indikator penting dari faktor demografi adalah pertumbuhan populasi, tingkat pendapatan dari populasi, yang tercermin dari
variabel usia, keberagaman etnic, profil psikografi dan kondisi aktivitas harian dan petang dari populasi.
b. Location and distance. Suatu analisis dari kondisi eksisting dan kondisi
persaingan yang akan datang adalah bagian dari setiap proses pemilihan lokasi.
- Neigbourhood center
: idealnya memiliki jarak ½ mil tergantung tujuan dan karakter dari area pemukiman.
- Community center
: memiliki cakupan area 3-5 mil dari lokasi. -
Regional center : memiliki cakupan jarak 8 mil atau lebih dari lokasi
retail. c.
Shape d.
Access -
Neigbourhood center : seyogyanya memiliki akses dari jalan kolektor.
- Community center
: seyogyanya dilokasikan pada akses major thorough fares
. Community center
seyogyanya aksesibel terhadap area perdagangan.
- Regional center
: seyogyanya berlokasi pada area yang mudah diakses dari interchange point antara express ways dan freeways.
e. Visibility. Visibilitas yang baik dapat mempengaruhi aksesibilitas. Pengemudi
mobil di lalu lintas lokal harus dapat melihat dengan mudah lokasi retail. f.
Size g.
Topography. Kondisijenis tanah dan sudut kemiringan tanah yang berpengaruh terhadap cost capital dari proyek retail.
h. Utilities. Akses yang mudah terhadap sumber daya air, gas dan listrik.
i. Surroundings. Lokasi disekitar retail seyogyanya mempertimbangkan aspek
visual, noise dan polusi dari lalu lintas aktivitas retail berlokasi. j.
Environmental impacts k.
Zoning l.
Financial benefits to the commnunity
2.4.1.3 Hirarki Pusat Perbelanjaan