Konsepsi Ketiga, Bersangkutan Dengan Menemu-
3. Konsepsi Ketiga, Bersangkutan Dengan Menemu-
2. Konsepsi Kedua: Menemukan Bentuk Hukum kan “Faktor-faktor Pendorong” atau “Motivasi” Perubahan UUD 1945.
Perubahan UUD 1945.
Dalam praktek ketatanegaraan kita seperti dikukuhkan Ada empat faktor utama yang menjadi dasar perubahan: dalam Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 dan juga Peraturan
(1) Filosofis, antara lain didekati dari sifat hukum tertulis, Tata Tertib MPR(S), ditentukan hanya ada dua bentuk hukum
tidak pernah sempurna.
putusan MPR, yaitu: “KEPUTUSAN” (mengikat ke dalam) (2) Sosiologis, pengalaman selama 40 tahun di bawah dan “KETETAPAN” (mengikat keluar dan ke dalam). Meng-
UUD 1945, yang terjadi adalah suatu bentuk penye- ikuti macam-macam putusan tersebut, maka bentuk hukum
lenggaraan pemerintahan yang otoritarian, berten- perubahan UUD 1945 semestinya dalam bentuk Ketetapan. tangan dengan cita-cita kemerdekaan dan dasar-da- Tetapi hal ini bertentangan dengan doktrin “penggantian sar konstitusi untuk membangun negara demokratis
atau perubahan peraturan perundang-undangan” dan ketentu- an dalam Tap MPRS No. XX/MPRS/1966. Secara hirarkis Tap
berdasarkan atas hukum.
MPR lebih rendah dari UUD 1945. Ini bertentangan dengan (3) Historis, berkenaan dengan riwayat pembentukan prinsip: “Perubahan suatu peraturan hanya dapat dilakukan
dan pemberlakuan kembali UUD 1945, yang bersifat oleh peraturan yang sederajat atau lebih tinggi.
darurat dan sementara.
Ada dua pemikiran: (4) Yuridis, yaitu ketentuan-ketentuan hukum yang (1) Tetap dalam bentuk Ketetapan dengan pengertian
membuka peluang, dan berbagai kelemahan hukum sebagai Ketetapan yang tidak serupa dengan Tap
dalam muatan UUD 1945 (uraian terdahulu mengenai lain, karena secara prosedural dan substantif berbeda
kelemahan UUD 1945).
dengan Tap lain. Model semacam ini dapat dijumpai dalam praktek Negeri Belanda. Dan juga pernah di-
4. Konsepsi Keempat: “Ruang Lingkup” dan
atur dalam UUDS 1950 dan KRIS, sepanjang menge-
“Esensialia” Sistem dan Dasar-dasar Ketata-
nai perubahan, bukan mengenai tugas Konstituante
negaraan RI Menurut UUD 1945.
membuat UUD baru. (1) Ruang Lingkup. Perubahan dibatasi hanya pada Ba- (2) Pemikiran kedua, dengan cara memberi bentuk hu-
tang-Tubuh (termasuk Penjelasan) dan tidak menge- kum tersendiri yaitu dinamakan saja “PERUBAHAN
nai Pembukaan.
UUD 1945”. (Pemikiran ini masih dalam tahap awal Dasar pertimbangannya adalah tata cara perubahan dan sedang ditawarkan). Bentuk kedua ini, tidak akan
yang diatur dalam Pasal 37 merupakan tata cara menimbulkan persoalan tata urutan. Bentuk hukum
yuridis dan hanya berkenaan dengan kaidah yuridis “Perubahan UUD” sederajat dengan UUD.
atau hukum. Pembukaan bukan kaidah yuridis tetapi filosofis karena itu tidak tunduk pada ketentuan Pasal
Kalaupun ada usaha mengubah Pembukaan, hal itu
Misalnya:
merupakan bagian dari tindakan ekstra yuridis yang - Pembatasan waktu bagi Presiden untuk mengesah- antara lain sebagai bagian dari tindakan yang bersifat
kan atau menyatakan menolak RUU yang telah revolusionier.
disetujui DPR.
Diskusi berpendapat, perubahan UUD 1945 merupa- - Pembatasan kewenangan membuat Perpu harus kan tindakan yuridis semata, dalam kerangka se-
dapat menunjukkan secara nyata “hal ikhwal ke- bagaimana diatur sendiri oleh UUD 1945. Karena
gentingan yang memaksa”, harus ada pembatas- hanya terbatas pada Batang-Tubuh dan bukan Pem-
an ruang lingkup. Juga dapat ditentukan Perpu bukaan.
hanya dapat dikeluarkan kalau DPR tidak sedang (2) Esensialia dalam UUD 1945.
bersidang dan lain-lain.
Dalam perubahan UUD 1945, dapat dimuat ketentuan - Pembatasan pemilihan kembali. Hal ini telah di- yang tidak membolehkan esensialia tertentu menjadi
atur.
obyek perubahan dikemudian hari. (3) Mengatur secara lebih rinci, ketentuan yang telah ada Misalnya: Bentuk Negara Kesatuan, Bentuk Peme-
dalam UUD 1945.
rintahan Republik, dan lain-lain, ditegaskan sebagai
Misalnya:
hal yang tidak dapat diubah. Ketentuan semacam ini - Pengertian “mangkat”, “berhenti”, “tidak dapat antara lain diketemukan dalam sistem UUD Peran-
melakukan kewajiban”. Termasuk tata cara peng- cis.
gantian, dan urutan pejabat pengganti selain Wa- kil Presiden.
5. Konsepsi Kelima: Muatan Perubahan
- Kewenangan menguji peraturan perundang-un- Muatan perubahan ditentukan oleh tujuan atau sasaran
dangan oleh kekuasaan kehakiman. yang hendak dicapai, antara lain:
- Rincian hak asasi manusia.
(1) Lebih mengembangkan sistem check and balances se- (4) Mengisi kekosongan, seperti prinsip hak dan kewajib- hingga keseimbangan dan sistem kendali atau kontrol
an negara.
antar lembaga negara dapat berjalan lebih efektif. (5) Restrukturisasi “Susunan Luar” UUD 1945 yaitu “Me- (2) Lebih membatasi kekuasaan Presiden. Selain melalui
niadakan Penjelasan”. Maka muatan penjelasan yang sistem check and balances, kekuasaan Presiden di-
bersifat konstitusional diintegrasikan dalam Batang batasi baik dalam bentuk ketentuan substantif mau-
Tubuh, seperti “prinsip negara berdasarkan atas hu- pun prosedural.
kum”, prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka, dan lain-lain (rincian di muka).
BAB 3
LANDASAN DAN POKOK PIKIRAN PENGISIAN JABATAN PRESIDEN .............................................................