Metode Pendugaan Parameter Maximum Likelihood Bagi Bayi

Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dikatakan jika sebuat variabel berkorelasi dengan variabel lain, maka common variance disebut juga communality akan meningkat. Proses common analysis hanya berhubungan denngan common variance, sedangkan proses component analysis akan mengaitkan semua varians tersebut. Pada umumnya, component analysis akan digunakan jika tujuan utama analisis faktor adalah data reduction, dan beranggapan bahwa sejumlah specific variance dan error variance berjumlah kecil. Principal component analysis menggunakan total varians dalam analisisnya. Metode ini menghasilkan faktor yang memiliki specific variance dan error variance yang lebih kecil. Kalau ada beberapa faktor yang dihasilkan, faktor yang duluan dihasilkan adalah yang memiliki common variance terbesar, sekaligus specific dan error variance terkecil Simamora, 2004.

2.3 Metode Pendugaan Parameter Maximum Likelihood

Pendugaan metode maksimum likelihood adalah metode yang memaksimumkan fungsi kemungkinan. Misalkan X 1 , X 2 , …, X n menyatakan contoh acak yang diambil dari suatu fungsi kepadatan probabilitas yang dinyatakan dengan fx, �, dimana � adalah parameter fungsi kepadatan tersebut. Maka fungsi likelihood adalah: ∏ = = n i i x f L 1 , θ θ Parameter dari model faktor yang akan diduga dengan metode maksimum likelihood adalah faktor loading dan faktor unik. Faktor loading adalah matriks Universitas Sumatera Utara koefisien pengaruh antara variabel dengan faktor, dengan entri konstanta yang belum diketahui. Faktor unik adalah vektor yang tidak dapat diukur secara langsung tetapi berhubungan dengan variabel observasi. Masalah yang timbul sekarang adalah bagaimana cara menduga parameter-parameter dalam analisis faktor tersebut, upaya pendugaan parameter-parameter model tersebut memerlukan teknik analisis statistika yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang ada. Maka menjadi salah satu aspek menarik yang ingin diketahui adalah pendugaan dengan metode kemungkinan maksimum maximum likelihood terhadap model faktor tersebut untuk dipelajari secara lebih rinci Priyanto, 2008. Jika common factor F dan specific factor ε dapat diasumsikan menjadi data yang berdistribusi normal, kemudian estimasi maximum likelihood dari factor loading dan specific variance dapat diperoleh. Ketika F j dan ε j secara bersama-sama dalam keadaan normal, maka observasi X j − μ = LF j + ε j akan menjadi normal Johnson, 2007. 2.4 Makanan Tambahan 2.4.1 Definisi Makanan Tambahan Pada saat ASI tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi, maka makanan pendamping ASI harus ditambahkan untuk diet bayi. Transisi dari ASI eksklusif ke makanan padat yang biasa dimakan oleh keluarga, disebut sebagai makanan tambahan, biasanya dimulai dari umur di atas 6 bulan WHO, 2013. Universitas Sumatera Utara Makanan tambahan adalah makanan tambahan yang diberikan pada saat bayi memerlukan zat-zat gizi yang kadarnya sudah berkurang pada ASI, dengan tujuan melengkapi zat-zat ASI yang mulai berkurang, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi Suryanah, 1996. Makanan tambahan diberikan sebagai komplemen ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein, dan zat-zat gizi lain vitamin dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian ASI boleh dilanjutkan selama hal itu masih memungkinkan, karena ASI dapat memberikan sejumlah energi dan protein yang bermutu tinggi, serta mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi Prasetyono, 2012. 2.4.2 Jenis Makanan Tambahan Pemberian makanan tambahan pendamping ASI perlu dipertimbangkan, yakni fungsi pencernaan bayi, kebutuhan makan bayi, serta tingkat usia bayi. Ketiga faktor tersebut akan memengaruhi jenis makanan yang harus diberikan kepada bayi Sutomo, 2010. 1. Usia 6-7 bulan Pada usia ini, bayi mengawali pengenalan makanan. Fungsi pencernaan sudah cukup baik, walaupun belum optimal. Sehingga pada tahap awal sebaiknya bayi diberikan makanan yang sudah dihaluskan, encer dan lembut. Universitas Sumatera Utara 2. Usia 7-9 bulan Pada usia ini sistem pencernaan bayi sudah semakin berkembang. Gigi geligi mulai tumbuh, tingkat keinginan bayi untuk mengeksplorasi makanan juga mulai tumbuh, karena itu pada usia ini bayi mulai dikenalkan dengan makanan berbentuk lembek dan lembut. 3. Usia 9-12 bulan Pada usia ini gigi geligi bayi sudah tumbuh banyak. Perkembangan motorik bayi juga berkembang pesat. Bayi mulai dapat berjalan serta aktif bergerak. Sistem pencernaan bayi juga mulai berfungsi dengan baik. Pada usia ini bayi sudah dapat diperkenalkan dengan makanan semi padat, seperti nasi tim dan makanan yang dicincang kasar.

2.4.3 Waktu yang Tepat Memberikan Makanan Tambahan

Makanan pendamping ASI harus diberikan tepat waktu, yang berarti bayi harus bisa mulai menerima makanan selain ASI dari umur di atas 6 bulan. Hal ini harus memadai, yaitu makanan pendamping harus diberikan dalam jumlah, konsistensi, dan menggunakan berbagai makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi anak yang sedang tumbuh tetapi dengan tetap memberikan ASI WHO, 2013. Menurut Suririnah 2009 setiap bayi akan mempunyai penerimaan makanan yang berbeda. Berikut tanda-tanda bayi yang sudah siap menerima makanan tambahannya, jika bayi usia 4-6 bulan: Universitas Sumatera Utara 1. Sudah diberikan ASI tapi masih tetap lapar, dan tidak pernah cukup dari biasanya. Ini dapat dilihat jika berat badan bayi tidak bertambah. 2. Mengonsumsi susu formula dengan jumlah yang berlebihan dari bisanya. 3. Refleks mendorong dengan lidahnya untuk menolak benda yang masuk ke mulutnya telah menghilang. 4. Menunjukkan ketertarikannya dengan makanan keluarga. 5. Sudah dapat duduk dengan sedikit bantuan. 6. Sudah dapat mengontrol kepala dengan baik, dapat menggerakkan kepala ke arah lain ketika merasa kenyang. 7. Sudah mempunyai gigi geligi. WHO 2013 merekomendasikan bahwa bayi mulai menerima makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan, awalnya 2-3 kali sehari antara 6-8 bulan, meningkat menjadi 3-4 kali sehari antara 9-11 bulan dan 12-24 bulan dengan makanan ringan bergizi tambahan yang ditawarkan 1-2 kali per hari, seperti yang diinginkan. Jadwal waktu ketat, tidak dianjurkan. Menurut Mitayani 2010, berikut ini merupakan pedoman cara memberikan makanan pada bayi umur 0-6 bulan: 1. ASI merupakan makanan utama, diberikan setiap saat sesuai kehendak bayi. 2. Pada usia 5 bulan, bayi dapat diberikan buah yang dihaluskan sedikit demi sedikit. 3. Pada usia 6 bulan, dapat diberikan makanan lumat seperti bubur tepung, tim saring, nasi pisang dilumatkan, sebanyak 2 kali sehari. Universitas Sumatera Utara 4. Mulai usia 7 bulan, makanan lumat dapat diganti dengan makanan lembek secara bertahap. 5. Usahakan memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun. Menurut Roesli 2001, terlambat memulai makanan padat sejak bayi usia 6 bulan maka: 1. Bayi akan berhenti tumbuh. Bayi yang tumbuh baik karena ASI pada 6 bulan pertama akan berhenti tumbuh pada 6 bulan kedua. 2. Akan lebih sulit melatih bayi makan apabila mereka sudah berumur di atas 8 bulan karena mereka sudah mulai gelisah dan tidak mau mencoba hal-hal baru, sementara pada usia 6-7 bulan banyak bayi merasa sangat lapar sehingga mereka akan makan apa saja yang diberikan pada mereka.

2.4.4 Risiko Pemberian Makanan Tambahan pada Usia Kurang dari Enam Bulan

Menurut Suririnah 2009, pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan akan menyebabkan beberapa hal yang dapat merugikan kesehatan bayi diantaranya: 1. Menimbulkan keluhan perut dan pencernaan dan bahkan akan menimbulkan masalah serius. Hal ini disebabkan oleh karena pencernaan bayi belum dapat mencerna makanan dengan sempurna. 2. Risiko alergi makanan terutama pada keluarga dengan riwayat alergi meningkat. Setelah usia 6 bulan, sistem kekebalan tubuh dan pencernaan bayi sudah lebih matang sehingga dapat mengurangi risiko alergi berat. Universitas Sumatera Utara

2.5 ASI Eksklusif

2.5.1 Definisi ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi Prasetyono, 2012. Pemberian ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan tambahan lain seperti pisang, bubur susu, biskuit, atau nasi tim Danuatmaja, 2003. Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat. Pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirop obat Prasetyono, 2012. Program ASI eksklusif merupakan program anjuran pemberian ASI kepada bayi tanpa diberi makanan lain, termasuk susu formula, kuah sup, atau apapun, selain ASI selama 6 bulan. Badan Kesehatan Dunia WHO menganjurkan program ASI eksklusif selama 6 bulan karena terbukti bagi yang memperoleh ASI eksklusif menjadi lebih cerdas, sehat, dan tidak mudah terinfeksi penyakit Sutomo, 2010. Bayi biasanya berkembang cepat setidak-tidaknya pada umur 6 bulan pertama walaupun hanya mendapatkan ASI, maka perkiraan komposisi ASI pada berbagai Universitas Sumatera Utara tahap laktasi dapat dipakai sebagai taksiran batas atas kebutuhan hampir semua zat gizi pada masa tersebut Budianto, 2009.

2.5.2 Kandungan ASI

Menurut Yuliarti 2010, kandungan yang terdapat di dalam ASI, antara lain: 1. ASI mengandung 88,1 air sehingga ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama kolostrum-cairan kental kekuningan tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat. 2. ASI mengandung bahan larut yang rendah. Bahan larut tersebut terdiri dari 3,8 lemak, 0,9 protein, 7 laktosa, dan 0,2 bahan-bahan lain. Salah satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-zat yang dapat larut misalnya sodium, potasium, nitrogen, dan klorida disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia 3 bulan mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Karena ASI mengandung sedikit bahan larut maka bayi tidak membutuhkan banyak air seperti layaknya anak-anak atau orang dewasa. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

a. Bagi Bayi

Menurut Danuatmaja 2003, manfaat ASI secara eksklusif pada bayi terdiri dari: 1. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumuhan bayi. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi hingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai mendapatkan makanan padat, tetapi pemberian ASI dapat terus dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. 2. ASI dapat menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin zat kekebalan atau daya tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan pemberian ASI. ASI merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi Universitas Sumatera Utara pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur. Selain itu, ASI akan merangsang terbentunya antibodi bayi lebih cepat imunisasi aktif dan pasif. 3. ASI dapat meningkatkan kecerdasan. Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. ASI selain merupakan nutrisi yang ideal, dengan komposisi tepat, dan sangat sesuai dengan kebutuhan bayi, juga mengandung nutrisi-nutrisi khusus yang sangat diperlukan pada pertumbuhan optimal otak bayi. 4. Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang atau bonding. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan terlindungi. Perasaan seperti menjadi dasar perkembangan emosi bayi, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri.

b. Bagi Ibu