BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan tujuan merupakan penelitian terapan yaitu menerapkan suatu metode yang terbaik untuk suatu hal atau suatu keadaan
Notoatmodjo, 2005. Dan berdasarkan tingkat eksplanasinya, merupakan penelitian komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan atau melihat perbedaan
dalam hal ini adalah untuk melihat perbandingan dua metode yang digunakan dalam analisis faktor Sugiyono, 2005.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara yaitu pada bulan November – Desember tahun 2013.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada ibu-ibu yang memiliki anak bayi usia 0-6 bulan di
Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara tahun 2013.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara, yaitu
sebanyak 52 orang ibu.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara. Dalam
hal ini, semua populasi dijadikan sebagai sampel.
3.5 Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah: 1. Analisis faktor adalah analisis yang digunakan untuk menemukan hubungan
antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen, untuk dijadikan menjadi kumpulan variabel yang lebih sedikit dari variabel awal.
2. Metode Principal Component Analysis adalah metode yang digunakan dalam analisis faktor dengan tujuan untuk mereduksi data dan beranggapan bahwa
jumlah specific variance dan error variance berjumlah kecil. 3. Metode Maximum Likelihood adalah metode yang digunakan dalam analisis
faktor dengan tujuan sama dengan PCA tetapi dengan asumsi common factor dan specific factor berdistribusi normal.
4. Pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan adalah bayi usia 0-6 bulan diberikan ASI dan makanan tambahan pendamping ASI untuk kebutuhan
nutrisinya. 5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan ibu yang ditempuh dapat mempengaruhi
ibu dalam pemberian makanan tambahan. 6. Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh dari beberapa sumber informasi
mengenai definisi makanan tambahan, jenis makanan tambahan, waktu yang
Universitas Sumatera Utara
tepat memberikan makanan tambahan, pedoman pemberian makanan tambahan, dan risiko pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan.
7. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu berpengaruh pada pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan.
8. Budaya adalah mitos atau kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam keluarga ataupun masyarakat sekitar tentang pemberian makanan tambahan.
9. Petugas kesehatan adalah orang-orang yang bergerak dalam layanan kesehatan baik individu maupun sekelompok orang komunitas yang berperan membantu
ibu mendapatkan informasi tentang pemberian makanan tambahan. 10. Ekonomi adalah besarnya penghasilan dalam bentuk materi yang diperoleh
mendorong ibu lebih memilih memberikan makanan tambahan misalnya susu formula dibandingkan ASI.
11. Kesehatan ibu adalah kondisi atau keadaan ibu baik dari segi fisik, psikis, dan sosial dalam memberikan ASI sehingga memilih lebih memberikan makanan
tambahan. 12. Kesehatan bayi adalah kondisi bayi sejak lahir misalnya kelainan bawaan yang
membuat bayi tidak boleh atau tidak mampu mengkonsumsi ASI, sehingga harus diberikan makanan tambahan.
3.6 Aspek Pengukuran