Penggunaan Gendang patam-patam Dalam Aktifitas Menari Dan Menyanyi Pada Masyarakat Karo.
4.3 Penggunaan Gendang patam-patam Dalam Aktifitas Menari Dan Menyanyi Pada Masyarakat Karo.
Gendang patam-patam dalam kebudayaan musik Karo lebih sering disajikan pada acara yang bersifat gembira atau hiburan yang erat kaitannya dengan aktifitas menari (landek) dan menyanyi, dan terkadang dapat pula disajikan dalam upacara kematian tergantung kepada kebutuhannya.
Gendang patam-patam dalam kebudayaan masyarakat Karo Gugung berkembang dalam gendang guro-guro aron. Gendang guro-guro aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan Karo, dengan memakai musik Karo dan perkolong-kolong (Prints, 2004:280).
Dalam pelaksaan gendang guro-guro aron terdapat istilah musikal yang digunakaan dalam kegiatan musiknya. Istilah musikal ini adalah “salihken” yang berarti “tukar/ganti”. Kata salihken yang biasanya diucapkan oleh protokol acara, merupakan sebuah perintah kepada sierjabaten atau penggual untuk menukar/mengganti komposisi musik dengan tempo yang berbeda. Adapun tempo yang ditukar/diganti adalah dari lambat menjadi sedang atau cepat misalnya dari simalungen rayat ke odak-odak, atau dari odak-odak ke gendang patam-patam. Selain kata salihken terdapat pula istilah lain yang digunakan untuk menyatakan peralihan komposisi musiknya, yaitu “patamken”. Pada saat gendang patam- patam dimainkan gerakan kaki aron berubah mengikuti bunyi penganak dengan gerakannya lebih cepat dari yang sebelumnya.
Berkaitan dengan tarian dalam gendang guro-guro aron, Herujen Tarigan (2000:22-23) mengatakan bahwa ada empat bentuk tarian yang ditampilkan dalam guro-guro aron yaitu; (1) landek pengalo-ngalo, (2) landek sada tan, (3) landek salih (patam-patam), dan (4) tari khusus.
Landek pengalo-ngalo merupakan tari khusus untuk orang tua (gendang adat) dan untuk pengulu aron (pemimpin pemuda) serta kemberahen aron , nande dan bapa aron biasanya disajikan dengan iringan gendang simalungen rayat. Pada landek pengalo-ngalo , perkolong-kolong akan menari dan menyanyikan katoneng-katoneng yang berisi akan nasehat, petatah-petitih dan harapan akan sukses dan sehat. Landek sada tan adalah tarian dengan iringan gendang odak- odak yang dilakukan oleh aron khususnya wanita (landek pemerga-merga) dan perkolong-kolong akan menyanyikan lagu populer Karo. Istilah “sada tan” ini diambil dari bentuk tarian wanita yang menggunakan satu tangan secara
bergantian dalam menari dan tangan yang satu lagi membentuk sikut 45derajat 23 . Lebih jauh Tarigan mengatakan bahwa landek salih (patam-patam) sering
dianggap sebagai puncak dari tari guro-guro aron. Hal in dikarenakan beberapa alasan yaitu;
(1).Gendang yang mengiringi tari ini menggunakan cak-cak patam- patam , dengan pengertian bertempo cepat dibanding gendang yang digunakan pada landek pengalo-ngalo dan landek sada tan, (2). Bentuk tarian lebih dinamis, (3). penari dan pasangannya berada pada jarak yang relatif dekat, (4). Memiliki kesempatan untuk saling berbicara, hal ini dikarenakan jarak yang berdekatan.
23 Lihat Herujen Tarigan, 2000:22-23
Jika dibandingkan dengan komposisi musik lainnya dalam mengiringi aron menari, gendang patam-patam merupakan satu komposisi yang memang memiliki tempo yang lebih cepat dan memberikan suasana yang berbeda dari komposisi musik sebelumnya. Hal tersebut dapat dirasakan aron karena awalnya jarak antara aron laki-laki dan aron perempuan berjauhan namun dengan dimainkannya komposisi gendang patam-patam aron laki-laki dan aron perempuan dapat saling berdekatan tetapi tetap dengan tata krama dan sopan santun dalam menari.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa komposisi gendang patam-patam selalu diawali oleh komposisi yang berbeda sebelumnya seperti gendang simalungen rayat atau gendang odak-odak. Baik pada gendang guro- guro aron ataupun acara lainnya hal ini sangat jelas terlihat untuk itu penulis mengambil contoh dalam bentuk tabel yang menggambarkan bagaimana struktur komposisi atau pola ritem dalam aktifitas menari dan menyanyi dalam gendang lima sedalanen maupun gendang kibod dengan beberapa perubahan yang terjadi sebagai berikut:
4.1 Tabel Struktur Komposisi Atau Pola Ritem Dalam Aktifitas Menari Dan
Menyanyi Dalam Gendang lima sedalanen.
Gendang gendang simalungen rayat/ gendang
gendang penutup lima
odak-odak* patam-patam sedalanen
Menari Mengambil (dengan pola
sikap untuk lantai) dan
bersiap-siap bergerak dari
kembali ke Penari
Menari ditempat
tempat (maju- tempat mudur,
dimana dia jongkok-
berdiri berdiri)
semula. Bernyanyi lagu pop daerah (jika
Berhenti dengan iringan gendang simalungen Penyanyi
bernyanyi dan - rayat menyanyikan lagu tradisional menari
Karo)
4.2 Tabel Struktur Komposisi Atau Pola Ritem Dalam Aktifitas Menari Dan
Menyanyi Dalam Iringan Gendang kibod.
Memainkan melodi lagu
populer,
Gendang gendang simalungen
gendang
dengan pola Penutup kibod
rayat/gendang odak-odak* patam-patam
ritem gendang
(dengan pola
sikap untuk
lantai) dan
Menari
bersiap-siap Menari ditempat
bergerak dari
dengan
Penari kembali ke tempat (maju- gerakan yang tempat dimana
mudur,
bebas
dia berdiri
Bernyanyi lagu pop daerah (jika dengan iringan
Berhenti Penyanyi gendang simalungen rayat menyanyi dan
- menyanyikan lagu
menari
tradisional Karo)
Berawal dari gendang guro-guro aron inilah, gendang patam-patam juga disajikan dalam upacara perkawinan. Pola ritem gendang patam-patam pada upacara perkawinan disajikan untuk mengiringi pengantin bernyanyi, hal ini biasanya terdapat dalam acara nganting manok. Namun sekarang acara nganting manuk sudah jarang dilaksanakan, dan sesi bernyanyi untuk pengantin dilaksanakan pada acara pesta adatnya.
Selain dimainkan pada acara yang bersifat gembira pola ritem gendang patam-patam terkadang disajikan dalam konteks upacara kematian. Namun hanya Selain dimainkan pada acara yang bersifat gembira pola ritem gendang patam-patam terkadang disajikan dalam konteks upacara kematian. Namun hanya
Pola ritem gendang patam-patam yang telah diprogram ini kini dapat dimainkan dalam acara hiburan apa saja yang menyertakan gendang kibod. Selain itu program gendang patam-patam ini juga telah disajikan untuk mengiringi lagu Pop daerah Karo yang dikemas dalam kaset komersial. Tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya keyboard dalam kebudayan musik Karo membuat musik tradisional Karo lebih maju dan dikenal oleh masyarakat luar, hal ini terlihat dari banyaknya produksi kaset komersial dengan peminat yang banyak pula.