Dinamika Work Family Conflict dan Burnout dikalangan Dosen Wanita

wanita dapat mengaktualisasikan dirinya secara penuh di lingkungan pekerjaan, namun disisi lain tetap harus menjalankan peran sebagai istri dan ibu rumah tangga.

D. Dinamika Work Family Conflict dan Burnout dikalangan Dosen Wanita

Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi wanita dengan peran ganda menimbulkan konflik yang menyebabkan tekanan Greenhaus Beutell. Tekanan yang muncul akibat dari konflik berkelanjutan dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Wood 1981 menyatakan bahwa, pengajar dosen mengalami konflik keluarga- pekerjaan dengan permasalahan yang berbeda saat di rumah dengan peran sebagai suami istri atau ayah ibu, dan dilingkungan pekerjaansekolah. Leiter Maslach 1997 menyatakan konflik terjadi akibat tuntutan dari keluarga dan pekerjaan harus dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Tidaklah mudah bagi wanita untuk berperan ganda disebabkan tanggung jawab sebagai istri, ibu dan pekerja cukup besar dan kadangkala menimbulkan konflik. Tuntutan yang harus dipenuhi baik di dalam keluarga maupun pekerjaan membuat seseorang dapat mengalami kelelahan baik secara fisik, emosional, maupun mental yang jika dialami dalam waktu yang lama dapat menyebabkan burnout Pines Maslach, 1993. Menurut Jackson, Schuler dan Schwab 1986 mengemukakan burnout terjadi akibat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Berdasarkan perspektif teori belajar, burnout muncul akibat pengharapan yang salah terhadap reinforcement, outcome, dan efficacy Schaufelli Buunk, 1996. Dengan kata lain, burnout dapat dikatakan sebagai respon dari tekanan Leatz Stolar, 1996; Stanley, 2004. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia 2008 menyatakan bahwa wanita yang memiliki peran ganda lebih sering mengalami tekanan dibandingkan dengan wanita yang hanya memiliki satu peran. Menurut Greenhause dan Butell 1985 konflik yang terjadi pada wanita yang bekerja adalah konflik antar peran inter-role conflict. Konflik ini terjadi ketika pekerjaan dan keluarga sama-sama membutuhkan perhatian, tuntutan pada keluarga dan pekerjaan sama-sama harus dipenuhi. Work family conflict yang terjadi juga dikarenakan tanggung jawab peran dari keluarga dan pekerjaan bertentangan, sehingga akan sulit bagi untuk memenuhi tuntutan Netmeyer, Mc Murrian Boles, 1996. Selain itu work family conflict terjadi karena waktu yang dihabiskan pada satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi kebutuhan peran lainnya Greenhaus Beutell, 1985. Waktu yang dihabiskan untuk peran tertentu dapat memberikan efek negatif bagi keluarga atau pekerjaan. Carlson dan Kacmar 2000 pekerja yang lebih terlibat di dalam keluarga akan mengalami tekanan yang lebih tinggi. Greenhaus, Parasuraman, dan Collins 2001 menunjukkan adanya hubungan positif antara keterlibatan dalam keluarga dan work family conflict. Bagi wanita yang sudah menikah, fokus pada pertumbuhan anak cenderung mengalami masa sulit dalam bekerja Greenberger O’Neal, 1990. Menurut Widyarini 1998 burnout yang terjadi pada ibu yang bekerja dapat menurunkan kesehatan fisik dan mental. Hal ini dapat mempengaruhi kinerjanya baik di keluarga maupun di pekerjaan. Pekerja professional memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja non professional Duxbury Higgins, 2003. Valdez dan Gutek 1987 menyatakan ibu yang bekerja dengan status professional dan manajerial mempunyai tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan yang lebih rendah. Tenaga kerja professional termasuk tenaga pengajar perguruan tinggi atau dosen.

E. Hipotesa Penelitian