BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Desa Pematang Panjang
Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Batubara mempunyai luas area sekitar 300 ha dengan
jumlah penduduk sekitar 3129 jiwa 923 KK yaitu 1523 laki-laki dan 1606 perempuan.
Desa Pematang Panjang ini didominasi oleh suku Batak, Jawa dan Melayu. Sementara mayoritas pekerjaan penduduk di desa ini didominasi oleh PNS,
wiraswasta, dan petani. Desa Pematang Panjang ini mempunyai batasan-batasan wilayah sebagai
berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Limau Sunde
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Limapuluh
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Suka RajaKampung Kelapa
Universitas Sumatera Utara
4.2 Gambaran Umum Responden Ibu
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Ibu menurut umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan suku.
Variabel n
Umur 30 tahun
30 tahun Pendidikan
SD SMP
SMASMK Diploma
Sarjana Pekerjaan
PNS Pegawai swasta
Wiraswasta Petani
IRT Ibu Rumah Tangga Pendapatan
Tinggi Rendah
Suku Batak
Jawa Melayu
23 29
10 10
23
8 1
1 5
10 24
12
10 42
39 9
4 44.2
55.8
19.2 19.2
44.2 15.4
1.9
1.9 9.6
19.2 46.2
23.1
19.2 80.8
75.0 17.3
7.7
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden menurut umur terbanyak berada pada umur di atas 30 tahun yaitu berjumlah 29 ibu 55.8, menurut pendidikan
terbanyak berpendidikan SMASMK yaitu berjumlah 23 ibu 44.2, menurut
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan terbanyak bekerja sebagai petani yaitu berjumlah 24 ibu 46.2, menurut pendapatan terbanyak berpendapatan rendah yaitu berjumlah 42 ibu 80.8, dan
menurut suku terbanyak berada pada suku batak yaitu berjumlah 39 ibu 75.0.
4.3 Hasil Analisis Faktor
4.3.1 Metode Principal Component Anlysis
a. Kecukupan Sampel dan Pemenuhan Asumsi Analisis Faktor
Untuk mengetahui kecukupan sampel, maka nilai yang perlu dilihat adalah nilai KMO Kiser Mayer Olkin. Jika nilai KMO 0.5, maka sampel dalam analisis
sudah cukup. Kemudian untuk mengetahui pemenuhan asumsi analisis faktor, maka yang dilihat adalah nilai KMO 0.5 dan setiap variabel memiliki nilai MSA
Measure of Sampling Adequency 0.5.
Tabel 4.2 Hasil Aplikasi Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Usia 0-6 bulan dengan
Menggunakan Metode
Principal Component Analysis. Variabel
KMO Communalities Anti
image matrix
Initial Eigenvalues
Eigenvalues Extraction sums of squared
loading
Pengetahuan Pendidikan
Budaya Ekonomi
Pekerjaan Kesehatan
Ibu Kesehatan
Bayi Petugas
kesehatan 0.857
0.734 0.816
0.754 0.653
0.793 0.550
0.749 0.576
0.790 0.837
0.904 0.901
0.808 0.889
0.868 0.825
4.604 1.021
0.704 0.621
0.330 0.297
0.266 0.158
4.604 1.021
70.312
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, memperlihatkan nilai KMO adalah 0.857 yaitu lebih besar dari 0.5. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa variabel dan sampel
yang digunakan memungkinkan untuk dilakukan analisis faktor lihat pada output 1tabel pertama.
Untuk melihat nilai MSA pada setiap variabel dapat dilihat pada tabel anti image matrix. Pada kolom anti image matrix dalam tabel di atas, maka nilai MSA
variabel pengetahuan 0.790, pendidikan 0.837, budaya 0.904, ekonomi 0.901, pekerjaan 0.808, kesehatan ibu 0.889, kesehatan bayi 0.868, dan petugas
kesehatan 0.825 maka seluruh variabel independen dapat dianalisis untuk langkah selanjutnya karena masing-masing nilainya 0.5 lihat pada output 4.
Faktor yang nantinya terbentuk mampu menjelaskan variabel, untuk itu perlu dilihat kolom communalities. Faktor mampu menjelaskan variabel pengetahuan
sebesar 0.734 73.4, pendidikan diterangkan sebesar 81.6, budaya diterangkan sebesar 75.4, ekonomi diterangkan sebesar 65,3, pekerjaan diterangkan sebesar
79.3, kesehatan ibu diterangkan sebesar 55.0, kesehatan bayi diterangkan sebesar 74.9, dan petugas kesehatan diterangkan sebesar 57.6 lihat pada output 1 tabel
ke-2.
b. Penentuan Jumlah Faktor