Uji Multikolinieritas Uji Heterokedastisitas

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu dikemukakan hipotesis dalam bentuk hipotesis nol yaitu tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan dan hipotesis alternatif yaitu terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. b. Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas terjadi apabila ada korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi tidak terhingga. Metode pengujian yang digunakan adalah uji VIF Variance Inflation Factor. Apabila nilai VIF di bawah 10, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas.

5. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2005. Cara yang digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan menggunakan Uji Sperman’s Rho yaitu mengkorelasikan nilai residual dengan masing-masing variabel independen. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil tambahan penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian berjumlah 160 dosen wanita. Berdasarkan hal tersebut akan dilihat penyebaran subjek penelitian berdasarkan usia, masa kerja, jumlah anak. Data- data ini diperoleh melalui identitas diri dari subjek penelitian yang terdapat dalam skala penelitian. Berikut uraian dari penyebaran subjek penelitian:

1. Usia Subjek Penelitian

Penyebaran subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5 berikut : 45