KAJIAN PUSTAKA

2.1.7 Keterkaitan Metode Tutor Sebaya dipadu Metode Inkuiri dengan Hasil Belajar Matematika

Metode tutor sebaya dipadu metode inkuri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas lima SD Negeri Kauman Kidul pada matapelajaran Matematika. Dari tutor sebaya, siswa yang memiliki nilai tinggi dalam matapelajaran matematika akan membimbing siswa yang memiliki nilai masih rendah dibawah kkm. Sedangkan inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penyelidikan sesuai dengan tahapan-tahapan pada metode ilmiah.

Untuk tutor sebaya, nantinya para siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Sehingga dalam kegiatan ini siswa akan memiliki rasa tanggung jawab karena siswa nantinya akan berlatih bagaimana caranya bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan yang menuntut siswa untuk mempunyai semangat dan kesediaan dalam berbuat bersama orang lain secara kompak (Anggorowati, 2011:104). Tuntutan untuk kompak inilah yang akan dimanfaatkan peneliti agar siswa yang masih rendah nilainya dibawah kkm untuk berusaha menyesuikan diri dalam bimbingan yang nantinya akan diberikan oleh tutor sebaya. Sehingga dengan begitu, diharapkan motivasi siswa ketika mempelajari konsep matematika dapat meningkat.

Suparno (2013:148) berpendapat bahwa tutor sebaya dinilai lebih efektif dimbandingkan dengan tutor guru diakibatkan pengaruh kedekatan tutor sebaya dengan temannya. Sehingga hal inilah yang menjadi salah satu kelemahan guru ketika mengajarkan matapelajaran matematika. Untuk itu tutor sebaya dapat dimanfaatkan guru sebagai pembimbing sebaya pada teman-teman satu kelasnya agar seluruh siswa lebih mudah memahami konsep matematika dengan baik dan kedepannya mampu untuk menyesuaikan materi yang berkaitan dengan pemahaman sebelumnnya. Dengan begitu guru akan lebih mudah dalam memberikan penjelasan untuk menyampaikan materi matapelajaran matematika selanjutnya karena siswa lebih memiliki kesiapan pada materi sebelumnya yang memiliki kaitan dengan materi yang akan diajarkan saat itu. Peran guru dalam metode ini hanyalah sebagai seorang fasilitator sedangkan hak menjelaskan secara penuh diberikan oleh tutor sebaya ketika kegiatan diskusi telah dimulai. jika tutor sebaya memiliki pertanyaan yang ingin ditanyakan maka tutor dapat bertanya kepada guru tanpa mengambil kewenangan tutor sebagai pembimbing.

Metode tutor sebaya membantu siswa agar lebih memahami materi matapelajaran matematika melalui peran tutor sebaya yang memiliki pembawaan santai saat mengajarkan materi kepada teman sebayanya. Dengan begitu siswa akan merasa terbiasa ketika melakukan pembelajaran matematika. Sehingga tanpa disadari siswa telah mememuhi tujuan pembelajaran matematika yang telah ditentukan.

Matematika menerapkan konsep deduktif, karena baik isi maupun metode dalam pencarian kebenaran berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial (Karso, 2007:1.40). Hal ini berbeda dengan metode inkuiri yang merupakan metode dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial yang menggunakan pendekatan induktif dalam tahapan pembelajarannya. Meskipun begitu Karso (2007:1.40) mengungkapkan bahawa ketika mencari kebenaran matematika dapat diawali dengan cara induktif, namun untuk seterusnya generalisasi yang tepat dalam pembuktian adalah secara deduktif. Sehingga peneliti akan menggunakan metode inkuiri yang nantinya ketika dalam tahapan menganalisis akan dibuktikan secara deduktif.

Langkah-langkah dalam metode inkuri menekankan pada prinsip metode ilmiah atau scientific dalam menemukan prinsip, hukum, ataupun teori (Suparno, 2013:72). Dimana siswa nantinya akan belajar bagaimana bersikap layaknya ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun, objektif, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain (Kusmana, 2010:48). hal ini cukup peting untuk siswa dalam belajar matematika karena dengan belajar secara ilmiah siswa akan lebih belajar bersabar dan menikmati proses dalam pembelajaran dan ketika siswa mampu memecahkan masalah maka akan timbul rasa puas dan senang sehingga konsep matematika yang dipelajari akan lebih membekas dalam ingatan.

Metode inkuri adalah metode yang mendorong siswa untuk tidak belajar secara hafalan karena siswa sendirilah yang mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang disodorkan (Kusmana, 2010:48). Sehingga hal ini akan lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan tujuan akhir dari belajar matematika bahwa yang ditekankan pada siswa adalah pemahaman terhadap konsep-konsep matematika yang relatif abstrak (Karso, 2007:1.42).

Sehingga jika dapat dikatakan bahwa baik metode tutor sebaya dan metode inkuri sangat memberi peran yang baik dalam matapelajaran matematika. Dalam tutor sebaya siswa akan lebih mendapat bimbingan dari teman sebaya yang lebih pintar dan belajar dalam menyelesaikan masalah sesuai metode inkuri. Tutur sebaya yang menjelaskan materi layaknya berbicara dengan temannya akan lebih Sehingga jika dapat dikatakan bahwa baik metode tutor sebaya dan metode inkuri sangat memberi peran yang baik dalam matapelajaran matematika. Dalam tutor sebaya siswa akan lebih mendapat bimbingan dari teman sebaya yang lebih pintar dan belajar dalam menyelesaikan masalah sesuai metode inkuri. Tutur sebaya yang menjelaskan materi layaknya berbicara dengan temannya akan lebih

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Afifah (2011:73) meneliti lima siswa berkeselulitan belajar untuk matapelajaran matematika dikelas III SDN Kepatihan Surakarta Tahun 2010/2011. lima siswa tersebut adalah siswa yang belum tuntas nilai KKM matapelajaran matematika yaitu 63. Kemudian dilakukanlah penelitian selama tiga siklus. Disiklus pertama , nilai rata-rata yang diperoleh lima siswa terbut adalah 55,5. Kemudian pada siklus kedua, rata-rata nilai lima siswa tersebut naik menjadi 61. Selanjutnya pada siklus ketiga, lima siswa tersebut berhasil memeroleh nilai rata-rata diatas KKM sebesar 69,6. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini penggunaan metode tutor sebaya guna meningkatkan hasil belajar telah tercapai. Namun dalam pelaksanaannya terdapat salah satu kekurangan dimana komunikasi dan kerjasama postif antar teman masih perlu ditingkatkan. Untuk itu perlu adanya sebuah kegiatan penelusuran sebuah masalah yang mampu membuat siswa terfokus dan mampu bekerjasama dengan baik untuk memecahkan masalah tersebut.

Selanjutnya, Ulfah (2012:22-23) menggunakan metode tutor sebaya untuk mengoptimalkan hasil belajar kelas VIII i mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Adirwena, kecamatan Adirwena, kabupaten tegal. Siswa kelas VIII i memiliki jumlah siswa sebanyak 38 siswa. KKM untuk matapelajaran IPA di sekolah tersebut adalah 70. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Pada siklus pertama, dari tes yang dikerjakan, rata-rata nilai yang telah diperoleh Selanjutnya, Ulfah (2012:22-23) menggunakan metode tutor sebaya untuk mengoptimalkan hasil belajar kelas VIII i mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Adirwena, kecamatan Adirwena, kabupaten tegal. Siswa kelas VIII i memiliki jumlah siswa sebanyak 38 siswa. KKM untuk matapelajaran IPA di sekolah tersebut adalah 70. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Pada siklus pertama, dari tes yang dikerjakan, rata-rata nilai yang telah diperoleh

Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Trisnadewi, Darsana, dan Wiyasa (2014:9) tentang peningkatan hasil belajar menggunakan metode inkuri. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV pada matapelajaran IPS di SD No. 3 Tibubeneng, Kuta Utara. Penelitian ini dilakukan selama dua siklus. Sebelum siklus dilakukan, para penelti melakukan tes pra siklus hasil belajar untuk memeroleh rata-rata hasil belajar. Pada tes pra siklus hasil belajar diperoleh nilai rata-rata 63,73, presentase rata-rata adalah 63,76% , dan ketentuan klasikalnya adalah 33% yang dapat dikatakan dalam kriteria

“rendah”. Selanjutnya pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata yaitu 74,11, presentase rata-rata 74,11%, dan ketentuan klasikalnya adalah 79% dengan

kriteria “sedang”. Sedangkan pada siklus kedua, diperoleh nilai rata-rata 84,33, presentase rata-rata 84,33%, dan ketentuan klasikal hasil belajar sebesar 100%

dengan kriteria “tinggi”. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini penggunaan metode inkuri guna meningkatkan hasil belajar telah tercapai. Namun, dalam penelitian ini terdapat salah satu kelemahan dimana beberapa siswa kurang mengikuti pelajaran yang telah disampaikan (Trisnadewi, Darsana, dan Wiyasa, 2014:9). Maka dari itu perlu adanya seseorang dalam setiap kelompok yang bertanggung jawab untuk mengondisikan kelompok mereka agar tetap tenang dan memperhatikan namun tetap dengan cara yang santai.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2011:73), Ulfah (2012:22-23), dan Trisnadewi, Darsana, dan Wiyasa (2014:9) dapat dikatakan bahwa baik dari metode tutor sebaya maupun metode inkuiri semuanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Namun dalam pelaksanaannya, pada penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2011:73) dan Ulfah (2012:24) yang menggunakan metode tutor sebaya, masih memerlukan suatu cara untuk membuat siswa mampu lebih lebih bekerjasama dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu perlu adanya penambahan metode yang mampu mengisi kekosongan yang terdapat pada metode tutor sebaya ini. Metode inkuri memiliki tahapan yang menekankan pada keaktifan dan kerjasama siswa dengan alasan bahwa metode ini memberikan tugas pemecahan masalah yang akan diberikan pada siswa melalui tahapan lengkap sesuai metode ilmiah. Metode ini akan membawa siswa untuk menelusi jawaban dari apa yang ingin mereka ketahui. Sehingga dalam kegiatan ini siswa mampu terfokus, turut aktif dalam menyumbangkan pikiran dan lebih bekerjasama guna terpecahkannya suatu masalah yang diberikan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Trisnadewi, Darsana, dan Wiyasa (2014:9), yang menggunakan metode inkuri, masih memiliki kelemahan dimana siswa kurang megikuti pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi apabila dalam satu kelompok yang dibentuk terdapat teman karib yang dapat membuat kegiatan kelompok jadi terhambat karena keasikan mereka sendiri. Untuk itu dalam setiap kelompok perlu diperhatikan pembentukkannya. Sebisa mungkin perlu dihindari adanya teman karib dalam satu kelompok guna menghindari terganggunya proses pembelajaran. Akan lebih baik jika dalam satu kelompok dipercayakan satu ketua yang mampu menjaga berjalannya proses diskusi dengan baik namun tetap santai. Untuk itu metode tutor sebaya dinilai mampu mengatasi kekosongan tersebut. Tutor sebaya akan membawa siswa dalam setiap kelompoknya untuk lebih memperhatian materi yang dipelajari dengan cara mereka sendiri dan apabila ada yang belum dimengerti siswa, siswa dapat bertanya dengan tutor mereka sebesar apa yang diketahui tutor mereka karena dalam pemilihan tutor sebaya akan diambil siswa siswa yang pandai dan Dari penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2011:73), Ulfah (2012:22-23), dan Trisnadewi, Darsana, dan Wiyasa (2014:9) dapat dikatakan bahwa baik dari metode tutor sebaya maupun metode inkuiri semuanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Namun dalam pelaksanaannya, pada penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2011:73) dan Ulfah (2012:24) yang menggunakan metode tutor sebaya, masih memerlukan suatu cara untuk membuat siswa mampu lebih lebih bekerjasama dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu perlu adanya penambahan metode yang mampu mengisi kekosongan yang terdapat pada metode tutor sebaya ini. Metode inkuri memiliki tahapan yang menekankan pada keaktifan dan kerjasama siswa dengan alasan bahwa metode ini memberikan tugas pemecahan masalah yang akan diberikan pada siswa melalui tahapan lengkap sesuai metode ilmiah. Metode ini akan membawa siswa untuk menelusi jawaban dari apa yang ingin mereka ketahui. Sehingga dalam kegiatan ini siswa mampu terfokus, turut aktif dalam menyumbangkan pikiran dan lebih bekerjasama guna terpecahkannya suatu masalah yang diberikan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Trisnadewi, Darsana, dan Wiyasa (2014:9), yang menggunakan metode inkuri, masih memiliki kelemahan dimana siswa kurang megikuti pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi apabila dalam satu kelompok yang dibentuk terdapat teman karib yang dapat membuat kegiatan kelompok jadi terhambat karena keasikan mereka sendiri. Untuk itu dalam setiap kelompok perlu diperhatikan pembentukkannya. Sebisa mungkin perlu dihindari adanya teman karib dalam satu kelompok guna menghindari terganggunya proses pembelajaran. Akan lebih baik jika dalam satu kelompok dipercayakan satu ketua yang mampu menjaga berjalannya proses diskusi dengan baik namun tetap santai. Untuk itu metode tutor sebaya dinilai mampu mengatasi kekosongan tersebut. Tutor sebaya akan membawa siswa dalam setiap kelompoknya untuk lebih memperhatian materi yang dipelajari dengan cara mereka sendiri dan apabila ada yang belum dimengerti siswa, siswa dapat bertanya dengan tutor mereka sebesar apa yang diketahui tutor mereka karena dalam pemilihan tutor sebaya akan diambil siswa siswa yang pandai dan

Untuk itu menarik jadinya jika metode tutor sebaya dipadukan dengan metode inkuri karena kedua metode ini mampu mengisi masing-masing kekurang yang dimiliki pada setiap metodenya. Dalam penelitian ini akan dipadukan metode tutor sebaya dan metode inkuiri dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajarannya. Langkah-langkah yang dipadukan dalam metode ini adalah metode tutor sebaya menurut Sumadi dan Priyogo (2011:79-80) dan metode inkuiri menurut Kindsvatter, Willen, dan Ishler (Suparno, 2013:72) dengan modifikasi sesuai standar proses yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup.

Selain kekurangan yang disampaikan dalam paragraf sebelumnya, Afifah (2011:80) mengatakan bahwa terdapat satu kelemahan lain yang terjadi pada siklus II yaitu tutor sebaya belum dapat membimbing siswa lainnya, untuk itu pada siklus III dilakukan bimbingan terlebih dahulu sehingga hasilnya tutor sebaya lebih percaya diri dalam membimbing teman-teman sebaya. Belajar dari hal tersebut, peneliti berencana akan melakukan bimbingan terlebih dahulu kepada seluruh anggota tutor sebaya sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan. Sehingga kekhawatiran bahwa tutor sebaya belum mampu membimbing siswa yang lain dapat sedikit teratasi.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dapat memberikan gambaran peneliti untuk melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan penggunaan metode tutor sebaya dan metode inkuri dalam pembelajaran matematika. Selain itu ketiga penelitian yang telah disebutkan diatas juga terbukti menguatkan teori bahwa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode tutor sebaya dan metode inkuri dapat meningkatkan hasil belajar siswa, demikian pula dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan metode tutor sebaya dan metode inkuri untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa sebagai langkah perbaikan dari contoh penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk kedepannya diharapkan penelitian ini juga mampu menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar.

2.3 Kerangka Pikir

Pelasanaan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya dipadu metode inkuri, peneliti akan menggunakan tes pra-siklus untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa dan sebagai pertimbangan untuk menentukan tutor sebaya. Tutor sebaya yang dipilih akan dibimbing terlebih dahulu dan nantinya akan bertugas membimbing teman-teman sekelasnya. Setelah itu peneliti akan membuat kelompok yang nantinya akan disesuaikan dengan karakter siswa dan bukanlah teman karib siswa. Saat penelitian dilaksanakan, awalnya tujuan pembelajaran akan dijelaskan. Selanjutnya guru akan membagi siswa menjadi 5-

6 orang dab guru akan mulai menjelaskan materi sedangkan siswa menyimak dengan baik tentang mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya. selanjutnya siswa menyimak masalah yang diberikan guru dan selanjutnya akab dipecahkan secara berkelompok sesuai dengan tahapan metode inkuiri. Setiap kelompok akan berdiskusi terlebih dahulu dalam membuat hipotesis dengan bimbingan tutor sebaya. Setelah itu, siswa akan mengumpulkan data dengan cara menghitung pecahan yang berasal dari masalah yang diberikan. Selanjutnya menganalisis data dengan cara membandingkan hasil dengan hipotesis. Setelah selesai, setiap kelompok akan membuat kesimpulannya apakah hipotesis setiap kelompok diterima atau ditolak. Tahap terakhir akan dilaksanakan presentasi dari beberapa kelompok dan pemberian komentar dari kelompok lain. Setelah presentasi berakhir guru akan memberikan apresisasi kepada siswa yang presentasi dan yang berkomentar berupa tepuk tangan dan memberikan hadiah bagi kelompok yang memiliki nilai tertinggi.

Penilaian hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan penilaian tes dan non tes, tes akan berupa tes pilihan ganda dan tes uraian. Sedangkan pada teknik nontes akan menggunakan observasi dan tugas kelompok. Berikut ini adalah skema yang memetakan metode tutor sebaya dipadu metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar matemarika siswa kelas V SD N Kauman Kidul Semester 2016/2017 terdapat pada gambar 2.1

KD Matematika: 5.1. Mengubah pecahan kebentuk persen dan

PENGUKURAN

desimal serta sebaliknya.

Metode tutor sebaya dan metode inkuri

1. Melaksanakan pendahuluan dan

ekspolorasi.

4. Menyimak masalah yang akan

Menyimak dipecahkan permasalahan

5. Membuat dugaan dan

menghitung data

7. Berdiskusi dalam menganalsis

Skor mempresentasikan hasil

9. Menyimpulkan dan Melaporkan hasil

diskusi

Nontes Lembar

Afektif

10. Meberikan komentar kepada

Mengomentari

yang presentasi

siswa yang

presentasi

11. Menerima apresiasi

Menerima penghargaan

Lembar

12. Melakukan refleksi Psikomotor

Butir Skor

TES Skor Kognitif

Tes

Gambar 2.1

Skema Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode tutur sebaya

dipadu metode inkuiri

2.4 Hipotesis Penelitian

Berikut adalah hipotesis dari penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam penelitian ini.

1. Metode tutor sebaya dipadu metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri Kauman Kidul tahun 2016/2017.

2. Metode tutor sebaya dipadu metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan cara menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang aktif dalam proses pembelajaran dan menempatkan tutor sebaya sebagai pembimbing dalam memecahkan masalah sesuai tahapan lengkap metode ilmiah.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24